Sandiwara

Dunia terasa sempit, bagai tak ada celah antara aku dan dia. Selama beberapa hari ini hidupnya terpaksa harus berurusan dengan orang yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Bersiap Nay, kenyataannya memang seperti itu bukan, harus di hadapi bukan dihindari. Hahaha.... aku tertawa dalam hati.

Tubuhku duduk manis di kelas seakan menyerap semua pelajaran yang di berikan, kenyataanya otakku melayang entah kemana. Ambyar... ya kata ini yang cocok aku sematkan. Pagi ini aku tidak berkonsentrasi rasanya ingin lari dari kelas dan berhambur keluar.

Calm down Naya! ini hanya sandiwara, kenyataanya dia juga sama tak menginginkan perjodohan ini. Sesekali aku melirik ya lebih tepatnya aku memperhatikan, sudah pasti begitu bukan di dalam kelas yang sedang berlangsung pelajaran.

Yups... akhirnya selesai juga, satu setengah jam terasa sebulan lamanya, tegang dan mencekam. Setelah pelajaran selesai dan Pak Dosen menutupnya dengan salam rasanya plong. Huhf.... Naya menyandarkan punggungnya di kursi sedikit memejamkan matanya melepas ketegangan, sejurus kemudian suara cempreng itu mengagetkanku.

Ana dan Vivi menghampiri. "Nay... kantin yuk!"

"Hah!"

"Kantin beb... emang nggak laper."

"Laper sih tadi nggak sempat sarapan, okelah kalau begitu." Mereka bertiga menuju kantin memesan makanan. Disana juga ada Riko and the geng yang sedang asik ngemil.

"Hay beb." Ana langsung bergelayut manja di tangan Dimas. Aku dan Vivi hanya tersenyum kecut. Sementara Riko langsung menggeret bangku yang kosong dan menyuruhku duduk di sebelahnya.

"Ini sebenarnya kita mau makan apa pacaran sih." Celetuk Vivi yang kesal melihat dua pasang sejoli di depannya.

"Makan!"

"Makan dan pacaran, dua-duanya."

"Kamu pengen mesra seperti mereka beb, kan ada aku abang Alex."

"Cih! najis... sana jauh-jauh, mau muntah gue lihat loe." Jawab Vivi ketus

"Jangan galak-galak, entar naksir nggak bisa move on." Kelakuan mereka emang selalu begitu kaya tikus dan kucing yang tak bisa akur pada kenyataannya sesekali waktu sering jalan bareng di saat kita memutuskan main bersama.

Hahaha.... tawa pecah, menggema di ruangan kantin. Disaat kami sedang asik bercengkrama sambil makan di kantin tak sengaja pandangan kita bertemu.

Deg

Yap Pak Darren rupanya tengah makan juga di kantin, seketika wajahku menjadi bias, senyum dan cekikikan hilang entah kemana.

"Yank mau makan apa."

"Hmm, aku bakso aja deh Ko."

"Ih kamu manis deh kalau lagi bengong gitu. Gumush....!"

"Aauww.... sakit!" Naya mengaduh, pipinya di cubit sama Riko.

"Cie... ada yang beda nih, sekarang udah nggak loe gue lagi, tapi udah aku kamu sweet ya... sebentar lagi jadi kita. Hahaha... canda Alex menyindir Riko dan Naya. Yang di sindir hanya tersenyum.

Puas menyantap makanan, kenyang juga. Mereka kembali ke kelas karena masih ada satu makul lagi. Sementara Riko dan teman-temannya masih asik mengobrol.

***

Satu bulan berlalu semenjak pertunangan itu, kami berdua tidak ada perkembangan. Aku asik dengan duniaku sementara Pak Darren juga begitu, aku terpaksa harus acting setiap orang tuaku menelfon tentang hubungan kami. Ya mau bagaimana lagi berbohong adalah saat yang tepat untuk saat ini kalau tidak mereka akan sekuat tenaga mempercepat pernikahan nya jadi aku mencari cara untuk mengatakan bahwa kita mau menikmati masa-masa pacaran dulu agar dekat satu sama lain dan mendalami karakter masing-masing.

Pagi ini tubuhku terasa dingin, pusing dan sedikit mual. Aku memutuskan istirahat di rumah dan izin ke kampus.

"Han, gue hari ini mau izin nggak enak badan." Masih ngringkuk di kasur terbalut selimut tebal.

"Loe sakit? ke dokter beb biar gue anter."

"Nggak usah Han, hanya perlu istirahat sebentar. Minta tolong beliin obat aja di apotik." Naya menghampiriku dan menempelkan punggung tanganya di keningku.

"Masya Allah Nay, panas banget. Udah kamu istirahat aja gue beliin obat sebentar." Hana melangkah keluar dan membeli obat ke apotik setelah menjelaskan keluhan sahabatnya, sebelum sampai rumah dia mampir membeli bubur untuk sarapan kita berdua.

"Nay ini sarapan dulu, habis itu minum obatnya." Tak lupa dia juga membeli satu rip pisang emas untuk Naya minum obat. Hana sudah hafal dengan sahabatnya itu tidak bisa minum obat kalau tidak menggunakan buah ini.

"Makasih Han."

"Iya beb, eh apa perlu gue telfon orang tua loe."

"Nggak usah Han terimakasih, ini cuma masuk angin nanti juga sembuh sendiri kalau sudah minum obat."

"Bener nih nggak pa-pa, tapi hari ini gue mesti ngampus nggak pa-pa di tinggal sendiri."

"Nggak pa-pa tadi gue udah kirim pesan ke Vivi untuk izinin hari ini."

"Oke deh kabarin gue ya kalau loe butuh bantuan gue berangkat dulu, jangan lupa obatnya di minum."

"Siap boss." Hana berangkat ke kampus sementara Naya menyelesaikan sarapan dan minum obat kemudian dia tidur.

***

Sementara di kampus pagi ini kelas sudah lumayan rame, makul pagi ini di isi oleh pak Darren seperti pesan yang di sampaikan Naya, Vivi memberi tahu Pak Dosen dan memintakan izinnya untuk sahabatnya itu.

Pak Darren nampak manggut-manggut. Dia mulai mengabsen seluruh mahasiswa yang hadir dan memulai pelajaran. Semua itu berlangsung sampai dua kali pertemuan makul Pak Darren Naya masih izin dengan keterangan yang sama yaitu sakit. Timbul rasa penasaran dan ingin tahu di hati pak Darren biar bagaimanapun orang tuanya sempat memasrahkan anaknya untuk aku awasi pergaulannya dan pastinya keadaanya.

Selama ini aku cuek dan terkesan mengabaikan amanat itu, bukan apa-apa tapi kenyataannya kami tidak mau ikut campur urusan pribadi masing-masing. Ada rasa sedikit bersalah yang mengganjal di hatiku sore ini setelah pulang dari kampus aku berniat mengunjunginya di kost. Ya lebih tepatnya menjenguk dia yang sedang sakit.

Dia sakit apa ya? Sudah tiga hari nggak masuk.

Rasanya Darren pingin sekali mengecek keadaanya, hanya sekedar tahu kondisinya saat ini. Mau telfon tapi tidak punya nomornya. Ah, dilema... dengan sabar dia menunggu sampai mengajar di kampus selesai.

Sore ini tepat pukul setengah empat, sebelum Darren pergi ke kost Naya dia menyempatkan dirinya mampir ke toko buah untuk di jadikan oleh-oleh. Pulang dari kampus Darren langsung otewe ke tempat tujuan tanpa pulang ke rumah dulu. Dia tidak mau sampai mamanya tahu kalau Naya sedang sakit bisa-bisa malah heboh. Tau sendiri kan orang tua itu sudah terlanjur sayang dengan Naya, jelas sekali mereka sering berkirim kabar lewat handphone dan pastinya menanyakan langsung kegiatannya di kampus dan ini memaksa aku terpaksa harus berbohong, menyebalkan sekali bukan.

Hampir pukul empat Darren tiba di depan gerbang kos-kostan khusus putri. Dia sedikit ragu untuk melangkah ke dalam mengingat hubungan kami tidak terlalu dekat. Darren mengintip sedikit ke dalam ternyata rumah itu rame, nampak di depan teras itu ada beberapa muda-mudi yang sedang asik berkumpul, wajah-wajahnya pun tak asing di mata Pak Darren, ada Vivi, Ana dan tiga laki-laki yang salah satunya Riko, mereka sedang asik bercengkrama di depan teras nampak Naya sedang duduk dengan masih membawa selimut tebal membungkus tubuhnya terlihat wajahnya masih sedikit pucat ya sudah jelas Naya sakit.

Deg

Pandanganku beralih kepada Riko yang tak jauh dari tempat Kanaya duduk, terlihat sesekali dia menyuapi Naya buah, entah mengapa dada ini menjadi sedikit sesak.

Terpopuler

Comments

Merlinda Ani Inda

Merlinda Ani Inda

benih cinta sudah mulai bertumhuh nihhh

2023-05-21

1

gia nasgia

gia nasgia

Pak Dosen mulai ada rasa

2023-03-23

1

Nur fadillah

Nur fadillah

Makanya cepat gerak Pak Fosen biar ndak diambil orang...😊

2023-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Telat Lagi
2 Sumpah Serapah
3 Jam kosong
4 Terjebak Jam kosong
5 Papa Sewot
6 Nonton
7 Rencana Perjodohan
8 Surprise
9 Harinya Naya
10 Tragedi PMS
11 Gegara pisang
12 Naya pulang
13 Bertemu Sahabat Lama
14 Perjodohan
15 Pertunangan
16 Kembali ke Kost
17 Drama Pulang ke Kost
18 Menginap di Rumah Pak Dosen
19 Sandiwara
20 Meriang di Jengukin Pacar
21 Teka-teki Keranjang Buah
22 Calon Mantu Idaman
23 Mataku Ternoda
24 Nginep Lagi
25 Mengutarakan Uneg-uneg
26 Menjemput Kanaya
27 SAH
28 Hari Pertama Setelah Menikah
29 Pindahan
30 Lapar di Tengah Malam
31 Pemandangan Sempurna
32 Full House Darren
33 Panggil Aku Mas
34 First Kiss
35 Dia... Menyebalkan
36 Broken Heart
37 Mogok Makan
38 Drama Liburan
39 Sakit Yang Membawa Berkah
40 Kissing
41 Ke Gep
42 Apa Kabar Hatiku...?
43 Bunga Asmara
44 Mood booster Hubby
45 Jaga Jarak
46 Dia dan Es Jomblo
47 Cemburu
48 Hatiku...?
49 Nggak Pakai Cemburu
50 Pengganggu Kecil
51 Hijrah Cinta
52 Masih Ragu
53 Berdua Bersamamu
54 Malam yang Panjang
55 Menikmati Senja
56 Aku Terlena
57 Papa
58 Semua Yang Hidup Pasti Akan Kembali Pada-Nya
59 Berselimut Duka
60 Pengakuan Cinta
61 Merasa di Khianati
62 Perasaan Tersisih
63 Mengikuti Skenario nya
64 Galau
65 Menepi
66 Cemburu jilid dua
67 Naughty Kiss
68 Bahagia Tanpa Syarat
69 Sweet Morning
70 SEMANGAT dari Pak Dosen
71 Closing Ceremony
72 Be Mine
73 Spend Time Alone
74 Temu Kangen
75 Maafkan Aku
76 Syndrome Rindu
77 Berdamai Dengan Takdir
78 Pregnant
79 Sentuhan Rasa Es Krim
80 Take Your Hand
81 Pak Suami I Love You
82 Morning Sickness
83 OTEWE Makrab
84 Selalu Ada Di Dekat Mu
85 Hanya Ada Satu Nama Kanaya
86 Masih Pingin Bobok
87 Ada Cinta di Rumah
88 Our night
89 Cek Kandungan
90 Tragedi Cakaran Istri
91 Insiden
92 Perhatian Keluarga
93 Ada Cinta Yang Tertinggal
94 Anna she said
95 Melepasmu dengan Ikhlas
96 Welcome Home
97 Our afternoon
98 Ngampus
99 Hang out
100 Ngidam
101 Dobel Sabar
102 Menahan Rindu
103 Satu Pukulan Telak
104 Pacar Setingan
105 Ngambeknya Bumil
106 Tanda Merah
107 Misi pertama
108 Dosenku Suamiku I love you
109 Love you readers
110 season 2 bagian satu
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Telat Lagi
2
Sumpah Serapah
3
Jam kosong
4
Terjebak Jam kosong
5
Papa Sewot
6
Nonton
7
Rencana Perjodohan
8
Surprise
9
Harinya Naya
10
Tragedi PMS
11
Gegara pisang
12
Naya pulang
13
Bertemu Sahabat Lama
14
Perjodohan
15
Pertunangan
16
Kembali ke Kost
17
Drama Pulang ke Kost
18
Menginap di Rumah Pak Dosen
19
Sandiwara
20
Meriang di Jengukin Pacar
21
Teka-teki Keranjang Buah
22
Calon Mantu Idaman
23
Mataku Ternoda
24
Nginep Lagi
25
Mengutarakan Uneg-uneg
26
Menjemput Kanaya
27
SAH
28
Hari Pertama Setelah Menikah
29
Pindahan
30
Lapar di Tengah Malam
31
Pemandangan Sempurna
32
Full House Darren
33
Panggil Aku Mas
34
First Kiss
35
Dia... Menyebalkan
36
Broken Heart
37
Mogok Makan
38
Drama Liburan
39
Sakit Yang Membawa Berkah
40
Kissing
41
Ke Gep
42
Apa Kabar Hatiku...?
43
Bunga Asmara
44
Mood booster Hubby
45
Jaga Jarak
46
Dia dan Es Jomblo
47
Cemburu
48
Hatiku...?
49
Nggak Pakai Cemburu
50
Pengganggu Kecil
51
Hijrah Cinta
52
Masih Ragu
53
Berdua Bersamamu
54
Malam yang Panjang
55
Menikmati Senja
56
Aku Terlena
57
Papa
58
Semua Yang Hidup Pasti Akan Kembali Pada-Nya
59
Berselimut Duka
60
Pengakuan Cinta
61
Merasa di Khianati
62
Perasaan Tersisih
63
Mengikuti Skenario nya
64
Galau
65
Menepi
66
Cemburu jilid dua
67
Naughty Kiss
68
Bahagia Tanpa Syarat
69
Sweet Morning
70
SEMANGAT dari Pak Dosen
71
Closing Ceremony
72
Be Mine
73
Spend Time Alone
74
Temu Kangen
75
Maafkan Aku
76
Syndrome Rindu
77
Berdamai Dengan Takdir
78
Pregnant
79
Sentuhan Rasa Es Krim
80
Take Your Hand
81
Pak Suami I Love You
82
Morning Sickness
83
OTEWE Makrab
84
Selalu Ada Di Dekat Mu
85
Hanya Ada Satu Nama Kanaya
86
Masih Pingin Bobok
87
Ada Cinta di Rumah
88
Our night
89
Cek Kandungan
90
Tragedi Cakaran Istri
91
Insiden
92
Perhatian Keluarga
93
Ada Cinta Yang Tertinggal
94
Anna she said
95
Melepasmu dengan Ikhlas
96
Welcome Home
97
Our afternoon
98
Ngampus
99
Hang out
100
Ngidam
101
Dobel Sabar
102
Menahan Rindu
103
Satu Pukulan Telak
104
Pacar Setingan
105
Ngambeknya Bumil
106
Tanda Merah
107
Misi pertama
108
Dosenku Suamiku I love you
109
Love you readers
110
season 2 bagian satu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!