di rumah sakit

Habis operasi, senjaya sudah di pindahkan di ruang rawat VIP.

keluarga Johan Wilton turut prihatin juga.

sebagai kekeluargaan. Johan membiayai semua biaya rumah sakit.

Walaupun keluarga Senjaya sangat mampu untuk pembiayaan sekedar rumah sakit.

tapi yang di pikirkan Johan bukanlah itu.

Johan sebetulnya berhati mulia kepada siapa pun.

"Atika, kamu istirahatlah dulu, suami mu biar kami yang menjaganya," ucap Hanna

"Iya nyonya, dari tadi nyonya juga belom makan, tuan biar saya yang menjaganya." sambung Rama

Atika mengangguk tanda setuju.

"Pak arip, antar nyonya pulang,?"

baik pak Rama, non Arsyi mana?

oh ya non Arsyi tap..

Arsyi tiba tiba muncul membawa kantong kresek,

"Ma, ayo makan dahulu!" ucap Arsyi.

"Oh anu non, lebih baik ajak nyonya pulang dahulu, biarkan nyonya istirahat sebentar di rumah, untuk menjaga kondisi nyonya juga," ujar bibi Ana.

"Baik pak! ini saya beli makanan," ujar Arsyi memberikan memberikan kantong makanan itu pada pak Rama.

"Saya pulang duluan, jaga kesehatan mu!

tante mari duluan," ujar Arsyi.

"Iya nak, jaga ibumu ya," ujar Hannan sambil membelai rambut Arsyi.

Mama masih kelihatan lemah.di perjalanan pulang mamanya hanya diam saja.

Sebetulnya banyak yang ingin di tanyakan Arsyi pada mamanya. tapi melihat keadaan mamanya seperti ini, Arsyi mengurungkan niatnya.

"Sebenarnya kak Arsya kemana? berapa kali aku telpon tetap saja ponselnya ngk aktif," gumam Arsyi.

"Ada apa sebetulnya?" Arsyi bertanya pada dirinya sendiri.

"Kemarin kak arsya menangis!

terus papa kecelakaan,kondisi mama seperti ini, ada apa? Arsyi membatin sendirian.

Sampai di rumah, Arsyi mengajak mamanya makan.

"Setelah ini, mama istirahat dulu ya ma! supaya nanti lebih kuat untuk jaga papa!" ujar Arsyi berusaha menguatkan mamanya.

Arsyi mengantar mamanya ke kamar. "Apa perlu Arsyi temani ma?" tanya Arsyi.

"Ngk usah nak! mama mau mandi dulu!" ujar Atika dengan suara lemahnya.

"ya sudah ma! Arsyi juga mau mandi," ujar Arsyi.

Selesai mandi dan berganti pakaian. Atika mau ke rumah sakit lagi. "Mumpung Hanna dan Johan ada di sana, aku akan bicarakan apa masalahnya!" pikir hati Atika.

Atika sengaja tidak memberi tahu Arsyi, kalau dia akan ke rumah sakit lagi.

Arsyi mendengar suara deru mobil yang meninggalkan rumahnya "Siapa yang pergi?" timbul pertanyaan dalam benak Arsyi.

Arsyi berlari kecil menuruni tangga.

"Bi...! siapa yang pergi?" tanyanya pada Bi ana.

"Nyonya non!" teriak bibi Ana dari dapur.

"Mama..!" gumam Arsyi

"Kenapa mama tidak memberitahuku," tanya Arsyi pada bibi Ana.

"Ngk tau non," ujar bibi Ana.

"Oh yo Bi! Arsyi akan menyusul mama sebentar lagi," ujar Arsyi pergi meniggalkan bibi Ana.

Setelah sampai di rumah sakit. Atika langsung menuju kamar rawat suaminya. kemungkinan Johan dan Hanna masih di sana.

Tapi ngk ada siapa siapa kecuali suaminya yang terbaring lemah, "Kemana mereka? apa sudah pulang!" gumam Atika.

Atika keluar lagi dari ruangan suaminya. lalu berjalan menyusuri ruangan demi ruangan. Berharap mereka masi ada di rumah sakit.

tapi yang di harap tidak ketemu.

Atika kembali keruang rawat suaminya.

ceklek.., Atika membuka pintu ruang rawat suaminya. di lihatnya ada Rama yang menjaga suaminya.

"Nyonya! nyonya sudah kembali?" tanya pak Rama.

"Iya! Johan sama Hanna mana?" tanya Atika.

"Tuan Johan, sudah dari tadi pulang nyonya," ujar Rama.

"Mumpung ada nyonya disini, Saya izin pulang mau mandi sebentar nyonya! secepatnya saya akan kembali," ujar Rama

"Iya rama silahkan," ujar Atika

Setelah kepergian Rama, atika memegangi tangan suaminya, membelai rambutnya.

"Pa, bangun lah pa, mama membutuhkan papa. mama ngk kuat sendirian!" air mata Atika menetes di wajah suaminya.

"Mama belum sanggup kehilangan papa!" isak nya. "Papa yang kuat ya pa," ratap Atika pilu,

tiba tiba tangan suaminya menggenggam erat tangan istrinya. Atika kaget antara percaya dan tidak.

"Papa! sayang. Kamu mendengar suaraku?

pa! kamu sudah sadar," ujar Atika tak percaya.

Atika menangis,tersenyum, campur jadi satu pikiran. seakan darahnya mengalir lagi setelah berapa hari membeku.

Atika langsung memencet tombol nurse cell.

Pa, sabar ya! papa yang kuat," bisik Atika.

Perawat datang menghampiri Senjaya yang terbaring tak berdaya.

"Baik bu, Kita periksa dulu ya!" ujar suster itu.

Perawat itu memeriksa Senjaya dengan teliti.

"Ma!"

Suara Senjaya memanggil istrinya dengan lemah. "Iya pa, papa mau apa?" tanya istrinya dengan penuh kasi sayang.

"Minum," ujar Senjaya.

"Boleh di kasi minum ya bu, cuma di batasi," ujar perawat itu.

Atika dengan telaten memberi minum pada suaminya.

"Kondisi pasien sudah normal ya bu, sudah melewati masa kritisnya. Kami harap jangan terlalu banyak menganggu istirahatnya," ujar suster itu lalu permisi meninggalkan ruangan rawat suaminya.

Atika tertidur di samping suaminya.

"Ma,"

Senjaya memanggil istrinya dengan pelan.

lalu senjaya memegang tangan istrinya, barulah Atika bangun.

"Papa mau duduk ma," ujar Senjaya.

Atika membantu suaminya duduk.

"Kalau mau tidur, di sofa saja ma! jangan disini," ujar Senjaya.

"Iya pa, papa banyak istirahat ya, jangan banyak gerak dulu, mama akan jaga papa," ujar Atika.

"iya, makasih ya ma," ujar Senjaya.

"Ngk usah berterima kasi pa! sudah kewajiban mama mengurus suami," ujar atika tersenyum menatap iba suaminya.

"Iya sayang,"

"Papa istirahatlah, jangan banyak bicara," ujar Atika lagi.

setelah suaminya tertidur, atika hendak merebahkan badannya di sofa, tapi Arsyi datang.

"Ma! gimana keadaan papa? tanya Arsyi.

"Papa sudah sadar nak,dan sudah membaik," ujar Atika.

Arsyi tersenyum haru, air matanya tumpah tak terasa.

"Benarkah ma," ujar Arsyi.

"Iya sayang,"

Arsyi memeluk mamanya. syukurlah ma.

"Tadi papa sudah ngobrol sama mama," ujar Atika.

Arsyi mengangkat kedua telapak tangannya menengadah ke langit langit kamar rawat tersebut.

"Than terima kasi atas kehendak mu," ujar Arsyi

Ceklek...,

suara pintu terbuka, ternyata Rama sudah datang,

"Gimana keadaan tuan nyonya?" tanya Rama.

"Alhamdulillah papa sudah sadar pak," ujar Arsyi tersenyum senang.

"Syukurlah nyonya! saya ikut senang.Kalo nyonya mau pulang ngk apa apa nyonya.

biar tuan saja yang jagain," ujar pak Rama.

"Tidak! aku akan bermalam disini. Arsyi kamu pulang saja nak, mama juga sudah baikan," ujar Atika.

"Ya sudah ma, ngk apa apa,mama juga jaga kesehatan ya," ujar Arsyi memeluk mamanya dan melirik papanya yang terbaring lemah di ranjangnya.

"Hati hati ya non," ujar Rama.

Arsyi menganggukkan kepalanya saja.

"Ma, Arsyi pulang ya," ujar Arsyi.

"Nyonya! kalau ada apa apa nanti panggil saya di luar," ujar Rama. Atika hanya mengangguk saja.

Hati Atika sudah sangat lega sekali, hidupnya sudah berwarna kembali setelah suaminya sadar.

Saat suaminya koma, rasa hidup Atika sudah tidak berada di dunia lagi.nyawanya seakan sudah berhenti bernafas.

saking belum sanggup di tinggal orang yang di cintai nya itu.

Ke esok paginya. Senjaya sudah boleh sarapan.

badannya sudah kelihatan segar.

istrinya dengan telaten menyuapi suaminya.

Atika sengaja belum mau membuka tentang Arsya sekarang.tapi Senjaya lah yang membuka pembicaraan.

"Ma! gimana dengan Johan dan keluarganya?" tanya Senjaya.

"Pa, jangan pikirin itu, pikirkan kesehatan papa dulu ya," ujar Atika

"Ma" papa sudah baikan,lihatlah papa sudah kuat lagi," Senjaya tidak tau kalau kakinya cindera.

Para dokter dan perawat, memberi tahu keluarga agar tidak memberi tahu pasien, takut pasien nya akan lebih drop lagi.

"Ma, mama sudah tau kan apa yang akan terjadi di keluarga kita nanti, jika Arsya tidak di temukan?" ujar Senjaya.

"Iya pa, mama sudah paham. dengan keadaan papa begini, ngk mungkin papa cepat menemukanya," ujar Atika.

Arsyi sudah sampai di rumah sakit, menuju ruang rawat papanya. sengaja Arsyi membawa rantang makanan ke rumah sakit.

karena Arsyi tau makanan di sekitar rumah sakit tidak seenak masakan di rumahnya.

Arsyi hendak memutar kenop pintu kamar rawat papanya.tapi di urungkan nya, karena mendengar percakapan serius antara papa dan mamanya.

"Menemukan siapa?" batin Arsyi.

"Pa, sebelumya mama minta maaf. mama sebenarnya tidak ingin melihat kebangkrutan perusahaan papa yang selama ini, mati matian papa bangun," ujar Atika menundukkan kepalanya.

"Maksud mama?"

"Bagai mana kalau kita mengambil jalan yang di tulis Arsya di kertas itu," ujar Atika.

"Tidak ma, papa tidak akan mengorbankan arsyi! Arsyi tidak tau apa apa. ini kesalahan Arsya," ujar Senjaya berapi-api menahan emosinya.

"pa, dengarkan mama dulu, kan bisa kita bicarakan pada Arsyi dahulu," ujar Atika.

"Ma, jika Arsyi tau, Arsyi akan melakukan hal yang sama dengan arsya! lagian papa ngk mau melihat Arsyi tersiksa dengan pernikahan konyol ini," ujar Senjaya lagi.

Badan Arsyi bergetar mendengar rencana mamanya, mama dan papanya tidak mengetahui kalau Arsyi ada di balik pintu itu.

"Pa, masalah Aditya cacat, aku yakin setelah pernikahan nya, akan ada mukjizat dari tuhan," ujar Atika lagi.

"Mama tetap akan bicarakan ini pada Arsyi, untuk menggantikan Arsya," ujar Atika dengan ambisinya.

"Apa!" Arsyi menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

Tak terasa air mata Arsyi menetes, ia shock mendengarnya.

Vote dan like nya ya.

maaf kalu kalimatnya kurang enak di baca. tetap semangat buat para pembaca.

Terpopuler

Comments

Q Ora Ayu

Q Ora Ayu

😭😭😭😭ya allah thour kasian arsy

2021-10-01

0

Asnawati Spd

Asnawati Spd

kasihan Arsy

2021-09-29

0

Iba Shayra

Iba Shayra

iya arsyi btul kata mmamu mngkin kmu mnikahi aditya ada mukzijat dr Allah tuk ksembuhan aditya

2021-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 1
2 2.perjodohan
3 3. lamaran 1
4 fitting baju
5 Bersama Rahel
6 Rengcana akad
7 Amukan Arsya
8 r&a
9 kepergian arsya
10 di rumah sakit
11 kesedihan arsyi
12 kesedihan arsyi
13 pernikahan arsyi
14 keluarga baru arsyi
15 keluarga baru arsyi
16 mengantar mertuanya
17 surat perjanjian
18 bertemu pujaan hati
19 Rahel yang romantis
20 kemarahan Aditya
21 Kesibukan Arsyi
22 Aditya merasa bersalah
23 Arsyi terluka
24 Dokter Robert
25 Arsyi Terpuruk
26 Arsyi yang terpuruk
27 Rahel bertemu sahabatnya saat di ruang rawat Arsyi
28 Aditya memergoki Arsyi dan rahel berkencan
29 Aditya penasaran dengan teman kencan Arsyi
30 traveling
31 Aditya menyusul ke villa
32 Rahel emosi saat melihat Aditya menyakiti Arsyi
33 Ternyata mereka adalah?
34 Arsyi tidak bersemangat
35 Mulai melunak
36 kangen rumah
37 di rumah mama
38 menjemput Arsyi
39 ketakutan
40 Aditya mulai berubah
41 -
42 41
43 -
44 43
45 44
46 45
47 46
48 47
49 48
50 48
51 50
52 51
53 52
54 53
55 54
56 55
57 56
58 -
59 .
60 .
61 .
62 .
63 .
64 .
65 ,
66 .
67 Aditya
68 Kamu cantik
69 kepergian Aditya
70 koper
71 -
72 Carina
73 kepulangan Aditya
74 Menggoda istri
75 Racun
76 Aku ingin sendirian
77 Keinginan istri
78 Kecemasan Arsyi
79 Tempe goreng
80 Kepanikan Aditya
81 Di rumah sakit
82 Prasangka
83 salah paham
84 USG
85 Suasana hati dan perasaan
86 Siap-siap berkencan
87 Hari weekend
88 masih di hari weekend
89 Di kantor
90 CEO lapar
91 Mulai sensitive
92 kursi kebesaran CEO
93 CEO kejam
94 kejutan
95 Marah dengan mama
96 Rencana acara
97 aku tidak menggoda mu
98 mie rebus
99 ingin ke rumah orang tua
100 Di rumah mama
101 di rumah mertua
102 Masi di rumah mama
103 gara-gara soto betawi
104 Laki-laki menyebalkan
105 pikiran bodoh
106 Kuman
107 empati
108 jadwal checkup
109 Suami mesum
110 candaan suami istri sebelum tidur
111 kedatangan sahabat
112 nasi goreng spesial
113 tersulut emosi
114 Makan di restoran mewah
115 Tatapan permusuhan
116 bareng pria menyebalkan
117 hotel green
118 kejutan
119 gren opening
120 pingsan
121 Rahel tak berdaya
122 hujan deras
123 menabrak trotoar
124 mama dan Rasya di rumah sakit
125 Rahel kembali drop
126 Arsyi menjenguk Rahel di rumah sakit
127 wahana
128 Waterboom
129 kurang fit
130 makan di rumah mertua
131 ke-datangan papa Hans
132 menyambut kepulangan Rahel
133 dek-dek kan
134 USG terakhir
135 luar kota
136 makan berdua
137 Gelisah
138 ruang persalinan
139 persalinan 2
140 cemburu tanpa sadari
141 selamat datang bayi Arazka
142 Tidak terbiasa
143 tidak berjodoh
144 Kado buat baby boy Arazka
145 curhat
146 Aqiqah baby boy Arazka
147 Calon tunangan
148 Rencana pertunangan
149 pertemuan
150 kembali bekerja
151 kelelahan
152 liburan ke Bali
153 dikejar tukang cilok
154 gaun pengantin
155 Acara bainai
156 janji suci
157 resepsi
158 Kegagalan
159 sebuah kecupan
160 panik
161 Dokter Haris
162 Butik passion girls
163 Dinner romantis
164 Mesum sama istri sendiri
165 Dua angsa putih
166 MP
167 Dua sahabat
168 dokter Haris menghilang
169 Kembalinya Dokter Haris
170 membaik
171 kecurigaan
172 Dokter Haris lagi
173 ketahuan
174 bersyukur
175 aktivitas pagi hari
176 Kota romantis
177 Dalam perjalanan
178 makan malam
179 mual
180 Suasana pagi hari
181 Galeries Lafayette
182 Shopping
183 Bertemu mantan kekasih
184 Siapa tidur disini
185 Istriku yang aneh
186 Kejutan Lara
187 Keberanian Arsyi
188 Kamu hebat
189 Ke-kantor suami
190 Tetap waspada
191 Memulai aksi
192 Aksi ke-dua
193 aksi ke-tiga
194 percintaan dalam bathtub
195 Hamil lagi
196 akhirnya
Episodes

Updated 196 Episodes

1
1
2
2.perjodohan
3
3. lamaran 1
4
fitting baju
5
Bersama Rahel
6
Rengcana akad
7
Amukan Arsya
8
r&a
9
kepergian arsya
10
di rumah sakit
11
kesedihan arsyi
12
kesedihan arsyi
13
pernikahan arsyi
14
keluarga baru arsyi
15
keluarga baru arsyi
16
mengantar mertuanya
17
surat perjanjian
18
bertemu pujaan hati
19
Rahel yang romantis
20
kemarahan Aditya
21
Kesibukan Arsyi
22
Aditya merasa bersalah
23
Arsyi terluka
24
Dokter Robert
25
Arsyi Terpuruk
26
Arsyi yang terpuruk
27
Rahel bertemu sahabatnya saat di ruang rawat Arsyi
28
Aditya memergoki Arsyi dan rahel berkencan
29
Aditya penasaran dengan teman kencan Arsyi
30
traveling
31
Aditya menyusul ke villa
32
Rahel emosi saat melihat Aditya menyakiti Arsyi
33
Ternyata mereka adalah?
34
Arsyi tidak bersemangat
35
Mulai melunak
36
kangen rumah
37
di rumah mama
38
menjemput Arsyi
39
ketakutan
40
Aditya mulai berubah
41
-
42
41
43
-
44
43
45
44
46
45
47
46
48
47
49
48
50
48
51
50
52
51
53
52
54
53
55
54
56
55
57
56
58
-
59
.
60
.
61
.
62
.
63
.
64
.
65
,
66
.
67
Aditya
68
Kamu cantik
69
kepergian Aditya
70
koper
71
-
72
Carina
73
kepulangan Aditya
74
Menggoda istri
75
Racun
76
Aku ingin sendirian
77
Keinginan istri
78
Kecemasan Arsyi
79
Tempe goreng
80
Kepanikan Aditya
81
Di rumah sakit
82
Prasangka
83
salah paham
84
USG
85
Suasana hati dan perasaan
86
Siap-siap berkencan
87
Hari weekend
88
masih di hari weekend
89
Di kantor
90
CEO lapar
91
Mulai sensitive
92
kursi kebesaran CEO
93
CEO kejam
94
kejutan
95
Marah dengan mama
96
Rencana acara
97
aku tidak menggoda mu
98
mie rebus
99
ingin ke rumah orang tua
100
Di rumah mama
101
di rumah mertua
102
Masi di rumah mama
103
gara-gara soto betawi
104
Laki-laki menyebalkan
105
pikiran bodoh
106
Kuman
107
empati
108
jadwal checkup
109
Suami mesum
110
candaan suami istri sebelum tidur
111
kedatangan sahabat
112
nasi goreng spesial
113
tersulut emosi
114
Makan di restoran mewah
115
Tatapan permusuhan
116
bareng pria menyebalkan
117
hotel green
118
kejutan
119
gren opening
120
pingsan
121
Rahel tak berdaya
122
hujan deras
123
menabrak trotoar
124
mama dan Rasya di rumah sakit
125
Rahel kembali drop
126
Arsyi menjenguk Rahel di rumah sakit
127
wahana
128
Waterboom
129
kurang fit
130
makan di rumah mertua
131
ke-datangan papa Hans
132
menyambut kepulangan Rahel
133
dek-dek kan
134
USG terakhir
135
luar kota
136
makan berdua
137
Gelisah
138
ruang persalinan
139
persalinan 2
140
cemburu tanpa sadari
141
selamat datang bayi Arazka
142
Tidak terbiasa
143
tidak berjodoh
144
Kado buat baby boy Arazka
145
curhat
146
Aqiqah baby boy Arazka
147
Calon tunangan
148
Rencana pertunangan
149
pertemuan
150
kembali bekerja
151
kelelahan
152
liburan ke Bali
153
dikejar tukang cilok
154
gaun pengantin
155
Acara bainai
156
janji suci
157
resepsi
158
Kegagalan
159
sebuah kecupan
160
panik
161
Dokter Haris
162
Butik passion girls
163
Dinner romantis
164
Mesum sama istri sendiri
165
Dua angsa putih
166
MP
167
Dua sahabat
168
dokter Haris menghilang
169
Kembalinya Dokter Haris
170
membaik
171
kecurigaan
172
Dokter Haris lagi
173
ketahuan
174
bersyukur
175
aktivitas pagi hari
176
Kota romantis
177
Dalam perjalanan
178
makan malam
179
mual
180
Suasana pagi hari
181
Galeries Lafayette
182
Shopping
183
Bertemu mantan kekasih
184
Siapa tidur disini
185
Istriku yang aneh
186
Kejutan Lara
187
Keberanian Arsyi
188
Kamu hebat
189
Ke-kantor suami
190
Tetap waspada
191
Memulai aksi
192
Aksi ke-dua
193
aksi ke-tiga
194
percintaan dalam bathtub
195
Hamil lagi
196
akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!