Part 18

Assalamualaikum sahabat Author, jangan lupa yah untuk memberi like, komentar, vote dan bintang limanya juga. Hehehe biar Author makin semangat up-nya. Syukron :)

...*******...

Tiga minggu sudah berlalu, namun wanita cantik itu masih belum menemukan petunjuk dari setiap salat istikharah yang terus Ia lakukan disetiap sepertiga malamnya sebelum melakukan salat tahajjud.

Kalila saat ini sudah melaksanakan salat subuh, Ia selalu berdoa agar petunjuk itu segera datang kepadanya supaya bisa menyampaikan jawabannya kepada Haidar yang masih setia menunggu dan juga tidak jarang Umi Safa dan Umi Marwah menelponnya, menanyakan kabar sekaligus jawaban dari Kalila tapi wanita cantik itu hanya selalu mengatakan bila dirinya masih belum bisa memberikan jawaban.

Kalila kini tersenyum. "Alhamdulillah, terima kasih atas kesempatan untuk hari ini Ya Allah " katanya mengucap syukur setelah meletakkan sajadah dan Al-Qur'an kembali ke tempatnya seraya bangkit, mendudukkan dirinya dipinggir kasur.

Setiap hari seusai salat, mata Kalila terus melirik ke miniatur yang sudah dibelinya pada saat bazar dulu yang sengaja disimpannya diatas meja rias. "Semoga petunjukmu segera datang Ya Allah agar aku sudah bisa memberikan jawaban untuk Mas Haidar yang sudah menunggu begitu lama" ucapnya sambil tersenyum.

Setelah beberapa menit duduk, wanita cantik itu lalu beranjak masuk ke dalam kamar mandi untuk segera membersihkan dirinya karena memang hari ini Kalila memiliki jadwal kuliah pagi.

Perasaan Kalila pun mulai membaik, setelah kejadian terakhir kalinya bersama Inayah walau di dalam hatinya masih belum terbiasa akan hari-harinya tanpa Inayah namun Ia berusaha tegar menjalaninya.

Saat ini, wanita cantik itu sudah duduk di dalam kelasnya dan hari ini adalah jadwal mata kuliah ibu Jihan yang termasuk dalam kategori mata kuliah favorite Kalila selama kuliah di semester 6 karena memang ibu Jihan, begitu baik kepadanya.

"Assalamualaikum Kalila" ucap salah seorang teman mahasiswa laki-lakinya yang datang menghampiri Kalila.

Kalila lalu tersenyum. "Waalaikumsalam" jawabnya mendongak, menatap mahasiswa laki-laki yang bertubuh tinggi, hitam manis itu sudah berada persis dihadapannya.

Laki-laki itu menatap serius Kalila. "Kalila dipanggil sama pak Adam di gedung Sekretariat" jelasnya seraya tersenyum.

Kalila sontak mengangguk. "Baiklah, terima kasih" setelah mendengar itu Kalila beranjak meninggalkan kelasnya untuk pergi kearah tempat gedung Sekretariat. Kalila merasa bingung mengapa dirinya sampai dipanggil kesana? ada apa? pikiran Kalila dipenuhi segala pertanyaan akan hal tersebut.

Setelah menempuh sekitar 5 menit berjalan, akhirnya Kalila pun tiba di gedung Sekretariat dengan wajah yang tampak serius. Wanita cantik itu segera mengetuk pintu ruangan pak Adam.

"Assalamualaikum pak" ucap Kalila setelah mengetuk pintu ruangan pak Adam sebanyak 3 kali.

"Masuk" titah seseorang dari dalam ruangan tersebut yang tidak lain adalah pak Adam, dosen Kalila sendiri.

Dengan tangan terulur, Kalila segera meraih ganggang pintu ruangan itu hingga terbuka dan memperlihatkan sosok pak Adam yang sudah berdiri tersenyum disana.

"Masuk Kalila" pintanya yang langsung diangguki Kalila. "Silahkan duduk" lanjut pak Adam lagi seraya menunjuk salah satu bangku kosong dihadapannya.

Kalila tersenyum langsung mendudukkan dirinya disana tepat dihadapan pak Adam yang juga sudah duduk, hatinya masih dibuat bingung akan kepetingan apa? sehingga dirinya dipanggil ke ruangan itu karena setahunya bila ada mahasiswa yang dipanggil datang ke ruangan tersebut, itu berarti mereka sangat penting atau kalau tidak mereka memiliki permasalahan.

"Ada apa ya pak? sampai saya dipanggil kesini?" tanya Kalila yang terlihat grogi karena belum terbiasa sama tempat itu.

Pak Adam tersenyum seraya mengulurkan tangannya dihadapan Kalila. "Selamat Kalila, Kalila adalah mahasiswa yang terpilih mewakili Fakultas Desain untuk pertukaran pelajar ke Malaysia selama 3 bulan" jelasnya yang berhasil membuat Kalila begitu terkejutnya.

Kalila menggeleng-geleng. "Maaf pak, apa saya sedang bermimpi?" tanyanya membuat pak Adam seketika tertawa.

Pak Adam lalu menggeleng pelan kepalanya. "Tidak Kalila, Kalila adalah anak yang berprestasi di Fakultas Desain, tentu saja ini bisa terjadi" jawabnya.

Kalila langsung menutup mulut dengan kedua tangannya dengan mata yang terbelalak karena masih belum percaya akan semuanya. "Tapi pak, mahasiswa berprestasi disini kan juga banyak. Kenapa harus saya?" tanyanya lagi yang kini mulai santai.

Pak Adam lagi-lagi dibuat tersenyum. "Ini semua, sudah diatur sama pihak Fakultas dan Kalila adalah perwakilan dari anak semester 6, tapi apabila Kalila ingin menolaknya silahkan beritahu saya saja" lelaki yang sudah berumur itu memang bersikap begitu tegas apabila sudah berbaur bersama mahasiswa namun Kalila begitu membanggakan pak Adam karena selama Ia diajar, Kalila selalu mendapat motivasi dari lelaki bernama pak Adam itu.

Pak Adam menatap Kalila tajam. "Jadi bagaimana? apa Kalila siap untuk menerima amanah ini?" tanyanya begitu serius dengan tangan yang kembali terulur kearah Kalila.

Kalila tersenyum seraya mengangguk. "Iya pak, dengan senang hati bila saya dipercayakan Fakultas untuk mewakili teman-teman yang lainnya untuk pertukaran pelajar disana" jelasnya membuat pak Adam ikut tersenyum.

"Syukurlah kalau begitu, pekan depan Kalila sudah harus pergi ke Malaysia ya" serunya. "Segala sesuatu disana sudah kampus urus jadi Kalila tidak perluh khawatir lagi" ucap pak Adam lagi yang tampak begitu seriusnya.

Kalila langsung mengangguk. "Iya pak, in sya Allah saya tidak akan membuat Fakultas kita kecewa. Saya akan memberikan yang terbaik disana" ucapnya seraya tersenyum.

Pak Adam menunjukkan dua jempolnya. "Bagus, Kalila yang saya kenal memang tidak pantang menyerah" jelasnya. "Itulah mengapa, saya dan ibu Jihan memilih Kalila untuk pertukaran pelajar ini" tuturnya lagi yang berhasil membuat Kalila lagi-lagi terkejut.

"Apa pak? ibu Jihan juga memilih saya?" tanya Kalila memastikan.

Pak Adam sontak menganggguk. "Iya Kalila, malahan ibu Jihan yang begitu antusiasnya ingin memberangkatkan kamu pergi kesana" jawabnya dan kini Kalila mengingat akan perkuliahannya yang sebentar lagi akan dimulai dan itu adalah mata kuliah ibu Jihan sendiri.

Kalila kini berdiri. "Pak, kalau begitu saya permisi dulu ya pak, soalnya sebentar lagi saya ada kelas" pamit Kalila yang diangguki pak Adam yang kini juga sudah berdiri.

Pak Adam tersenyum sembari mengulurkan tangannya lagi. "Baiklah, saya akan menelpon Kalila bila ada keperluan lagi" jelasnya memberitahu.

Kalila langsung mengangguk. "Iya pak, kalau begitu saya permisi dulu. Waalaikumsalam" pamitnya. "Waa'alaikumsalam" balas pak Adam yang kini menatap kepergian Kalila yang sudah menutup pintu ruangannya.

Kalila berjalan menuju gedung Desain lagi dan akhirnya tiba di dalam kelas. Nur dan Sania sudah menatap tajam kearah Kalila yang tampak senyam-senyum menghampirinya.

"Tumben Kalila terlambat" ucap Sania yang sudah melihat Kalila duduk disamping Nur.

Nur pun tersenyum. "Tapi, kalau aku perhatikan. Kalila sedang berbahagia" katanya. "Apakah Kalila sudah menemukan petunjuknya?" tanyanya yang membahas keputusannya tentang khitbah Haidar namun bukannya menjawab wanita cantik itu segera memeluk Nur hingga keduanya semakin dibuat heran.

Sania yang berada disamping Nur dibuat heran lalu bergegas memegang kening Kalila yang saat ini sudah melepas Nur dari pelukannya.

"Hangatnya masih wajar kok" ucapnya setelah melepas tangannya dari kening Kalila.

Kalila tersenyum melihat Nur dan Sania dengan tatapan yang sulit diartikan membuat kedua sahabatnya kini mendekatkan kursinya kedekat wanita cantik yang saat ini tampak begitu bahagianya. Tidak peduli dengan sorotan mata setiap mahasiswa disana yang saat ini sedang memperhatikan mereka bertiga.

Nur lalu menyilangkan tangannya diatas perutnya seperti orang yang sedang kesal. "Ceritain napa?" katanya yang semakin dibuat penasaran.

Sania pun tidak mau kalah hingga mengikuti tingkah Nur membuat Kalila tidak bisa mengerjai kedua sahabatnya itu lagi.

Kalila kini tersenyum. "Nur, Sania" panggilnya yang langsung diangguki oleh kedua sahabatnya. "Aku dipercayakan untuk pergi ke Malaysia mewakili Fakultas kita" lanjutnya yang berhasil membuat Nur dan Sania kini membelalakkan kedua matanya.

Nur yang berdekatan dengan Kalila kini memegang kedua bahu Kalila. "Kalila serius?" tanyanya yang langsung diangguki Kalila seraya tersenyum manis.

Sania yang juga sangat bahagia mengetahui hal itu, kini sudah tidak bisa menahan rasa kebahagiaannya lagi hingga Sania spontan langsung berdiri seraya berjoget-joget dihadapan Nur dan Kalila. Jangan tanyakan tatapan orang yang disana? semuanya kini menatap heran wanita cantik itu yang masih berjoget layaknya orang tidak waras.

Nur melihat itu ikutan merasa malu, segera meraih tangan Sania lalu mengode Sania untuk melihat kesekitarnya hingga membuat Sania sadar dan tersenyum kikuk bagaikan kepergok sedang mencuri.

Sania kini kembali duduk. "Maaf, abis Sania sangat bahagia akan berita ini" ucapnya merasa begitu malu membuat Nur dan Kalila kini tertawa begitu pula dengan semua mahasiswa yang ada di dalam kelasnya itu ikutan tertawa melihat kearah Sania.

*

*

*

!!Bersambung!!

Terpopuler

Comments

Dewi_k

Dewi_k

Semoga sukses thor, jalanmu masih panjang. Tetap samangat dan jangan menyerah. Sebagai rekan sesama author, mari kita saling mendukung. 🤗🤗

2021-02-10

1

LINA

LINA

hadir kk dengan 4 like yang tertinggal 💖 sukses selalu buat karyanya saling mendukung 🙂 semangat berkarya ka 💪

2021-02-09

1

Niswa mandailing

Niswa mandailing

lanjut

2021-02-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!