Part 20

Assalamualaikum sahabat Author, jangan lupa yah untuk memberi like, komentar, vote dan bintang limanya juga. Hehehe biar Author makin semangat up-nya. Syukron :)

...*******...

Kalila, Nur dan Sania kini sudah duduk di ruang tamu, kosnya Kalila. Tampak begitu jelas bila wanita cantik itu masih memikirkan kejadian di kampusnya.

"Kalila" panggil Nur saat Kalila menundukkan wajahnya. "Kalila, tidak usah merasa bersalah lagi ya?" pintanya membuat Kalila menatap kearah Nur.

Kalila lalu menggeleng pelan kepalanya. "Tidak bisa Nur, perkataanku tadi begitu sangat kasar" balasnya bagaikan menyesali segala ucapannya pada Inayah.

Sania pun tersenyum. "Tidak Kalila, perkataan Kalila tadi tidak kasar kok" ucapnya yang kini meraih tangan Kalila. "Kalila, sudah sepantasnya juga melakukan itu" lanjutnya berhasil membuat Kalila merasa tenang.

Tidak lama setelah itu, Aisyah masuk bersama Adila membuat Kalila, Nur dan Sania kini beralih menatap kedatangan keduanya yang baru pulang dari kampus.

Aisyah dan Adila tersenyum, melangkah kearah Kalila, Nur dan Sania sembari menyalami tangan ketiga wanita cantik itu. "Assalamualaikum" ucapnya yang ikut mendudukkan dirinya disana bersama Adila.

"Waalaikumsalam" balas Kalila, Nur dan Sania kompak sedang Adila kini menyipitkan kedua matanya setelah melihat ada keganjalan pada wajah Kalila.

Adila tersenyum simpul menatap Kalila. "Kalila ada apa? kenapa wajah Kalila terlihat bersedih?" tanyanya yang langsung diangguki Sania.

"Iya Adila, tadi sewaktu di kampus, kita bertengkar sama Inayah" jelas Sania membuat Aisyah dan Adila melototkan kedua matanya.

"Apa kak? kak Inayah bertengkar sama kak Lila?" tanya Aisyah memastikan.

Nur pun langsung mengangguk. "Iya dek, bahkan menampar wajah Kalila" lagi-lagi Aisyah dan Adila dibuat terkejut, Ia tidak menyangka kalau Inayah rupanya bisa berbuat seperti itu.

Adila pun meraih tangan Kalila. "Sudahlah Kalila, tidak usah memikirkan dia lagi" ucapnya berusaha menenangkan Kalila. "Jangan sampai, Kalila sakit loh gara-gara memikirkan hal ini" lanjutnya yang sontak diangguki semuanya.

Nur kini tersenyum. "Iya, lagian kan Kalila minggu depan harus ke Malaysia untuk mengikuti pertukaran mahasiswa itu" ucapnya mengingatkan yang berhasil membuat Kalila kini tersenyum seraya mengangguk.

Sedang Aisyah mendengar itu menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Wah, ma sya Allah" katanya begitu bahagia. "Selamat ya kak" Aisyah mengulurkan tangan kanannya ke Kalila dan itu langsung dibalas Kalila seraya tersenyum. "Terima kasih dek" jawabnya.

Adila pun ikut mengulurkan tangan kanannya setelah melihat Aisyah, sudah melepas salamannya kepada Kalila. "Kalila, memang pantas mendapatkan semua ini" serunya yang membuat Kalila hanya tersenyum.

Setelah mengucapkan selamat, mereka pun beranjak menuju dapur untuk membuat sesuatu disana, agar dapat mengganjali perutnya yang memang belum memakan sesuatu sejak tadi pagi.

Kalila menatap bingung Adila yang sudah memotong dan mengupas wortel bersama Aisyah. "Aisyah, Adila, mau membuat apa?" tanyanya yang ikut membantu mengupas wortel.

Aisyah lalu tersenyum. "Ini kak, aku dan kak Adila ingin membuat sup" ujarnya membuat Kalila mengangguk.

Sedang Nur dan Sania, mereka lagi sibuk mengupas bawang merah dan bawang putih hingga membuat Kalila tersenyum saat melihat Sania yang sudah belinang air mata.

"Sania kenapa?" tanya Kalila menghampiri Sania yang sedang mengupas bawang merah.

Mendengar itu, Sania segera mendongak seraya mengibaskan tangannya kearah wajahnya, berharap rasa perih dimatanya segera menghilang. "Sania lagi baper melihat bawang merah ini hiks, hiks" jawabnya sedikit lirih yang berhasil membuat semuanya tertawa.

Nur lalu menghembuskan napasnya. "Iya elah, gimana mau punya suami? kalau motongin bawang aja belum bisa" cibirnya namun Sania tak berniat mengubrisnya, Ia hanya fokus untuk meredah rasa perih dimatanya yang belum kunjung berhenti.

Kalila, Nur, Sania, Aisyah dan Adila kini sudah berkumpul duduk di meja makan seraya sudah menikmati sup buatannya walau rasanya sedikit hambar. Setidaknya itu bisa mengganjali perutnya yang sedari tadi keroncongan.

...********...

Pukul 13:45 WIB. Kalila, Nur dan Sania sudah berada di kamar Kalila yang saat ini mulai packing mengenai segala sesuatu yang perluh di bawanya ke Malaysia, mengingat sudah tinggal 6 hari lagi Kalila akan pergi.

Nur menatap senduh Kalila yang sibuk mengemas baju-bajunya ke dalam koper. "Kalila" panggilnya membuat Kalila memberhentikan aktivitasnya dan beralih menatap Nur yang terlihat ingin menangis.

Nur kini menundukkan wajahnya. "Kalila, aku pasti bakalan sangat merindukanmu" ucapnya membuat Kalila segera memeluk Nur yang baru kali ini terlihat begitu cengeng dihadapan mereka.

Sania melihat itu mengangguk seraya ikut memeluk Kalila dan Nur. "Iya Kalila, sehari tidak bertemu Kalila saja sudah membuat Sania rindu" jelasnya. "Apa lagi kalau tiga bulan" lanjutnya mempererat pelukannya.

Kalila mendengar semua ucapan Nur dan Sania, berhasil membuat hatinya merasa sangat sakit. Iya, bagaimana tidak? mengingat semua kebersamaan yang sudah mereka lewati bersama dan kini tinggal beberapa hari lagi, Kalila akan meninggalkan para sahabatnya untuk yang pertama kalinya.

Air mata Kalila kini lolos, keluar membasahi wajah cantiknya dan disusul dengan isakan tangis bersama kedua sahabatnya yang kini sudah tak bisa terbendung lagi hingga berkata-kata pun sangat sulit untuk keluar dari bibir mereka namun tiba-tiba suara ponsel Kalila berdering membuat semuanya, melepas pelukannya dan segera mengusap air matanya, begitu pula dengan Kalila yang segera meraih ponselnya yang berada diatas nakas.

Kalila kini mencoba tersenyum setelah melihat siapa orang yang kini menelponnya, dia seorang wanita yang begitu berjasa dikehidupan Kalila yaitu ibu Fatimah.

"Assalamualaikum, ibuku tersayang" ucap Kalila saat memulai obrolannya membuat Nur dan Sania, sudah tahu pasti, siapa orang yang dimaksud oleh Kalila.

"Waalaikumsalam nak" balas ibu Fatimah diseberang telpon.

"Ibu kabarnya gimana? sehat?" tanya Kalila.

"Iya nak, ibu Alhamdulillah" jawab ibu Fatimah.

Kalila lagi-lagi tersenyum. "Alhamdulillah, oh iya bu ada kabar bahagia untuk ibu".

"Bahagia? bahagia apa nak?" tanya ibu Fatimah heran.

"Ibu, Kalila dipilih Fakultas untuk pertukaran pelajar ke Malaysia, minggu depan bu" jelasnya begitu girang.

"Ma sya Allah, ibu sangat senang nak mendengarnya, ibu sangat bangga sama anak ibu" puji ibu Fatimah.

Kalila mengangguk. "Iya, Alhamdulillah bu" jawabnya.

"Oh iya, apa kabar bahagia ini sudah Kalila sampaikan pada keluarga Haidar?" tanya ibu Fatimah, mengingat sang anak begitu dekat dengan keluarga Ustadz Alhasan.

Kalila menggeleng-geleng. "Belum bu, tapi in sya Allah besok Kalila akan kesana memberitahukan hal ini".

"Iya sayang, itu harus terus bagaimana dengan khitbah dari nak Haidar?" tanya ibu Fatimah mengingatkan.

Kalila lagi-lagi menggeleng. "Belum ada petunjuk bu".

"Iya sudah, mungkin belum saatnya" balas ibu Fatimah kini terdengar begitu lesuhnya.

"Emang kenapa bu, apa ibuku ini sudah ingin memiliki cucu?" tanya Kalila membuat ibu Fatimah tertawa.

"Iya jelas dong nak, orang tua mana sih yang tak mau memiliki cucu?".

Kalila lalu terkekeh. "Hehe, iya tidak tahu juga sih bu".

"Anak ibu ini, suka melawak juga ternyata".

Kalila lagi-lagi tersenyum. "Iya dong, anak siapa dulu" bangganya.

"Oh iya nak, kalau begitu sudah dulu ya? ibu matikan dulu telponnya, soalnya ibu mau lanjut menjahit lagi".

Kalila mengangguk. "Iya bu, Wassalamu'alaikum".

"Iya sayang, Waa'alaikumsalam" ibu Fatimah pun mematikan ponselnya membuat Kalila, kembali menyimpan ponselnya itu diatas nakas tempat dimana Ia biasa menyimpannya.

Nur dan Sania menatap wajah gadis cantik itu dengan tatapan harunya. Berharap, semoga nantinya bila Kalila disana akan selalu bahagia seperti ini walaupun tanpa mereka.

...********...

Pukul 20:41 WIB. Kalila, Nur dan Sania sudah berada di depan kos Kalila. Iya, Nur dan Sania akan pulang ke kediaman mereka masing-masing karena mulai larut.

Kalila tersenyum melihat Nur dan Sania. "Kalian harus hati-hati ya di jalan" pintanya. "Awas, kesandung batu" lanjutnya lagi membuat Sania dan Nur mengangguk.

Sania lalu tersenyum lebar. "Iya, kalau begitu kami pamit dulu. Wassalamu'alaikum" ucap Nur dan Sania kompak.

Kalila lalu mengangguk. "Iya, Waalaikumsalam" ucapnya sembari melambaikan tangan, saat Sania dan Nur sudah menjauhi dirinya hingga tatapan mata Kalila sudah tidak menemukan kehadiran sahabatnya lagi.

Kedua kaki Kalila, kini melangkah masuk setelah mengunci pintu kosnya karena memang Adila dan Aisyah sudah berada didalam kamar mereka hingga wanita cantik itu memutuskan untuk langsung naik keatas kamarnya juga untuk segera beristirahat.

*

*

*

!!Bersambung!!

Terpopuler

Comments

Ria Diana Santi

Ria Diana Santi

5 like hadir! Mari saling dukung!

2021-02-13

1

Laura hussein

Laura hussein

selalu like favorit karya terbaik mu kak 👌
gak sabar nunggu Up-nya

feedback ke karyaku, mksh
🙏🙏👌

2021-02-12

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

lagi❤️

2021-02-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!