Part 17

Assalamualaikum sahabat Author, jangan lupa yah untuk memberi like, komentar, vote dan bintang limanya juga. Hehehe biar Author makin semangat up-nya. Syukron :)

...*******...

Kalila lalu menganggguk. "Iya Mas, Kalila begitu sangat menyukainya" jawabnya membuat Haidar kini tersenyum. Bagaimana tidak? miniatur tersebut merupakan miniatur buatannya sendiri, sewaktu berada di Kairo dulu. Lelaki tampan itu selalu saja pergi ke sebuah pabrik miniatur terkenal disana, apabila memiliki waktu luang hingga Ia pun sudah begitu dekatnya kepada si pemilik pabrik miniatur itu karena memang keseringan mampir.

"Kalila, boleh kok membawanya pulang" ucap Haidar seraya meraih miniatur itu dari tempatnya dan mengarahkan kearah tangan kanan Kalila.

Kalila langsung menggeleng pelan kepalanya. "Tidak usah Mas, lagian semua ini harusnya dibeli" tolaknya lembut. "Kalila akan membelinya" lanjutnya lagi.

Haidar tersenyum simpul. "Kalila tidak usah membelinya, anggap saja aku memberi ini karena ucapan terima kasihku karena Kalila sudah mampir kesini" jelasnya namun Kalila masih saja menggeleng tidak ingin menerima miniatur tersebut.

"Tidak Mas, saya akan membelinya" ucapnya yang kini begitu tegas membuat Haidar pasrah akan keputusan Kalila untuk membeli miniatur itu.

"Baiklah, harganya 15 ribu Kalila" lelaki tampan itu tersenyum melihat Kalila yang sudah mengeluarkan dompetnya dan memberikan uang sebanyak yang dikatakan Haidar.

Kalila mengulurkan uang berjumlah 15 ribu tersebut seraya tersenyum lebar. "Ini Mas" katanya memberi uang itu kepada Haidar dan sudah jelas lelaki itu dengan senang hati segera menerimanya.

Haidar lalu mengangguk. "Baiklah Kalila, terima kasih ya" balasnya setelah mengemaskan miniatur tersebut dengan kotak kecil berwarna biru muda membuatnya tampak begitu indah.

Kalila lagi-lagi tersenyum seraya menganggguk. "Iya Mas, sama-sama" balasnya yang kini meraih kontak biru muda itu.

Tidak jauh dari tempatnya, seorang lelaki tersenyum simpul melihat kedekatan Kalila bersama Haidar walau dihatinya masih belum sepenuhnya sembuh namun Ia berusaha untuk mencoba ikhlas.

Qiyas pun mengangguk. "Kalila, asalkan kamu bahagia, Mas juga pasti ikut bahagia. Semoga kamu selalu bahagia bersama Mas Haidar" ucapnya di dalam hati namun seorang wanita yang berada bersama Qiyas saat ini ikutan mengikuti arah padang Qiyas yang melihat kedekatan Haidar bersama Kalila.

Inayah lalu menatap sinis Kalila. "Dasar wanita tidak tahu diuntung, sudah mendapatkan Mas Haidar, Mas Qiyas pun masih mau diembatnya juga" keluhnya didalam hati yang kini beralih menatap Qiyas yang sudah fokus melihatnya.

Qiyas tersenyum. "Jadi, ini ya Inayah?" tanya Qiyas seraya memegang sebuah lukisan Kaligrafi bergambarkan seorang wanita berhijab yang sedang membaca lantunan ayat suci Al-Qur'an ditengah orang-orang banyak.

Inayah sontak menganggguk. "Iya Mas, saya mau yang ini saja karena yang ini terlihat begitu unik untukku" jelasnya membuat Qiyas lagi-lagi tersenyum.

"Kamu memang wanita yang cerdas Inayah, ini adalah karyaku yang sengaja aku buat kemarin malam hanya untuk bazar ini" jelasnya. "Iya, kamu adalah orang yang berhak menerimanya" lanjutnya lagi yang berhasil membuat Inayah begitu bahagia karena tidak menyangka kalau ternyata karya tersebut adalah hasil lukisan tangan dari orang yang dicintainya.

"Alhamdulillah, wah pantas saja gambar ini sangat berkesan Mas, ternyata ini adalah karya Mas sendiri" Inayah menunjuk lukisan kaligrafi tersebut dan Qiyas membalasnya dengan senyuman.

Kalila pun meninggalkan Haidar dan tatapan matanya kini tertujuh kearah Inayah dan Qiyas disana. "Assalamualaikum" ucap Kalila saat tiba dihadapan Inayah dan Qiyas.

Qiyas langsung tersenyum. "Waalaikumsalam Kalila" balasnya namun tatapan tidak suka kini Inayah lontarkan pada kedatangan Kalila disana karena menurutnya mengganggu kebersamaannya bersama Qiyas.

"Dasar perusak, apa dia memang suka melihatku kesal?" tanyanya. "Kenapa dia harus datang kesini sih? mengganggu saja" cibir Inayah didalam hatinya.

Kalila melihat kearah Inayah berada yang tampak masih terlihat marah. "Inayah" panggil Kalila dan Inayah langsung membuang wajahnya kesamping.

Qiyas melihat itu menatap aneh Inayah yang terlihat tidak suka melihat kedatangan Kalila. "Apakah mereka sedang bertengkar? kasihan sekali Kalila" monolognya didalam hati hanya bisa memperhatikan Kalila dan Inayah yang seperti tidak akur.

"Inayah, aku ingin berbicara kepadamu sebentar saja" lagi-lagi Kalila ingin meraih tangan Inayah namun Inayah segera menghindar beberapa langkah dari Kalila.

"Tidak ada yang perluh dibicarakan lagi dan lagian kamu itu siapa? kenal saja tidak" balasnya cuek masih belum melihat Kalila.

Ucapan Inayah berhasil menusuk perasaan wanita cantik itu lagi, Kalila mencoba tersenyum namun itu begitu sangat sulit untuknya sedangkan Qiyas hanya bisa melihat Kalila dan Inayah bergantian yang sangat jelas bila Inayah saat ini sangat marah kepada Kalila.

Kalila menghembuskan napasnya. "Baiklah Inayah, walau kamu tidak menganggapku sebagai teman lagi, tapi 1 hal yang harus Inayah ingat kalau aku akan selalu menganggapmu sebagai sahabatku sampai kapan pun itu" ucapnya yang masih menatap Inayah yang masih membelakanginya.

Kalila kini tersenyum menatap Qiyas. "Mas, kalau begitu aku permisi ya" ucapnya ingin pamit.

Qiyas mendengar itu segera meraih sebuah kotak kecil berwarna merah muda di dalam tasnya. "Kalila tunggu, ini ambillah" katanya mengulurkan kotak merah muda dihadapan Kalila dan kini sorot mata kesal Inayah ikut melihat kotak merah muda tersebut.

Kalila menggeleng-geleng. "Tidak Mas, saya tidak bisa menerima ini" tolaknya. "Wassalamualaikum" langkah kaki Kalila segera meninggalkan Inayah dan juga Qiyas. Wanita cantik itu segaja pergi cepat, takut bila menerima pemberian Qiyas membuat Inayah semakin marah kepadanya.

"Waa'alaikumsalam" jawab Qiyas yang terlihat begitu kecewa karena Kalila menolak pemberiannya namun berbeda halnya dengan Inayah, Ia tampak begitu senang karena Kalila tidak menerima pemberian Qiyas.

Setelah kejadian itu, Kalila memutuskan untuk pulang dan kini wanita cantik itu sudah berjalan menuju kosnya. Ia terus menatap jalanan di depannya dengan mata yang begitu senduhnya karena masih mengingat setiap ucapan yang keluar dari mulut Inayah yang membuatnya seketika merasa sesak.

"Astaghfirullah, mengapa Inayah begitu membenciku? sampai, dia sungguh memutuskan pertemanan ini" kini wanita cantik itu sudah tiba di depan kosnya.

Langkah kedua kaki Kalila berjalan langsung naik ke atas kamarnya hingga tidak menyadari kalau Aisyah dan Adila sedari tadi telah memanggil-manggil namanya namun wanita cantik itu tidak menyadari itu karena masih sibuk akan pikirannya mengenai Inayah.

Adila dan Aisyah pun saling menatap. "Kak Lila kenapa ya kak?" tanya Aisyah setelah indera penglihatannya sudah tidak menangkap Kalila sedang Adila langsung mengedikkan bahunya. "Tidak tahu dek" balasnya yang juga merasa bingung.

Kalila masuk ke dalam kamarnya, berjalan kearah meja rias dan kembali menggantung tasnya disana seusai mengambil ponselnya dari dalam tasnya. Kini langkah kakinya berhenti disamping kasur dan mendudukkan dirinya disana.

Tangan kanan Kalila, kini menyimpan kotak biru muda yang sedari tadi Ia pegang ke atas nakas dan disusul tangan kirinya menyimpan ponselnya disana juga.

Wanita cantik itu, kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur dan perlahan memejamkan kedua matanya. Berharap supaya bisa tidur segera agar pikiran dan hatinya kembali damai dan benar saja, akhirnya Kalila pun tertidur walau belum mengganti pakaian yang Ia gunakan tadi dari Bazar di kampusnya.

*

*

*

!!Bersambung!!

Terpopuler

Comments

IM Lebelan

IM Lebelan

Aku datang..terima kasih sudah mampir dan saling dukung..selamat berkarya dan semoga sukses

2021-03-27

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

hadir❤️

2021-02-10

1

Niswa mandailing

Niswa mandailing

lanjut

2021-02-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!