Setelah selesai makan kami bertiga memutuskan pulang ditambah udah sore juga. Aku menyuruh Dion buat menjemput ku sementara Vivi masih setia nebeng Ana karena kebetulan searah.
"Aku duluan ya Nay, Dion lagi OTW kan." Ana melajukan mobilnya setelah say good bye denganku dan tak lama kemudian Dion sampai ditempat aku menunggu.
"Cie shoping terus ....!" Seraya menyodorkan helm penumpang ke hadapanku.
"Mumpung ada yang gratisin, kapan lagi coba. ckckck..."
"Hu.... gratisan mulu otak lo."
"Tenang Yon, ojek lo nanti gue transfer akhir bulan lo hitung aja deh." Naya sengaja memakai jasa Dion buat mengantar dan sesekali menjemput kuliah untuk membantu perekonomian Dion juga, jadi semua ditotal akhir bulan sesuai berapa kali menggunakan jasanya.
"Sampai tuan putri, udah sana masuk jangan klayapan lagi."
"Thanks ya Yon, nggak mau mampir dulu, ngopi-ngopi mungkin."
"Makasih Nay lain waktu aja, udah maghrib juga salam aja buat Nana."
"Oke bye." Naya melenggang masuk setelah Dion pergi.
"Assalamualaikum...!" Membuka pintu dan melihat sahabatnya sedang sholat maghrib. Naya berjalan ke kamar mandi membersihkan diri dan mandi, badan terasa lengket setelah seharian beraktifitas. Setelah selesai keluar dari kamar mandi berganti piyama dan bersiap sholat maghrib, di sana udah ada Nana yang baru aja selesai berdoa.
"Udah pulang lo Nay, dari mana aja."
"Jalan sama Vivi, sama Ana." Seraya menuju ranjang yang bersebelahan dengan ranjang Nana.
"Eh lo kemana aja Na, semalam nggak pulang."
"Nginep tempat temen, biasa ngerjain tugas sampai lupa waktu ya udah sekalian nginep aja."
"Ooh... eh lo dapat salam dari Dion." Nana cuma mengangguk dan melemparkan senyum seraya mengangkat tangan merapatkan jari jempol dan telunjuk membentuk oke.
"Gitu doang ekspresi lo." Masih fokus sama HP nya.
"Nana.....!" Naya berteriak karena dicuekin.
"Apaan sih Nay berisik tauk!"
"Bomat lah, lo kejam ya kemarin nggak bangunin gue, tau nggak gara-gara gue kesiangan gue telat ke kampus dan gue kena hukuman sama tu Dosen galak."
"Ckckck.... salah sendiri dibangunin nggak mempan ya udah gue tinggal aja, lagian gue ada kuliah pagi juga. Sumpah lo Nay kena hukuman apa, siapa sih Dosenya?"
"Biasa Dosen killer yang dingin itu, gue gedek banget deh baru juga telat lima menit, gue disuruh berdiri sampai jamnya selesai."
"Maksud lo Pak Darren, itu sih masih mending biasanya malah disuruh langsung keluar."
"Emang iya, bener-bener tuh Dosen nyebelin."
"Jangan sebel-sebel ntar lo jatuh cinta kebanyakan mikirin dia."
"Idih ogah, jatuh cinta sama dia kaya nggak ada cowok lain aja."
"Benci sama cinta beda tipis Nay, entar karma baru tahu rasa."
Deg
Tiba-tiba hening sesaat, gue inget sumpah serapah gue kok jadi ngeri ya.
"Kenapa lo Nay, Jangan-jangan naksir beneran ya... emang sih tu Dosen ganteng tapi terlalu cool, woy... lo bengong aja bayangin married ama Pak Darren ya....?"
"Apaan sih Na nggak asik ah married sama Pak Darren, entar gue lagi pingin disayang-sayang situ lempeng aja, dingin kaya manusia kutub."
"Ckckck..... bener juga sih, udah ah tidur udah malem besok gue juga ada kuliah pagi."
"Awas lo ya, jangan lupa bangunin gue kalau bangun duluan."
"Hemmm." Seraya memejamkan matanya dan kembali ke alam mimpi.
Kring.....
Alarm berbunyi tepat pukul empat lebih tiga puluh menit. Alunan kumandang adzan subuh menggema dengan merdu. Aku mengerjap-ngerjapkan mataku beberapa kali dan duduk ditepian ranjang mengangkat kedua tangan meregangkan tubuh.
"Nay bangun Nay udah subuh." Nana menggoyang-goyangkan tubuh Naya sekilas matanya terbuka lalu tidur lagi.
"Hmm.. bentar lagi Na gue masih udzur."
"Gimana sih katanya suruh bangunin." Nana berjalan gontai ke kamar mandi dan mandi lalu sholat subuh, sementara Naya masih molor.
"Dasar tu bocah ngebo....!"
"Ngomong apa sih lo Na nggak jelas deh." Masih sempuyungan berjalan ke kamar mandi. Naya mencuci muka mandi dan selesai berpakaian, menyisir rambut dan make up tipis natural.
Sementara Nana masih sibuk mengunyah sarapan.
"Gue duluan ya..." Berjalan cepat karena sudah ditunggu Dion di depan kost seraya mencomot mendoan yang lagi di makan Nana.
"Eh mendoan gue tuh."
"Minta dikit...! bye...gue udah hampir telat nih." Naya berangkat duluan karena jadwal dia lebih pagi. Sementara Nana berangkat agak siangan. Nana teman satu kost satu angkatan di Fakultas yang sama namun beda jurusan jadi jarang ketemu di kampus malah kadang nggak ketemu sama sekali.
Setelah turun dari motor Dion langsung melesat pergi, dan Naya masuk ke dalam kelasnya. "Syukur deh belum mulai, Ana sama Vivi juga tumben belum datang."
"Pada kemana sih anak-anak, biasanya udah standby pagi-pagi buta kalau mapel nya Pak Darren ini malah belum pada datang."
drt..... drt...
HP Naya berbunyi sebuah tanda panggilan masuk dari Vivi.
"Hallo Vi, kok tumben belum pada datang emang pada kemana."
"Iya Hallo... ish lo gimana sih Nay emang nggak lihat whatsapp grup coba dilihat."
"Emang kenapa? gue belum lihat tuh."
"Naya.... jangan bilang lo udah di kampus dan nggak lihat pesan masuk."
"Emang gue udah di kampus, tapi kelas sepi biasanya kan kelas Pak Darren stand bay lebih awal takut pada telat."
"Hari ini beda cerita buk, Pak Darren nya nggak masuk."
"What... si**an, gue udah usahain bangun pagi cepet-cepet tahu gini mending gue bocan di rumah."
"Salah sendiri punya HP cuma buat pajangan doang. udah ah gue mau sarapan dulu."
"Eits tunggu-tunggu."
"Apaan?"
"Kok tumben bener Pak Darren nggak datang emang kenapa?"
"Ya mana gue tahu emang gue emaknya, saudaranya, temenya, pacarnya."
"His ribet lo... " tut... tut.. panggilan telepon terputus.
Bener-bener tuh ya, tu Dosen nyebelin udah gue ngebut biar nggak telat eh malah Dosennya nggak datang. Gue ngapain dong bengong .
Sementara Pak Darren tidak masuk hari ini karena mendengar kabar ayahnya sakit jadi beliau izin mengajar.
drt... drt...
Pagi-pagi terdengar bariton telfon berbunyi dilihatnya oleh si pemilik HP sebuah panggilan dari Ibu langsung saja Pak Darren menggeser tombol hijau di layar.
"Assalamu'alaikum bu." Sapa Dosen itu dengan lembut.
"waalaikum salam, nak Bapak sakit apa kamu bisa datang, Bapak sudah dibawa kerumah sakit."
"Bapak sakit apa bu, iya nanti segera saya kesana, saya izin mengajar dulu hari ini bu."
"Ya sudah ibu tunggu nak." Panggilan telepon pun ditutup. Pak Darren segera bersiap ke rumah sakit dimana tempat ayahnya dirawat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
gia nasgia
Semangat Otor 👍💪
2023-03-22
2
Nova vaw
dsni wasiat perjodohan dimulai
2022-09-18
0
anonymous
ralat ka, standby bukan stand bay. bacanya ganggu
2022-06-12
0