Part 5

Assalamualaikum sahabat Author, jangan lupa yah untuk memberi like, komentar, vote dan bintang limanya juga. Hehehe biar Author makin semangat up-nya. Syukron :)

...*******...

Beberapa saat setelah lelaki itu masuk masjid, suara lafazh adzan terkumandangkan. Semilir angin seakan membawa lantunan lafazh tersebut dengan begitu syahdunya hingga Kalila dibuat sedikit merinding akan getaran yang menurutnya berbeda itu.

Kalila merasa terenyuh oleh suara lafazh adzan yang terdengar begitu indah digendang telinganya, membuat jiwa Kalila merasakan kesejukan yang tiada tara hingga direlung hatinya paling dalam.

"Subhanallah, suara adzan ini indah sekali" ucap Kalila. "Berbeda dengan suara yang biasanya aku dengar" lanjut Kalila tampak seperti berpikir akan sesuatu.

Kalila menggeleng pelan kepalanya, "Iya, ini bukan suara dari Abdar dan juga bukan suara dari Ustadz Rahman, jadi pemilik suara ini siapa? atau jangan-jangan ... ".

Kalila sempat berpikir, apakah si pemilik suara lafazh adzan itu adalah lelaki yang barusan masuk? namun dirinya kembali membuyarkan pikirannya itu karena menurutnya hal itu tidaklah mungkin.

"Sudahlah, tidak mungkin itu Dia. Dari pertemuan tadi saja, itu sudah membuatku sedikit kesal" kata Kalila. Iya, lelaki yang Kalila lihat tadi adalah Qiyas.

Seusai lantunan Adzan itu terkumandangkan, Kalila pun masuk ke dalam kamarnya dengan segera Ia mengambil air wudhu lalu menunaikan salat 5 waktunya.

Kalila pun merapikan mukenah dan sajadahnya, ditempat biasa Ia menaruhnya lalu beranjak duduk ditepi kasurnya sambil kembali melihat kearah balkon kamarnya.

"Ya Allah ... siapakah yang mengumandangkan lantunan adzan-mu itu? aku berharap, aku bisa berjumpa dengannya" ucapnya ketika mengingat lantunan adzan itu lagi yang berhasil membuat hatinya seakan terpikat oleh si pemilih suara tersebut.

...********...

Di dapur, ada Aisyah yang sedang menggoreng tempe layaknya anak kos pada umumnya.

"Baunya sedap sekali" ucap Kalila yang baru saja turun.

"Hehehe iya kak, biasalah lagi goreng tempe dengan bumbu pedas pemberian ibu kos" jawab Aisyah.

"Aisyah, Adila mana?" tanya Kalila karena tidak melihat keberadaan Adila disana.

"Lagi ke masjid kak, katanya ada kepentingan" balas Aisyah seadanya membuat Kalila mengangguk.

Aisyah berjalan kearah Kalila sembari meneteng tempe buatannya.

"Kak Lila sudah makan?" tanya Aisya lagi yang sudah meletakkan tempe buatannya itu di meja makan dan tentunya sudah ada beberapa lauk pauk juga disana.

Kalila yang cuman makan sewaktu pagi itu pun segera menggeleng pelan kepalanya, "Belum dek, kakak tadi cuman makan sewaktu sarapan" balasnya.

Aisyah mengangguk lalu menarik kursi yang selalu Ia gunakan, "Baguslah. Ayo kak, kita makan" pintanya yang langsung diangguki Kalila seraya tersenyum lalu ikutan makan bersama Aisyah.

Kalila, Aisyah dan Adila memang sudah begitu akrabnya. Bahkan, mereka sudah seperti keluarga sendiri, tidak jarang mereka saling meminjam barang satu sama lainnya.

Mereka bertiga, dulunya tinggal di kos itu berempat. Namun, satu teman kosnya bernama Jihan sudah wisuda, jadi Jihan sudah pulang ke kampung halamannya, di Medan. Iya, mau tidak mau, mereka saat ini tinggal bertiga. Mereka semua juga berbeda daerah, Aisyah asalnya dari Malang, Adila dari Solo sedangkan Kalila sendiri tinggalnya di Semarang.

...********...

Pukul 19:01 WIB. Seseorang mengetuk pintu kamar Kalila.

"Aisyah, ada apa?" tanya Kalila saat membuka pintu dan melihat sudah ada Aisyah berdiri disana.

Aisyah tersenyum sambil menunjuk kebelakang, "Di bawah, sudah ada kak Inayah yang cari kak Lila" ucapnya memberitahu.

"O gitu, iya udah. Bilang ke Inayah aku siap-siap dulu" kata Kalila yang diangguki Aisyah kemudian kembali kebawah menemui Inayah.

Inayah tampak sedang duduk di sofa ruang tamu, gadis itu sedang membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an.

"Kak Inayah" ucap Aisyah ketika tiba disana. Inayah mendengar itu sontak memberhentikan aktivitasnya lalu melihat kearah Aisyah.

"Iya dek, Kalila mana?" tanya Inayah balik karena matanya tidak melihat Kalila dan Aisyah tersenyum.

"Masih diatas kak, kata kak Lila mau siap-siap dulu" jawab Aisyah apa adanya membuat Inayah mengangguk.

Dan tidak lama setelah itu, Kalila pun turun menemui Inayah yang terlihat masih mengobrol bersama Aisyah di ruang tamu.

"Assalamualaikum Inayah" ucapnya saat berada dihadapan Inayah dan Aisyah.

Inayah dan Aisyah pun melihat kearah Kalila yang sudah tampil seperti biasanya, namun kali ini Kalila menggunakan mukenah berwarna army polos membuatnya tampak begitu berbeda.

"Waalaikumsalam" ucap Aisyah dan Inayah.

"Wah, kak Lila cantik banget" kata Aisyah terkesimah.

"Itu pasti dek, Kalila kan sudah cantik dari lahir" timpal Inayah membenarkan dan Aisyah menggeleng pelan kepalanya.

"Tidak kak, tapi hari ini kak Lila beda. Bener-benar cantik" kata Aisyah. "Oh iya, mukenah kak Lila belinya dimana kak?" lanjut Aisyah penasaran.

Kalila memegang mukenahnya, "Oh mukenah ini, kakak belinya di pasar malam. Saat aku dan Adila pergi kesana pas semester lalu" jawab Kalila membuat Aisya lagi-lagi mengangguk.

Kalila menatap aneh kearah Aisyah, "Aisyah tidak ke masjid?" tanya Kalila yang langsung dibalas Aisya dengan anggukan.

"Iya kak, biasalah para wanita, lagi dapat tanggal merah" jawabnya dan kini Inayah berdiri menghampiri Kalila.

"Kalo gitu, kita pergi dulu ya. Wassalamu'alaikum" kata Inayah disusul Kalila seraya mengangguk.

Aisyah tersenyum ikut berdiri lalu menyalami tangan Kalila dan Inayah bergantian, "Iya kak, Waa'alaikumsalam" jawabnya.

Inayah dan Kalila kini berjalan keluar kos, menuju masjid Al-Ikhlas yang cuma berjarak kurang lebih 20 meter dari tempat kos Kalila.

Masjid Al-Ikhlas merupakan masjid klasik yang sangat berbeda dengan masjid-masjid pada umumnya. Masjid Al-Ikhlas ini jika diibaratkan dengan masjid yang sekarang mungkin sudah tidak dipandang mata oleh orang-orang yang berada diarea kampus lagi karena memang masjid ini terlihat sudah begitu kunonya.

Warna dan teksturnya memang sangat klasik. Kubahnya yang berwarna perak dibaluti warna masjid yang berwarna kuning keemasan itu membuat masjid Al-Ikhlas tampak seperti masjid kuno yang biasa ditemui di negara gurun pasir.

Awal kali, Kalila melihat masjid Al-Ikhlas itu. Ia begitu takjub sekaligus terpesona karena ternyata masih bisa menjumpai masjid seperti itu di zaman sekarang. Apa lagi, tempat tinggalnya berdekatan. Entah mengapa, gadis cantik itu merasa selalu damai kala berada di masjid Al-Ikhlas.

Kalila dan Inayah kini masuk masjid Al-Ikhlas, mereka langsung duduk di tempat pengajian karena memang Kalila sudah wudhu di kosnya sebelum mereka kesana dan begitu pula dengan Inayah.

Sambil menunggu waktu salat isya tiba, Kalila dan Inayah menghabiskan waktunya dengan mengaji. Tak jarang, para kaum Adam yang lewat mendengar suara merduh dari Kalila yang melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an itu melirik kearahnya seraya bersyukur.

Kalila memang memiliki suara yang begitu khas bila sedang mengaji, bahkan Abdar, Ustadz Rahman dan Ustadz Alhasan sudah beberapa kali memuji suara indah Kalila saat melihatnya mengaji di dalam masjid Al-Ikhlas.

Kata mereka, sungguh sudah sangat jarang ada wanita yang melantunkan ayat suci Allah dengan begitu syahdu dan indahnya layaknya suara Kalila. Begitu pula dengan istri Ustadz Alhasan, Umi Marwah yang mengatakan jikalau paras kecantikan dari Kalila juga selaras dengan suara syahdunya.

Langkah seorang lelaki kini berhenti tepat dihadapan Kalila berada, setiap suara indah yang keluar dari bibir Kalila itu membuat hatinya lagi-lagi merasakan kesejukan lahir dan batin.

"Ma sya Allah, sungguh wanita yang begitu menyejukkan hati. Kalila, kamu memang wanita yang teramat istrimewa" ucapnya dalam hati kini melanjutkan langkahnya kearah shaff depan, tempat dimana para kaum Adam menunaikan kewajibannya.

Tidak lama kemudian, Adzan pun kembali di kumandangkan. Hati Kalila merasa sedih karena suara yang tadi sore membuatnya merasakan ada getaran yang berbeda, kini berubah menjadi biasa saja. Karena, bukan dia yang mengumandangkannya melainkan adalah Abdar, mahasiswa dari Jurusan Muamalah yang juga kenalan Kalila.

Dengan hati yang sedih nan kecewa, Ia segera mengkondisikan hatinya karena beberapa saat lagi Kalila akan menghadap kepada Sang Khaliq, hingga membuat hatinya kini menjadi tenang.

Kalila pun mengerjakan salat isya berjamaah, dengan hati yang mulai damai. Dan seperti dihari-hari biasanya, shaff yang terisi dibarisan kaum Hawa hanya ada 2 barisan saja begitu pun dengan shaff kaum Adam yang terisi cuma 1 shaff.

Setelah menunaikan salat Isya, beberapa orang kini keluar masjid dan kini hanya menyisahkan beberapa orang saja disana. Pandangan Kalila dibuat begitu terkejut saat melihat kehadiran seorang lelaki yang baru Ia lihat di dalam masjid Al-Ikhlas. Sehingga tatapan keduanya kini bertemu, membuat lelaki yang Ia pandangi barusan mengangguk seraya tersenyum kearahnya sedangkan Kalila melihat itu membalasnya dengan senyuman lalu kembali mengalihkan pandangannya kepada Inayah yang berada duduk disampingnya.

Ustadz Alhasan pun sudah duduk ditengah-tengah semua orang disana. Seperti dihari biasanya, jika mereka akan melakukan tausyiah. Semua orang yang berada di dalam masjid membuat 2 shaff. Dimana shaff sebelah kanan adalah shaff kaum Hawa dan sebelah kirinya adalah shaff kaum Adam.

Semua pandangan kini tertujuh kepada Ustadz Alhasan, si pendiri masjid Al-ikhsan tersebut.

Ustadz Alhasan lalu tersenyum, "Baiklah, sebelum memulai tausyiah kita hari ini. Saya akan memperkenalkan terlebih dahulu anak-anak saya" ucapnya yang kini menatap kearah lelaki itu berada disebelahnya sambil mengelus lembut punggung lelaki muda tersebut.

"Ini adalah keponakan saya, dia ini baru pulang dari Kairo, beberapa hari yang lalu dan sudah mendapat gelar S2-nya disana. Dan dia juga adalah salah satu dos ... " ucap Ustadz Alhasan yang terpotong karena kehadiran seorang lelaki.

"Maaf abah, saya terlambat" ucap lelaki itu dan kini semua perhatian terpusat kearahnya.

*

*

*

!!Bersambung!!

Baiklah.. sahabat Author, jangan lupa tinggalkan jejaknya yah. Syukron :)

Terpopuler

Comments

Hiatus

Hiatus

5 like sisanya menyusul
makasih dh mmpir ke kaya baruku

2021-02-11

1

Ria Diana Santi

Ria Diana Santi

5 like hadir! Semangat up-nya!

2021-02-10

1

Lien machan

Lien machan

semangat terus

2021-02-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!