"Pelan-pelan Nay ini minumnya." Bu Ayu langsung menyodorkan gelas air putih untuk Naya minum.
Dengan mata tak luput dari pandangan pak Darren Naya langsung menghabiskan minum yang di berikan bu Ayu sampai tandas saking gugupnya.
"Kamu nggak pa-pa Nay?" Darren membuka suara
"Em... nggak pa-pa, silahkan di lanjutkan makan malamnya."
Nggak pa-pa gundulmu, gue tersedak nih gara-gara Bapak main nongol di situ aja. Huhf....ini pasti ulah mama, kali ini Naya bener-bener sebel sama Mama, apa-apa sih harus minta si Dosen ini jemput Kanaya, tamat riwayat gue...
"Nay... Nay... hallo... kok malah ngelamun sih, cepet habisin makanya kasihan Darren sudah menunggu terlalu lama."
"Em.... Naya udah kenyang ma." Tiba-tiba nafsu makan Naya menghilang. Kalau bukan karena besok ada kuliah pagi rasanya Naya mau mengurungkan keberangkatannya.
"Kami pamit ya Pak Buk." Darren dan Naya berpamitan sebelum pergi mereka mencium punggung tangan ke dua orang tua itu.
"Hati-hati nak." Teriak bu Ayu dari luar mobil. Melepas keberangkatan putrinya dengan senang. "Ayo Pa masuk di luar dingin." ajak bu Ayu setelah mobil Darren menghilang dari pandangannya.
"Bapak senang Ma lihatnya, Bapak manteb kalau putri kita bersama Darren.
"Iya Pa, Mama juga." Kedua orang tua itu masuk ke rumah.
Sementara Naya dan Darren terlihat diam, tak ada percakapan apapun. Darren fokus menyetir sementara Naya lebih memilih diam membuang muka ke arah jendela.
drt... drt...
Ponsel Kanaya berdering.
Riko calling
Sebelum mengangkat Naya sempat melirik ke arah Pak Darren ada rasa canggung harus menerima panggilan di dekatnya namun detik berikutnya Kanaya acuh dan memilih menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
Assalamu'alaikum *Ko kenapa?
Sayang, jadi balik hari ini?
Iya jadi, ini lagi di jalan.
Berangkat sama siapa*?
Naya mengerutkan dahinya, memandang sekilas ke arah Darren.
*Emm... ada yang nganter.
Oh ya sudah hati-hati ya, kabari aku kalau sudah sampai. bye sayang... sampai ketemu besok. Besok pagi aku jemput ya...
Oke, ya sudah aku tutup ya. Assalamu'alaikum*...
"Telfon dari siapa?" Tanya Darren pura-pura nggak tahu, padahal dia dengar sendiri Naya menyebut namanya sudah pasti panggilan dari Riko.
"Emm... teman Pak."
His... kepo amat sih
"Kenapa Bapak bisa tiba-tiba menjemputku." Akhirnya Naya mengeluarkan uneg-unegnya.
"Oh... tentu saja bukan keinginanku, Mama yang nyuruh." Pak Darren menjawab dengan santai.
"Bapak nggak keberatan, bukanya capek ya harus bolak balik."
"Tentu saja iya. Nggak usah GR, ini sama sekali bukan ke inginkan ku."
"Baguslah, setidaknya kita tidak usah bersikap manis dan perhatian seperti layaknya tunangan yang lainya."
Citttt
Darren menghentikan mobilnya. "Kamu keberatan aku antar? kamu mau turun?" Gertaknya seraya memandang ekspresi Naya. Mendengar perkataan nya membuat dia sedikit kesal.
Naya sempat kaget dengan perkataan Darren, sekaligus heran yang tiba-tiba berhenti.
Eits buset deh... nggak lihat apa jalanan gelap dan sepi. Tamat riwayat gue....
Tak ada respon dari Naya, Darren pun melajukan kembali mobilnya, dia sengaja menggertak Naya, padahal tidak akan mungkin dia menurunkan Kanaya di jalan yang sepi dan gelap.
Nyali Kanaya benar-benar menciut, dia memilih diam dan menyandarkan kepalanya di kursi penumpang. Lama terdiam akhirnya Naya pun tertidur di perjalanan.
Darren sempat melirik ke arah Naya, sebelum akhirnya kembali fokus menyetir.
Tidur juga akhirnya.
Sebelum sampai ke kost, Darren berhenti sebentar di pinggir jalan membeli sate, dia teringat tadi Naya nggak jadi makan karena syock melihat kedatangan ku yang dadakan kalau bukan karena Mama yang maksa dia pun males dan capek.
Flasback
Bu Alin sedang bertelfonan dengan bu Ayu siang itu, mereka sangat antusias menanyakan anak-anak mereka, sampai akhirnya bu Ayu juga bilang Naya mau kembali ke kost nanti sore. Dengan senang hati Bu Alin langsung menawarkan diri Darren untuk menjemputnya. Awalnya bu Ayu menolak karena kasihan baru saja mereka datang, kasihan Darren harus bolak-balik tapi karena bu Alin memaksa sekaligus untuk mendekatkan anak-anak nya di tambah memang lagi bingung, karena Pak Tejo yang biasa nganter lagi cuti sakit. Akhirnya dengan senang hati Bu Ayu mengiyakan.
Siang itu Bu Alin mengetuk pintu kamar Darren.
Tok.. tok...
"Masuk..." Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu menyembul dari balik pintu setelah empunya mempersilahkan masuk.
"Ren kamu lagi nyantai kan...? Nggak ada kerjaan." Pancingnya melihat anak sulungnya yang hanya berdiam di kamarnya.
"Nggak ada Ma, males kemana-mana capek. Emangnya kenapa Ma?"
"Mandi sekarang, mama mau minta tolong."
"Apa ma?"
"Udah cepetan bergegas, nggak pake lama ya." Bu Alin meninggalkan Darren yang masih terlihat bingung, tak mau ambil pusing dengan sikap mama yang biasa memaksa diapun nurut dan bersiap-siap.
Paling di suruh nganter mama belanja, kalau nggak arisan pikirnya yang sudah-sudah.
Setelah rapi Darren menghadap mamanya kembali.
"Ayo Ma, Darren udah siap."
"Jemput Naya di rumah, dia harus kembali ke kost nggak ada yang ngantar, Pak Faisyal sibuk dan orang yang biasa nganter lagi sakit." Kata Bu Alin menjelaskan.
"Tapi Ma, kita kan baru kemarin dari sana. Ini sungguh merepotkan."
"Darren... kasihan Naya, apa kamu nggak kasihan sama calon istrimu."
Rasanya Darren ingin marah Tapi dia selalu nggak bisa ngebantah kalau Mamanya yang menyuruh. Dengan hati terpaksa dia pun pamit berangkat.
Flashback off
***
Darren kembali masuk ke mobil setelah membayar bungkusan sate yang di pesannya. Terlihat Naya masih terlelap dengan dengkuran halus. Dia pun melajukan kembali mobilnya namun dia bingung harus mengantar Naya kemana, dia tidak tahu alamat kost Naya. Darren kembali menepikan mobilnya dan berniat membangunkan Naya.
"Nay... Nay... bangun, aku harus anter kemana?" Tak ada respon Darren pun menunggu beberapa menit, bosan sepertinya anak ini susah bangun juga kalau sudah tidur. Darren pun mengguncang pundak Kanaya sebentar hanya menggeliat kemudian tidur kembali dengan pules.
"Haish... benar-benar merepotkan, masa kita harus tidur di mobil sepanjang malam, mana udah capek, pegel juga nih badan." Gerutunya kesal dalam hati tapi tidak tega melihat Naya yang sudah tidur pules akhirnya dia pun berinisiatif membawanya ke rumahnya yang lama tak di tempati, karena belakangan ini mamanya menyuruh tinggal di rumahnya sebelum menikah.
Dengan terpaksa Darren melajukan kembali mobilnya membawa pulang ke rumah pribadinya. Setelah sampai dia pun kembali membangunkan Kanaya tapi tetap tidak ada respon.
"Bener-bener deh, gadis... menyusahkan." Kesal Darren bukan main dia terpaksa harus menggendong Naya ke kamar. Baru saja Darren meletakkan tubuh Naya ke kasur, dengan tangan masih menempel di punggung Naya dan bersiap menarik dengan hati-hati. Tiba-tiba mata bulat itu terbuka.
"Aaaaa.....!"
Naya kaget bukan main melihat Darren di depan wajahnya yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Gengsi nya seorang cowok itu lebih gede, Bilang aja semuanya kemahuan kamu,Ngapain sok jual mahal sok berkilah..
2025-03-11
0
gia nasgia
Next
2024-12-03
0
gia nasgia
Naya tidur atau pingsan 😂🤣
2023-03-23
0