Prolog 2

“Mas Juna, mau kemana?”

Senja berdiri di depan motor Juna yang telah siap duduk di atasnya lengkap dengan helm.

“Mau ke rumah teman.”

“Ckk... pasti mau pacaran.”

“Bayi gak boleh tahu, minggir sana sudah telat nih.”

“Ikut.”

“Gak boleh.”

“Ikut… Senja pengen naik motor, keliling-keliling saja.”

“Nanti saja sama Mang Udin, sekarang Mas Juna sudah ada janji sama teman.”

Wajah Senja langsung ditekuk dengan bibir cemberut membuat Juna menghela napas.

“Cuma keliling-keliling saja ya, terus pulang lagi.”

“Asiiik!”

Senja bersorak sambil naik ke atas motor Juna yang membawanya berkeliling sekitaran Sukajadi diakhiri dengan membeli es krim sebagai sogokan supaya Senja mau turun dari motor agar dia bisa pergi.

Di antara Samudera, Senja, Satria kedua orangtua mereka tak pernah membedakan kasih sayang, kalau orangtuanya membelikan Satria sesuatu maka si kembar-pun akan mendapat jatah yang sama, begitu juga sebaliknya.

Jadi bagi Juna si kembar sudah seperti adiknya sama seperti Satria, tapi diakui atau tidak Senja memang mendapat perlakukan sedikit berbeda dari semuanya mungkin karena hanya dia anak perempuan satu-satunya yang berada di dua keluarga itu, dimana kedua orangtua mereka dulunya adalah sahabat dekat.

Sampai akhirnya suatu hari, ketika itu Juna duduk di kelas 12 sedangkan yang lainnya kelas 5 SD. Untuk pertama kalinya Juna dipanggil kedua orangtuanya dan mereka berbicara cukup serius di ruang kerja Bapaknya.

“Mungkin kamu tahu, dulu Bunda dan Ayah sedikit sulit untuk mendapatkan si kembar.”

Juna mengangguk, dia ingat dulu Bunda hamil si kembar ketika usia pernikahan sudah menginjak usia 5 tahun.

“Sebelum Bunda hamil, Papah, Mamah, Bunda, dan Ayah sempat berbicara kalau misalnya Bunda memiliki anak perempuan…”

Pria yang terlihat gagah itu menatap istrinya yang juga menatapnya kemudian mengangguk agar suaminya melanjutkan ucapannya.

“Kami akan menjodohkannya denganmu.”

Seketika Juna terbelalak menatap kedua orangtuanya tak percaya, dia terdiam beberapa saat mencoba mencerna ucapan orangtuanya.

“Maksud Papah, Juna dan…” dia bahkan tak bisa melanjutkan ucapannya karena terkejut.

“Iya, kamu dan Senja telah kami jodohkan bahkan ketika Senja masih belum ada di dalam kandungan.”

Juna tak tahu lagi harus berkata apa, dia harap kalau ini hanya mimpi atau april mop, tapi dia ingat kalau sekarang bulan februari bukan april jadi itu tidak mungkin kecuali sekarang sudah ganti nama menjadi februari mop.

“Papah sama Mamah bercandakan?” akhirnya dia bisa bersuara ketika sembuh dari keterkejutan, “Bagaimana bisa Juna dijodohkan dengan Senja!”

“Mamah tahu, sayang, kamu pasti terkejut.”

“Dan Mamah berharap Juna tidak akan terkejut?” Juna menatap Ibunya yang menatapnya dengan rasa bersalah.

“Kami minta maaf kalau membuatmu kecewa.”

“Iya! Juna kecewa sama Papah dan Mamah juga Bunda dan Ayah… Juna pikir Papah dan Mamah akan membiarkan Juna menikah dengan perempuan yang Juna cintai seperti Papah mencintai Mamah, atau Ayah mencintai Bunda dimana cerita cinta kalian seolah telah mengalahkan segala cerita cinta klasik yang Juna baca selama ini, tapi ternyata…”

Juna menggelengkan kepala, wajahnya merah padam menahan amarah dan juga kekecewan yang teramat sangat.

“Dan yang kita bicarakan disini adalah Senja! Senja, Pah! Senja yang selama ini Juna anggap adik sendiri, Senja yang dari kecil sering Juna gendong melebihi Satria, Senja yang Juna sayangi layaknya adik perempuan satu-satunya,” Juna membuang napas berat dengan mata menatap kedua orangtuanya, “Dan sekarang Papah dan Mamah mau menjodohkan Juna dengannya?”

Mereka terdiam tak tahu harus berkata apa, sampai akhirnya Juna keluar dari ruangan itu dengan wajah marahnya.

“Juna… Juna!” Ibunya menghentikan langkah Juna, “Maafkan kami, sayang,” ucapnya sambil menatap Juna dengan sorot mata penuh penyesalan, “Mamah sama Papah akan membicarakan ini lagi dengan Bunda dan Ayah, dan Mamah rasa mereka akan sangat memahami kalau perjodohan ini dibatalkan.”

Juna terdiam beberapa saat menatap ibunya.

“Kalau Mamah mau, seharusnya Mamah sama Papah membicarakan ini sebelum memberitahu Juna seperti ini, Mah… Mamah harusnya tahu bagaimana Juna selama ini telah menyayangi Senja seperti adik kandung Juna sendiri, tapi sekarang Mamah…”

Juna tak bisa melanjutkan perkataannya.

“Mamah paham, sayang, maafkan Mamah… Mamah janji akan membicarakan ini dengan Bunda, kamu tidak perlu khawatir.”

Juna terdiam beberapa saat menatap ibunya kemudian mengangguk.

“Semua sudah terlambat, Mah, Juna rasa mulai sekarang Juna tak bisa melihat Senja seperti adik kecil lagi.”

“Juna…”

“Biarkan Juna sendiri dulu, Mah, Juna perlu menenangkan pikiran Juna.”

Ibunya mengangguk mengerti.

“Hati-hati, jangan melakukan hal yang aneh-aneh.”

Untuk terakhir kalinya Juna mengangguk lalu pergi meninggalkan ibunya menuju garasi dimana motornya terparkir, dia baru saja keluar dari gerbang hendak berbelok menuju jalan raya ketika Senja mencegatnya sambil merentangkan kedua tangan.

“Mas Juna mau kemana?” tanyanya dengan senyum lebar, tapi Juna hanya terdiam menatapnya.

“Minggir,” ujarnya ketus membuat Senja cemberut.

“Senja ikut, keliling-keliling saja ya?” Senja berusaha merayunya tapi kali ini Juna hanya menatapnya dingin.

“Minggir!” seru Juna dengan suara keras membuat Senja tersentak kaget karena ini untuk pertama kalinya dia melihat Juna seperti itu, dan biasanya sesibuk apapun Juna dia tetap akan mengajak Senja untuk berkeliling.

“Senja ikut.”

Senja kembali merengek dan entah kenapa melihat itu membuat amarah Juna kembali menyeruak membuatnya menggas motornya hingga suara mesinnya meraung dan itu membuat gadis kecil itu menyingkir ketakutan.

Melihat Senja kini tak menghalangi jalannya dia pun mulai melaju, tapi dia masih bisa mendengar suara gadis kecil itu memanggil namanya.

“Mas Juna, nakal!!!”

Juna terus melaju tak menghiraukan teriakan Senja sampai akhirnya dari arah belakang dia bisa mendengar suara decitan ban diikuti suara debuman keras, membuatnya merem motornya dengan jantung yang mulai berdetak menggila.

Dia menoleh kebelakang dan matanya membelalak ketika melihat sebuah mobil telah berhenti di depan tubuh gadis kecil yang berlumuran darah.

*****

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

Jadi deg2an nih baca nya semoga senja g kenapa2,

2023-01-07

0

Indarini Rini

Indarini Rini

sdh pernah baca tp agak lupa jln ceritanya🤭

2022-07-04

0

ohana

ohana

yaeeelaaaah..... jgn paksakan hati lah ya

2022-06-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!