Part 11

Assalamualaikum sahabat Author, jangan lupa yah untuk memberi like, komentar, vote dan bintang limanya juga. Hehehe biar Author makin semangat up-nya. Syukron :)

...*******...

Pukul 21:12 WIB. Mereka pun masuk di tempat semua orang berkumpul diruang tamu. Semua yang ada disana tersenyum simpul melihat kearah Kalila, Inayah dan Aisyah yang tampak raut kecewa diwajahnya.

Umi Marwah yang menyadari itu, ikut menghampri Kalila yang sudah duduk disamping Umi Safa.

Umi Marwah meraih tangan Kalila. "Nak Kalila kenapa?" tanyanya saat sudah duduk disebelah Kalila.

Kalila menggeleng-geleng, "Masih hujan Umi" balasnya yang tampak bersedih.

Umi Marwah lalu tersenyum, "Tidak masalah, nak Kalila menginap disini aja. Anggap saja rumah ini rumah nak Kalila juga" ucapnya yang ikut diangguki Umi Safa.

"Iya dek, Mbak tadi sudah bilang itu ke nak Kalila tapi dia belum menjawab Mbak" kata Umi Safa memberitahu.

"Besok, Kalila ada kuliah pagi Umi" jawabnya membuat Umi Safa dan Umi Marwah lagi-lagi tersenyum.

"Itu tidak masalah nak, besok pagi sekali, biar anak Umi yang mengantarkan Kalila pulang" balas Umi Safa melihat sang anak yang sudah mengangguk.

Kalila menatap kearah Umi Safa, "Ta-tapi Umi, Kalila tidak mau merepotkan orang lain" wanita cantik itu kini menundukkan wajah cantiknya.

Umi Safa menggeleng-geleng seraya mengangkat wajah cantik Kalila dengan lembutnya, "Tidak nak, nak Kalila tidak merepotkan sama sekali" balasnya. "Lagian setiap hari, anak Umi memang harus berangkat pagi" jelasnya lagi membuat Kalila sudah paham. Pasalnya, Haidar memang adalah seorang dosen Fakultas Pendidikan.

Kalila kini tersenyum, "Kalo aku, tinggal ikut sama Aisyah juga Inayah aja Umi" wanita cantik itu pun menatap keberadaan Aisyah dan Kalila yang terlihat sedang berpikir.

Aisyah mengangguk. "Aisyah, ikut sama kak Lila aja" ucapnya seraya tersenyum.

"Sama, aku pun begitu, ikut sama keputusan Kalila" timpal Inayah yang kini dibalas anggukan sama Kalila.

Kalila kembali tersenyum sembari mengangguk. "Baiklah Umi, hari ini Kalila menginap di rumah Umi" putusnya membuat semua orang tersenyum menatapnya.

Ustadz Ahmad yang sedari tadi menatap sang Istri yang tampak perhatian sama Kalila itu ikut melihat kearah Kalila.

Ustadz Ahmad tersenyum. "Nak Kalila ini, apakah sudah punya pacar?" tanyanya yang segera Kalila balas dengan gelengan kepala.

"Tidak mas, Kalila itu anak yang patuh sama Agama. Dia tidak ingin berpacaran" jelas Umi Marwah yang memang lumayan banyak mengetahui tentang Kalila.

Ustadz Ahmad sontak mengangguk. "Itu bagus nak, memang di Agama kita, kita itu dilarang berpacaran karena bahayanya Zina" jelasnya membuat semua orang disana mengangguk mengiyakan.

Ustadz Alhasan ikut menatap Kalila. "Apa lagi, di zaman sekarang ini. Sudah banyak anak muda yang begitu naif. Bahkan, mereka merelakan harga dirinya direbut oleh seseorang yang bukan muhrimnya" lanjut Ustadz Alhasan.

Haidar tersenyum. "Iya Abah, Abah sama Abi sangat benar. Maka dari itu, Haidar tidak mau sama wanita yang sudah pernah berpacaran" timpalnya menatap Kalila.

Qiyas pun ikut mengangguk. "Sama mas, Qiyas juga seperti itu" tukasnya lalu menatap kearah Kalila juga.

Sedangkan tanpa mereka sadari, Inayah mulai cemberut memperhatikan Qiyas menatap Kalila begitu dalamnya. "Mengapa mas Qiyas menatap Kalila seperti itu? apa jangan-jangan, mas Qiyas juga menyukai Kalila sama halnya dengan Raffa?" tanyanya. "Tidak-tidak, aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Bagaimana pun caranya, aku harus mendapatkan mas Qiyas, titik." lanjutnya berbicara didalam hati masih memperhatikan Qiyas yang masih memperhatikan Kalila.

Semua orang disana menatap kearah kedua lelaki itu yang seolah-olah memberitahukan dirinya secara halus kalau mereka berdua itu juga masih jomblo.

Umi Marwah menyipitkan matanya, "Anak-anak Umi ini, kenapa sih? kok Umi rasa kalian berdua berbeda" ucapnya yang menatap bergantian Qiyas dan Haidar.

Qiyas lalu tersenyum, "Umi bisa aja, kami itu cuman menyampaikan faktanya aja, tidak ada yang berbeda dari kami. Iya kan mas?" serunya kini melihat Haidar.

Haidar sontak mengangguk, "Iya dek." balas Haidar tersenyum.

...********...

Pukul 23:10. Hari sudah larut namun mata Kalila masih dalam posisi yang terbuka. Iya, saat ini mereka semua sudah beristirahat. Kalila, Aisyah dan Inayah tidur di kamar Haidar karena memang hanya beberapa kamar saja yang ada di rumah itu sedangkan Haidar, Ia tidur di depan kamarnya sendiri yang memang, disana ada sofa yang bisa Ia tempati untuk tidur bila sewaktu-waktu kamarnya ditempati tamu.

Kalila yang berada diposisi tengah, terus merubah posisinya kearah kanan dan kiri tapi itu sama saja karena Kalila masih belum bisa tidur hingga dirinya pun kini memutuskan beranjak duduk dan menatap Aisyah juga Inayah yang sudah terlihat tertidur begitu pulasnya.

"Astaghfirullah, kenapa aku belum bisa tidur juga" gumamnya sambil menghembuskan napas pasrah.

Kedua matanya, kini mengedarkan penglihatannya kearah semua penjuru kamar Haidar hingga matanya tertujuh pada sebuah miniatur yang tampak begitu menarik perhatiannya.

Miniatur itu bergambarkan sebuah masjid yang tampak serupa dengan masjid Istiqlal di Jakarta. Kalila beranjak melangkah kearah miniatur itu yang tidak jauh dari kasur yang dia tempati. Tidak hanya satu atau dua, ternyata disana ada beberapa miniatur dengan berbagai macam gambar yang berbeda-beda.

Kalila menyentuh salah satu miniatur itu yang tampak berjejeran begitu indahnya diatas lemari hias dan Ia meraih yang berbentuk hati yang didalamnya terdapat seperti sebuah gambar seorang lelaki dan perempuan yang seakan-akan ingin meraih tangan antar satu sama lainnya namun terhalangi oleh keberadaan sebuah pohon pinus.

Wanita cantik itu lalu tersenyum simpul bagaikan memahami maksud dari makna gambar yang berada di dalam miniatur tersebut, "Em, pasti itu begitu sulit" ucapnya lalu kembali meletakkan miniatur itu ditempatnya.

Tangannya kembali meraih miniatur yang tampak bersinar, membuatnya lagi-lagi memperhatikannya. "Apa ini semua milik mas Haidar? wah, ini semua begitu indah" lanjutnya saat menatap miniatur yang diatasnya bertuliskan kaligrafi lafadz Allah Swt disertai seorang lelaki dan perempuan bagaikan meminta doa dalam salat berjamaahnya.

Kini, beberapa menit sudah berlalu, dan mata Kalila pun sudah merasakan rasa kantuk yang menlandanya. Dengan langkah santai, wanita cantik itu pun kembali keatas kasurnya dan akhirnya ikut terlelap menyusul Aisyah dan Inayah.

...*******...

Pukul 03:13 WIB. Wanita cantik itu lagi-lagi terbangun dan kini melangkah masuk ke dalam kamar mandi milik Haidar yang untungnya juga berada didalam kamarnya.

Kalila tersenyum. "Alhamdulillah" ucapnya saat keluar dari kamar mandi sembari mengusap wajahnya yang basah karena air wudhu.

Setiap kali wanita cantik itu pergi kemana-mana, Kalila pasti tidak lupa membawa mukenah kesayangannya. Mukenah pemberian dari sang Ibunda dan juga tidak lupa membawa Al-Qur'an merah mudanya yang setiap hari Ia baca.

Dengan hati yang damai, lagi-lagi wanita cantik itu salat tahajjud dan mengungkapkan semua perasaannya disana bersama dengan rintihan air mata dalam setiap doanya yang tak bosan-bosan Ia mengucapakannya dalam setiap salatnya, berharap disuatu hari nanti doanya itu akan dikabulkan oleh Allah Swt.

Tangisannya kini bergeming di dalam ruangan itu dan tidak sesekali, membuat Aisyah juga Inayah sedikit terusik tatkala mendengar suara Kalila yang mengucapkan semua doa-doanya yang terdengar begitu memohon.

Suara Kalila dengan isak tangisan dalam setiap doa-doanya itu pun, membuat seorang lelaki yang tidur didepan kamarnya dibuat lagi-lagi terharu. Saat mendengarkan setiap doa-doa wanita cantik itu yang masih sedang mengadu kepada Sang Khaliq. Iya, Kalila lagi dan lagi mengucapkan doa-doanya lagi.

Haidar tersenyum simpul, "Kalila, segitu baiknya kamu, sampai-sampai kamu ingin merelakan hidupmu, agar bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Supaya bisa mengikuti langkah Ayahmu. Aku sangat yakin, disana Ayahmu pasti begitu bangga melihat putri kecilnya yang sekarang tumbuh menjadi wanita salehah" ucapnya yang sudah mengetahui Ayah Kalila yang sudah meninggal dunia sejak Kalila masih kecil itu dari doa yang Ia ucapkan barusan.

Kalila tersenyum sembari mengusap air matanya dan saat ini kembali meraih Al-Qur'an kecil merah muda lalu membuka setiap lembaran-lembaran Al-Qur'an itu lalu mencari dimana bacaan terakhirnya kemarin, yang memang sudah Ia baca dan dengan segera melanjutkan bacaannya lagi.

Tidak terasa, waktu berjalan begitu cepatnya, hingga salat subuh kini tertunaikan. Dengan wajah yang kini berseri-serih, Kalila menghentikan bacaannya namun tiba-tiba hatinya dibuat terkejut sekaligus kembali digetarkan. Ketika dirinya mendengar suara lantunan adzan yang Ia cari-cari akhir-akhir ini yang suaranya terdengar begitu jelas di telinganya.

Kalila tersenyum, kembali meletakkan Al-Qur'an yang masih Ia pengang itu diatas nakas, lalu beranjak keluar dari dalam kamar Haidar. Dengan hati yang dibuat gusar, langkahnya kini berhenti di depan musholla berukuran lumayan besar dan melihat seorang lelaki yang masih berdiri tegak membelakanginya sembari melantunkan suara adzan yang lagi-lagi begitu syahdunya Ia dengarkan.

Kalila tersenyum. "Alhamdulillah. Akhirnya kita bisa dipertemukan kembali" gumamnya saat tiba disana. "Tapi, siapa kamu sebenarnya? mengapa kamu bisa ada disini juga?" lanjutnya lagi namun tanpa Kalila sadari seorang lelaki juga sedang berdiri dibelakangnya.

"Apa yang Kalila katakan? mengapa Kalila mengatakan itu? dipertemukan? kamu? dipertemukan disini?" monolognya yang berbicara didalam hati yang dibuatnya bertanya-tanya akan ucapan dari seorang wanita yang menjadi cinta pertamanya itu.

*

*

*

!!Bersambung!!

Waduh siapakah pemilik lantunan adzan itu? apakah Haidar ataukah Qiyas?

Baiklah bagi yang penasaran tunggu Part selanjutnya ya.. hehehe :)

Terpopuler

Comments

IM Lebelan

IM Lebelan

Aku datangvya..jangan lupa feedback
Karya contribute ku juga jika berkenan

'CINTAI AKU SAHABAT KECILKU'
dan
'I NEED YOU' 🤗🤩
Salam saling dukung 🙏

2021-02-13

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

double like😍

2021-02-05

1

apiunggun

apiunggun

aku padamu tor

2021-02-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!