Bab 5

“Jadi, kalian berdua hari ini… kerja kelompok?” tanya Mika yang duduk di depan mejaku.

“Iya, tapi… aku tak tahu harus memberikan alasan apa kepada Andra dan Arya nanti.”

“Bilang saja kita kerja kelompok,” jawab Jasmin

Aku dan Jasmin memang sekelas di 11 IPA 3 berbeda dengan Mika yang ada di kelas 11 IPS 3, tapi kami selalu bersama-sama setiap istirahat ataupun sebelum masuk seperti sekarang.

“Yang ada mereka akan ikut kerja kelompok.”

Jasmin dan Mika mengangguk mengerti karena selama ini setiap aku kerja kelompok mereka akan ikut kerja kelompok walaupun akhirnya mereka mengacau dengan mengganggu kami.

“Kalau gini gimana.” Kami menatap Mika dengan semangat, “Kita bilang saja kita perlu cari apa kek ke Ciwalk (Cihampelas Walk, Mall yang berada di daerah Cihampelas), nah nanti kamu kasih tahu Dion biar ketemuannya di sana saja.”

“Kalau mereka mau ikut gimana?”

“Iya, apalagi ke mall mereka pasti ikut,” ucapku sambil mengangguk setuju dengan pertanyaan Jasmin.

“Tenang… Andra biar aku yang atur, aku akan minta Nadia supaya mengalihkan perhatiannya, nah tinggal Arya nih.”

“Oh iya! Kamu kan sekelas sama Nadia.”

“Iya makanya tenang saja, Nadia orangnya asik kok,” ujar Mika membuatku tersenyum sambil mengangguk.

“Sudah bel, nanti istirahat kita pikirin soal Arya,” ucap Mika sambil berdiri, “Aku ke kelas dulu ya.”

“Iya, daaag!” seruku dan Jasmin berbarengan.

Tak berapa lama Ibu Dwi guru biologi masuk dan dengan senyum ramahnya beliau menjawab salam kami, sebelum akhirnya berkata.

“Keluarkan buku ulangannya, kita ulangan hari ini.”

“Yaaah, kok dadakan, Bu?”

“Kok gak dikasih tahu dulu, Bu?”

Seketika sekelas heboh melakukan protes yang membuat guru senior itu harus memukul meja untuk membuat kami diam sebelum berkata.

“Kaya yang mau ngapalin saja kalau dikasih tahu sebelumnya, ok! Ibu kasih waktu 10 menit buat kalian baca dari Bab 5 sampai Bab 7, setelah itu kita ulangan.”

Walau masih menggumam protes akhirnya mau tidak mau kami semua mulai membaca buku paket dan catatan selama ini.

Bel istirahat membuatku dan Jasmin langsung keluar dan menuju kelas Mika, kami mengintip di jendela dan ku lihat Mika tengah berbicara dengan Nadin.

“Mik!” Panggil Jasmin.

Mika mengangkat tangannya meminta kami untuk menunggu sebentar sebelum akhirnya dia bergabung dengan kami.

“Misi selesai!” serunya sambil merangkul bahuku dan Jasmin dan mulai berjalan menyusuri koridor sekolah.

“Dia setuju?” tanyaku dengan mata terbelalak menatap Mika yang tersenyum sambil mengangguk-anggukan kepala.

“Setuju dong, masa dia gak mau bantuin calon adik iparnya.”

“Ckkk, adik ipar apaan sih,” ujarku, selama ini aku memang tak pernah dekat dengan pacar Andra atau Arya, entahlah karena aku merasa seperti mereka akan merebut dua saudaraku itu dariku.

“Hahaha, kalau kamu mau Dion diterima Andra dan Arya, kamu juga harus menerima Nadia dan pacarnya Arya.”

Aku hanya mengangkat bahu mendengar ucapan Jasmin sambil berjalan ke kantin yang ternyata sudah penuh dan akhirnya kami memutuskan membungkus batagor untuk di makan di kursi taman dekat lapangan.

“Jadi tinggal Arya ya,” Jasmin berkata sambil makan batagor dalam plastik.

“Gak usah khawatir,” ucap Mika sambil makan batagor seperti Jasmin, “Nadia tadi bilang dia akan mengurus Arya.”

“Beneran?” tanyaku dengan mulut penuh batagor

“Iya, sekarang tinggal kamu kasih tahu Dion nanti ketemuannya di Ciwalk saja.”

Aku baru saja mengambil ponselku ketika kami mendengar teriakan dari lapangan.

“Dion! Oper sini, Yon.”

Membuat kami bertiga yang dari tadi hanya fokus kepada batagor, kini seketika langsung menatap ke arah lapangan dan mencari sosok laki-laki yang dari tadi menjadi objek pembicaraan kami, dan di sanalah dia berada sedang berlari mengejar bola dengan keringat bercucuran membuat pakaian olah raganya sedikit menempel pada badannya.

“Ya Allah, Ja, sekarang aku tahu kenapa kamu suka sama dia.”

Mika mengangguk setuju dengan ucapan Jasmin, “Dia kereeen.” Kali ini Jasmin yang mengangguk setuju membuatku tersenyum bangga.

Dion hari ini memang terlihat keren, sesekali dia akan tertawa, sesekali ku lihat dia terengah-engah karena lelah tapi senyum dan tawa tak pernah lepas dari bibirnya, sampai akhirnya dia menyadari kami tengah memperhatikannya membuatnya menatap ke arah kami dengan mata kami saling pandang.

Dengan berlari kecil dia menuju ke arahku kemudian berjongkok di samping kursi yang ku duduki sambil membetulkan tali sepatunya.

“Nanti jadikan kita kerja kelompok?”

Diam-diam aku tersenyum mendengar pertanyaannya.

“Iya, tapi kita ketemuan di Ciwalk saja ya.”

Sesaat dia menatap ke arahku sebelum akhirnya kembali mengikat sepatu sebelahnya lagi sambil bertanya.

“Kenapa?”

“Aku belum memberitahu saudara-saudaraku.”

Dia terdiam beberapa saat kemudian berdiri, “Baiklah, aku akan menghubungimu kalau sudah sampai Ciwalk.”

Aku mengangguk mengerti.

“Yon, ganti baju yuk?” Ajak Topan yang dijawab anggukan olehnya.

“Aku ganti baju dulu ya.”

“Iya.”

“Sampai nanti.” Dia kemudian berlari menyusul teman-temannya yang langsung membuat Mika dan Jasmin heboh.

“Cieee…”

“Hahaha… apaan sih!”

“Aku ganti baju dulu ya.” Mika berusaha meniru ucapan Dion tadi.

“Hahaha… mau ganti baju saja pakai pamit segala,” ujar Jasmin membuatku tertawa sambil berdiri dan berjalan menuju kelas dengan mereka berdua terus menggodaku, dan baru berhenti ketika Andra yang sekelas dengan Dion memanggilku masih dengan seragam olah raganya yang basah oleh keringat.

“Tadi ulangan biologi?” tanya Andra dengan serius.

“Iya.”

“Soalnya apa saja?”

“Bab 5 sampai bab 7.”

“Iya, tapi apa?”

“Soalnya beda, orang soalnya di dikte Bu Dwi.”

“Iya, siapa tahu ada yang sama, cepat apaan?"

Aku-pun akhirnya menyerah dan memberitahunya soal apa saja yang tadi keluar saat ulangan. Kadang posisi kami yang tidak sekelas ada untungnya juga karena bisa saling info soal-soal ulangan seperti sekarang.

Hari itu aku benar-benar tak sabar menunggu bel pulang sekolah melebihi hari-hari sebelumnya, kaki seolah gatal ingin cepat berlari ke luar. Jasmin hanya bisa tertawa melihat kelakuanku seperti itu.

Dan akhirnya bel berbunyi dan langsung menarik Jasmin keluar kelas setelah Pak Suwarno guru matematika keluar kelas.

“Nanti kamu sama Mika ikut ke Ciwalk-nyakan?”

“Ngapain?”

“Temanin aku.”

“Masa pacaran ditemanin.”

“Iih, siapa yang pacaran,” ucapku sambil tersenyum menunduk malu.

Kami baru menuruni tangga ketika ku dengar suara seseorang yang kini telah ku kenal dan membuat jantungku berdetak.

“Yon, bareng nya (ya) Yon.”

“Bareng kamana? (Barengan kemana?)”

“Kan ke rumahnya si Feby, si Feby ngajak makan-makan di rumahnya.”

“Sorry gak bisa sudah ada janji penting.”

“Janji apaan?”

Diam-diam aku dan Jasmin saling lirik sambil menuruni tangga pelan.

“Ada pokoknya mah.”

“Jajian sama cewek ya? Siapa?”

“Hahaha… rahasia.” Dia berjalan mendahuluiku sambil berbisik, “duluan.”

Aku tersenyum mendengarnya sambil berjalan ke arah Mika yang sudah menunggu di depan kelas.

*****

Terpopuler

Comments

Maya Kitajima

Maya Kitajima

isshhh...berasa aku yng jadi senja..mesem mesem sndiri😁😁😁

2023-07-31

0

putri

putri

zaman SMA emng di mna zaman paling menyenangkan😊

2022-11-05

0

Nur Hikmah Fadhillah

Nur Hikmah Fadhillah

uulala... seneng nya masa2 SMA,, masa yg gak bisa di lupakan...

2022-10-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!