"Valentino"
"Leyka"
Valentino melepaskan gigitan di leher Leyka lalu mengungkungnya.
"Kalau kau selalu terikat dan memegang dengan jawaban pertama maka aku selalu terikat dan memegang jawaban terakhir.. Seseorang bisa saja berubah pikiran Leyka.. Aku mengatakan kita akan saling melupakan setelah liburan ini.. Karena aku tidak pernah percaya pada mulut manis perempuan Leyka--" kata Valentino dengan penuh penekanan, matanya kemerahan karena air shower terus mengguyurnya.
"--Dan saat kau dengan berani masuk ke kamar ini dengan gaya liarmu, wajar saja aku mengatakannya.. Aku pikir kau perempuan pada umumnya.. Tapi setelah beberapa jam berlalu kepribadianmu telah mengusikku, aku semakin penasaran"
"Setelah penasaranmu hilamg maka kita akan sama - sama menghilang dan melupakan" kata Leyka dengan menyeringai .
"Hentikan Leyka!" Valentino menggebrak dinding dimana Leyka bersandar.
"Kau yang mengatakannya Val!"
"Aku berubah pikiran!"
"Setelah kau ingin berkenalan dengan Ella, kau berubah pikiran?!" Leyka memberanikan dirinya memandang wajah
"Ya Tuhan Leyka.. Aku hanya bercanda.. Aku hanya menggodamu.. Aku ingin tahu mengapa kau begitu marah.. Tidak ada siapapun yang bisa mengambilku seenaknya! Secantik apapun dia!"
"Aku juga tidak perduli Ella atau siapapun mengambilmu dari hadapanku karena kita hanya orang asing Val"
"Leykaa!! Aku rasa aku telah jat--- Sebelum Valentino mengucapkan maksud perkataannya Leyka melu*mat bibir Valentino dengan ganas, pelukannya begitu erat di leher kokoh Valentino yang menghimpit ruang geraknya.
Jatuh cinta padaku kan, Val.. Jangan katakan itu.. Itu hanya akan membuat langkah seseorang terhenti.. Leyka.
Aku jatuh cinta padamu Ley.. Secepat ini? Aku sudah gila.. Kau membuatku gila, Ley..
"Jangan katakan apapun, Mi Carinho" desis Leyka di sela - sela ciumannya. Valentino menyambut ciuman panas itu, jemarinya kian merayapi lekuk tubuh Leyka bak gitar Spanyol yang menjadi icon kesempurnaan di mata semua laki - laki.
Mi carinho (Spanyol).. Itu artinya kekasihku.. aku sedikit banyak tahu Spanyol, Leyka.. batin Valentino dan hatinya berbunga - bunga saat mendengarnya.
Valentino melepas jeratan dan kembali menatap mata Leyka.
"Kenapa aku tidak boleh mengatakan--
"Kadang ada hal - hal yang tidak perlu dikatakan, il mio amore (cintaku; Italy)" bisik Leyka sambil mere*mas rambut di tengkuk Valentino, dengan menggunakan bahasa Italia.
"Kau benar mi Amor.. (cintaku; Spanyol)" Dan Valentino tersenyum dengan membalas menggunakan bahasa Spanyol.
Mereka saling berpandangan dan mengatakan lewat ciuman yang memanas. Ciuman itu tidak beranjak kemanapun, mengatakan lewat mata dan menyampaikan lewat sentuhan. Melu*mat dengan hati tanpa nafsu.
"Apakah masih sakit?" bisik Valentino melepas tautan bibirnya dengan tangannya yang tidak berhenti meremas buah dada Leyka.
"Masih Val"
"Aku tidak akan memaksa, jagung bakar afrika selatanku, memang tidak bisa diragukan lagi ketangguhannya" kata Valentino menyeringai tampan, tatapannya menghunus jantung Leyka, membuatnya lemah dan tidak berdaya. Kekuatan pria Italy, tidak ada yang bisa menolaknya.
"Hmm.. Tapi menyakiti, Val"
"Karena baru pertama Ley.. Cobalah bersamaku seumur hidupmu pasti kau tidak akan kesakitan.. Tapi, aku punya cara lain Ley, yang membuatmu melesat tinggi.. Dan ini tidak akan pernah bisa kau lupakan.. Sekalipun kau ingin" bisik Valentino dengan mendorong tubuh Leyka perlahan.
Dengan cepat Valentino melahap ujung buah dada Leyka dengan mendesahkan kata manis khas ala pria Italia bila bercinta.
"Aahh.. Dolcezza mia (manisku ;italy).. Ohh.. Ley" suara lembut Valentino memanaskan gairah Leyka, Valentino terus melu*mat dan memanggil dolcezza mia dengan merintih, dada Leyka semakin bergemuruh. Valentino menghisapnya, tanda kepemilikan kembali bertebaran.
Ahh aku tidak mau mengingatnya.. Tidak mau mengingatnya Vaalll..
"Oughh Vall.. Mi dulce (manisku;spanyol).. Aahh.. Mi carinho (sayangku;spanyol)" Leyka terus merintih tidak mau kalah dengan bahasa bercinta ala orang Spanyol.
Kau akan mengingatnya.. Kau tidak akan pernah melupakannya Leyka..
Valentino terus merayapi perut Leyka hingga Valentino luruh ke bawah bertumpu pada lututnya, gemericik air tidak terdengar, Valentino mematikan shower itu. Tangannya terus mere*mas pantat Leyka yang padat berisi.
"Aahh Leyka.. Oohh.. Bellissimo (cantik)" desah Valentino saat membentangkan paha Leyka, melihat milik Leyka bagai irisan buah peach yang dikagumi dalam hatinya.
"Vall.." Leyka tertegun dan menahan kepala Valentino dengan menjambak rambutnya.
"Shut up (diamlah), Leyka" Valentino perlahan menggesekkan hidung mancungnya ke milik Leyka.
"Ahh Leyka.. Uhhmm.. Aaahh.. Ranum sekali.. Seperti buah peach di musim semi.. Mia Bella (cantikku).. Aahh Leyka.. I Love it (Aku menyukainya)"
"Val.. Jangan.. Aahh.. Val.." Leyka mulai menggigit bibirnya saat bulu kasar di bawah hidung Valentino ikut merayapi miliknya.
"Aahh.. Ley.. Uhmm Dolcezza mia (manisku)"
"Aaahhh Val.. Aargh.. Vaall" Leyka terus mengerang dengan menjambak rambut Valentino, bibir Valentino kini melahap miliknya, menyesap dan menghisap perlahan. Lidah Valentino menyeruak semakin dalam. Ciuman pria Italia yang mematikan seperti itulah yang Leyka rasakan, ciuman pada miliknya yang ranum juga sangat mematikan.
Valentino terus memainkan ujung lidahnya di buah mungil yang merekah layaknya buah Peach di musim semi. Leyka melayang tinggi, Valentino terus menekan dan menghisapnya, tangan Valentino mencengkeram kuat satu paha Leyka yang telah mendarat di pundaknya. Leyka menegang! Desahannya mulai tidak teratur.
"Aaaahhh Shit.. Val.. Ahhh Val.. Aaargh Stop it"
"Aahh Ley.. Uhmm.. Say my name, Peach (sebut namaku peach)"
"Vaaalllentino.. Aaaarghh.. Aaaa..aaaahhh Vall.. Aaah" Leyka pun mencapai awan biru, dengan nafas terengah - engah dan lutut gemetar Leyka luruh ke pangkuan Valentino dan memeluknya.
"Aahh.. Ahh.. Kau gila" Leyka mengatur nafasnya, tangannya terus mencengkeram leher Valentino dan menyembunyikan wajahnya di kekarnya ceruk leher Valentino.
"Peach"
"Berhenti memanggilku dengan buah itu" Valentino terkekeh dan mengajak Leyka berdiri. Saat berdiri sempurna Leyka justru kembali luruh ke lantai dan mencengkeram kuat jagung bakar Afrika Selatan yang fenomenal di negara itu.
Sebelum Valentino menyadarinya, Leyka telah meng*ulum dan menghisapnya. Mata Valentino membulat melihat kelakuan Leyka.
"Ooh Shit, Leyka!!" pekik Valentino dengan pijakan kakinya seakan gamang menerima serangan balasan dari Leyka.
"Aku akan membalasmu, Toro (banteng ;spanyol;italia)"
"Aaargh Leyka.. Aahh" Valentino menengadahkan wajahnya ke atas dengan memejamkan matanya.
"Look at me, (lihat aku) Val"
"Aahhh Shit Leyka.. Noo.. Argh!" Valentino mengerang dan menyibakkan rambut Leyka dengan nafas tersengal, desahannya semakin keras melihat wajah sayu Leyka dengan menghisap ujung miliknya, tidak sampai setengah, jagung bakar Afrika Selatan itu telah memenuhi mulut Leyka.
Valentino bisa bernafas lega saat Leyka melepaskan jeratan mulutnya dan memandangj wajah Valentino dengan tersenyum.
"Aku akan membalasmu mi carinho (sayangku).. Kau juga tidak akan melupakan ini" Leyka kembali meng*ulum perlahan dan menggerakkan lidahnya. Valentino dibuat melayang layang, ini hal pertama baginya dan ini sangat luarbiasa nikmatnya, pikir Val.
"Uuuhhmmm..Uuhh.. Uhmm.. Look at me Val (lihat aku)..Uhhmm"
"Aaargh Leyka.. Aaaa..aahh.. Awas Leyka.. Aahh.. Aku tidak akan melupakan ini!.. Aaaahh Leykaa.. Shit.. Leyka.. Awas.. Aaargh.. Aaaaah"
"Aaaahh Leyka...Aku tidak menahan.. Uuughhh Leey.. Aaaaaargh.. Aaaaahh.." Leyka justru terpejam, Leyka tidak juga menjauh saat Valentino berada dititik puncaknya. Leyka membiarkan mayonaise memenuhi mulutnya dan menelannya, Valentino membelalakan matanya. Setengah mati Valentino mengatur nafasnya, namun Leyka hanya menyeringai penuh kepuasan. Leykapun bangkit berdiri dan disambut pelukan Valentino yang telah menghidupkan kembali shower itu.
"Leyka, iI mio amore (cintaku;Italy).. Kenapa kau melakukannya.. Kau ingin aku tidak melupakannya?-- percayalah, aku tidak akan melupakannya, il mio amore.. " Valentino memeluk Leyka sangat erat. Seerat pelukan Leyka yang menancapkan kukunya.
Ini berbahaya.. Pria Italia ini berbahaya.. Leyka kau tidak boleh jatuh.. Leyka.
Mereka pun mandi bersama, bermain dengan busa sabun seperti layaknya anak kecil, mereka tertawa bersama, mengukir kisah konyol yang akan segera mereka lupakan. Namun kisah sesaat itu akankah cepat berlalu?
...**...
"Leyka.. Apa kau lapar?" Tanya Valentino setelah selesai melihat Leyka berpakaian santai, celana pendek dengan tanktop putih bunga - bunga.
"Tidak, aku hanya ingin sesuatu yang manis" jawab Leyka memunggungi Valentino dan merias wajahnya, rambutnya setengah kering tergerai rapi hampir menyentuh pinggangnya, Leyka telah menyisirnya terlebih dahulu sebelum merias wajahnya.
"Ley, apa kamu mau pergi ke lounge bar? Di kereta ini ada club dengan mini bar kita bisa bersantai di gerbong paling belakang, melihat sunset"
"Tapi bagaimana bila aku bertemu petugas"
"Kau akan berjalan di belakangku, Peach"
"Berhenti memanggilku namaku seperti itu Toro (banteng;Spanyol;Italy) " Valentino tergelak namun terdiam saat dipanggil toro oleh Leyka.
"Hei aku bukan banteng.. Setidaknya nama julukanku padamu itu nama buah bukan hewan"
"Karena tingkah mu seperti toro..(banteng)!" Leyka membalikkan tubuhnya dan Leyka telah memoles wajahnya dengan make up tipisnya namun natural.
"Ley.. Kau cantik sekali" Valentino terpana dengan wajah Leyka yang berseri - seri, tidak terlihat lelah padahal mereka baru menyelesaikan acara mandi dengan perang mulut di area sensitifnya.
"Dari bayi Val" jawab Leyka asal sambil mematutkan pakaiannya di cermin.
"Kapan narsismu hilang" Valentino melengos dan menatap kearah luar jendela.
"Sampai Firaun bangkit dari kubur" jawab Leyka asal.
"Itu artiya--- Valentino berpikir sejenak.
"Akhir zaman.. Kiamat Val.. Kelamaan mikir" jawab Leyka memunggungi Valentino yang duduk di sofa tempat mereka menghabiskan makan siang.
Valentino bangkit berdiri dan dengan gemas memeluk Leyka dari belakang.
"Kenapa kau sangat menyebalkan dan membuatku tidak pernah bisa marah" kata Valentino sambil mencium pundak Leyka dan menggesekkan dagunya.
"Val, hentikan.. Katanya mau ke club"
"Ya sudah ayo-- Tunggu di depan pintu, aku yang akan berjalan sampai pintu gerbong itu, aku akan memberikanmu kode dan kamu harus cepat lari kearahku, mengerti?"
"Hmm" Leyka menyambar tas tangannya dan memakai flatshoes unik dengan pernak pernik khas Afrika Selatan yang baru di belinya sebelum tiba di stasiun Capetown.
Valentino menoleh ke kiri dan ke kanan lalu keluar dari pintu kamarnya kemudian berjalan menyusuri koridor kereta api itu hingga sampai di pintu gerbong yang menuju ke gerbong berikutnya. Valentino kemudian memberi kode dan Leyka berjalan kearahnya. Melihat Leyka setengah berlari kearahnya membuat Valentino berdebar, rambut Leyka mengeriap seperti ombak yang siap menghantam karang.
Mereka terus berjalan melewati gerbong demi gerbong, diantara lalu lalangnya para wisatawan. Dan sampailah mereka di club yang berada di dalam kereta api The Blue Train.
"Val, kita sampai" bisik Leyka dengan tangan yang di genggam selalu oleh Valentino, genggaman possesif seakan Leyka adalah miliknya seutuhnya.
"Peach kau mau pesan apa, dolcezza mia ?"
"Apapun yang kau pesan, Carinho" bisik Leyka tanpa melihat kearah Valentino matanya tertuju pada hamparan perkebunan anggur terbesar di Afrika Selatan.
"Pergilah dahulu ke belakang mini bar ini, carilah tempat duduk yang nyaman Ley" pinta Valentino yang tengah membaca buku menu. Leyka pun melepaskan diri dari genggaman Valentino dan berjalan ke arah belakang, gerbong paling belakang dengan pemandangan eksotis.
Leyka terpana melihatnya, bentangan kaca yang menampilkan pemandangan yang menakjubkan, tempat itu masih saja sepi, mungkin nanti malam akan banyak pengunjung yang ingin menghabiskan waktunya disini
Leyka akhirnya memilih meja paling ujung, matanya benar - benar dimanjakan akan keindahan di depannya.,,
Valentino sudah terlihat berjalan kearah Leyka. Leyka memandang tubuh tegap yang selalu melemparkan senyuman khasnya.
Lelaki idaman.. Sayang sekali.. kita hanya orang asing Val.. Kita akan melupakan satu sama lain..
"Ley.. Indah sekali kan.. "
"Iya Val.. Semua sesuai yang dikatakan Ayahku" kata Leyka tanpa menoleh. Kesempatan itu dipakai Valentino mengambil foto Leyka.
"Ley..bagus kan?-- Valentino menunjukkan hasil fotonya dengan senyuman lebarnya --Aku akan mengunggahnya di sosial media dan dunia akan gempar" desis Valentino membuat Leyka tidak mengerti.
"Akan gempar?" Valentino duduk dan tidak menjawab rasa penasaran Leyka, Valentino sibuk dengan ponselnya.
"Vall...!"
"Sebentar Peach-- ada yang kurang -- Ley, kemarilah.. duduklah di pangkuanku" Valentino mengulurkan tangannya dan Leyka bangkit berdiri menerima uluran tangan Valentino dan duduk menyamping di pangkuan Valentino.
"Val, kenapa gempar?" masih penasaran.
"Kita foto dulu Ley" Valentino mengarahkan kamera depan mode selfie.
"Tidak, aku tidak mau!" Leyka menyembunyikan wajahnya diceruk leher Valentino namun kamera bekerja secara otomatis 10 kali shoot dalam jeda waktu per 5 detik.
"Percayalah hanya untuk koleksi pribadiku dan aku akan mengunggah kita dan tidak memperlihatkan wajahmu kalau kau keberatan"
"Benarkah? Jangan sampai wajahku terlihat!"
"Iya mi carinho (sayangku;spanyol)" kata Valentino mengutip bahasa Spanyol.
"Aku tidak menyukai wajahku di sosial media"
"Mengapa, Ley?"
"Karena jutaan dollar laki - laki akan mengejarku Val, entah untuk membuli atau mengagumi atau akan mencabuli fotoku"
"Hehhmm.. Mengapa harus dollar? Itu artinya semua penduduk bumi ini, Nona Narsis"
"Kau benar.. semua laki - laki di bumi ini" Leyka tergelak kemudian.
"Narsis" gumam Valentino menggelengkan kepalanya.
"Ley.. Kita foto lagi.. Ini 10 kali jepretan dan setiap 5 detik berubah posisi dan ikuti instruksiku, biarkan rambutmu tergerai dan menghadaplah ke samping, kita jangan melihat ke kamera.. Sunsetnya indah sekali, Peach"
"Baiklah, toro (banteng)" Valentinopun bersiap dengan kameranya.
"Cium keningku, Peach"
"Tatap mataku" Mereka mulai berdebar.
"Cium bibirku"
"Peluk aku Peach"
"Belai pipiku, lihat aku"
"Tempelkan hidungmu ke hidungku"
"Aku mau keningmu dan tersenyumlah, Ley" bisik Valentino.
"Peach.. cium bibirku lagi" Saat bibir mereka menempel, Valentino melu*mat bibir Leyka dan terpancing untuk meneruskan tidak perduli 5 detik berlalu, Valentino dan Leyka tenggelam dalam ciuman yang hangat di senja itu.
-
-
Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangku yaa Reader Tersayang.
Biar aku semangat nulis lagu disela - sela waktu jadwal kuliahku yang padat. Terima kasih Reader tersayang 😘😘🥰🥰💕💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
𝗺𝗹𝗵 𝗻𝗴𝗲𝗿𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝗽 𝗸𝗼𝗿𝗲𝗼 𝗴𝗿𝗮𝗳𝗲𝗿
2024-05-06
1
🔮S⃟M•🅻Ɇ₥฿Ʉ🅞ℝ🅨𝙪𝙮𝙪ᵔᴥᵔ
baca novel ini bawaanya panas Mulu...Pak misua siniii🥰🥰
2024-01-03
2
Maple🍁
Klau bca Karya Author ALSIB 100% Suami hrus Stand By di smpingQ🤭😂
2023-07-14
2