“Kau tidak tahu siapa aku?” Dave berjongkok di hadapan seorang pria, yang wajahnya telah babak belur-tak karuan bentuk.
“Lepaskan aku!” bentaknya marah.
“Kau telah membuat kerugian yang sangat besar di kehidupanku. Kau memilih hidup atau mati?” Dave mencekam dengan kuat dagu pria yang ada di hadapannya.
Pria itu mencolokan api rokoknya mengenai pipi pria itu, hingga meringis menahan sakit luar biasa di wajahnya. Rasanya sangat perih dan pedih.
“Jawab apa yang kutanyakan padamu!” bentak Dave kembali menekankan setiap kalimat yang keluar dari sudut bibirnya.
“Aku lebih memilih hidup,” jawabnya singkat, pria itu menundukan wajahnya tanpa menatap Dave. Tubuhnya bergemetar dengan hebat.
“Baik, aku akan mengabulkannya, selamat hidup dalam penyiksaan untukmu, aku tidak suka diusik oleh siapapun, kau telah menganggap rendah diriku hingga berani merampok semua persenjtaan milikku.” kata Dave tersenyum sinis.
Dave berdiri, ia menginjak punggung tangan pria di hadapannya tanpa belas kasih sedikitpun. Tak ada lagi rasa kasihan, hatinya berasa telah mati.
“Arkgh, maafkan aku,” ringisnya sesaat telapak sepatu Dave menari di atas punggung tangannya.
“Maafmu tak bisa membuat kerugianku untuk kembali bukan?” tanya Dave sinis.
Tanpa banyak basa-basi lagi, Dave mengeluarkan sebuah pistol dari balik saku jasnya. Ia mengarhkan senjata api itu di kepala pria yang ada di hadapannya.
“Ucapkanlah selamat tinggal.”
Dave melepaskan satu timah panas dengan cepat ke kepala pria itu, timah panas berhasil menebus kepala pria itu, hingga membuat laki-laki yang ada di hadapannya merenggang nyawa dalam hitungan detik.
Darah segar mengenai sedikit dirinya, membuatnya tertawa jahat.
“Bersihkan semuanya, bawa jasadnya untuk dibagikan ke singa kesayanganku, supaya mereka gemuk memakan daging manusia,” perintah Dave tertawa lepas, membuat semua anak buahnya merasa merinding, takut akan melihat Bosnya seperti iblis.
“Baik, Bos.”
Beberapa anak buahnya segera membereskan ruangan dan membawa pergi jasad Ketua Mafia yang beraninya merampok gudang persenjataan ilegal miliknya.
Sepertinya mereka belum terlalu mengenal siapa Dave.
Dave telah lama diincar para Polisi karena kelakuannya yang begitu meresahkan semua orang di dalam dunia gelap, hobinya membunuh dan menyiksa orang-oranh hingga meregang nyawa, menangis darah memohon belas kasih pria itu.
“Aku benci penjilat!” gerutunya kesal.
Pria itu berjalan meninggalkan ruangan dan bergegas masuk ke dalam mobilnya. Ia duduk di bangku belakang, sopir pribadinya pun segera masuk setelah melihat Bosnya masuk ke dalam mobil.
“Kita akan ke mana, Bos?” tanyanya pada Dave, melirik Dave dari kaca mobil.
“Antarkan aku ke Bar,” pintanya seraya menatap jam kecil yang tengah melingkar di tangannya.
“Baik, kita akan ke Bar sekarang juga.” sopir pun mengangguk pelan, menyetujui apa yang dipinta Bosnya.
Perlahan-lahan mobil telah berjalan meninggalkan lokasi kejadian.
Jam dua dini hari, ia hendak pergi ke Bar untuk mengistirahatkan pikirannya—mencari hiburan duniawi untuk menghibur dirinya sendiri.
Hanya dengan itu, ia bisa merasakan ketenangan sesaat.
Bermain bersama wanita dan meminum-minuman keras bersama wanita-wanita malam.
Dave menatap ke arah jalan, rasanya ia sangat muak menjalankan kehidupannya sendiri, tak pernah berakhir dengan kebahagiaan, selalu banyak ujian dalam hidupnya.
Mobil yang membawanya telah sampai di Bar.
Anak buahnya turun dari dalam mobil, lalu membuka pintu mobil—mempersilakan Dave untuk turun.
“Bos, kita sudah sampai,” ujarnya membuka pintu, dan membungkukan badannya memberikan hormat.
“Baik, ayo masuk.” ajak Dave kepada anak buahnya.
Pria itu berjalan masuk ke dalam Bar dengan gaya khasnya—arogant. Ia merapikan jasnya dan memakai kaca matanya.
“Kita ke lantai paling atas, pesankan tempat VIP untuk kita!” perintahnya pada anak buah yang mengekorinya dari belakang.
“Baik, Bos. Tunggu sebentar.” anak buahnya meninggalkan Dave, ia pergi menuju lobi.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya mereka langsung ke ruangan yang telah dipesan, sesuai kemauan Dave.
Pria itu mendudukan bokongnya di atas sofa empuk di dalam ruangan VIP.
Dave membuka tutup botol minuman ber-alkohol miliknya, menyeduhnya dengan penuh nikmat. Rasanya benar-benar membuatnya begitu tenang dan damai.
Dave meletakkan botol minuman keras itu di hadapannya, lalu meraih rokoknya dan menyalakan api rokok, dihisapnya perlahan-lahan rokok yang ada di antara jari tengahnya itu, embusan asap rokok keluar dari bibir dan hidungnya, terasa nikmat.
“Kau butuh hiburan, Tuan?” dua wanita mendekat ke arahnya, dan duduk di sisi kiri-kanan Dave.
“Lakukan saja yang terbaik, aku akan membayarmu dengan jumlah banyak jika kau berhasil menghiburku,” Dave tersenyum sinis, ia masih menghisap rokok yang ada di tangannya.
“Tentu kami berdua akan dengan senang hati menghiburmu, Tuan.” kedua wanita itu dengan suara menggoda, membuat Dave hanya bisa tersenyum tipis.
“Satu saja, satunya silakan layani anak buahku, aku akan membayar dengan jumlah yang sama,” ucapnya sambil melirik ke arah samping, di mana tempat anak buahnya berada, terlihat pria itu meneguk minuman keras dengan nikmat.
“Tentu, aku akan melayaninya dengan baik untukmu, Tuan.” salah seorang wanita beranjak dari sofa mendekat ke arah anak buah Dave.
Wanita yang ada di hadapan Dave memakai pakaian yang terbuka, buah dadanya sangat jelas terlihat di kedua bola mata Dave. Wanita itu bernama Ruby.
Ruby meraih botol minuman keras itu memberikannya kepada Dave.
“Terima kasih,” Dave menerimanya kemudian meneguknya perlahan-lahan, tetesan demi tetesan air mengalir di tenggorokannya.
“Berapa usiamu?” tanya Dave seraya meletakkan botol minuman keras itu di atas meja.
“Dua puluh tahun, Tuan,” jawabnya dengan nada lembut, suaranya seperti dihalu-haluskan.
“Terlalu muda, kenapa kau bisa bekerja menjadi wanita malam?” Dave mulai penasaran, dengan gadis satu ini.
“Karena aku butuh biaya untuk melanjutkan hidupku,” jelasnya dengan lirih, membuat Dave menjadi merasa bersalah.
“Maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk menyinggungmu,” tutur Dave, ia merasa bersalah.
“Ah, tidak apa-apa, Tuan,” desahnya kecil. “Apakah kau ingin membokingku untuk malam ini?”
“Berapa biaya tambahan untuk itu?” tanya Dave sambil memainkan alisnya. Terlalu berani wanita ini bertanya seperti itu padanya, cukup terbilang hebat, batin Dave.
“800 USD, Tuan,” jawabnya tersenyum menggoda.
“Terlalu kecil bagiku, apakah tidak ada tambahan?” Dave seperti meremehkan. “Berapapun akan kubayar untukmu, dengan satu syarat, bahwa kau harus membuatku merasa puas.”
“Kami semua di sini sudah terlatih untuk hal itu, Tuan. Kepuasan pelanggan adalah nomor satu bagi kami semua di sini,” lirih Ruby di telinga Dave. Ia bergelayut manja di lengan Dave.
“Baiklah-baiklah jika begitu, jika kau berhasil memuaskanku malam ini, aku akan membayarmu dua kali lipat, apakah kau mau itu?” tawar Dave dengan serius.
“Akan kulakukan yang terbaik untukmu, Tuan!” seru Ruby, matanya bebinar kesenangan, pelanggan kali ini sepertinya sangat tajir, kesempatan emas untuknya memeras Dave dengan tubuh indah miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Fitri Andy
dimana😘
2021-11-22
0
Rosmawati Intan
kehidupan mafia mcm tu...minum..kejam..zina....tak berperasaan.
2021-07-13
2
Jajang Wr
menurut ku def mafia dungu alias oon
2021-07-11
1