Part 12

Assalamualaikum sahabat Author, jangan lupa yah untuk memberi like, komentar, vote dan bintang limanya juga. Hehehe biar Author makin semangat up-nya. Syukron :)

...*******...

"Apa yang Kalila katakan? mengapa Kalila mengatakan itu? dipertemukan? kamu? dipertemukan disini?" monolognya yang berbicara didalam hati yang mulai bertanya-tanya akan ucapan dari seorang wanita yang menjadi cinta pertamanya itu.

Lelaki yang melantunkan Adzan kini tersenyum, "Laa ilaaha illallaah" lanjutnya setelah dipenghujung adzan.

Lelaki pelantun adzan itu pun memundurkan dirinya kebelakang, sebanyak tiga langkah dari tempatnya tadi berdiri usai mengumandangkan adzan. Kemudian dia kembali membalikkan badannya dan melihat sudah ada Kalila juga Haidar sedang berdiri di depan pintu musholla.

Bola mata Kalila membulat, tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Iya, lelaki yang awalnya Ia tidak menyangkan akan hal itu ternyata memang benar dialah orangnya.

Hati wanita cantik itu kini berdetak begitu kencangnya hingga membuat wajahnya kini merona. "Ternyata, sang pemilik suara Adzan itu adalah lelaki yang sudah ku kenal, tapi kenapa? aku tidak menyadari keberadaannya ituYa Allah ?" gumamnya saat melihat Qiyas yang juga menatapnya namun berbeda halnya dengan seorang lelaki yang masih setia berdiri dibelakangnya itu sudah berhasil menangkap maksud dari perkataan Kalila.

"Sepertinya, Kalila menyukai Qiyas dari mendengar suara lantunan Adzannya!" ucapnya seraya mengangguk.

Qiyas lalu melangkah kearah Kalila dan Haidar yang masih berdiri disana, "Apa yang kalian lakukan disini? kenapa tidak masuk?" tanya Qiyas membuat Kalila bingung.

"Kalian?" gumamnya dan sontak Kalila berbalik ke belakang dan berhasil dibuat terkejut saat disana sudah mendapat Haidar berdiri.

Kalila langsung menutup mulut dengan kedua tangannya. "Mas Haidar sudah berada disini sejak tadi?" ucapnya ingin memastikan.

Haidar mengangguk. "Iya, sejak awal tadi saat Kalila memuji suara Qiyas" jelasnya membuat Kalila lagi-lagi begitu terkejutnya.

"Aduh, apa yang sudah aku lakukan. Mas Haidar pasti sudah tahu kalau aku menyimpan rasa sama Mas Qiyas" ujarnya semakin bertanya-tanya di dalam hati.

Haidar lalu tersenyum. "Sudahlah, suara Qiyas memang begitu bagus bila adzan, sejak kecil dia selalu diajar sama Abah" terang Haidar dan Qiyas hanya tersenyum mengiyakan.

Kalila yang merasa dirinya begitu malu hanya membalasnya dengan anggukkan seraya menundukkan wajah cantiknya karena sudah tak berniat melihat kearah Haidar juga Qiyas lagi.

Tidak berselang beberapa lama, setelah Qiyas sudah adzan. Kini semua pun datang ingin menunaikan salat subuh berjamaah.

Adiba yang sudah memakai mukena tersenyum lalu melepas tangannya dari Umi Marwah dan berlari menghampiri Kalila. "Kak Lila cantik sekali" ucapnya yang sudah berada di depan Kalila.

Kalila melihat itu kini berjongkok. "Adiba juga" balasnya mencubit pelan pipi Adiba membuat gadis kecil itu mengangguk.

Fahri pun ikut menghampiri mereka. "Kalau Fahri kak, apa Fahri sudah layak menjadi pria sejati?" tanyanya memasang wajah yang menurutnya paling tampan.

Kalila langsung mengangguk. "Sangat pantas" jawab Kalila membuat semua orang menatapnya tersenyum.

Mereka semua lalu masuk dan melaksanakan salat subuh berjamaah juga tidak lupa menunaikan sunnahnya dan yang menjadi imam tentunya adalah Ustadz Ahmad karena memang dia tertua diantara mereka.

Para kaum Hawa pun saling bersalaman seusai salat, begitu pula kaum Adam. Sesekali mereka saling tersenyum.

Fahri berdiri menghampiri Ustadz Ahmad. "Abi" panggilnya membuat semua orang terfokus melihatnya

Ustadz Ahmad menggangguk. "Iya nak, kenapa?" tanyanya mengelus lembut puncak kepala sang anak.

Fahri tersenyum. "Adek ingin, pak dosen meminang kak Lila, Abi" lelaki kecil itu menunjuk kearah Kalila membuat semua orang terkejut akan ucapannya barusan, terutama Kalila yang kini menundukkan wajahnya karena malu.

Umi Safa tersenyum merangkul Kalila. "Memangnya, alasan adek apa? kenapa adek bilang seperti itu?" tanyanya yang melihat kearah Fahri.

Fahri kini menghadap kearah Umi Safa. "Iya, adek melihat kalau pak dosen sangat cocok apabila bisa bersanding sama kak Lila dipelaminan" ucapnya. "Pak dosen tampan dan kak Lila juga cantik jadi adek sangat suka Umi" terangnya lagi.

Ustadz Ahmad mendengar itu tersenyum lalu memangku putera kecilnya itu. "Adek, soal wajah bukan berarti sudah boleh meminang seorang wanita. Tidak begitu nak" ucapnya begitu lembut.

"Lalu, apa dong Abi?" lelaki kecil itu mendongak menatap wajah Ustadz Ahmad yang tampak serius.

Ustadz Ahmad lagi-lagi tersenyum lalu tangan kanannya memegang dada Fahri. "Ini nak, ini adalah penentuanya. Hati dan perasaan adalah hal yang paling penting bila ingin meminang seseorang" balasnya.

"Bila mas Haidar menyukai nak Kalila, maka masmu bisa langsung melamar nak Kalila sekarang juga, namun jika tidak maka tidak boleh" lanjutnya lembut mencoba menjelaskannya agar Fahri bisa memahaminya maksud ucapannya.

Fahri lalu mengangguk. "Oh begitu ya Abi" Ustadz Ahmad hanya tersenyum seraya mengangguk.

"Itu berarti, keputusan berada ditangan mas dong" ucapnya. "Oh iya mas, apa mas menyukai dan memiliki perasaan sama Kak Lila?" tanyanya yang kini melihat kesamping yang sudah melihat Haidar sedang semua orang kini terlihat begitu fokus akan pembicaraan tersebut.

Haidar tersenyum menatap Kalila sejenak yang terlihat masih menunduk dan kemudian memberanikan dirinya untuk mengangguk. "Iya dek, mas menyukai dan memiliki perasaan untuk Kalila" balasnya berhasil membuat semua orang disana terkejut kecuali Umi Safa yang memang sudah mengetahui perasaan sang anak akan Kalila.

Fahri mendengar itu berdiri dan menghampiri Kalila yang masih menunduk. "Kalau kak Lila, apa menyukai dan memiliki perasaan untuk mas saya?" ucapnya yang kini berjongkok dihadapan Kalila seakan-akan begitu berharap. Kalila melihat lelaki kecil tampan itu semakin dibuat bingung.

"Ya Allah ... apa yang harus aku katakan, seorang lelaki sudah mengungkapkan perasaannya kepadaku, tapi bagaimana dengan perasaanku kepada mas Qiyas?" katanya di dalam hatinya.

Namun, seseorang dibalik pintu ruangan kini tersenyum lebar melihat Kalila yang saat ini ingin dikhitbah Haidar. "Kalila, terimalah mas Haidar. Biarkanlah aku bersama mas Qiyas" gumamnya yang kini menatap kearah Qiyas berada yang tampak muram akan keadaan saat ini.

Qiyas tersenyum simpul. "Biarlah, mungkin saja Kalila bukan ditakdirkan untukku, melainkan untuk mas Haidar. *D*ari awal pun, aku sudah merasakan kalau mas Qiyas itu pasti menyimpan rasa sama Kalila" lelaki tampan itu berusaha tenang akan suasana disana dan juga itu sama halnya dilakukan Umi Marwah yang juga tampak kecewa akan keadaan ini.

"Padahal, aku berniat untuk menikahkan anakku untuk nak Kalila tapi melihat situasi ini, sepertinya aku harus mundur" ucap Umi Marwah sudah pasrah akan takdir Qiyas.

Beberapa saat sudah berlalu dan kini Kalila memberanikan dirinya untuk melihat tatapan semua orang disana yang tampak begitu serius. "Maaf mas, apa boleh saya meminta waktu untuk membicarakan hal ini dulu sama Ibu saya?" tanya Kalila lembut yang langsung dibalas anggukan sama Haidar.

"Oh iya, tentu saja boleh Kalila. Keputusanmu akan aku tunggu sampai kamu siap memberiku jawaban" balas Haidar seraya mengangguk.

Umi Safa mengelus lembut punggung Kalila. "Iya nak, nak Kalila santai saja. Lagian, kami juga akan tinggal sebulan disini jadi sebelum pulang ke Malang kami bersediah menunggu jawaban nak Kalila" terangnya.

Fahri tersenyum memeluk Umi Safa. "Adek berharap, kak Lila mau menerima pak dosen Umi" tuturnya dibalas anggukan oleh Umi Safa dan Ustadz Ahmad.

Haidar tersenyum simpul. "Adek, berdoa saja ya" balasnya yang sontak Fahri balas dengan senyuman termanisnya. "Iya mas."

...********...

Mereka saat ini sudah berada di dalam mobil Qiyas, Haidar tidak jadi mengantarkan mereka pulang karena memiliki urasan penting bersama Ustadz Ahmad.

Keadaan semakin canggung akan kejadian tadi, hati Kalila masih dibuat bingung akan keputusan yang akan dia berikan kepada Haidar.

"Mas Qiyas" ucap Inayah memulai obrolan saat merasa keadaan disana begitu heningnya.

"Iya Inayah, kenapa?" lelaki itu kini melihat keberadaan Inayah dari balik kaca mobilnya yang tampak bahagia.

"Mas Qiyas, apa boleh saya bertanya?".

"Boleh, emang apa ya?" Qiyas semakin penasaran.

Inayah lalu tersenyum. "Tipe perempuan seperti apa yang biasanya dicari oleh para lelaki mas?" tanyanya lagi yang mulai serius.

Qiyas mendengar itu kini tampak berpikir. "Mengapa, Inayah bertanya seperti itu? apakah Inayah sedang menyukai seorang lelaki?" bukannya menjawab Qiyas kembali memberikan pertanyaan kepada Inayah.

Aisyah mengangguk. "Kak Inayah memang seperti itu kak" timpalnya tertawa yang berada disamping Qiyas.

Qiyas tersenyum. "O begitu, apakah mas harus menjawabnya?" tanyanya lagi.

Inayah lalu mengangguk. "Iya mas, hehehe kalau bisa sih" balasnya yang penuh harap.

"Baiklah menurut mas, para lelaki itu lebih suka sama wanita yang solehah, rajin beribadah, sayang orang tua dan terakhir sayang sama dia" jawabnya yang berhasil membuat Inayah senyam-senyum.

"Menurut mas Qiyas, apakah aku seperti wanita itu?".

Qiyas pun mengangguk. "Iya sepertinya begitu" ucapnya santai namun lain halnya dengan Inayah yang terlihat hatinya sudah dibuat berbunga-bunga.

Sedangkan, lain halnya dengan Kalila. Ia hanya fokus melihat kearah jalanan dan sesekali mengembuskan napas pasrah. Aisyah yang merasa ada yang berbeda sama Kalila kini melihat kearah Kalila yang dibelakang.

"Kak Lila kenapa begong? apa sudah terjadi seuatu?" tanya Aisyah yang memang tidak mengetahui kejadian yang tadi pagi.

*

*

*

!!Bersambung!!

Terpopuler

Comments

IM Lebelan

IM Lebelan

boomlike untukmu ..jangan lupa dukung balik jika berkenan di

'CINTAI AKU SAHABAT KECILKU'

dan

'I NEED YOU'

Terima kasih🤗

2021-02-28

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

hadir😍

2021-02-06

1

KARASA

KARASA

Semangat kak

2021-02-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!