Part 10

Assalamualaikum sahabat Author, jangan lupa yah untuk memberi like, komentar, vote dan bintang limanya juga. Hehehe biar Author makin semangat up-nya. Syukron :)

...*******...

Fahri yang baru tiba tersenyum menghampiri Adiba, "Adiba baru bangun ya?" tanya Fahri, lelaki kecil tampan berusia 8 tahun yang cuman berbeda dua tahun bersama Adiba.

Adiba mengusap pelan mata kanannya menatap kearah lelaki kecil tampan itu. "Iya, mas Fahri dari mana sama Abi?".

"Mas dari ambil itu" Fahri menunjuk nasi kotak yang sudah tersusun rapi di ruang tamu.

"Oh gitu, lalu pak dosen dimana?" tanyanya lagi namun kali ini, gadis kecil itu mencari keberadaan Haidar.

"Itu, pak dosennya lagi sibuk" Fahri kini menunjuk kearah sang kakak yang baru masuk, lagi sibuk mengangkat beberapa kotak air mineral bersama Qiyas.

Dan lagi-lagi, Adiba hanya mengangguk sedangkan semua orang yang berada disana menatap kedua anak kecil itu dengan tatapan begitu menggemaskan.

Umi Marwah mencium pipi Adiba yang masih berada dihadapannya, "Ih, anak Umi bau ihh" ucapnya.

Adiba menggeleng pelan kepalanya. "Tidak Umi, Adiba tidak bau kok."

"Bau nak, kalau tidak percaya. Adek kesana, bilang ke kakak Lila" Umi Marwah menunjuk keberadaan Kalila membuat Adiba seketika membelalakkan matanya karena baru sadar akan kedatangan Kalila.

"Kak Lila" ucapnya berlari kearah Kalila membuat Kalila melebarkan kedua tangannya agar mereka bisa saling berpelukan dan benar saja, keduanya langsung berpelukan. Kalila dan Adiba memang sudah begitu akrabnya karena setiap kali Adiba ikut bersama Ustadz Alhasan ke tausiyah, pasti gadis kecil cantik itu selalu pergi bersama Kalila.

"Kak Lila, Adiba tidak bau kan kak" tanyanya. "Kata Umi, Adiba bau" lanjutnya lagi saat pelukan mereka sudah terlepas.

Kalila langsung mencium pipi Adiba, "Bau dek, tapi hanya dikit" jawab Kalila dan Adiba cemberut.

"Ahh, kok semua orang bilang Adiba bau sih" ucap Adiba seakan-akan tidak ada yang memihak dirinya. Fahri mendengar itu tersenyum seraya menghampiri keberadaan Adiba yang saat ini bersama Kalila.

"Adiba jangan sedih, kalo sedih entar rezekinya dipantok ayam mau?" kata Fahri berusaha menenangkan Adiba.

Adiba menggeleng-geleng, "Tidak mas, Adiba tidak mau itu."

"Kalau begitu sedihnya jangan kepanjangan ya, ini ambillah" Fahri memberikan gula-gula lolipop yang dikeluarkannya dari kantong saku celananya yang berhasil membuat wajah Adiba yang tadi cemberut berubah bahagia setelah meraih lolipop itu dari tangan Fahri.

"Mas, beli ini dimana?" tanya Adiba penasaran dan kini membuka lolipop itu lalu mengemutnya seraya menatap Fahri.

"Tadi di perjalanan pulang, aku dan Abi singgah membeli air mineral di tokoh. Terus, aku liat itu dan keinget sama Adiba" ucapnya. "Jadi, aku menyuruh Abi untuk membelinya juga" lanjutnya lagi membuat Adiba mengangguk paham.

"O gitu, makasih ya mas" ucap Adiba. "Iya masama Adiba" balasnya yang sama-sama tersenyum.

Umi Safa kini beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri kedua anak kecil yang masih sedang berbicara itu.

"Umi tidak ada?" tanyanya yang tiba dihadapan Fahri dan Adiba.

Fahri tersenyum, "Ada Umi, Fahri juga membelikannya untuk Umi dan Umi Marwah" kini Fahri menghampiri Abinya yang baru masuk bersama yang lainnya.

"Abi, lolipop yang buat Umi sama Umi Marwah mana?" tanya Fahri yang sudah berada didepan Ustadz Ahmad seraya mengulurkan tangan kanannya.

Ustadz Ahmad tersenyum, "Ini nak" ucapnya lalu memberikan 2 bungkus lolipop kepada sang anak.

Haidar ikut tersenyum lalu berjongkok dihadapan sang adik, "Terus untuk pak dosen mana?" ucapnya yang ikut mengulurkan tangan kanannya.

Fahri lalu menggeleng-geleng, "Pria sejati tidak boleh makan beginian, ini hanya buat para wanita saja pak dosen" balasnya mengeraskan sebutan pak dosen.

Semua orang yang berada disana ikut tertawa, saat mendengar ucapan lelaki kecil tampan itu seakan-akan berbicara layaknya pria dewasa.

Qiyas mengangguk, "Fahri bener tuh mas, kita sebagai pria sejati punya harga diri jadi tidak boleh menjadi lemah. Iya kan dek?" timpalnya yang langsung mendapat anggukan oleh Fahri.

Fahri tersenyum kini berjalan kearah Qiyas, "Mas adalah pria sejati" Fahri memberikan kedua jempolnya kepada Qiyas dan kembali keposisi awalnya.

Semua orang disana lagi-lagi dibuat tersenyum melihat tingkah Fahri yang memang begitu menggemaskannya.

"Umi, ini untuk Umi" Fahri memberikan 1 lolipopnya buat sang Umi namun Umi Marwah sontak menggeleng pelan kepalanya.

"Kenapa Umi?" tanyanya yang terlihat sedikit sedih.

Umi Safa tersenyum, "Anak Umi pasti lupa, Umi kan tidak suka makan yang manis-manis nak" balasnya yang memang tidak menyukai segala sesuatu yang terlalu manis.

Fahri lalu memukul pelan jidatnya, "O iya, astaga maafin Fahri Umi. Fahri lupa." ucapnya yang langsung menunduk karena baru kali ini lelaki kecil itu melupakan kebiasaan Umi Marwah yang tidak terlalu suka makanan manis.

Umi Safa tersenyum lalu mengangkat wajah sang anak dengan lembutnya. "Iya sayang, tidak apa-apa. Pria sejati juga kadang lupa" ucapnya menenangkan sang anak hingga membuat Fahri kini kembali tersenyum.

Fahri menatap kembali lolipopnya, "Terus, ini untuk siapa dong Umi?" tanyanya yang mulai bingung dan langsung dibisik oleh sang Umi.

Fahri mengangguk, "Baiklah Umi" anak lelaki tampak itu kini kembali berjalan kearah tempat salah seorang wanita cantik.

Fahri lagi-lagi tersenyum, "Kak Lila, ini buat kakak" ucap Fahri mengulurkan lolipopnya itu kepada Kalila yang sontak gadis cantik itu dibuat begitu terkejutnya.

"Kok, lolipopnya diberikan ke kakak dek?" tanya Kalila yang dibalas Fahri dengan tersenyum sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya yang 2 diantara gigi depannya sudah menghilang membuatnya tampak terlihat begitu imut.

"Kata Umi, kak Lila wanita yang baik jadi lolipop ini Fahri berikan untuk para wanita baik" lanjutnya memberitahu.

Kalila mendengar alasan dari Fahri hanya bisa pasrah seraya tersenyum walau didalam hatinya mengakatankan dirinya, bukanlah wanita baik namun gadis cantik itu tidak ingin membuat lelaki kecil tampan itu bersedih jika dirinya menolak pemberiannya itu.

Kalila tersenyum meraih lolipop itu dari tangan Fahri, "Baiklah, kakak terima ya dek" ucapnya membuat senyuman terukir indah diwajah Fahri.

Fahri melebarkan kedua tangannya, "Kakak, boleh tidak, Fahri juga dapat pelukan sama halnya dengan adek Adiba tadi" tanyanya begitu berharap yang langsung dibalas Kalila dengan melebarkan tangannya seraya mengangguk dan mereka pun kini saling berpelukan.

"Fahri, juga sangat sayang sama kakak Lila yang baik hati" ucapnya di dalam pelukan Kalila dan wanita cantik itu hanya ikut mengangguk. "Iya dek, kakak juga."

Semua tatapan bahagia pun kini tertujuh kepada mereka berdua dan itu membuat Haidar begitu yakin akan keputusannya, "In Sya Allah, aku akan segera mengkhitbahmu Kalila" ucap Haidar dalam hatinya.

...********...

Malam, Pukul 18:28 WIB. Beberapa anak dari Pondok Pesantren Al-Ikhlas pun sudah datang dan kini pengajian pun akan segera dimulai.

Kalila kini berada ditengah-tengah mereka, karena Ustadz Alhasan mempercayakan kepada Kalila untuk memimpin jalannya pengajian tersebut, mengingat suara Kalila yang memang begitu merduh bila didengar oleh setiap orang.

Kalila mengawalinya dengan membaca surah pembuka, yaitu: Q.S Al-fatihah dan disusul beberapa surah yang biasa dibacakan ketika dalam sebuah pengajian.

Semua orang yang mendengar lantun-lantunan dari setiap ayat-ayat suci Al-Qur'an yang keluar dari bibir Kalila membuatnya begitu memuji akan kebesaran Sang Pencipta. Terlebih Qiyas, Umi Safa dan Ustadz Ahmad yang memang baru hari ini mendengarkan suara Kalila yang begitu indahnya dalam melantunkan setiap ayat-ayat Allah Swt.

Qiyas tersenyum, "Subhanallah. Sungguh, aku begitu kagum kepada-Mu ya Allah. Semua yang aku lihat dan dengarkan saat ini, benar-benar membuatku begitu dibuat terpesona oleh-Mu" ucapnya mengucap syukur akan suara Kalila.

Umi Safa ikut tersenyum, "Dia memang sangat pantas bersanding untuk anakku, Haidar. Gadis ini sudah sangat baik dan juga begitu Solehah, apalagi ketika mendengar suaranya ini, Ma Sya Allah. Dia adalah wanita yang sudah sangat-sangat sempurna" ujar Umi Safa dalam hatinya masih menatap kearah Kalila berada.

Ustadz Ahmad tersenyum masih melihat Kalila, "Ya Allah, Engkau begitu Agung begitu sangat elok-nya suaranya melantunkan segala ayat-ayat cinta-Mu" ucapnya ikut begitu bersyukur.

Beberapa menit berlalu, akhirnya pengajian pun selesai dan saat ini anak-anak dari Pondok Pesantren Al-Ikhlas pun sudah pulang semua.

Namun, tiba-tiba hujan turun begitu lebatnya. Memang sedari tadi pagi udara diluar tidak begitu bersahabat, langit begitu mendungnya dan akhirnya, biliran air turun membasahi bumi untuk memberikan kehidupan untuk setiap makhluk-Nya.

Kalila, Inayah dan Aisyah yang saat ini berada diteras rumah, dibuat resah akan turunnya hujan yang begitu lebatnya ini.

"Bagaimana ini kak? hujannya begitu deras" ucap Aisyah mengelus-eluskan dirinya untuk menghangatkan karena memang diluar sana begitu dingin.

Kalila menggeleng-geleng, "Tidak tahu dek, kita tunggu sampai hujannya redah dulu, baru kita pulang ke kos" balasnya.

"Tapi, kalo hujannya tidak redah-redah gimana ini?" timpal Inayah yang terus menatap ke langit yang terlihat hanya rintihan hujan yang turun dari sana.

"Aku juga tidak tahu Inayah" lagi-lagi Kalila hanya bisa menghembuskan napasnya karena pasrah akan hujan yang saat ini memang turun begitu derasnya.

Umi Safa tersenyum, datang menghampiri ketiga wanita itu yang berdiri diluar depan rumah Ustadz Alhasan.

"Kalian, menginap saja ya nak" ucap Umi Safa saat tiba dibelakang Kalila, Inayah dan Aisyah.

Ketiganya langsung membalikkan badannya kearah sumber suara tersebut, "Ehh Umi" sahut mereka kompak.

Umi Safa meraih tangan Kalila, "Disini dingin nak, ayo kita masuk ke dalam" pintanya yang menarik tangan Kalila masuk yang langsung diangguki Kalila, Inayah dan Aisyah.

*

*

*

!!Bersambung!!

Terpopuler

Comments

IM Lebelan

IM Lebelan

lanjut ya..semangat 💪

2021-02-11

1

Ria Diana Santi

Ria Diana Santi

5 like lagi! Semangat up-nya!

2021-02-10

1

Arda Handara

Arda Handara

Petualangan Tina Ayu mulai dari sini

2021-02-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!