Bab 10

Sebulan telah berlalu. Sudah dua kali aku pulang kerumah. Kini aku bangun pagi seperti biasa, dan bersiap untuk sekolah. Buku sudah ku siapkan, semua tugas sudah dikerjakan, dan semua hafalan sudah fihafalkan.

Hari ini jam pertama pelajaran wali kelas, Ustdz Reyhan. Tugasnya menghafal mufrodat atau kosakata dalam bahasa Arab,namun menghafalnya menggunakan nada atau dinyanyikan agar mudah menghafal. Mentang-mentang gurunya vokalis nasyid lah.

"Thoyib, sekarang maju kedepan urut absen untuk setoran!" Perintah Ustdz setelah pelajaran dimulai. Memang selalu menghafal. Namanya di Pondok banyak sekali pelajaran yang mengandalkan hafalan, dari pelajaran Al-Qur'an, pelajaran hadist, pelajaran tafsir, pelajaran mahfudzot, dan juga pelajaran bahasa Arab ini.

"Baik Ustdz." Jawab kami serempak. Tenang absenku urutan akhir, jadi masih ada waktu untuk melancarkan hafalan.

"Ustdz, ada murid baru . Nggk kenalan dulu?" Usul Muhammad sambil melirik kebelakang melihat santriwati baru yang duduk dibangku yang sama denganku. Duduknya dilantai sih, mejanya aja yang sama.

"Oh, ya? Kalo begitu kenalan dengan murid baru sebentar setelah itu setoran." Kata Ustdz Reyhan. " Yuk, silahkan memperkenalkan diri. Cukup nama dan asal saja, dan sebelumnya sekolah dimana." Lanjutnya.

Semua diam. Tak ada suara-suara berisik menghafal. Menunggu sang murid baru memperkenalkan diri.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh." Salamnya saaat sudah berdiri didepan.

"Waalaikum salam warahmatullahi wabarikatuh."

" Perkenalkan nama saya Ita Yusnita, panggilan Nita, asal dari desa Suka Maju dan sebelumnya sekolah di MTs negri." Perkenalan Nita dengan cepat karna grogi. Dan masih berdiri ditempat menunggu dipersilahkan duduk kembali.

"Ya udah silahkan duduk kembali." Perintah Ustdz. Tak ada dibuka sesi tanya jawab agar lebih kenal. Toh tiap hari ketemu.

"Wassalamu'alaikum."

"Waalaikum salam."

"Oke, langsung aja yang merasa urutan absen pertama silahkan maju." Kata Ustdz saat Nita sudah kembali duduk.

Tak butuh waktu lama bagi kami untuk menyetor hafalan pada Ustdz. Selain memang tidak banyak, Ustdz juga mengajari memakai nada untuk memudahkan mengingatnya, cara itu sangat membantu kami menghafal.

"Baiklah ,sekarang kuis." Kuis dadakan selalu membuat tegang. "Tutup semua buku yang bersangkutan dengan bahasa Arab!" Perintahnya.

"Ustdz bikin kelompok aja." Tawar Lisya. Mencoba mencari jalan aman.

"Oke, baiklah buat empat kelompok.!" Akhirnya bisa dinegosiasi. "Tapi ada hukuman bagi yang salah menjawab." Lanjutnya. Tak jadi aman dah.

Akhirnya kuis dimulai, kelompok sesuai bangku . Aku sekelompok dengan Lisa ,Lina ,dan Afifah, serta Nita si anak baru. Alhamdulillah dapat teman pandai, Afifah si juara umum waktu kelulusan, dan nilai ijazahnya paling tinggi daripada kami.

Meskipun aku sekelompok dengan sang juara, ternyata masih kalah dengan anak pak Kiyai. Kelompok Hana paling tinggi poinnya, tapi keputusan tetap pada Ustdz, dan semua mendapatkan hukuman. Hukumannya menyanyi bersama kelompoknya.

Hukumannya menyanyikan lagu nasyid. Kelompokku mendapat giliran yang terakhir, dan tak ada yang paham dengan lagu nasyid, akhirnya memilih menyanyikan lagu mars pondok yang sudah punya catatan meskipun belum hafal.

Oh Pondokku tempat naung kita

dari kecil ,sehingga dewasa

rasa batin damai dan sentosa

dilindungi Allah Ta'ala

Oh Pondokku engkau berjasa

pada ibuku Indonesia

Tiap pagi dan petang

kita beramai sembahyang

mengabdi pada Allah Ta'ala

didalam kalbu kita

Wahai pondok tempatku

laksana ibu kandungku

nan kasih serta sayang padaku

oh Pondokku

i,,,Bu,,,ku,

"Trimakasih untuk semuanya. Hukuman sekaligus seleksi untuk grup nasyid kelas." Kata Ustdz setelah semua sudah bernyanyi.

"Apa?" Tanya beberapa anak bersamaan, dan yang lainnya hanya memasang ekspresi kaget. "Mau bikin grup nasyid , Ustdz?"

"Ustadz, curang. Masa nyeleksinya nyolong, sembunyi-sembunyi." Protes Lisya." Aku nggk setuju." Lanjutnya.

"Iya, Ustdz." Setuju Hana, yang lain diam aja, manut.

"Itu tadi seleksi untuk yang putri. Setuju atau tidak, Ustdz sudah terlanjur menilai dan memilih." Ustdz sudah memutuskan, tak bisa diganggu gugat. Mentang-mentang wali kelasnya anggota nasyid, muridnya juga harus punya grup nasyid.

"Yang putra nggk ,Ustdz?" Tanya Sheila, dia kawannya Sandy dari SD.

"Yang putra sudah kemaren malam. Kalo kalian nggk mungkin mau nyanyi kalo Ustdz bilang seleksi, jadi ini satu-satunya cara."Jelas Ustdz memberi alasan.

"Kenapa juga harus buat grup nasyid , Ustdz?" Tanyaku malas. Bukan pecinta musik sih.

"Biar ada generasi penerusnya lah. Besok kalo Ustdz sudah pergi kan di Pondok sudah ada yang pinter nasyid, bisa ngajarin adek kelasnya nanti, biar selalu ada penerusnya."

"Siapa aja yang terpilih, Ustdz?" Tanya Muhammad. Kayaknya dia nih yang terpilih di putra.

"oke, Ustdz umumkan yang terpilih. Dengarkan baik-baik." Membuat suasana jadi tegang aja. Aku pun ikut waspada dan menunggu siapa aja yang terpilih. Ada aku nggk ya?

"Yang terpilih menjadi anggota utama yaitu, Hana, Afifah, Sheila,dan Nita. Dan empat anggota lagi sebagai pelengkap yaitu, Lisa, Nisa, Lisya,dan Lina." Pengumuman yang membuatku kecewa, karna ternyata hanya disisakan dua yang tak diikut sertakan.

Cuma namaku dan Dhyah yang tak disebut, tapi aku juga tahu diri sih. Aku bukan pecinta nyanyi, dan tak pernah nyanyi kecuali waktu menyanyikan lagu Indonesia Raya saat upacara, itupun bareng-bareng. Tapi bukankah kita merasa iri jika yang lain punya kegiatan latihan nasyid sedangkan kita hanya tiduran dikamar aja?

"Alhamdulillah aku nggk ." Seru Dhyah senang, karna dia juga bukan orang yang suka menyanyi.

"Nggk ikut kok seneng." Ledek Ade.

"Kalo yang putra siapa aja ,Ustdz?" Tanya Hana. Kalo Hana entah bagus atau nggk suaranya, dia yang paling banyak mengerti nasyid ,dan juga paling percaya diri.

"Ini yang ada didepan. "

"Semua ikut, Ustdz?" Tanya Lisya tak percaya, masa semuanya?

"Nggk juga." Jawab Ustdz. " Muhammad, Sandy, Ade, Arman, dan Sodiq" Sodiq adalah murid paling muda dikelas kami.

"Mereka cuma lima, kenapa kami banyak?" Tanya Lisya lagi. Dia memang paling aktif bertanya. Bukankah bertanya itu belajar untuk menjadi kritis? Jadi tak apa orang banyak tanya, berarti rasa ingin tahunya tinggi.

"Udah dipilih." Tak ada alasan. Lagian grup tak dibatasi jumlah bukan?

"ya udah, jangan lupa yang terpilih nanti setelah Dzuhur latihan di kelas tiga exs atau satu MA." Memang cuma kelas itu yang strategis untuk berlatih, karna tempatnya yang di tengah-tengah antara asrama putra dan asrama putri, dan ruangan yang tertutup agar tak terlalu mengganggu istirahat yang lain.

"Siap , Ustdz." Jawab yang bersangkutan, Aku mah tak merasa disuruh latihan jadi tak perlu menjawab.

"Oke, sampai disini pertemuan kita hari ini, bila ada salah kata mohon maaf dan pada Allah mohon ampun, akhiron wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh." Kata Ustdz mengakhiri pertemuan.

"Waalaikum salam warahmatullahi wabarikatuh." Jawab kami kompak, Karna menjawab salam itu wajib hukumnya .

Terpopuler

Comments

bunda syifa

bunda syifa

desa suka maju, desa nya pak Theo d novel sebelah y Thor 😅😅

2023-07-13

0

😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎

😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎

12 😃

2021-09-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!