Setelah makan malam selesai Atta izin ke kamar duluan, Naya juga berdiri dan sedikit menggeser kursi sebelum akhirnya suara bariton mengurungkan niatnya.
"Nay, Papa mau bicara?"
"Bicara apa pa? kedengaranya serius?"
"Besok keluarga Pak Dahlan mau silaturahmi ke sini."
"Lalu, apa hubunganya dengan Naya pa?"
"Papa berniat menjodohkan anak Pak Dahlan dengan kamu." Pak Faisal berbicara dengan sangat hati-hati.
"Dijodohkan? ah papa kaya zaman siti Nurbaya aja."
"Papa serius Nay." Detik kemudian hening, Naya berlari kecil ke kamarnya dengan membanting pintu. Diikuti bu Ayu yang menggedor-gedor pintu kamar putrinya.
"Naya..!"
"Naya..!" Mama boleh masuk?" Bu Ayu memegang handle pintu dan mendorongnya pintu itu tidak terkunci, dia mendekati putrinya yang sepertinya tengah menangis di atas ranjang dengan tidur tengkurap. Di belainya rambut putrinya dengan sayang.
"Nay, Mama Minta maaf, mama tidak bisa berbuat banyak jika itu sudah menjadi keputusan papamu dan yang terbaik untukmu mama bisa apa."
Naya tiba-tiba melentangkan tubuhnya dan duduk di sebelah bu Ayu.
"Terbaik apanya ma? ini masalah teman hidup, Naya tidak mau menikah dengan orang yang tidak Naya cintai, ma tolong Naya ma... Naya tidak mau di jodohkan." Seraya menggoyang-goyangkan lengan mamanya.
"Sayang kamu bisa mencoba mengenal satu sama lain dulu, mama pernah bertemu kok, anaknya baik, sopan, dewasa dan yang paling penting dia berakhlak mama dan papa yakin dia bisa menjadi imam yang baik untukmu kelak, di coba dulu sayang saling mengenal satu sama lain." Bu Ayu berdiri seraya mengusap-usap pundaknya kemudian mencium keningnya dan beranjak dari kamar putrinya meninggalkan Naya yang masih termangu dengan pandangan kosong.
"Aku tidak mau dijodohkan, gimana ini bagaimana dengan Riko dia pasti akan sangat kecewa, aku harus bisa membujuk Papa agar membatalkan perjodohan ini, ya harus." Batin Naya berapi-api merasakan sesak sekaligus harapan kemungkinan perjodohan ini batal. Lama Naya berjibaku dengan pemikirannya sendiri sampai akhirnya dia tertidur ke alam mimpi.
"Pagi hari suara kumandang adzan subuh sudah terdengar menggema dengan merdu bersahut-sahutan dari mushola dan masjid terdekat, Naya terbangun dari tidurnya dia ke kamar mandi dan membersihkan diri tapi berhubung masih udzur, dia kembali ke ranjang dan memainkan ponselnya yang baru saja di cabut dari kabel carger.
Naya melongo seketika, ketika melihat banyaknya pesan yang masuk, dari kemarin ponselnya low bat dan langsung di cas dan baru Naya hidupkan ternyata Riko melakukan panggilan berkali-kali dan mengirimkan beberapa pesan.
18.10
Nay lagi apa udah sholat belum?
18.40
Sayang kok nggak di balas.
19.30
Aku pengen telfon, kok nggak aktif kamu di mana? Apa kamu baik-baik saja.
21.30
Aku nggak bisa tidur, kamu lagi apa?
Seperti itulah kira-kira pesan dari Riko yang baru sempat Naya baca. Dan Naya pun segera mengetik balasanya.
Naya
Maaf Ko, HP ku low bat. Aku baik-baik saja sekarang aku lagi mudik. Jangan khawatir ya...
Baru saja Naya mengirim pesan, pintu kamar terdengar di ketuk dari luar.
Tok
Tok
Tok
"Nay...? kamu sudah bangun?"
"Iya ma sudah, masuk ma?" Naya tampak berteriak dari dalam.
"Sayang di luar ada Maya, dia ngajak kamu jalan-jalan pagi."
"Oh.. iya ma siap, suruh tunggu bentar ma, Naya ganti baju dulu." Naya mengganti pakainya dengan baju olahraga lengkap dengan sepatunya dia keluar dari kamar dan menuju teras depan terlihat seorang gadis seumuran sedang duduk seraya memainkan ponselnya.
"Hay May..." Sapa Naya seraya menghampiri.
"Hay... gue kangen." Mereka cipika-cipiki
"Udah siap, ayo ngobrol nya sambil jalan aja mumpung udara masih fres."
"Oke siap." Naya dan Maya berjalan bersiap olahraga pagi.
"Ma, Naya pergi dulu ya...!" Teriaknya seraya melangkah dari teras rumah.
Setelah turun ke jalanan Naya dan Maya berlari-lari kecil seraya mengobrol. Maya adalah teman waktu SMA rumahnya lumayan dekat dia bersahabat sejak dari kecil.
"Nay, gimana kabar lo, kuliah lo?"
"Alhamdulillah lancar Ya, lo sendiri gimana kuliahnya."
"Gue masih setia melanjutkan keinginan bapak, harus belajar yang rajin dan menjadi Bidan teladan."
"Nggak pa-pa Ya, gue bangga sama lo yang menjadi anak yang berbakti."
"Mau gimana lagi, walaupun awalnya gue menolak kuliah di jurusan kesehatan tapi kenyataanya sekarang gue udah belajar memahami banyak manfaat dan hikmah dari semuanya, makanya gue harus lulus dengan nilai yang baik."
"Gue salut sama lo Ya, semangat hidupnya tinggi."
"Hehehe... tapi lo tumben pulang sebelum liburan."
"Iya gue lagi kangen keluarga."
"Eh gimana kabar doi?"
"Maksudnya, si Bintang?"
"Ya ya terserah lah panggilan sayang lo?"
"Udah putus lama kali semenjak gue masuk ke Universitas yang berbeda dia menghilang bagai di telan bumi."
"Sumpah lo, padahal sayang ya... gue kira hubungan lo bakalan berlanjut sampai jauh, mengingat dia begitu cinta sama lo."
"Udah ah nggak usah bahas masa lalu nggak penting, eh mampir sana yuk." Naya menunjuk warung di sebelah pinggir jalan. "Gue kangen sama onde-onde dan bubur sumsum bu Ela."
"Ayo, gue juga udah lama nggak beli disana."
"Jadi inget masa-masa SMA ya, suka nongkrong habis pulang sekolah." Seraya berjalan mendekati warung. Mereka mengambil kursi yang kosong pagi hari lumayan antri jadi harus sabar untuk menunggu giliran.
"Bu Ela, saya buburnya dua ya di makan disini."
"Iya mbak tunggu ya." Katanya seraya membungkus pesanan pembeli.
drt... drt...
Tiba-tiba Ponsel Naya berbunyi
Riko calling
Dilihatnya id caller yang memanggil, terpampang nama Riko di sana dengan sigap Naya menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
"Halo Ko." Katanya setelah sambunganya terhubung seraya agak menjauh dan mencari tempat yang sepi.
"Kamu di mana kok berisik banget sayang."
"Oh aku habis jalan-jalan pagi dan ini sedang di warung pinggir jalan membeli sarapan."
"Oh pantesan berisik, kamu kapan balik? padahal hari ini gue pingin ngajak kamu jalan."
"Baru juga mudik udah tanya balik, mungkin besok lusa kenapa?"
"Kangen..." Suaranya terdengar melow di sebrang sana.
"hahaha...." Naya malah ketawa mendengar rengekan Riko.
"Sayang...?"
"Hem...., eh udah dulu ya pesenanku udah datang aku sarapan dulu, kamu jangan lupa makan juga."
"Suapin dong... ak ak..."
"Ih apaan sih Ko.... udah dulu ya nanti telfon lagi, da... assalamu'alaikum." Sambungan telfon di matiin dan Naya segera menghampiri Maya yang sudah menunggu di meja dengan bubur di depanya.
"Hem... kayanya enak nih." Naya mulai menyendok bubur di mangkuknya sebelum akhirnya Maya bertanya.
"Telfon dari siapa Nay, kok senyum-senyum mulu."
"Ada deh, mau tahu aja, apa mau tahu bangget, udah Ta cepet makan." Naya dan Maya menghabiskan makananya dan kemudian putar balik karena hari sudah lumayan siang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
putia salim
kasian km Rico jagain jodoh nya pk dosen🤭
2023-02-08
1
Suzieqaisara Nazarudin
Duh kok aku yang nyesek dengan hubungan Naya dan Riko😭
2022-06-23
2
Sweet Girl
lama .....
2022-02-08
0