fitting baju

Arsya sudah siap akan fitting baju bersama calon mertuanya.

"Tante, Aditya kapan pulangnya," rengek Arsya manja.

"Sabar sayang, Aditya masih ada pekerjaan, nanti setelah hari akadnya, Aditya akan pulang,"

jelas Hanna pada Arsya.

"Iya Tante," jawab Arsya.

"Sekarang kamu fitting baju dulu, tante tunggu disini!"

Arsya mencoba gaun warna coklat,berlengan lengan tiga jari, panjang semata kaki, yang press di badannya, membentuk lekuk tubuhnya.

"Cantik nona, Gaun ini cocok untuk mu," ujar pelayan itu memuji Arsya.

"Baiklah, saya akan keluar memperlihatkan nya dengan calon mertuaku," ujar Arsya, pelayan itu membantu Arsya keluar.

Melihat kedatangan arsya, hanna langsung berdiri.

"Bagaimana tante, gaun ini cocok kan?" ujar Arsya, sambil memutar-mutar badanya.

Hanna mengelilingi Arsya, melihat kekurangan gaun yang arsya pakai.

"Gaun ini cocok denganmu, tapi tidak cocok dengan tante," ucap Hannan.

"Ganti dengan yang lain," ujar Hannan dengan

tegas.

Arsya menganti gaunnya, dengan gaun yang hampir sama bentuknya yang tadi, panjang semata kaki, gaun itu menutupi bahunya, di belakang terdapat pita besar, berwarna silver,

dadanya terdapat manik manik menambah kemewahan gaun tersebut.

"Aku rasa ini lebih cocok,mewah dari yang tadi, calon mertuaku pasti akan menyetujuinya," ujarnya menampakkan senyum sumringah.

"Calon mertua, tapi masih panggil tante ya non," ujar pelayan butik itu.

"Kamu bilang apa?" ucap Arsya tidak suka dengan celotehan pelayan itu.

"Oh tidak non, maafkan saya," ujarnya kemudian.

"Ayo bantu aku keluar," ujar Arsya sambil keluar dengan anggunnya.

"Tante, bagaimana dengan yang ini?" tanya Arsya.

Hannan menggelengkan kepalanya.

"Yang tadi bolong depan, ini depan tertutup tapi bolong di belakang, apakah disini gaunnya kekurangan bahan semua?" ujar Hannan menatap Arsya dan pelayan toko itu secara bergantian.

"Tidak nyonya, masih banyak yang lainya, maaf nyonya gaun ini pilihan nona ini sendiri," ujar pelayan itu menjelaskan.

Arsya melotot kan matanya, menatap tajam pada pelayan itu. Pelayan itu hanya menundukkan kepala tampa berani menatap nyonya Hannan dan Arsya.

"Tunjukkan gaun yang sopan kepadaku," kata Hanna dengan nada yang datar.

"Baik nyonya," ucap pelayan itu, seraya mengambil gaun yang di maksud nyonya besar itu.

"Awas saja kamu," bisik Arsya pada pelayan itu, "Kamu sudah mempermalukan aku di depan calon mertuaku," bisik nya lagi.

"Maaf kan saya nona," ucap pelayan itu.

"Maaf maaf!" bentak Arsya, seraya berbisik agar suaranya tidak terdengar oleh Hanna.

Hanna mengambil dua gaun, warna krem dan putih keabuan.

"Ini cobalah," ucap Hannan seraya memberikan gaun itu pada Arsya. Dengan berat hati Arsya menerimanya, karena gaun itu tidak cocok menurutnya.

"Jika keduanya cocok, ambillah," ucap Hannan.

"Arsya, jangan salah memilih gaun," bisik Hanna menggoda calon mantunya itu.

"Iya tante," jawab Arsya.

Di tempat lain, Arsyi dan Rahel duduk santai di tepi danau, mereka kelihatan bahagia, bercerita terkadang tertawa. sepertinya tidak ada kejenuhan di antara mereka, sesama saling mengasikkan.

Tak terasa waktu cepat berlalu. Rahel merasakan, kebersamaan dengan Arsyi hari ini hanya sebentar saja, padahal sudah hampir seharian mereka pergi berdua.

Entah mengapa, Arsyi merasa nyaman jika dekat dengan Rahel.

Ini pertemuan ketiganya Arsyi dan Rahel, tapi mereka sudah seirama, setiap kata kata Rahel tidak ada yang membuat Arsyi jenuh mendengarkannya.

Begitupun dengan Rahel, Rahel bekerja di kota sebrang, sementara Arsyi masih menempuh pendidikan di kota B.

"Kak, kita ke pantai yuk," rengek Arsyi.

"Hem, ayo," ujar Rahel.

"Apa ngk mau makan dulu?" tanya Rahel pada Arsyi.

"Apa kakak sudah lapar?" tanta Arsyi.

"Kalo kakak ngk juga, tapi kamu sudah seharian belom makan," ucap Rahel.

"Ya sudah, kita ke pantai ujung saja kak, di sana ada tempat pesan makanan, ada lesehan nya juga," ujar Arsyi menampilkan senyuman manisnya.

"Oke let's go," ucap Rahel.

Rahel meluncurkan mobilnya, menuju tempat di maksud Arsyi.

Sampai nya di pantai ujung, mereka langsung memesan makanan.

Karena menunggu memang membosankan,

Arsyi turun dari pondok lesehan itu menuju pantai, Arsyi berjalan sendirian membiarkan Rahel duduk sendiri di lesehan tersebut.

Rahel memperhatikan langkah kaki Arsyi, tampa berpaling, dia merasakan kalau Arsyi sedang bahagia, aku sangat menyayangimu princess, Rahel memang belum mengutarakan perasaanya.

Tapi Rahel yakin, Arsyi mempunyai perasaan yang sama, buktinya Arsyi betah seharian bersamanya, di raut mukanya jelas menampakkan sinar kebahagiaan.

Rahel sebetulnya merasa sedih akan meninggalkan princess kecilnya.

"Entah mengapa perasaanku sedalam ini, seakan aku takut untuk kehilangan bidadari ku," guma Rahel dalam hatinya.

Arsyi yang kadang tertawa berlarian sendiri dikejar ombak.

Rahel menyusul Arsyi, tak tega membiarkan princess nya, bermain ombak sendirian.

Rahel melipat tangannya melihat keasikan Arsyi, senyum simpul di bibirnya menambah ketampanan seorang Rahel.

"Kak sini," ajak Arsyi, Rahel tak bergeming.

Tiba tiba ada ombak besar, Arsyi langsung berlari ke arah Rahel, tampa sengaja menabrak badan lebar Rahel.

Dengan sigap Rahel menangkap badan Arsyi.

Byur ...

ombak itu menghantam kaki Rahel, tampa menghantam kaki Arsyi, karena kaki Arsyi sengaja di lipat keatas, menghindari ombak yang akan membuat kaki celananya basah.

Arsyi berpegang erat di tengkuk Rahel,

begitu pun Rahel, Rahel memeluk erat badan Arsyi agar tidak terjatuh, tampa mereka sadari akan spontanitas mereka berdua berpelukan.

Arsyi menggerakkan badannya, ia ingin turun dari pelukan Rahel, Rahel pun melepaskan Arsyi dengan pelan pelan.

"Maaf kak, aku ngk sengaja," ujar Arsyi meminta maaf seraya menundukkan kepalanya.

"Sudah, ngk usah meminta maaf. Ayo kita kesan," ucap Rahel mencairkan suasana agar tidak terasa kaku. Rahel menunjuk pohon rindang di ujung sana, Rahel mengalihkan pembicaraan agar Arsyi tidak canggung lagi.

Benar saja, arsyi berlarian menarik tangan Rahel,

"Ayo kak," ujar Arsyi

mereka duduk dibawa pohon menatap ke arah hamparan laut lepas.

"Arsyi," panggil Rahel.

"Iya kak,"

"Apakah kamu senang hari ini?" tanya Rahel.

"Sangat kakak, aku sangat senang hari ini," ujar Arsyi tersenyum dengan manisnya.

"Malam nanti kakak akan ke kota sebrang lagi,

kamu baik baik disini ya," ucap Rahel menampakkan kesedihan nya.

Arsyi terdiam, tampa berkata apa pun.

Perasaanya ada sesuatu yang menghimpit dadanya.

"Kenapa perasaanku begini, padahal kak Rahel hanya akan ke kota seberang, setiap minggu, bahkan setiap hari bisa ketemu walau hanya sesaat," batin Arsyi.

"Mikir apaan aku ini, kan ngk ada hubungan apa apa juga. Tapi jujur, hatiku sudah sayang dengan kak Rahel," batin Arsyi

"Arsyi," panggil Rahel lagi.

"I-iya ya kak, kaka ngomong apa tadi," ucap Arsyi gelagapan.

"Kamu kenapa baby? melamun?" tanya Rahel, tersenyum menggoda Arsyi.

"Oh enggak aku cuma .., " Arsyi tidak melanjutkan kalimatnya.

"Cuma apa?" tanya Rahel lagi.

He-he-he...

"Ngk apa-apa kak," ucap Arsyi tersipu malu.

"Hem," Rahel mengacak rambut Arsyi.

"Kamu ini mengemaskan," ucap Rahel.

"Kak, rambutku berantakan, tu kan .., " rengek Arsyi.

Bukanya berhenti malah rahel mencubit hidung kecilnya Arsyi, "Sakit kak," ucap Arsyi sambil membalas mencubit hidung Rahel.

Rahel memegang pinggang Arsyi, lalu memeluknya.

"'Kak apaan sih," ujar Arsyi,padahal di hatinya menerima di perlakukan begitu.

"Kak, lepasin malu tau," ujar Arsyi memajukan bibirnya ke depan.

"Biarkan sebentar saja!" bisik Rahel.

"Aku nyaman seperti ini," lanjut Rahel berbisik di telinga Arsyi. Arsyi membiarkan Rahel memeluknya.

"Arsyi, kaka sebetulnya tidak ingin meninggalkanmu walau hanya di sebrang sana,

kamu tau kenapa?" tanya Rahel.

Arsyi mengangkat bahunya menandakan tidak tau.

"Aku takut kehilanganmu Arsyi, aku mencintai kamu, aku menyayangi kamu," tampa jedah Rahel mengutarakan isi hatinya.

Rahel melepaskan pelukannya dan memegang kedua tangan Arsyi.

"Arsyi, maaf kan perasaan kakak ya, kakak hanya mengungkapkan perasaan saja," ucap Rahel mengalihkan pandangannya.

"Setidaknya, kakak lega sudah mengatakan ini pada org yang selalu membayang di pelupuk mataku," ujar Rahel.

"Ayo kita kembali ke lesehan, aku rasa makanannya sudah siap," ujar Rahel

Rahel tampa inging mendengar jawaban Arsyi, ia langsung mengalihkan pembicaraan.

"Kak, apakah kaka tidak akan mendengar penjelasan ku?" ucap Arsyi tanpa ekspresi.

Rahel menoleh dengan senyuman kecutnya.

"Tidak Arsyi, kamu tidak perlu menjawabnya," lalu Rahel berjalan santai.

"Ayo jalan, kakak sudah lapar," ujar Rahel.

Arsyi mematung, lalu berteriak.

"Kak Rahel, aku juga nyaman bersamamu, aku juga mencintai mu, aku menyayangimu," teriak Arsyi membuat Rahel menghentikan langkahnya.

Rahel berbalik arah, lalu kembali menghampiri Arsyi. Rahel memeluk Arsyi dari belakang, ia memejamkan matanya.

"Terimakasih sayang," ujar Rahel tersenyum bahagia.

Rahel membalikkan badan Arsyi, mata hitam Rahel bertemu dengan mata bulat milik Arsyi.

"Baby, tolong katakan sekali lagi, bahwa aku tidak salah mendengarnya?" ujar Rahel penuh dengan senyum indahnya.

Arsyi menundukkan kepalanya lalu mengangguk,

"Iya benar kak, aku merasakan nyaman bersama kakak. Aku juga mencintai mu," ujar Arsyi bersemu malu, mukanya sudah memerah.

"Terima kasih sayang," ucap Rahel

sambil mengecup pucuk kepala Arsyi.Lalu memeluknya erat tampa ingin melepaskannya.

"Ayo lah sayang kita maka dahulu," ucap Rahel setelah merenggangkan pelukannya. Arsyi menganggukkan kepalanya.

Tempat lesehan mereka tadi lumayan jauh,

"Bentar kak, Arsyi capek," ujar Arsyi.

Rahel berjongkok, sementara Arsyi mengeryitkan dahinya."Kakak mau ngapain," ucap Arsyi melihat rahel jongkok jongkok seperti itu, "Ayo naik ke belakangku," ujar Rahel kemudian.

"Kenapa?" ucap Arsyi bingung.

"Katanya capek," ucap Rahel yang langsung menangkap kedua kaki arsyi dan menggendongnya kebelakang.

"Kak, arsyi malu, turunkan Arsyi," ujar Arsyi.

"Diam lah. Kalau tidak, akan kakak jatuhkan," ancam Rahel.

Arsyi tidak membantah, sampai di lesehan

mereka langsung menikmati makanan yang sudah di pesannya dari tadi.

...****************...

renovasi karya. butuh waktu panjang, maaf jika yang lainya belum sempat di perbaiki.

wajib vote dan like ya

Terpopuler

Comments

Rara Kusumadewi

Rara Kusumadewi

Rehan apa Rahel sihhh

2023-09-11

0

princess purple

princess purple

akkk mestinya arsyi gak usah jawab, biar nanti gak dituduh berkhianat

2021-12-21

0

Shautul Islah

Shautul Islah

rahel so sweet banget

2021-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 1
2 2.perjodohan
3 3. lamaran 1
4 fitting baju
5 Bersama Rahel
6 Rengcana akad
7 Amukan Arsya
8 r&a
9 kepergian arsya
10 di rumah sakit
11 kesedihan arsyi
12 kesedihan arsyi
13 pernikahan arsyi
14 keluarga baru arsyi
15 keluarga baru arsyi
16 mengantar mertuanya
17 surat perjanjian
18 bertemu pujaan hati
19 Rahel yang romantis
20 kemarahan Aditya
21 Kesibukan Arsyi
22 Aditya merasa bersalah
23 Arsyi terluka
24 Dokter Robert
25 Arsyi Terpuruk
26 Arsyi yang terpuruk
27 Rahel bertemu sahabatnya saat di ruang rawat Arsyi
28 Aditya memergoki Arsyi dan rahel berkencan
29 Aditya penasaran dengan teman kencan Arsyi
30 traveling
31 Aditya menyusul ke villa
32 Rahel emosi saat melihat Aditya menyakiti Arsyi
33 Ternyata mereka adalah?
34 Arsyi tidak bersemangat
35 Mulai melunak
36 kangen rumah
37 di rumah mama
38 menjemput Arsyi
39 ketakutan
40 Aditya mulai berubah
41 -
42 41
43 -
44 43
45 44
46 45
47 46
48 47
49 48
50 48
51 50
52 51
53 52
54 53
55 54
56 55
57 56
58 -
59 .
60 .
61 .
62 .
63 .
64 .
65 ,
66 .
67 Aditya
68 Kamu cantik
69 kepergian Aditya
70 koper
71 -
72 Carina
73 kepulangan Aditya
74 Menggoda istri
75 Racun
76 Aku ingin sendirian
77 Keinginan istri
78 Kecemasan Arsyi
79 Tempe goreng
80 Kepanikan Aditya
81 Di rumah sakit
82 Prasangka
83 salah paham
84 USG
85 Suasana hati dan perasaan
86 Siap-siap berkencan
87 Hari weekend
88 masih di hari weekend
89 Di kantor
90 CEO lapar
91 Mulai sensitive
92 kursi kebesaran CEO
93 CEO kejam
94 kejutan
95 Marah dengan mama
96 Rencana acara
97 aku tidak menggoda mu
98 mie rebus
99 ingin ke rumah orang tua
100 Di rumah mama
101 di rumah mertua
102 Masi di rumah mama
103 gara-gara soto betawi
104 Laki-laki menyebalkan
105 pikiran bodoh
106 Kuman
107 empati
108 jadwal checkup
109 Suami mesum
110 candaan suami istri sebelum tidur
111 kedatangan sahabat
112 nasi goreng spesial
113 tersulut emosi
114 Makan di restoran mewah
115 Tatapan permusuhan
116 bareng pria menyebalkan
117 hotel green
118 kejutan
119 gren opening
120 pingsan
121 Rahel tak berdaya
122 hujan deras
123 menabrak trotoar
124 mama dan Rasya di rumah sakit
125 Rahel kembali drop
126 Arsyi menjenguk Rahel di rumah sakit
127 wahana
128 Waterboom
129 kurang fit
130 makan di rumah mertua
131 ke-datangan papa Hans
132 menyambut kepulangan Rahel
133 dek-dek kan
134 USG terakhir
135 luar kota
136 makan berdua
137 Gelisah
138 ruang persalinan
139 persalinan 2
140 cemburu tanpa sadari
141 selamat datang bayi Arazka
142 Tidak terbiasa
143 tidak berjodoh
144 Kado buat baby boy Arazka
145 curhat
146 Aqiqah baby boy Arazka
147 Calon tunangan
148 Rencana pertunangan
149 pertemuan
150 kembali bekerja
151 kelelahan
152 liburan ke Bali
153 dikejar tukang cilok
154 gaun pengantin
155 Acara bainai
156 janji suci
157 resepsi
158 Kegagalan
159 sebuah kecupan
160 panik
161 Dokter Haris
162 Butik passion girls
163 Dinner romantis
164 Mesum sama istri sendiri
165 Dua angsa putih
166 MP
167 Dua sahabat
168 dokter Haris menghilang
169 Kembalinya Dokter Haris
170 membaik
171 kecurigaan
172 Dokter Haris lagi
173 ketahuan
174 bersyukur
175 aktivitas pagi hari
176 Kota romantis
177 Dalam perjalanan
178 makan malam
179 mual
180 Suasana pagi hari
181 Galeries Lafayette
182 Shopping
183 Bertemu mantan kekasih
184 Siapa tidur disini
185 Istriku yang aneh
186 Kejutan Lara
187 Keberanian Arsyi
188 Kamu hebat
189 Ke-kantor suami
190 Tetap waspada
191 Memulai aksi
192 Aksi ke-dua
193 aksi ke-tiga
194 percintaan dalam bathtub
195 Hamil lagi
196 akhirnya
Episodes

Updated 196 Episodes

1
1
2
2.perjodohan
3
3. lamaran 1
4
fitting baju
5
Bersama Rahel
6
Rengcana akad
7
Amukan Arsya
8
r&a
9
kepergian arsya
10
di rumah sakit
11
kesedihan arsyi
12
kesedihan arsyi
13
pernikahan arsyi
14
keluarga baru arsyi
15
keluarga baru arsyi
16
mengantar mertuanya
17
surat perjanjian
18
bertemu pujaan hati
19
Rahel yang romantis
20
kemarahan Aditya
21
Kesibukan Arsyi
22
Aditya merasa bersalah
23
Arsyi terluka
24
Dokter Robert
25
Arsyi Terpuruk
26
Arsyi yang terpuruk
27
Rahel bertemu sahabatnya saat di ruang rawat Arsyi
28
Aditya memergoki Arsyi dan rahel berkencan
29
Aditya penasaran dengan teman kencan Arsyi
30
traveling
31
Aditya menyusul ke villa
32
Rahel emosi saat melihat Aditya menyakiti Arsyi
33
Ternyata mereka adalah?
34
Arsyi tidak bersemangat
35
Mulai melunak
36
kangen rumah
37
di rumah mama
38
menjemput Arsyi
39
ketakutan
40
Aditya mulai berubah
41
-
42
41
43
-
44
43
45
44
46
45
47
46
48
47
49
48
50
48
51
50
52
51
53
52
54
53
55
54
56
55
57
56
58
-
59
.
60
.
61
.
62
.
63
.
64
.
65
,
66
.
67
Aditya
68
Kamu cantik
69
kepergian Aditya
70
koper
71
-
72
Carina
73
kepulangan Aditya
74
Menggoda istri
75
Racun
76
Aku ingin sendirian
77
Keinginan istri
78
Kecemasan Arsyi
79
Tempe goreng
80
Kepanikan Aditya
81
Di rumah sakit
82
Prasangka
83
salah paham
84
USG
85
Suasana hati dan perasaan
86
Siap-siap berkencan
87
Hari weekend
88
masih di hari weekend
89
Di kantor
90
CEO lapar
91
Mulai sensitive
92
kursi kebesaran CEO
93
CEO kejam
94
kejutan
95
Marah dengan mama
96
Rencana acara
97
aku tidak menggoda mu
98
mie rebus
99
ingin ke rumah orang tua
100
Di rumah mama
101
di rumah mertua
102
Masi di rumah mama
103
gara-gara soto betawi
104
Laki-laki menyebalkan
105
pikiran bodoh
106
Kuman
107
empati
108
jadwal checkup
109
Suami mesum
110
candaan suami istri sebelum tidur
111
kedatangan sahabat
112
nasi goreng spesial
113
tersulut emosi
114
Makan di restoran mewah
115
Tatapan permusuhan
116
bareng pria menyebalkan
117
hotel green
118
kejutan
119
gren opening
120
pingsan
121
Rahel tak berdaya
122
hujan deras
123
menabrak trotoar
124
mama dan Rasya di rumah sakit
125
Rahel kembali drop
126
Arsyi menjenguk Rahel di rumah sakit
127
wahana
128
Waterboom
129
kurang fit
130
makan di rumah mertua
131
ke-datangan papa Hans
132
menyambut kepulangan Rahel
133
dek-dek kan
134
USG terakhir
135
luar kota
136
makan berdua
137
Gelisah
138
ruang persalinan
139
persalinan 2
140
cemburu tanpa sadari
141
selamat datang bayi Arazka
142
Tidak terbiasa
143
tidak berjodoh
144
Kado buat baby boy Arazka
145
curhat
146
Aqiqah baby boy Arazka
147
Calon tunangan
148
Rencana pertunangan
149
pertemuan
150
kembali bekerja
151
kelelahan
152
liburan ke Bali
153
dikejar tukang cilok
154
gaun pengantin
155
Acara bainai
156
janji suci
157
resepsi
158
Kegagalan
159
sebuah kecupan
160
panik
161
Dokter Haris
162
Butik passion girls
163
Dinner romantis
164
Mesum sama istri sendiri
165
Dua angsa putih
166
MP
167
Dua sahabat
168
dokter Haris menghilang
169
Kembalinya Dokter Haris
170
membaik
171
kecurigaan
172
Dokter Haris lagi
173
ketahuan
174
bersyukur
175
aktivitas pagi hari
176
Kota romantis
177
Dalam perjalanan
178
makan malam
179
mual
180
Suasana pagi hari
181
Galeries Lafayette
182
Shopping
183
Bertemu mantan kekasih
184
Siapa tidur disini
185
Istriku yang aneh
186
Kejutan Lara
187
Keberanian Arsyi
188
Kamu hebat
189
Ke-kantor suami
190
Tetap waspada
191
Memulai aksi
192
Aksi ke-dua
193
aksi ke-tiga
194
percintaan dalam bathtub
195
Hamil lagi
196
akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!