Part 15

Assalamualaikum sahabat Author, jangan lupa yah untuk memberi like, komentar, vote dan bintang limanya juga. Hehehe biar Author makin semangat up-nya. Syukron :)

...*******...

Setelah menunaikan salat dzuhur, Kalila memutuskan untuk turun makan siang karena memang Ia tidak sempat sarapan di rumah Ustadz Alhasan tadi kerena terburu-buru ingin segera pulang.

Kalila langsung melangkahkan kakinya menuju dapur, walau hatinya masih bersedih tapi wanita cantik itu juga harus makan, agar tubuhnya bisa kuat menjalani cobaan yang Ia hadapi sekarang ini.

Kalila membuka pintu kulkas dan melihat beberapa bahan makanan yang ada disana, dilihatnya sayur kangkung yang dibelinya kemarin masih ada dan Ia pun dengan cepat meraihnya dan memutuskan untuk memasaknya.

Dengan lihai, Kalila memperlancar aksinya karena memang disetiap kali wanita cantik itu berada di kampungnya, Ia selalu membantu sang Ibunda memasak, jadi jangan heran bila Kalila sudah menguasai beberapa macam menu masakan.

Setelah wanita cantik itu makan dengan segera Kalila mencuci semua piring yang kotor agar tidak terlihat berantakan. Kalila pun berjalan ke ruang tamu dengan langkah masih lesuh karena bayang-bayangan dari Inayah, Qiyas dan Haidar masih berada di pikirannya.

Kalila mendudukkan dirinya, di salah satu sofa. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa karena hati dan pikirannya kini semakin menjadi gusar.

Wanita cantik itu menghembuskan napas jerah. "Pasti, ini semua sudah Allah tentukan untukku. Mungkin, aku memang tidak berjodoh sama mas Qiyas" ucapnya. "Aku harus mengikhlaskan mas Qiyas untuk Inayah biar sahabatku Inayah tidak lagi membenciku" lanjutnya lagi seraya mengangguk.

Tidak lama setelah itu, pintu kosnya berbunyi. Langkah kaki Kalila kini beranjak dari ruang tamu menuju pintu kosnya dengan segera Kalila membukanya dan alangkah dibuat begitu terkejut setelah melihat orang yang berdiri disana adalah salah seorang yang berada di pikirannya.

"Mas Haidar" ucapnya saat melihat orang itu sudah tersenyum kepadanya. "Mas Haidar sedang apa disini? Mas tidak mengajar?" tanya Kalila beruntun.

Haidar mengangguk. "Kalila, aku ingin berbicara sebentar kepadamu, apakah boleh?" tanyanya yang menunggu jawaban Kalila memberikan persetujuan.

Kalila sontak mengangguk. "Iya boleh mas, silahkan duduk" ucapnya menunjuk 2 kursi yang berada didepan kosnya membuat Haidar segera mendudukkan dirinya disana dan begitu pula dengan Kalila.

"Mau bicara apa ya mas?" tanya Kalila begitu seriusnya.

Haidar tersenyum. "Kalila, saya datang kemari untuk menjelaskan kejadian yang tadi subuh" katanya. "Bila memang, kamu tidak memiliki rasa untukku sebaiknya jangan menerimanya" lanjut Haidar membuat Kalila sedikit bingung.

"Maksud Mas apa ya, Kalila tidak mengerti" ucapnya sembari menggaruk tekuk kepalanya yang tidak gatal.

Haidar lagi-lagi tersenyum. "Kalila, aku sudah mengetahui semuanya kalau hatimu itu bukan untuk Mas, Mas tahu itu karena mendengar ucapan Kalila tadi subuh kalau Kalila jatuh cinta dengan suara Adzan dari mulut Qiyas" jelasnya membuat Kalila begitu terkejutnya hingga tidak bisa berkutik lagi dan memilih menundukkan wajah cantiknya.

"Mas juga ingin melihat orang yang Mas cintai itu juga bahagia, walau kebahagiannya itu tidak bersama Mas" lanjut Haidar membuat Kalila kini mendongak menatap lelaki itu yang terlihat begitu seriusnya.

Kalila menggeleng-geleng. "Tidak Mas, Mas Haidar salah" ucapnya. "Mas adalah salah seorang lelaki baik yang pernah Kalila temui, Kalila tidak ingin membuat hati siapa pun hancur lagi karena tindakan Kalila yang salah" jelasnya serius yang terpancar jelas dimatanya karena memang matanya mulai berbinar-binar.

"Kalila, tidak mau itu Mas dan Kalila tidak ingin salah langkah lagi" lanjutnya membuat Haidar semakin bingung.

"Salah langkah? maksud Kalila apa?" tanya Haidar menatap serius wajah Kalila.

Kalila langsung tersenyum. "Iya Mas, Kalila akan mempertimbangkan niat baik Mas ini, Kalila akan memberi jawaban yang pantas bila Kalila sudah menemukan jawabannya" balasnya.

"Apa kamu sungguh mau mempertimbangkan aku?" ucap Haidar yang masih belum percaya.

Kalila pun mengangguk. "Iya mas, in sya Allah kalau aku sudah menemukan jawabannya langsung Kalila beritahukan sama mas" jawabannya begitu serius.

Haidar kini tersenyum lebar, menatap wajah Kalila yang tampak begitu seriusnya, membuat hati Haidar penuh harap agar kiranya jawaban Kalila kelak bisa menerimanya dan pasti itu adalah suatu kebahagiaan yang tiada tara untuknya karena wanita yang pertama kali membuatnya jatuh cinta hanyalah Kalila orang yang spesial itu.

Haidar lalu berdiri. "Kalau begitu, aku pulang ya? soalnya sudah ditunggu Umi" jelasnya yang membuat wanita cantik itu sudah ikut berdiri.

Kalila mengangguk. "Oh iya mas, Kalila titip salam ya buat Umi dan Ustadz Ahmad" katanya dan Haidar sontak memgangguk seraya tersenyum.

"Kalau buat si pria sejati tidak?" ucap Haidar yang menawarkan salam untuk sang Adik, Fahri.

Kalila tersenyum. "Eh iya mas, salam sama adek Fahri juga ya" kini keduanya saling mengangguk dan langkah Haidar pun berlanjut hingga berada di depan mobilnya.

Haidar tersenyum seraya melambai. "Kalau begitu aku pulang. Wassalamualaikum" ucap Haidar yang melihat Kalila masih berdiri ditempatnya tadi dan itu langsung diangguki Kalila. "Waalaikumsalam Mas" balasnya.

Haidar pun memasuki mobilnya setelah pamit dan berlalu meninggalkan kos Kalila. Wanita cantik itu masih betah menatap kepergian Haidar hingga mobilnya sudah benar-benar menghilang dari indera penglihatannya.

Kalila pun menghembuskan napas. "Bismillah, semoga aku tidak akan membuat seseorang yang menyayangiku kecewa lagi seperti halnya Inayah" ucapnya yang melangkah masuk dalam kosnya.

Belum jauh Kalila berjalan menjauhi pintu kosnya, lagi-lagi pintu yang tadi Ia lewati masuk, kini berbunyi dengan cepat Kalila lalu membalikkan badannya dan berniat untuk membuka pintu kos lagi.

Hati Kalila dibuat begitu gusarnya, saat melihat orang kedua yang datang ke kosnya itu juga seseorang yang masuk dalam kategori yang sedang Ia pikirkan.

"Assalamualaikum Kalila" ucapnya seraya tersenyum.

Kalila pun mengangguk. "Iya, Waa'alaikumsalam Mas" ucapnya. "Mas Qiyas kok datang kemari? ada perluh apa ya?" tanyanya yang merasa bingung.

"Ada yang harus aku sampaikan sama Kalila, apa kita bisa berbicara sebentar?" kata Qiyas begitu harapnya.

Kalila menganggguk sembari menunjuk kursi yang tadi lagi. " Baiklah Mas, silahkan duduk" pintanya.

Qiyas tersenyum lalu mendudukkan dirinya di kursi itu lagi dan disusul Kalila, hati Kalila semakin dibuat tidak karuan. Walau hatinya begitu senang melihat orang yang Ia cintai itu sekarang ada dihadapan matanya bahkan cuman menyisahkan beberapa langkah saja.

Kalila pun tampak berpikir. "Ya Allah, perasaanku ini semakin menjadi-jadi setiap kali melihatnya, aku harus bagaimana Ya Allah ?" ucapnya di dalam hati sedang Qiyas masih fokus menatap wajah cantik Kalila yang terlihat begitu seriusnya.

Qiyas lalu tersenyum. "Kalila" panggilnya lembut.

"Iya Mas" balas Kalila kini fokus melihat kearah Qiyas.

"Kalila, aku datang kesini karena perintah hatiku sendiri, aku sudah tidak bisa menahannya lagi" ucapnya membuat Kalila semakin serius.

Kalila menggeleng-geleng. "Apa yang Mas katakan, Kalila tidak mengerti maksud Mas Qiyas" balasnya.

Qiyas mengangguk seraya tersenyum. "Kalila, Mas datang kemari ini ingin menyampaikkan perasaan Mas yang sesungguhnya sama Kalila" katanya. "Mas takut kalau tidak menyampaikan ini bakal menjadi masalah besar nantinya dan membuat Mas kecewa seumur hidup" lanjutnya membuat wanita cantik itu semakin bingung.

Kalila dengan mata terbelalak kini mencoba mencerna setiap ucapan Qiyas yang tertuturkan untuknya. "Mas Qiyas, ada apa ya? jangan membuatku semakin menjadi bingung Mas" balasnya.

"Mas kesini untuk memberitahu Kalila, perihal rasa Mas yang begitu mengangumi Kalila. Mas tidak ingin jika kelak Kalila bersama dengan Mas Haidar membuat hati Mas merasa sakit bila tidak menyampaikan ini" ucapnya dan lagi-lagi membuat Kalila begitu terkejutnya.

Kalila dengan perasaan bahagia bercampur sedih kini menjalar diseluruh tubuhnya, Ia ingin sekali tersenyum mendengar ucapan Qiyas yang ternyata juga menyimpan rasa untuknya namun disisi lain dia tidak boleh berlebihan mengingat sahabatnya Inayah, juga mencintai Qiyas.

Kalila menunduk. "Tidak Mas, Kalila tidak bisa" ucapnya berlawanan dengan hatinya sedang Qiyas mendengar itu hatinya dibuat begitu hancur namun Ia berusaha untuk tenang agar tidak membuat suasana disana menjadi kacau balau, apa lagi Ia juga masih bersama Kalila, gadis yang menjadi cinta pertamanya.

"Kenapa Kalila? apa kamu mencintai Mas Haidar?" tanya Qiyas menatap wanita cantik itu begitu dalamnya.

Kalila mengangguk. "Iya Mas" balasnya yang lagi-lagi mengelak dan tidak selaras dengan perasaannya. "Ya Allah maafin Kalila, yang saat ini berbohong ya Allah" ucapnya di dalam hatinya yang kini merasa bersalah.

Qiyas mendengar itu sangat kecewa karena rupanya perasaannya hanya bertepuk sebelah tangan, Kalila tidak menyukainya yang disukai ternyata Haidar.

Qiyas menghembuskan nafas gusar. "Tidak apa-apa Kalila" ucap Haidar berusaha kuat. "Jadi, kamu akan menerima Mas Haidar?" lelaki itu menatap tajam-tajam Kalila yang sudah mendongak ikut menatapnya, berharap ada kebohongan yang tersirat didalam matanya namun itu hanya terbuang sia-sia karena wajah Kalila terlihat begitu seriusnya.

Kalila pun mengangguk. "In sya Allah Mas" balasnya, kini hati Qiyas mulai tenang. Qiyas berpikir, setidaknya Kalila bersama Haidar yang selama Ia mengenal lelaki itu memang sangatlah baik.

"Baiklah Kalila, aku akan mundur dan aku berharap keputusanmu ini adalah yang terbaik untukmu" ucapnya yang kini berdiri dan begitu pula Kalila sudah ikutan berdiri.

Kalila tersenyum seraya menganggguk. "In sya Allah Mas" balasnya.

Qiyas pun menunjuk tempat dimana mobilnya berada. "Kalau begitu aku permisi ya, Wassalamualaikum" ujarnya.

Kalila lagi-lagi mengangguk. "Iya Mas, Waa'alaikumsalam" langkah lelaki tampan itu menuju kearah mobilnya setelah berpamitan kepada Kalila dan kini betlalu meninggalkan kos Kalila.

Hati keduanya begitu sangat hancur, mengingat ternyata keduanya memiliki perasaan yang sama namun tidak bisa bersama. Qiyas ternyata juga menyukai Kalila dan begitu pula dengan Kalila namun Ia tidak bisa menyampaikannya kepada Qiyas mengingat ada perasaan yang harus Ia jaga.

*

*

*

!!Bersambung!!

Terpopuler

Comments

S Anonymous

S Anonymous

15 Like mendarat 👍

Salam kenal dari "CALON ISTRI VS MANTAN ISTRI"
Semangat terus ya Kak💪

2021-02-12

1

Ria Diana Santi

Ria Diana Santi

5 like hadir! Mari tetap saling dukung!

2021-02-11

1

nizam dan teman teman Nizham dan aliya

nizam dan teman teman Nizham dan aliya

Gara" Inayah,, kacau dech!!! Kasian Kalila dan Qiyas yg sama" suka... 💔💔😢😢

2021-02-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!