"Ley keretanya melambat" Leyka yang masih telanjang akhir bangkit dari ranjang dengan menahan sakit dipangkal pahanya dan menuju ke sofa dan duduk di dekat jendela yang berkaca lebar dengan menyuguhkan pemandangan yang sangat menakjubkan. Valentino yang telah melilitkan handuk di pinggangnya duduk di seberangnya. Leyka mengangkat kedua kakinya, menekuknya hingga lututnya menutupi dadanya.
"Akan banyak hewan di belantara sabana yang Blue Train lewati, mereka biasanya menyeberangi rel kereta, ada rusa, ada gajah, bahkan ada singa, ada harimau--
"Dan ada naga api" kata Valentino menyela dan melirik kebawah pangkal pahanya yang ditutupi handuk.
"Hisst" dan Valentino terkekeh dengan mengerlingkan matanya saat Leyka mendengus kearahnya sambil mengambil teropong binocular yang tersedia di seluruh ruangan kereta api Blue Train. Leyka menempelkan teropong itu di mata indahnya dan melihat pemandangan yang terhampar di sisi kereta api itu.
"Ada zebra... Indah sekali.. Ini seperti yang Ayahku ceritakan"
"Ley apakah ada orang, kau telanjang Ley"
"Mungkin ada.. Ada banyak Ranger yang bertugas di sabana ini, mereka penjaga hutan yang menjaga keamanan di daerah ini" Leyka terus mengintai lewat teropongnya dan pandangannya mengikuti Valentino yang telah berlarian ke almari mengambil bathrope.
Hmm.. Sexy.. batin Leyka saat melihat pantat Valentino dari belakang dan Leyka terkejut saat Valentino berbalik ke arahnya dan Leyka sontak mengarahkan kembali ke sabana yang di lewati Blue Train.
"Mesumm, dasar gadis liar-- Apa yang kau lihat? Pantat sexyku?" kata Valentino melempar bathrope ke arah Leyka hingga menutupi kepalanya.
"Vaall!!" Leyka buru - buru meletakkan teropongnya dan memakai bathropenya saat ingin mengambilnya, teropong itu sudah pindah ke tangan Valentino yang sedang mengamati dirinya.
"Valll.. Mana teropongnya.. Kenapa kau ikut- ikutan.. Kamu membalas dendam ya.. Mana ihhh!" Valentino akhirnya duduk lagi dan terus meneropong ke arah Leyka.
"Ley.. Kamu cantik Ley kalau di amati satu persatu wajahmu"
Sumpah kau cantik Ley.. Aku jadi betah melihatnya..
"Val, aku terlahir cantik dan sexy dari bayi.. Dan kau orang yang ke 100 juta dollar yang mengatakannya.. Vall.. Mana teropongnya!" kata Leyka dengan bersungut dan mengulurkan tangannya meraih teropong itu namun tangannya tidak sampai karena mereka dipisah meja yang bisa dilipat.
"Narsis"
"Seluruh dunia mengakuinya, kalau tidak mengakuinya itu tandanya dia buta.. Cepaat Val.. Manaa teropongnya!"
"Ley, lubang hidung kamu ada upilnya Ley" kata Valentino dengan terkekeh. Leyka pun mengambil kotoran di lubang hidungnya dan menggulung - gulung dan dijentikkan ke arah Valentino.
"Leykaaaaa!! Jorok sekali kamu!" Valentino meletakkan teropong yang dipegangnya lalu bangkit berdiri dan menghampiri Leyka yang telah tertawa terbahak - bahak lalu menghimpit tubuh Leyka dan mencengkeram pinggangnya, Leyka semakin tertawa kegelian dibuatnya.
"Okay ampuuuunnn Vall" Valentino akhirnya duduk berdesakan disamping Leyka dan melingkarkan tangannya di perut Leyka.
"Ley, berapa umurmu?" Tanya Valentino sambil menyingkirkan rambut Leyka dari pundaknya agar Val bisa mendaratkan dagunya disana, sementara Leyka yang membelakanginya mengambil teropong dan memainkannya.
"22-- Kau?"
"27"
"Tua" jawab Leyka singkat dan Valentino mencubit pinggang Leyka.
"Heeii.. Aku masih muda.. Tua - tua begini aku masih strong"
"Kamu di Italy dimananya, Val?"
"Roma-- dan Spanyolmu dimana Ley?"
"Palma"
"Kota yang menyenangkan" cicit Valentino.
"Tidak untukku" jawab Leyka membuat Valentino mengernyitkan alisnya.
"Kau bekerja?" tanya Valentino lagi.
"Tidak, aku baru lulus Val.. Dan kau.. Kau seperti pria mapan, sampai kau menyewa room honeymoon untuk diri sendiri, menyedihkan" ejek Leyka membuat Val merasa jatuh harga dirinya sebagai laki - laki.
"Shit.. Aku menyewa ini memang untuk honeymoon, bersama calon istriku.. Yang sekarang menjadi mantan calon istri, kami telah bertunangan selama dua tahun, tapi kandas" kata Valentino sambil mengecup pundak Leyka, mata Valentino masih menatap wajah Leyka dari samping, yang sibuk dengan teropong binocular.
"Jadi kau tidak jadi menikah? Ha..Ha..Ha.. Jadi kau meratapi tempat ini.. Wah Val, Kau kembali berhutang budi padaku, lihat saja tidak ada kesedihan di wajahmu" ledek Leyka lagi membuat Valentino mendengus kesal.
"Kenapa kau menyebalkan sekali? Kau tahu kalau aku sudah kesal suka membanting apapun di depanku"
"Wahh menarik" goda Leyka.
"Apanya"
"Didepanmu adalah aku Val" Leyka terkekeh dan Valentino menggigit kecil pundak Leyka dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Aaaw Val-- Leyka menggedikkan bahunya saat Valentino menggigitnya, gelenyar demi gelenyar berlarian menghampiri pangkal pahanya --Val ada cheetah.. Lihat!" Leyka mengalihkan dan meletakkan teropongnya langsung ke mata Valentino.
"Itu seperti dirimu, Ley"
"Aku?"
"Hmm-- Valentino memberikan teropongnya dan kembali memeluk Leyka dan mendaratkan dagunya di pundak Leyka dekat dengan leher Leyka --Kau liar, hatimu susah ditakhlukkan"
"Kenapa kau bisa menyimpulkan begitu?"
"Karena kau ternyata masih virgin, aku tidak bisa bayangkan semua pria menjauhimu" Valentino tergelak penuh kemenangan, Leykapun mendelik kesal.
"Dan hanya kau yang mendekatiku seperti ini" Leyka kembali sibuk dengan meneropong, memandang kehidupan sabana yang ada di depan matanya, pemandangan itu begitu menyihirnya.
"Karena ternyata gadis liar itu menyenangkan" kata Valentino menghirup aroma tubuh Leyka dengan mata terpejam, keindahan di luar sana tidak ia perdulikan, karena keindahan yang sesungguhnya ada didepan matanya.
"Ternyata??-- Leyka menoleh ke arah Valentino lalu tertawa. --Aku bisa bayangkan mantan tunanganmu, seorang wanita bangsawan yang berdandan menor, berambut rapi, berhigheels, berdress norak penuh renda - renda, penuh sopan santun menjaga bicaranya dan kalau duduk atau berjalan selalu tegap dan mengangkat kepalanya-- Membosankan" Valentino tertawa dibuatnya.
"Kau benar - benar peramal ulung, Ley.. Sepertinya kau tahu kehidupan para bangsawan, tapi mantan tunanganku bukan dari bangsawan, tapi perilakunya seperti itu"
"Wahh wanita seperti itu penuh ambisi"
"Kenapa kau cepat sekali menilai orang yang belum kau kenal, kau melihatnya juga belum-- Tapi tebakanmu benar" kata Valentino dengan gemas dan mencium pipi Leyka.
Kenapa hatiku berdebar Val.. Kau lembut sekali seperti Ayahku..
"Karena aku dikelilingi orang seperti itu di Palma dan aku bukan orang bodoh sepertimu, Val.. Yang salah meramal" sarkas Leyka membuat Valentino kembali kesal.
"Mulai menyebalkan!" Valentino mengeratkan pelukannya. "Mulai menarik" dan Leyka senang sekali menggodanya.
"Leey!!" Valentino mere*mas pinggang Leyka dan menancapkan giginya di puncak bahu Leyka, siap menggigitnya.
"Hahahah Okay.. Okay.. Ampuuunn" Valentino melepaskan dan kembali mendaratkan dagunya di pundak Leyka sesekali Valentino meniup - niup telinga Leyka dan membuat Leyka menggeliat.
"Ibuku, keturunan seorang bangsawan Val.. Hidupnya penuh peraturan yang rumit, tapi Ibuku mencintai lelaki biasa, seorang masinis"
"Hmm.. Pantas saja-- Tapi mengapa kau bisa liar begini?"
"Ayahku seorang masinis di Palma, tapi Ayahku setiap 3 bulan sekali menjadi masinis di Blue Train, di kereta ini"
"Wah ckck.. Itu amazing Ley.. Aku ingin berkenalan dengan Ayahmu, ehm.. Ehh.. Tentu saja kalau kau tidak keberatan"
"Benarkah?"
"Iyaa" jawab Valentino diujung telinga Leyka.
"Ehm.. Kaca jendela ini sangat besar dan bisa di buka, kau bisa melompat di jembatan tertinggi yang akan dilalui blue train, kau bisa menyusul Ayahku dan sampaikan rasa rinduku,Val.. Karena Ayahku telah meninggal"
"Leeyykaaa!" dan Valentino kembali mendengus kesal sementara Leyka terus tertawa. Valentino akhirnya merebut teropong itu dan menggendong paksa tubuh Leyka dan di hempaskan ke ranjang, Valentino merangkak ke atas tubuh Leyka lalu menarik handuknya kemudian menindihnya. Leyka terus tergelak.
"Kenapa kau menyebalkan sekali, tapi aku tidak bisa marah padamu, kamu semakin membuatku penasaran"
"Val, please.. Kamu mau apa.. Percayalah aku tidak mau berakhir dengan desahan"
"Mengapa?"
"Karena aku sangat lapar"
"Kasian, Dolcezza mia (Manisku).. Tapi aku juga sangat lapar" kata Valentino dengan melirik kebawah, dimana jagung bakar Afrika Selatan itu telah menjulang mengerikan, Leyka bergidik ngeri.
"Bagaimana kalau aku pingsan"
"Ley, kamu menyebalkan dan penuh tipuan" Valentino penarik tali bathrope Leyka, titik - titik kemerahan telah tersemat dimana - mana dan itu membuat Valentino semakin terbakar.
"Valentino, aku bersumpah aku sangat lapar dan ini masih sangat perih"
"Baiklah aku akan memesan makanan, kau mau makan apa?" tanya Valentino sambil menciumi dada Leyka.
"Hmm ahh.. Val.. Ehm aku mau steak saja.. Itu makanan favoritku" kata Leyka lagi dan lagi berkhianat pada hasratnya yang tersulut buaian Valentino.
"Aku akan memesan juga sama denganmu" kata Valentino merebahkan tubuhnya disebelah Leyka dan meraih ganggang telepon kemudian memesan makanan. Valentino kemudian bangkit berdiri dan menyambar handuknya kemudian membuka champange dan dituangkan ke dalam dua gelas champange, lalu Valentino kembali ke ke ranjang dan memberikan satu gelas untuk Leyka, yang telah duduk dengan bathropenya yang terbuka.
"Ini champange terbaik yang pernah aku minum" ujar Leyka.
"Ley, itu karena kau minumnya bersamaku-- Happy Valentine Ley"
"Happy Valentine, Val" mereka pun mendentingkan gelas dan menyesapnya perlahan.
"Ley, lalu bagaimana Ibumu?"
"Ehmm.. Ibuku menikah lagi"
"Sepertinya kau tidak menyukai.. Ehmm.. Dari nada bicaramu"
"Val, aku tidak pernah menceritakan apapun kepada orang asing-- Tapi itu tidak ada salahnya saat ini, karena setelah masa liburan berakhir, kita akan saling melupakan.. Apa yang kau ceritakan padaku dan apa yang aku ceritakan padamu, kita tidak akan mengingatnya"
Jadi itu maumu Ley.. Kau benar.. Tapi .. Ahh sudahlahh..
"Ehm.. Untung kamu disini cuma 10 hari Ley, coba lebih lama sedikit, kita pasti tidak akan saling melupakan" Valentino meletakkan gelas yang ada ditangannya ke nakas dan mengambil gelas yang ada di tangan Leyka karena telah kosong, lalu diletakkan juga ke nakas.
Valentino memiringkan tubuhnya dan merapatkan ke tubuh Leyka yang setengah bersandar di headboard ranjang.
"Val, selama apapun aku bisa menjadikanmu orang asing"
"Sadis.. Kita bisa berteman Ley"
"Aku tidak percaya pada hubungan apapun, teman, sahabat atau kekasih, aku hanya percaya hubungan antara orangtua dan anaknya, bahkan persaudaraan aku tidak percaya"
"Ley, apa hidupmu sangat mengerikan?" tanya Valentino sambil menyingkirkan anak rambut yang berkeriap hingga ke dadanya.
"Tidak juga.. Tapi menyebalkan-- Lalu bagaimana denganmu Val, ceritakan tentang kegagalanmu menikahi tunanganmu" Leyka merubah posisinya, menarik tubuhnya dan memiringkan tubuhnya berhadapan dengan Valentino, sejurus pandangannya mereka saling menatap.
"Namanya Rebecca, aku menjalin hubungan dengannya selama dua tahun, aku di kenalkan temanku, sejak saat itu dia selalu saja muncul dihadapanku.. Aku sangat sibuk, Ley.. Aku tidak punya waktu untuk mencari kekasih, Rebecca hadir dan membuatku nyaman"
"Nyaman? Apakah itu Cinta, Val? Kalau nyaman itu Cinta, saat aku berada disini bersamamu, aku nyaman itu berarti juga Cinta? Saat aku bicara pada petugas dan menimbulkan rasa nyaman, apakah itu juga Cinta? Kau gila Val!" Leyka tergelak kemudian.
"Tapi dalam Cinta ada kenyamanan Ley"
"Menurutku lebih dari itu.. Kalau hanya nyaman itu bukan Cinta.. Menurutku lebih dari itu, Cinta harus ada sesuatu yang besar Val.. Sangat besar melebihi dunia ini dan sangat sulit di jelaskan, tidak ada alasannya tapi hanya bisa dirasakan, perasaan itu akan merasuk hingga menguasai seluruh jiwa raga hatimu sampai meluap dan kau tidak bisa membendungnya.. Kalau hanya nyaman, aku pasti menerima laki - laki seumuran si Loco (Loko ; Gila) itu untuk menikah dengannya.. Tapi aku memilih terbang kesini dan berakhir disini dan entah mengapa aku sangat nyaman, tapi ini bukan Cinta Val"
"Ley? Si Loco itu siapa?"
"Pria yang menikahi Ibuku"
"Maafkan aku.. Aku jadi mengingatkan sesuatu yang tidak seharusnya"
"Its Okay, Val.. Kau ingin mengenalku kan? Dan kita akan melupakan setelah liburan ini"
"Bagaimana bila aku tidak ingin melupakan?" Valentino merapatkan tubuhnya, menghimpit tubuh Leyka kemudian mendorong perlahan hingga tubuh Leyka hingga kini ai berada diatasnya, menindihnya.
"Itu urusanmu, karena bagiku laki - laki sama saja, kecuali Ayahku" kata Leyka sambil membelai rahang Valentino dan memandangnya dengan mata sayu yang menyusuri wajah Valentino yang memiliki garis wajah yang tegas.
Mata abu - abu khas pria Italia, mata tajam yang meruntuhkan hati para wanita, alisnya dan hidung mancungnya dengan batang hidung yang tegas, rambut hitam pekat dengan bulu - bulu kasar yang memenuhi dagu rahang jambang dan diatas bibirnya, menyempurnakan wajah bak dewa ketampanan yang di buang dari nirwana.
Valentino mengecup perlahan bibir Leyka dengan mata tajamnya, Leyka kemudian membelai bibir itu, Leyka diam - diam mengagumi bibir yang mempunyai kekuatan melumpuhkan pertahanannya. Valentino pencium yang handal, bahkan suatu survey dari 100 wanita yang di lansir dari sebuah majalah terkenal 'Vogue' mengatakan, Pria Italia pemilik ciuman yang handal, mereka pemilik ciuman mematikan yang tidak pernah bisa dilupakan.
"Kau pencium yang handal, Val.. Siapa saja yang pernah mendapatkan ciumanmu" kata Leyka dengan suara lembut dan lirih, Valentino tersenyum lebar mendengarnya.
"Apa kau percaya bahwa kau yang pertama bagiku Ley?"
"Tidak mungkin" desis Leyka.
"Ley, bibir Wanita Spanyol adalah bibir yang menjadi incaran Pria Italia, saat melihatmu tadi aku yakin kau dari Spanyol, aku tahu dari aksenmu dan benar saja, gadis liar ini dari Spanyol dan aku selalu ingin mengicipi bibir Spanyol-- Valentino kemudian melu*mat bibir Leyka, lalu dilepaskan --kau harus berhati - hati dengan Pria Italia, Ley"
"Mengicipi? Baji*ngan kau Val"
"Aku sudah katakan dari awal, kau membuat kesalahan dengan memasuki kamar ini" bisik Valentino.
"Kau yang harus waspada, Wanita Spanyol pandai mematahkan hati dan meremukkan jantungmu" ujar Leyka sambil mendorong tubuh Valentino dan mengubah posisinya diatas tubuh pria Itu. Valentino tersenyum dengan mata takjubnya.
"Ku akui.. Tubuhmu sangat sexy" kata Valentino dengan membelai kedua dada Leyka yang menggunung.
"Dunia mengakui Val.. Bahkan jagung bakar Afrika Selatanmu, telah mengatakannya padaku, padahal belum pemanasan" ujar Leyka merasakan milik Valentino telah mengeras saat mendudukinya. Sementara pipi Valentino telah memerah dan merutuki jagung bakar Afrika Selatan itu dalam hatinya.
"Narsis" desis Valentino dengan menarik lengan Leyka hingga tubuh Leyka menekan dada Valentino dan menekan tengkuk Leyka, melu*mat bibir sexy Leyka dengan ganas.
-
Bila kamu menyukai Novel ini, Jangan Lupa Dukungan Vote, Like, Komen, Koin, Poin dan Rate bintangku yaa Reader Tersayang.
Biar aku semangat nulis lagu disela - sela waktu jadwal kuliahku yang padat. Terima kasih Reader tersayang 😘😘🥰🥰💕💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
𝗽𝗱𝗵𝗹 𝗽𝗻𝗷 𝗴 𝗯𝗴𝘁. 𝘁𝗼 𝗯𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮 𝗱𝗶𝗸𝗶 𝘁
2024-05-06
0
🔮S⃟M•🅻Ɇ₥฿Ʉ🅞ℝ🅨𝙪𝙮𝙪ᵔᴥᵔ
🥰🥰🥰🥰
2024-01-02
2
Alea Wahyudi
bikin puyeng si othorr....🤭
2022-12-13
0