"Aaaaa..... "
Naya kaget bukan main melihat Darren di depan wajahnya yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya.
Duk
Suara dentuman kedua kepala tepat disaat Naya hendak duduk dari pembaringan memberi efek ngilu diantara kami berdua. Seraya bersamaan ke dua bibir ini mengaduh.
Auw.....
Naya mengusap pelipisnya dengan tangannya. "Apa yang Bapak lakukan? ini dimana?" Sambil mengumpulkan ingatanya pandangannya liar ke seluruh ruangan.
"Ini di rumahku, untuk malam ini kamu tidur di sini. Salah siapa tidur kaya orang pingsan, ya mana aku tahu alamat kostmu." Jawab Darren kesal
"Emmm... bisakah Bapak antar saya pulang ke kost?"
"Ish... kamu ini merepotkan saja, ini sudah lewat tengah malam sebaiknya istirahat besok harus kuliah kan."
kruwuk.... kruk....
Suara perut Naya menghentikan langkah Darren yang hendak meninggalkan kamar. Dengan berat hati Darren membalikkan badannya.
Hih... ini kenapa sih perut tidak mau diajak kerja sama, malu-maluin aja.
"Kamu lapar?" Tanya Darren yang sempat mendengar perut Naya berbunyi.
Kanaya menggeleng, dia malu untuk mengatakan yang sebenarnya. Ya sebenarnya Naya lapar pagi menjelang siang hanya sempet sarapan bubur di warung dekat butik Mamanya dan sorenya gagal makan karena kedatangan Darren yang tiba-tiba.
Darren melangkah keluar meninggalkan Naya.
Duh... sebenarnya gue laper, gimana nih apa gue ke dapur diam-diam aja ya kali aja di rumah tante Alin masih ada sisa makan malam.
Naya berfikir Darren membawa ke rumah bu Alin, dia hendak turun dari ranjang, sejurus kemudian Darren sudah kembali ke kamar dengan membawa sate yang sempat dia beli di jalan tadi.
"Ini makan, hanya ada ini dirumah, habis itu cepat tidur sudah malam, aku juga mau tidur." Pamit Darren seraya Melangkahkan kakinya keluar dan menuju kamar dirinya yang terletak di lantai atas.
Naya segera memasukan sate demi sate ke mulutnya, dalam hitungan menit sate itu tandas pindah ke dalam perutnya. Merasa sudah kenyang ia pun hendak ke kamar kecil, kebetulan di kamar itu ada kamar mandinya. Naya beranjak dari tempat tidur membersihkan diri dan istirahat.
***
Pagi harinya suara deringan alarm handphone mengagetkan dirinya, Naya sengaja mengatur alarm sebelum tidur agar tidak kesiangan. Dia bergegas ke kamar mandi dan membersihkan dirinya, dia masih memakai baju yang sama, tasnya tertinggal di mobil dan dalam waktu pagi ini dia harus kembali ke kost sebelum akhirnya berangkat kuliah.
Naya keluar dari kamar, sepi dan semua korden masih tertutup rapat. "Sepi amat, apa semua penghuni rumah belum ada yang bangun, bukankah ini udah jam enam lewat." Kata Naya lirih seraya berjalan mengitari ruangan. Dia merasa haus dan hendak menuju dapur untuk mengambil minum. Galon airnya kosong, kemudian dia berjalan menuju meja makan biasanya di sana ada teko air putih. Disana juga tidak ada apa-apa.
"Yasalam... ini rumah seperti tidak berpenghuni. Tak ada tanda-tanda kehidupan disini. Kemana tante Alin dan om Dahlan apa mereka sedang tidak ada di rumah? si Dosen juga mana sih dari tadi tidak menampakkan batang hidungnya. Apa jam segini belum bangun. Huhf... menyebalkan sekali. Gerutu Naya berdecak kesal.
drt... drt...
*Riko calling
Iya Ko*. Jawab Naya setelah telephonya tersambung
Aku sudah di kost, kata Hana kamu belum pulang dari kemarin. Kamu kemana? kenapa belum sampai?
Aku semalam nginep di rumah saudara, kamu langsung ke kampus aja, sebentar lagi juga aku berangkat sampai ketemu di kampus.
Apa biar ku jemput aja Nay... kirim alamatnya biar aku ke sana.
Nggak usah Ko. Sampai ketemu di kampus.
Tutt
Naya menutup telphonya, sebenarnya dia ingin dan senang waktu Riko menawarkan menjemputnya, namun dia belum pamit kepada empunya rumah. Darren sudah jauh-jauh menjemputnya dan memberi tumpangan menginap masa iya dia harus pergi tanpa pamit sungguh tidak sopan bukan.
Naya memutuskan menunggu di ruang makan, dia duduk seraya memainkan ponselnya. Naya mulai gusar, sebenarnya dia ingin sekali keluar dari rumah itu sekarang juga namun sungguh tidak sopan pergi tanpa pamit. Dia mengambil ponselnya dan hendak menghubungi Pak Darren, dengan lincah tangan itu mengusap layar menggeser ke atas dan ke bawah mencari kontak yang di maksud seketika pukulan kecil mendarat di jidatnya.
"Aduh Nay... b**o sejak kapan gue nyimpen nomernya, dekat aja enggak." Gerutu Naya dalam hati.
Sementara Darren di kamarnya sudah bangun dari tadi subuh. Kebiasaan dia akan membaringkan kembali tubuhnya di ranjang setelah sholat subuh. Dia baru beranjak jam enaman untuk mandi dan siap-siap. Tepat jam tujuh pagi Darren keluar dari kamarnya sudah rapi dan siap menuruni tangga sekalian mau ngebangunin Naya kali aja gadis itu susah bangun seperti semalam.
Darren melangkah turun menapaki satu persatu anak tangga, begitu sampai bawah pandangannya langsung tertuju pada sosok gadis yang sedang menelungkupkan mukanya di atas meja makan.
"Kamu sudah bangun Nay?" Merasa ada sumber suara Naya mendongakkan kepalanya.
"Eh Pak Darren, maaf Pak saya mau pamit pulang, terimakasih sudah banyak merepotkan." Naya bergegas hendak melangkah setelah berpamitan.
"Emm... bisa tolong ambilkan tas saya, sepertinya masih tertinggal di mobil Bapak?" Darren masih diam, memandang lucu kebingungan Kanaya.
Ish... budeg ya... ganteng-ganteng nggak respect perasaan dari tadi gue udah banyak ngomong cuma ngliatin doang di jawab juga enggak.
Kesal Naya berjalan keluar dengan menghentakkan kakinya. Dengan mulut masih ngedumel Naya melenggang keluar rumah, di susul Darren yang hendak mengeluarkan mobil dari garasi.
"Aku antar ke kost, sekalian berangkat ke kampus." Jawab Darren datar tanpa ekspresi.
Naya menghentikan langkahnya, dia masuk ke mobil Darren setelah suaranya menggema menyuruhnya masuk.
"Nay... cepat masuk, keburu siang." Titahnya
Naya menurut, dalam waktu lima belas menit mobil itu sudah sampai di depan kost Naya. Dengan setengah berlari Naya menuju kost, berganti pakaian dan membubuhkan sedikit bedak di pipinya tak lupa mengoleskan lipstik tipis di bibirnya. Dalam waktu sepuluh menit Naya sudah keluar lagi dari kost tak lupa mengunci pintu lalu berangkat ke kampus bareng Pak Darren.
Setelah sampai di pelataran kampus tepatnya di parkiran, Naya tanpak ragu untuk turun. Dia clingak clinguk memastikan ke sekitar tidak ada yang melihat dia turun dari mobil Pak Dosen.
Bisa gawat nih kalau ada yang lihat, jadi bahan gosip seantero perkampusan. Gumam Naya dalam hati.
Setelah memastikan semua aman Naya langsung turun dari mobil dengan cepat. Pak Darren seperti sudah memahami betul dengan gelagat Naya, dia hanya mengeryitkan dahinya tanpa bersuara. Tanpa Naya sadari ada sosok mata yang tak sengaja melihatnya.
Setelah sampai di kelas Naya langsung mengambil bangku yang kosong, menjatuhkan bokongnya tepat di kursi depan pojok meja Dosen. Kebetulan hanya bangku ini yang kosong belum sempat mengusir Tomi yang duduk di sebelah Vivi Pak Darren sudah muncul dari balik pintu dan bersiap memulai makul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
gia nasgia
Penasaran siapa yg melihat Naya🤔
2023-03-23
0
Suzieqaisara Nazarudin
Janga jangan itu Riko atau temennya Riko...🤦
2022-06-23
1
Sweet Girl
ciew... yg ngajar tunangan sendiri. ..
2022-02-08
0