Rengcana akad

Acara resepsi pernikahan Arsya dan Aditya sudah di tentukan oleh kedua belah pihak. terlihat kebahagiaan dari senyum Arsya, walaupun dia belum pernah ketemu dengan Aditya.

Dua keluarga besar nampak sibuk.akad pernikahan anaknya akan di adakan minggu depan.

Hari ini pendesain terkenal datang kekediaman keluarga Arsya. untuk mengukur baju seragam keluarga, juga baju pengantin.

Mereka di ukur secara bergantian.

"Kami harap, itu sudah selesai dalam 3 hari ini," ujar Atika.

"Baik nyonya, kami akan melakukan yang terbaik, secepatnya kami akan menyelesaikan nya," ujar orang itu, ngk tau siapa namanya.

"Terima kasih nyoya, kalau begitu kami permisi dahulu," ucapnya lagi

Dengan hari yang sama, nyonya Hannan akan menjemput Arsya untuk membeli cincin kawin.

Arsya dan Hannan telah sampai di toko perhiasan yang cukup terkenal.

"Tunjukkan cincin kawin yang paling bagus," kata Hanna, pada pelayan toko itu.

"Baik nyonya, kami akan mengambilnya," pelayan itu berlalu pergi.

Sebelum pelayan itu kembali membawa cincin kawin tersebut.

Handphone Hannan berdering, sekilas Hannan menatap layar ponselnya,ternyata putranya yang telpon.

"Arsya, kamu tunggu disini, tante mengangkat telpon sebentar, kalau pelayan itu datang, kamu coba saja cincinnya," ujar Hannan

"Baik tante," jawab Arsya

Pelayan itu mengambil cincin keluaran terbaru.

"Ini cincin .., " pelayan itu menggantung kalimatnya, saat tidak melihat nyonya yang tadi menanyakan cincin yang di maksud.

Pelayan itu memasukkan cincin itu kedalam kaca kembali. Arsya yang melihat itu, ia mengerutkan dahinya.

"Mbk, cincin nya kenapa di masukkan, sini saya akan mencobanya," ujar Arsya.

"Maaf, tunggu nyonya dulu ya non," ucap pelayan itu.

"Saya mau mencobanya, tante Hannan memintaku untuk mencobanya," ujar Arsya menjelaskan.

"Maaf non, tidak bisa, tunggu nyonya dulu," ujarnya membuat Arsya marah.

"Maksud kamu apa? kamu tidak percaya sama saya!" bentak Arsya.

"B-bukan begitu non, karena nyonya Hanna yang memesannya," ucap pelayan itu lagi.

"Nyonya yang kamu maksud itu calon mertua saya, putranya akan menikah dengan saya minggu depan, dan ini cincin kawin untuk kami berdua, apa kamu paham," ujar Arsya menatap tajam mata pelayan itu.

"Punya calon suami begitu saja bangga, apa kamu buta, apa hanya karena hartanya saja, hingga kamu mau menikahi orang seperti itu, apa itu yang anda banggakan nona?" pelayan itu mencibir Arsya dengan tatapan sinis.

"Apa maksudmu pelayan!" bentak Arsya yang sudah hilang kendali.

"Hey nona, apa kau tau, kalau calon suami mu itu lumpuh, cacat dan tidak bisa berbuat apa apa, apa kamu masih bisa membanggakannya,"

Arsya tersentak kaget mendengar cacian pelayan itu.

"Tutup mulut mu pelayan, calon suamiku tidak seperti yang anda katakan, saya sudah melihatnya sendiri, kalau calon suami ku itu tidak seperti yang kamu katakan!" ujar Arsya yang tersulut emosinya.

"Cih .., yakin sekali kamu," ujar pelayan itu terus menyirami emosi Arsya.

Arsya hendak menampar pelayan tersebut, tapi Hannan segera datang untuk menghentikan kemarahan Arsya.

"Arsya, ada apa ini?" ujar Hanna menatap pelayan itu seksama.

"M-maafkan saya nyonya, dia memaksaku untuk mencoba cincin ini," ujar pelayan itu menundukkan kepalanya.

"Kenapa tidak kamu berikan, dia calon menantuku, dan cincin ini untuknya," ucap Hanna meninggikan suaranya.

"Maaf nyonya saya kira di .., "

"Tindak tante, memang Arsya memaksanya,

Yang membuat Arsya marah, dia telah menghina anak tante, calon suamiku,"

Jelas Arsya penuh kemarahan.

"Kamu bilang apa, katakan," ujar Hannan dengan suara dinginnya sampai ke tulang.

"Tidak nyonya, itu tidak benar, dia berbohong," pelayan itu menunjuk kearah Arsya.

"Sekali lagi saya bicara, katakan kamu bilang apa, atau cctv yang akan bicara," ucap Hannan

"B-baik nyonya," ucap pelayan itu terbata bata.

"Maafkan saya, tadi saya bilang, kalau tuan Aditya, c-cacat, dan lumpuh, itu saja nyonya," ujar pelayan itu ketakutan, mukanya sudah memucat.

Arsya hanya diam saja, dia mau lihat, seperti apa reaksi mamanya Aditya, kalau anak nya di hina seperti itu. Arsya juga penasaran sebetulnya, karena waktu lamaran pun dadakan sekali.

Aditya pun tidak hadir, apa ada benarnya kata pelayan itu. kalau benar, tentu saja Arsya tidak akan mau punya suami yang cacat.

"Berani sekali Kamu menghina anak ku," bentak Hannan. Hannan menatap tajam mata pelayan itu, seolah matanya menusuk sampai ke akar akarnya.

"Maafkan saya nyonya," pelayan itu bersimpuh sujud memegang kedua kaki Hanna,

"Saya tidak bermaksud .., "

"Lepaskan kaki saya," ujar hana masih dengan suara dinginnya.

Hanna mengibaskan kakinya sehingga membuat pelayan itu tersungkur kelantai.

"Ada apa ini?" rupanya pemilik toko perhiasan itu datang,

"Tanya sama pelayan kamu!" Hannan juga membentak pemilik toko tersebut

"Nyonya Hanna?" pemilik toko itu terkejut melihat orang yang berdiri di depannya,

"Nyonya maafkan pegawai saya," ujarnya

"Tidak, sekarang juga, tutup toko ini," ucap Hannan sinis.

Hanna pergi dengan kemarahannya tampa mengajak Arsya, Arsya dengan sigap mengikuti langkah calon mertuanya itu.

"Nyonya .., nyonya.., "panggil pemilik toko itu, ia

berusaha mengejar Hannan.

"Ini semua ulah mu, Kamu akan membayar mahal atas tindakanmu yang ceroboh ini,"

ucap bos pelayan itu.

"Maafkan saya tuan, saya salah" ujar pelayan itu. "Kamu, bereskan semua seisi tokoh ini, lalu kamu bayar kerugian ku," ucap pemilik toko itu. Entah apa kelanjutan adegan pemilik toko dan pelayannya itu.

Hanna naik ke dalam mobil, Arsya menyusul dari belakang.

"Antar Arsya pulang pak,"

Hanna berkata pada supir pribadinya.

"Baik nyonya,"

Tak ada pembicaraan di dalam mobil. Begitu sampai di kediaman keluarga Senjaya pun semua bungkam, Arsya pun tidak berani melirik calon mertuanya itu.

"Tante aku pamit," Arsya mencium punggung tangan Hannan.

"Arsya panggil Hannan, kamu istirahatlah dan masalah cincin kawin biar saya yang urus," ujar Hannan.

"Iya tante," jawab Arsya.

Arsya turun dari mobil menuju masuk kerumahnya, hati Arsya bertanya tanya, kemungkinan ada benar nya, apa yang di katakan pelayan itu.

Bukti nyata, saat lamaran Aditya tidak datang.

Dan dari beberapa kabari, Aditya pernah mengalami kecelakaan. ada kemungkinan besar bisa terjadi.

Ah..., Arsya mengacak rambutnya.

Papa. papa dan mama pasti tau, Arsya langsung berlari tergesa mencari dan memangil manggil mama dan papanya.

"Ma...! Papa...." teriak Arsya,

"Mama.., " Arsya memanggil papa dan mamanya.

"Mama .., mama di mana," teriak Arsyi

"Mereka tidak ada," batin Arsya. Arsya turun lagi sambil memanggil papa dan mamanya.

Arsya berpapasan dengan bibi Ana di ruang keluarga.

"Bibi mama dan papa mana?" tanya Arsya dengan napas naik turun.

"Tuan pergi non, kalau nyonya ada di taman belakang," ujar bibi Ana

Arsya langsung berlarian ke taman.

"Mama.., ma ..,!"

"Arsya, kamu Kenapa berteriak begitu," ujar Atika tidak suka dengan sikap anaknya seperti itu.

"Ma, ada hal penting yang ingin aku bicarakan," ucap Arsya.

Atika mengerutkan keningnya, ia memperhatikan Arsya dari bawah sampai ke atas.

"Iya, duduk dahulu nak, tarik nafas dulu," ucap Hannan.

Arsya duduk, lalu mamanya memberikan air putih, "ni minum dulu," ucap atika seraya memberikan minum pada Arsya.

"Kapan kamu datang, apa sudah dapat cincin kawinnya nak," Atika memulai pertanyaan.

Arsya menggeleng.

"Lalu ada masalah apa sayang," tanya Atika bingung.

Arsya terdiam sejenak.

"Ma, tolong katakan yang sejujurnya,

Apa benar Aditya itu cacat," tanya Arsya membuat Atika menegang seketika.Atika terdiam saat mendengar pertanyaan putrinya itu, dia tidak bisa menyembunyikan kebohongan itu pada putrinya.

"Ma, mama tau sesuatu kan ma," Arsya menggoyang-goyang kan pundak mamanya,

"Kenapa papa dan mama menutupi ini pada Arsya ma," ucap Arsya, ia menduga kalu itu benar.

Arsya mulai menangis tersedu.

Atika membelai rambut putrinya, "Berita itu tidak benar kan ma?" ujar Arsya menatap mata mananya.

Atika menggelengkan kepalanya.

"Ma, hiks-hiks-hiks kenapa dari awal tidak memberi tahu Arsya ma, kenapa, hiks-hiks-hiks," ujar Arsya pilu.

Atika memeluk putrinya,

"Mama, katakan sesuatu pada Arsya ma,"

"Sayang, dengarkan mama, waktu makan malam bersama keluarga Johan Wilton, mama dan papa sudah memperingatkan kamu, untuk berpikir dahulu sebelum mengambil keputusan,

tapi kamu sudah yakin dengan keputusanmu,

itulah maksud mama dan papa," Atika menguraikan kalimat panjangnya, dengan maksud Arsya akan menerima apa pun itu, dan tidak ada yang di salahkan di sini.

Arsya melepaskan pelukan mamanya.

"Arsya tidak mau menikah dengan lelaki cacat ma, Arsya tidak mau!" pekik Arsya

"Sayang, Kamu tidak bisa membatalkan keputusanmu itu, kamu tidak tau apa akibatnya dengan keluarga kita nanti," ujar Atika.

"Tidak ma, Arsya tetap tidak mau, batalkan rencana pernikahan ini ma, Arsya mau menikah dengan lelaki yang sempurna," ujar Arsya dengan isak tangisnya.

"Arsya, ini adalah keputusan mu sendiri, Pernikahan mu sudah di putuskan, dan kamu akan menikah minggu ini,"

"Ma, Arsya tidak mau,"

"Arsya," panggil mama Atika. Arsya berlari meninggalkan mamanya sendirian di taman belakang,

"Bagaimana ini, bisa kacau kalau begini," Atika mondar mandir, ia meremas ujung bajunya.

Atika mengambil ponselnya lalu mencari nama suaminya.

"Ya halo ma," suara lembut di seberang sana.

"Pa, papa di mana sekarang?" tanya Atika

"Papa masih di kantor, ada apa ma," tanya Senjaya

"Pa, pulang sekarang. Mama mau bicara penting," ujar Atika.

"Ada apa ma?" ucap Senjaya penasaran.

"Nanti mama ceritakan setelah papa pulang," ujar Atika

"Iya tunggu papa, papa akan segera pulang," ujar Senjaya.

...****************...

wajib vote dan like, author lagi ada perbaikan karya

Terpopuler

Comments

Tinachan

Tinachan

ceritanya bagus tapi maaf tulisan untuk nama hanna apa hanan trus rahel itu harunya perempuan dan tulisan arsy itu lebih bagus g usah pakek i tp cukup arsy maaf bgt sebelmnya

2021-10-14

1

Asnawati Spd

Asnawati Spd

seruuuu lanjut Thor

2021-09-29

0

Tuya

Tuya

lanjut

2021-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 1
2 2.perjodohan
3 3. lamaran 1
4 fitting baju
5 Bersama Rahel
6 Rengcana akad
7 Amukan Arsya
8 r&a
9 kepergian arsya
10 di rumah sakit
11 kesedihan arsyi
12 kesedihan arsyi
13 pernikahan arsyi
14 keluarga baru arsyi
15 keluarga baru arsyi
16 mengantar mertuanya
17 surat perjanjian
18 bertemu pujaan hati
19 Rahel yang romantis
20 kemarahan Aditya
21 Kesibukan Arsyi
22 Aditya merasa bersalah
23 Arsyi terluka
24 Dokter Robert
25 Arsyi Terpuruk
26 Arsyi yang terpuruk
27 Rahel bertemu sahabatnya saat di ruang rawat Arsyi
28 Aditya memergoki Arsyi dan rahel berkencan
29 Aditya penasaran dengan teman kencan Arsyi
30 traveling
31 Aditya menyusul ke villa
32 Rahel emosi saat melihat Aditya menyakiti Arsyi
33 Ternyata mereka adalah?
34 Arsyi tidak bersemangat
35 Mulai melunak
36 kangen rumah
37 di rumah mama
38 menjemput Arsyi
39 ketakutan
40 Aditya mulai berubah
41 -
42 41
43 -
44 43
45 44
46 45
47 46
48 47
49 48
50 48
51 50
52 51
53 52
54 53
55 54
56 55
57 56
58 -
59 .
60 .
61 .
62 .
63 .
64 .
65 ,
66 .
67 Aditya
68 Kamu cantik
69 kepergian Aditya
70 koper
71 -
72 Carina
73 kepulangan Aditya
74 Menggoda istri
75 Racun
76 Aku ingin sendirian
77 Keinginan istri
78 Kecemasan Arsyi
79 Tempe goreng
80 Kepanikan Aditya
81 Di rumah sakit
82 Prasangka
83 salah paham
84 USG
85 Suasana hati dan perasaan
86 Siap-siap berkencan
87 Hari weekend
88 masih di hari weekend
89 Di kantor
90 CEO lapar
91 Mulai sensitive
92 kursi kebesaran CEO
93 CEO kejam
94 kejutan
95 Marah dengan mama
96 Rencana acara
97 aku tidak menggoda mu
98 mie rebus
99 ingin ke rumah orang tua
100 Di rumah mama
101 di rumah mertua
102 Masi di rumah mama
103 gara-gara soto betawi
104 Laki-laki menyebalkan
105 pikiran bodoh
106 Kuman
107 empati
108 jadwal checkup
109 Suami mesum
110 candaan suami istri sebelum tidur
111 kedatangan sahabat
112 nasi goreng spesial
113 tersulut emosi
114 Makan di restoran mewah
115 Tatapan permusuhan
116 bareng pria menyebalkan
117 hotel green
118 kejutan
119 gren opening
120 pingsan
121 Rahel tak berdaya
122 hujan deras
123 menabrak trotoar
124 mama dan Rasya di rumah sakit
125 Rahel kembali drop
126 Arsyi menjenguk Rahel di rumah sakit
127 wahana
128 Waterboom
129 kurang fit
130 makan di rumah mertua
131 ke-datangan papa Hans
132 menyambut kepulangan Rahel
133 dek-dek kan
134 USG terakhir
135 luar kota
136 makan berdua
137 Gelisah
138 ruang persalinan
139 persalinan 2
140 cemburu tanpa sadari
141 selamat datang bayi Arazka
142 Tidak terbiasa
143 tidak berjodoh
144 Kado buat baby boy Arazka
145 curhat
146 Aqiqah baby boy Arazka
147 Calon tunangan
148 Rencana pertunangan
149 pertemuan
150 kembali bekerja
151 kelelahan
152 liburan ke Bali
153 dikejar tukang cilok
154 gaun pengantin
155 Acara bainai
156 janji suci
157 resepsi
158 Kegagalan
159 sebuah kecupan
160 panik
161 Dokter Haris
162 Butik passion girls
163 Dinner romantis
164 Mesum sama istri sendiri
165 Dua angsa putih
166 MP
167 Dua sahabat
168 dokter Haris menghilang
169 Kembalinya Dokter Haris
170 membaik
171 kecurigaan
172 Dokter Haris lagi
173 ketahuan
174 bersyukur
175 aktivitas pagi hari
176 Kota romantis
177 Dalam perjalanan
178 makan malam
179 mual
180 Suasana pagi hari
181 Galeries Lafayette
182 Shopping
183 Bertemu mantan kekasih
184 Siapa tidur disini
185 Istriku yang aneh
186 Kejutan Lara
187 Keberanian Arsyi
188 Kamu hebat
189 Ke-kantor suami
190 Tetap waspada
191 Memulai aksi
192 Aksi ke-dua
193 aksi ke-tiga
194 percintaan dalam bathtub
195 Hamil lagi
196 akhirnya
Episodes

Updated 196 Episodes

1
1
2
2.perjodohan
3
3. lamaran 1
4
fitting baju
5
Bersama Rahel
6
Rengcana akad
7
Amukan Arsya
8
r&a
9
kepergian arsya
10
di rumah sakit
11
kesedihan arsyi
12
kesedihan arsyi
13
pernikahan arsyi
14
keluarga baru arsyi
15
keluarga baru arsyi
16
mengantar mertuanya
17
surat perjanjian
18
bertemu pujaan hati
19
Rahel yang romantis
20
kemarahan Aditya
21
Kesibukan Arsyi
22
Aditya merasa bersalah
23
Arsyi terluka
24
Dokter Robert
25
Arsyi Terpuruk
26
Arsyi yang terpuruk
27
Rahel bertemu sahabatnya saat di ruang rawat Arsyi
28
Aditya memergoki Arsyi dan rahel berkencan
29
Aditya penasaran dengan teman kencan Arsyi
30
traveling
31
Aditya menyusul ke villa
32
Rahel emosi saat melihat Aditya menyakiti Arsyi
33
Ternyata mereka adalah?
34
Arsyi tidak bersemangat
35
Mulai melunak
36
kangen rumah
37
di rumah mama
38
menjemput Arsyi
39
ketakutan
40
Aditya mulai berubah
41
-
42
41
43
-
44
43
45
44
46
45
47
46
48
47
49
48
50
48
51
50
52
51
53
52
54
53
55
54
56
55
57
56
58
-
59
.
60
.
61
.
62
.
63
.
64
.
65
,
66
.
67
Aditya
68
Kamu cantik
69
kepergian Aditya
70
koper
71
-
72
Carina
73
kepulangan Aditya
74
Menggoda istri
75
Racun
76
Aku ingin sendirian
77
Keinginan istri
78
Kecemasan Arsyi
79
Tempe goreng
80
Kepanikan Aditya
81
Di rumah sakit
82
Prasangka
83
salah paham
84
USG
85
Suasana hati dan perasaan
86
Siap-siap berkencan
87
Hari weekend
88
masih di hari weekend
89
Di kantor
90
CEO lapar
91
Mulai sensitive
92
kursi kebesaran CEO
93
CEO kejam
94
kejutan
95
Marah dengan mama
96
Rencana acara
97
aku tidak menggoda mu
98
mie rebus
99
ingin ke rumah orang tua
100
Di rumah mama
101
di rumah mertua
102
Masi di rumah mama
103
gara-gara soto betawi
104
Laki-laki menyebalkan
105
pikiran bodoh
106
Kuman
107
empati
108
jadwal checkup
109
Suami mesum
110
candaan suami istri sebelum tidur
111
kedatangan sahabat
112
nasi goreng spesial
113
tersulut emosi
114
Makan di restoran mewah
115
Tatapan permusuhan
116
bareng pria menyebalkan
117
hotel green
118
kejutan
119
gren opening
120
pingsan
121
Rahel tak berdaya
122
hujan deras
123
menabrak trotoar
124
mama dan Rasya di rumah sakit
125
Rahel kembali drop
126
Arsyi menjenguk Rahel di rumah sakit
127
wahana
128
Waterboom
129
kurang fit
130
makan di rumah mertua
131
ke-datangan papa Hans
132
menyambut kepulangan Rahel
133
dek-dek kan
134
USG terakhir
135
luar kota
136
makan berdua
137
Gelisah
138
ruang persalinan
139
persalinan 2
140
cemburu tanpa sadari
141
selamat datang bayi Arazka
142
Tidak terbiasa
143
tidak berjodoh
144
Kado buat baby boy Arazka
145
curhat
146
Aqiqah baby boy Arazka
147
Calon tunangan
148
Rencana pertunangan
149
pertemuan
150
kembali bekerja
151
kelelahan
152
liburan ke Bali
153
dikejar tukang cilok
154
gaun pengantin
155
Acara bainai
156
janji suci
157
resepsi
158
Kegagalan
159
sebuah kecupan
160
panik
161
Dokter Haris
162
Butik passion girls
163
Dinner romantis
164
Mesum sama istri sendiri
165
Dua angsa putih
166
MP
167
Dua sahabat
168
dokter Haris menghilang
169
Kembalinya Dokter Haris
170
membaik
171
kecurigaan
172
Dokter Haris lagi
173
ketahuan
174
bersyukur
175
aktivitas pagi hari
176
Kota romantis
177
Dalam perjalanan
178
makan malam
179
mual
180
Suasana pagi hari
181
Galeries Lafayette
182
Shopping
183
Bertemu mantan kekasih
184
Siapa tidur disini
185
Istriku yang aneh
186
Kejutan Lara
187
Keberanian Arsyi
188
Kamu hebat
189
Ke-kantor suami
190
Tetap waspada
191
Memulai aksi
192
Aksi ke-dua
193
aksi ke-tiga
194
percintaan dalam bathtub
195
Hamil lagi
196
akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!