Hari ini Pak Dahlan sudah boleh pulang dari rumah sakit. Darren juga akan mengajar kembali setelah kemarin absen. Walaupun di kampus pembawaannya terkenal galak tapi dia sungguh pria yang sangat sopan dan hormat kepada orang tuanya. Hari ini dia mengajar kelas siang jadi bisa menjemput Pak Dahlan pulang dari rumah sakit terlebih dahulu.
"Pagi Ma, Pa?" Sapa Darren setelah masuk ke ruangan VIP tempat Pak Dahlan dirawat.
"Pagi sayang, kamu sudah datang." Darren tersenyum lalu mencium punggung tangan ke dua orang tuanya.
"Apa sudah mau pulang sekarang?" Pak Dahlan dan Bu Alin mengangguk. "Ok Mama siap-siap biar Darren urus administrasi sebentar." Setelah melakukan pembayaran Darren dan ke dua orang tuanya ke luar dari rumah sakit. Di perjalanan Darren fokus menyetir dengan kecepatan sedang, tak menunggu waktu yang lama hanya sekitar lima belas menit mobil Darren sudah sampai di pelataran rumah pak Dahlan.
Darren turun dari mobil terlebih dahulu dan membukakan pintu penumpang bersiap menopang tubuh pak Dahlan yang hendak turun. "Hati-hati Pa biar Darren bantu." Pintanya seraya memapah tubuh lebar papanya.
"Terimakasih nak, nanti pulang kesini saja setelah mengajar ada banyak hal penting yang ingin Bapak omongin."
"Iya Pa, Darren nanti kesini lagi, Papa istirahat ya Darren permisi mau ke kampus ada kelas siang ini." Pak Dahlan mengangguk dan Darren berlalu dari kamar Papa nya.
"Ma, Darren berangkat ya." Pamitnya dengan suara yang sedikit keras tanpa menghampiri Bu Alin yang tengah sibuk di belakang memilah pakaikan kotor yang akan di cuci asistennya.
"Iya sayang hati-hati...!"
Diperjalanan ke kampus Darren yang tengah fokus mengemudi matanya sekilas melirik ke gelang yg di pakai ditangannya. Ke dua sudut bibirnya di tarik ke atas namun sekilas dia murung kembali. "Ah andai saja kamu masih disini mungkin sekarang aku sudah menikah." Gumamnya dalam hati seraya memarkirkan mobilnya di halaman kampus tempat parkir khusus Dosen.
Baru saja Pak Darren turun dari mobil dan melangkah dari area parkir terlihat beberapa mahasiswi yang menyapanya.
"Pagi Pak! Sapa Ola and the geng sok manis.
"Pagi!" Menjawab dengan ekspresi datar dan berlalu.
"Oh my God, biyuhh...ganteng nya gemes deh." Kata Janet memandang Pak Darren tanpa berkedip.
"Sayang terlalu cool dan jutek." Timpal Ola dan berlalu dari tempat itu.
Sementara Kanaya and the geng tengah asik makan siang di kantin di temani cowo-cowo kece idola kampus, siapa lagi kalau bukan Riko dan teman-temannya.
"Nay maem kamu belepotan." Riko mengambil tisu dan mengelap sisa makanan di sudut bibir Kanaya.
"Cie... so sweet banget sih uwuuwuw...." Goda Vivi dan Ana. Sementara Naya cuma tersenyum dengan wajah memerah.
"Aku bisa sendiri Ko." Seraya mengambil tisu dari tangan Riko
"Nggak pa-pa aku seneng ngelakuinya."
"Asik.... kayaknya bentar lagi ada yang jadian nih, makan-makan." Cibir Alex menggoda yang hanya di senyumin teman-teman dan mengangguk.
"Gimana kalau nanti habis ngampus nonton rame-rame, kayaknya seru nih." Ucap Dimas tiba-tiba yang biasanya hanya diam dan paling cool di antara mereka.
"Wah asik tuh." Alex kegirangan sementara Riko mengangguki Naya meminta jawaban dalam artian.
"Ayo lah Nay, gue juga lagi pingin nonton." Rengek Vivi dengan tangan bergelayut di sampingnya. Beberapa detik kemudian Naya mengangguk dan mereka tersenyum senang.
"Nanti tunggu di parkiran ya, kita masuk kelas dulu." Kanaya dan teman-temannya berlalu meninggalkan kantin karena jam kelas kedua akan segera di mulai.
Mereka bertiga melewati koridor kampus dengan mengobrol ria, seperti kurang puas padahal tadi di kantin sudah banyak yang di bicarakan. Namanya juga cewe-cewe gaes tak lepas dari kata ngrumpi.
"Tak sabar nih pengen jalan sama bebeb Dimas." Kata Ana tiba-tiba.
"Lo sudah jadian...!" Teriak Naya dan Vivi kompak, suaranya sampe terdengar pak Darren yang baru saja datang. Seketika kelas menjadi hening yang tadinya riuh.
"Siang semuanya."
"Siang Pak." Jawab semua mahasiswa kompak.
"Baiklah kita mulai pelajaran, sebelumnya silahkan kumpulkan tugas yang kemarin Bapak berikan." Semua siswa bergilir maju ke depan mengumpulkan tugas di atas meja tanpa terkecuali juga Naya.
"Ada yang tidak mengumpulkan?" Semuanya diam kelas terasa hening tak ada yang bicara, sedetik lima detik sampai ke yang sepuluh detik terlihat seseorang dari bangku belakang mengangkat tanganya dengan wajah ketakutan.
"Aku Pak." Sontak semua siswa memandang ke arah manusia naas itu. "Huuuu.....!" Semua anak terlihat heboh kembali.
"Diam!" Seraya menggebrak meja dengan tatapan mengintimidasi. "Keluar...!!!" Mahasiswa itu keluar dengan langkah gontai tertunduk lesu. Sementara kelas hening kemudian melihat kepergian Jarwo dari balik pintu.
"Kasian ya si Jarwo." Beberapa siswa nampak berbisik tak terkecuali trio gesrek dia memandang Pak Darren dengan wajah yang datar.
"Siapa pun yang tidak disiplin di kelas saya, tidak membawa tugas bersiap menerima hukuman. Oke baiklah bisa kita mulai pelajaran sekarang." Setelah Dosen menjelaskan panjang lebar dan seperti biasanya di menit terakhir dia memberikan tugas.
"Akhirnya pelajaran yang mencengangkan ini selesai juga." Gumam Naya dalam hati.
"Sumpah ya gue hampir jantungan, lihat Dosen itu galak bener mengarah ke jarwo, untung gue bawa tugas." Kata Vivi seraya mengemasi bukunya di meja.
"Dan untungnya lagi besok nggak ada kelasnya Pak Darren...!" Jawab Kanaya senang.
"Udah yuk cepetan, kita udah ditungguin." Kata Ana tak sabar.
"Cie... yang udah pacaran nggak sabaran ketemu sama bebeb Dimas." Cibir Naya
"Pantesan lo yang paling semangat nonton." Sahut Vivi dan mereka bertiga keluar dari kampus tepat berpapasan dengan Pak Darren juga mau keluar. Matanya beberapa detik beradu pandang namun seketika mereka mengangguk hormat dan Pak Darren berlalu dari hadapan mereka.
"Huh, itu orang bikin jantungan aja deh, nggak di kelas, nggak di mana pembawaanya jutek, garang." haer...!! Kanaya memasang wajah galak dengan mulut menganga dan kedua tangan siap mencakar ke arah punggung pak Darren yang telah lebih dulu berlalu sontak menjadi gelak tawa Vivi dan Ana.
Ckckckck... tawanya begitu nyaring, sehingga Pak Darren yang belum terlalu jauh berbalik sekilas dan pergi.
"Syukurlah... " Mereka mengusap dada lega dan melenggang pergi menuju parkiran. Terlihat Riko and the geng sudah menunggu.
"Sayang!!" Dimas menyambut kedatangan Ana dan merangkul pundaknya.
"Cie.... udah nggak malu-malu lagi." Goda Alex.
"Dimas boncengan sama Ana, Riko sama Naya la gue... "
"Ya sama Alex lah sama siapa lagi, udah sana!" Naya mendorong tubuh Vivi agar mendekat dengan Alex.
"Motor gue, gimana." Tenang beb nanti biar mang ujang yang ambil sekalian mobil gue. Sahut Ana dengan wajah tenangnya.
"Oke deh, siap berangkat!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
gia nasgia
Riko hanya menjaga jodoh nya pak Darren 😂
2023-03-22
2
Nova vaw
deren inget siapa yah
2022-09-18
1
Suzieqaisara Nazarudin
Kasihan deh Riko ntarnya di kecewain Naya ditinggal nikah ama pak Darren . .
2022-06-23
3