Part 4

Assalamualaikum sahabat Author, jangan lupa yah untuk memberi like, komentar, vote dan bintang limanya juga. Hehehe biar Author makin semangat up-nya hehehe. Syukron :)

...*******...

"Hai para mahasiswa cantik" sapa mahasiswa laki-laki itu membuat Kalila, Nur dan Sania menghela napas pasrah.

"Waalaikumsalam Raffa" balas mereka bersamaan sedang mahasiswa perempuan yang menemani Raffa tertawa renyah.

"Enak? makanya jangan genit" imbuh Inayah seakan mengejek Raffa namun lelaki itu membalasnya dengan senyuman termanisnya.

"Iya enak" kata Raffa, "Asal ada Kalila disini semua yang terasa pahit berubah menjadi manis" lanjutnya lagi seraya memandangi wajah cantik Kalila.

Inayah memukul pelan keningnya, "Aduh, mulai lagi deh modusnya."

"Iya, gombalin aja terus, sampai Raffa ubanan pun Kalila tidak akan mau sama Raffa" timpal Nur namun lelaki itu memilih untuk tidak mengubrisnya.

Raffa adalah mahasiswa laki-laki dari jurusan yang sama dengan mereka. Dia juga sudah lama menyukai Kalila karena menurutnya Kalila adalah wanita yang berbeda dari wanita-wanita biasanya. Di mata Raffa, Kalila adalah mahasiswa yang paling cantik, cerdas, baik dan itu membuat rasa Raffa timbul ketika bersama Kalila.

Raffa juga pernah sekali mengungkapkan perasaannya kepada Kalila sewaktu semester 4 dulu namun Kalila menolaknya dengan alasan lembut seraya berkata: "Raffa adalah lelaki yang baik yang pernah Kalila temui tapi Kalila yakin Raffa akan mendapatkan perempuan yang jauh lebih baik dari Kalila" ucap Kalila dulu yang masih membekas dipikiran Raffa.

Dan sejak itulah, Raffa mencoba menimbun perasaannya dalam-dalam namun itu tidak semudah membalikkan telapak tangannya, karena Raffa sudah mencoba banyak cara tapi nihil karena setiap kali Raffa bertemu dengan Kalila, hatinya terus menolak akan keputusannya tersebut.

Nur tersenyum melihat Inayah, "Inayah sudah kelas?" tanya Nur yang dibalas anggukan oleh Inayah.

"Iya Nur, ini aku sudah mau pulang tapi lelaki satu ini masih kokoh mau ketemu sama Kalila katanya" ucap Inayah menunjuk Raffa.

Raffa pun mengangguk, "Rutinitas aku kan memang seperti ini, lagian aku tidak menyuruh Inayah untuk menemaniku disini" ucap Raffa serius.

Inayah melototi Raffa, "Ini lagi, bukannya berterima kasih malah menyudutkan." kata Inayah yang mulai kesal.

Raffa yang melihat Inayah marah sontak tersenyum, "Hehehe, terima kasih Inayah" sambung Raffa tidak mau membuat Inayah tambah marah lagi membuat semuanya kini tertawa.

...*******...

Waktu adzan dzuhur kini sudah terkumandangkan di masjid sebelah, dengan segera mereka semua pergi ke masjid untuk menunaikan panggilan Sang Khaliq.

Kalila, Nur, dan Sania yang masih memiliki wudhu kini sudah bersiap melaksanakan salat dzuhur berbeda dengan Inayah dan Raffa, mereka pergi mengambil air wudhu terlebih dahulu sebelum masuk ke masjid.

Seusai salat dzuhur berjamaah, mereka semua kini keluar dari masjid Al-Hashimi. Namun, sebelum Kalila, Nur dan Sania masuk ke dalam gedung lagi dengan cepatnya Inayah menggenggam tangan Kalila sebelum benar-benar masuk ke dalam gedung.

Inayah tersenyum, "Kalila, sebentar malam ada tausiyah lagi di masjid Al-Ikhlas, apa kamu mau pergi bersamaku?" tanya Inayah karena memang mereka selalu pergi tausiyah bersama-sama.

Kalila mengangguk, "Iya dengan senang hati Inayah, memangnya sebentar malam yang ceramah siapa?" tanya Kalila penasaran.

"Ustadz Alhasan" jawabnya membuat Kalila lagi-lagi tersenyum.

"Baiklah kita sama-sama ke sananya ya" lanjut Inayah dan Kalila mengangguk sembari tersenyum.

Namun Nur menghela napas, "Andai kosan aku dekat sama kalian" imbuh Nur seakan-akan menyesalinya.

"Kalo Nur mau deket, iya tinggal diangkat aja kosan Nur pergi kesebelah kosan Kalila kan gampang" nimbrung Raffa yang baru tiba mengambil motornya di parkiran.

Kalila tersenyum, "Nah, itu betul Nur. Aku setuju biar kita bisa beramai-ramai pergi ke masjidnya" jawab Kalila membuat hati Raffa begitu bahagianya.

"Senyuman Kalila memang yang terbaik" balas Raffa santai membuat Kalila membuyarkan senyumannya.

"Raffa tidak usah gombalin Kalila terus dong, orang Kalila tidak suka sama Raffa juga" imbuh Inayah.

"Tau ih, apa Raffa masih belum puas juga, ditolak sama Kalila dulu" Sania memperingati dan Raffa tersenyum sambil menggeleng pelan kepalanya.

"Tidak dong, malahan aku semakin bersemangat agar Kalila bisa menyukaiku" jawab Raffa antusias yang membuat semuanya menghela napas.

"Terserah kamu saja, ayo kita pulang" kata Inayah yang sudah naik keatas motor Raffa.

Raffa menoleh ke Inayah, "Enak aja, uang bensinnya mahal nih, sekali-kali ngasih ongkos kek" kata Raffa.

Inayah tersenyum simpul, "Iya, nanti kalo sampai di kos. Aku berikan manisan mau kan?" ucap Inayah yang membuat Raffa tampak berpikir.

"Manisan, manisan apa dulu?" tanya Raffa serius.

"Mangga sama nanas, Raffa suka?" ucap Inayah.

Dan kini Raffa tersenyum, "Iya baiklah, lagi pula tidak boleh menolak rezeki, nenek bilang pamali" katanya dengan serius.

Inayah ikut tersenyum, "Kalo begitu kami berdua pulang duluan ya, Wassalamualaikum" pamit Inayah sambil melihat Nur, Kalila dan Sania.

Mereka yang mendengar itu sontak tersenyum, "Iya, Waa'alaikumsalam" balas mereka kompak sehingga Raffa dan Inayah pulang meninggalkan kampusnya.

Setelah mereka pergi. Sania, Kalila dan Nur pun masuk ke gedung dan menuju kelas yang akan mereka tempati belajar nantinya.

Mereka pun tiba di dalam kelas, semua mahasiswa disana tampak tersenyum melihat kearah mereka dan sesekali ada mahasiswa yang menyapanya.

Kalila, Nur dan Sania selalu duduk berdekatan, dikursi depan persis meja dosen agar memudahkan mereka mendengar dan mendapatkan ilmunya.

Tidak lama setelah mereka tiba, kini seorang dosen laki-laki bernama pak Ahmad, masuk ke dalam kelas mereka sambil meneteng satu buku dan langsung memulai perkuliahannya dengan menyampaikan kontrak perkuliahan yang harus mahasiswa patuhi selama 1 semester ini berlangsung.

...*******...

Pukul 15:05, Kalila pulang menyusuri perjalanan kampus sendirian karena memang kos-kosan Nur tidak searah dengannya sedangkan Sania dia tinggal di rumah kakaknya yang juga tidak telalu jauh dari kampus mereka.

Kalila yang memiliki jarak kos yang cukup dekat, akhirnya tiba di depan kosnya. Kalila kini tersenyum saat melihat Adila yang sedang menyirami tanaman bunga yang berada didepan kosnya.

"Assalamualaikum" kata Kalila saat disamping Adila.

Adila tersenyum memberhentikan aktivitasnya, menoleh kearah Kalila. "Waa'alaikumsalam" jawab Adila.

"Adila tidak masuk kampus?" tanya Kalila dan Adila menggangguk.

"Iya Kalila, hari ini libur tapi besok pagi sekali sudah masuk kampus hehehe" balasnya memberitahu.

"Lalu adek Aisyah dimana?" tanya Kalila saat merasa kosnya sepi.

"Aisyah pergi kampus, katanya ada urusan penting gitu" lanjutnya memberitahu Kalila.

Kalila pun mengangguk, "O gitu, pantas aja kos sepi" kata Kalila membuat Adila tertawa.

"Hehehe begitulah, Aisyah kan kalau tidak ada harus disyukuri" balas Adila kini kembali menyiram bunga.

Kalila mendengar itu tersenyum, "Adila, kalo begitu aku masuk sekarang ya" ucap Kalila yang langsung dibalas anggukan sama Adila.

...*******...

Kalila berjalan masuk ke kosnya, menaiki anak tangga lalu menutup pintu kamarnya. Dengan cepat Kalila segera mengganti pakaianya lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur miliknya.

"Alhamdulillah, akhirnya urusan kampus hari ini sudah selasai" ucapnya tersenyum menatap jendela kamarnya yang berada disebelah kanan.

"Untungnya, hari ini cuma ada 1 mata kuliah" lanjut Kalila beralih duduk memeluk boneka doraemonnya.

Tatapannya masih mengarah pada jendela kamarnya itu, begitu pula dengan pikirannya yang kini semakin menjauh kembali mengingat pertemuannya kepada kedua lelaki yang baru hari ini Ia jumpai.

Kalila menggeleng pelan kepalanya. "Astaghfirullah, kenapa aku mengingat mereka" ucapnya yang kini tersadar dari lamunannya.

Dan tidak lama setelah itu, benda pipihnya kembali berdering membuat Kalila dengan segera mencari atensi dari sumber suara tersebut.

Kalila baranjak berdiri dan kini berjalan kesamping meja riasnya, yang tentunya untuk meraih tas yang Ia gunakan tadi sewaktu ke kampus dan benar saja benda pipih tersebut berada di dalam tasnya itu.

Senyumannya seketika memekar, saat melihat nama yang tertera dilayar ponselnya bertuliskan, Ibuku Tersayang. Dengan raut wajah begitu bergembira Ia pun langsung mengangkatnya.

"Assalamualaikum ibu" kata Kalila memulai obralannya.

"Waalaikumsalam sayang, gimana hari pertama kuliahnya? lancar?" tanya ibu Fatimah dari seberang telpon.

Kalila mengangguk, "Alhamdulillah, semuanya lancar ibu".

"Alhamdulillah, kabar teman-teman kosmu gimana sayang? baik juga?" tanya ibu Fatimah lagi.

Dan lagi Kalila mengangguk, "Alhamdulillah, Aisyah sama Adila semuanya sehat ibu".

"Syukurlah nak, kamu jaga kesehatan ya disana".

"Iya ibu, pasti, kalo ibu kabarnya gimana?".

"Alhamdulillah, ibu sehat sayang, Kalila tidak usah terlalu mikirin ibu disini. In sya Allah, ibu sehat. Apa lagi kalo sudah mendengar suara anak ibu ini" kata ibu Fatimah menggoda Kalila seperti biasanya.

"Ibu tahu aja, buat Kalila selalu bahagia" balas Kalila.

"Iya dong sayang, namanya juga anak dan ibu pastinya sudah mempunyai insting".

"Hehe iya ibu, ibu memang ibu yang terbaik yang membuat Kalila selalu bersyukur akan kehadiran ibu".

"Alhamdulillah, Kalila juga bagaikan permata mahal yang sangat berharga untuk ibu".

"Hehe, Kalila senang sekali mendengarnya. Terima kasih ibuku tersayang."

"Iya sayang. Oh iya, kalo gitu ibu matikan dulu ya nak telponnya, soalnya ada tamu nih."

"Baik ibu, dah ibu. I love you" kata Kalila seakan-akan mengecup pipi sang ibunda.

Ibu Fatimah pun seperti itu, "Iya sayang, love you too. Wassalamualaikum."

"Hehehe iya ibu, Waa'alaikumsalam" balas Keyla kini menyimpan ponselnya di atas nakas seusai panggilan dari sang ibunda terputus.

Dengan wajah bahagia, Kalila berjalan kearah balkon kamarnya untuk menghirup udara segar, tatapan matanya kini menatap seorang laki-laki yang turun dari mobil Volvo klasik berwarna hitam yang kini terparkir di depan masjis al-Ikhlas.

Seulas senyuman terpancarkan diwajah Kalila saat melihat lelaki itu masuk ke dalam masjid, "Unik" hanya kata itu yang berhasil lolos keluar dari bibirnya yang juga masih tersenyum melihat kepergian lelaki itu.

*

*

*

!!Bersambung!!

Siapakah, seorang lelaki itu? yang berhasil membuat Kalila tersenyum, apakah Qiyas? Haidar? atau Raffa?

Bagi yang penasaran, ditunggu di Part berikutnya ya.

Terpopuler

Comments

Ade Yayuk

Ade Yayuk

hadir kk

2021-02-14

1

Lien machan

Lien machan

next kak

2021-02-10

1

Jihan

Jihan

pasti mas Haidar😍

2021-02-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!