“Kau akan menikah dengan wanita pilihanku, Dave!” tegas Andra padanya, membuat hati Dave terhenyak.
“Harus berapa kali aku menikah? Harus berapa kali aku mengatakan bahwa aku tidak akan menikah dengan wanita pilihanmu!” tolak Dave mentah-mentah, ia tidak ingin menikah karena perjodohan dari orang tuanya.
“Jadilah anak yang tau bakti kepada orang tua!” pekik Andra kesal, Dave selalu membatah apa yang ia katakan.
“Bakti? Kurasa itu tidak berguna untuk orang tua semacam kalian. Cih, yang benar saja … aku akan bakti kepada kalian, jika kalian juga menghargai keputusanku, aku sudah berulang kali menegaskan bahwa aku, tidak akan pernah menikah dengan wanita pilihan kalian!” tegas Dave dengan nada tinggi, ia menatap tajam ke arah Andra.
Andra hanya bisa menatap Dave dengan tatapan tidak menyangka, ia sama sekali tidak menyangka jika putranya akan bersikap seperti ini.
Dave mengusap kasar wajahnya, hatinya berkecamuk.
“Aku tidak akan menginjakkan kedua kakiku ke rumah ini lagi!” Dave menegaskan setiap kalimatnya.
Pria itu dengan cepat melangkahkan kakinya keluar dari mansion bak istana itu, rasanya kemari sangat membuang-buang waktunya saja, tidak berguna sama sekali.
Anak buah Dave segera membukakan pintu mobil, mempersilakan Dave untuk masuk ke dalamnya.
Pria itu masuk ke dalam mobil, ia mengusap kasar wajahnya dengan telapak tangan.
“Argkh.”
Dave meninju pintu mobil dengan sekuat tenaga, membuat anak buahnya bergidik ngeri.
“Bos, kita akan ke mana?” tanya anak buahnya, yang kini tengah memegangi stir mobil.
“Antarkan aku ke tempat wanita itu sekarang juga!” perintah Dave pada anak buahnya.
“Baik, Bos.”
Mobil segera melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah mewah yang dibelikan Dave untuk ditempati sementara waktu oleh Cerin.
Dave berniat untuk mengunjungi Cerin, ia sedikit ingin melihat perkembangan wanita itu.
Bagaimana kabarnya?
Entahlah, rasanya ia ingin tahu bagaimana kabar Cerin. Pertemuan terakhirnya dengan Cerin pada waktu lalu, saat ia menghantarkan Cerin ke rumah itu. Setelah itu, tidak ada lagi pertemuan antara mereka.
Dave memegangi kepalanya yang terasa ingin pecah saat ini.
Beberapa menit melalui perjalanan, akhirnya mobil yang membawa Dave telah tiba di halaman besar rumah yang dibeli Dave untuk ditempati oleh Cerin sementara waktu.
“Bos, kita sudah sampai.” Anak buah Dave membukakan pintu mobil, lalu memberikan hormat kepada pria itu.
Dave hanya mengangguk, lalu berjalan keluar dari dalam mobil. Dave bergegas masuk ke dalam rumah itu tanpa aba-aba, ia tak peduli dengan Satpam dan Pelayan rumah itu, ia telah menganggap bahwa rumah itu adalah rumahnya sendiri.
“Di mana Cerin?” tanya Dave dengan salah satu pelayan rumah.
“Nona Muda sedang ada di kamarnya, Tuan,” jawab pelayan itu dengan sopan.
“Baiklah, terima kasih banyak.”
Dave meninggalkan pelayan itu, dan bergegas menuju anak tangga menuju kamar yang di tempati oleh Cerin dan calok anak mereka.
Dengan perlahan-lahan Dave membuka pintu kamar yang tertutup rapat itu, kedua matanya menangkap sosok wanita tengah tertidur pulas di atas ranjang. Ia tersenyum menatap Cerin, lalu kembali menutup pintu dengan pelan.
Lelaki itu mendekat ke arah Cerin, dan ikut naik ke atas ranjang. Ia mengamati setiap inci wajah wanita itu.
Sangat cantik, Dave akui kecantikan Cerin yang begitu alami.
Entah mengapa aura yang dimiliki Cerin sangat kuat, membuatnya sedikit tertarik. Malam ini, ia akan tidur satu ranjang bersama ibu dari calon anaknya.
Dave merebahkan dirinya di samping Cerin, ia menenggelamkan wajahnya ke leher jenjang milik wanita itu, dihisapnya perlahan aroma tubuh Cerin sangat wangi menusuk indera penciumannya.
“Good Night. (Selamat Malam).” Dave berbisik di telinga wanita itu.
Pria itu mencoba memejamkan kelopak matanya perlahan, mencoba untuk tidur.
Tak menunggu lama, pria itu telah menyusul Cerin masuk ke alam mimpi.
***
Pagi hari yang cerah, seperti biasanya matahari terbit lebih awal, memancarkan sinarnya dengan terik, cahaya mentari pagi menerobos masuk melalui tirai jendela kamar.
Seorang wanita menggeliat kecil di atas ranjang, ia merasa ada sesuatu di perutnya, kedua matanya menangkap sosok tangan kekar tengah memeluknya, Cerin menoleh ke samping, terlihat sosok Dave tengah tertidur di sampingnya.
Kapan laki-laki ini bisa datang ke kamarnya? Pikir Cerin mulai bertanya-tanya.
Apakah semalam pria ini datang kemari?
Dengan sangat hati-hati Cerin memindahkan tangan kekar itu agar tidak memeluknya lagi, namun upayanya gagal. Tangan itu bertenaga menolak untuk disingkirkan.
“Kembalilah tidur, biarkan seperti ini dahulu, biarkan aku memelukmu hari ini. Aku butuh dirimu.” Dave kembali melingkarkan tangannya dengan erat memeluk Cerin, membuat wanita itu menggeram marah.
“Singkirkan tanganmu!” perintah Cerin.
“Tidak mau, biarkan seperti ini saja dahulu, aku butuh dirimu untuk hari ini, bantu aku,” lirih Dave masih memejamkan matanya, namun bibirnya masih berucap.
“Aku ingin membersihkan diri, jadi pergilah dari kamarku!” bentak Cerin mulai naik darah, setiap kali bertemu dengan Dave, ia selalu emosi.
Akankah bayi ini membenci Dave? Ha-ha, yang benar saja, pikir Cerin.
Dave tak bergeming, ia masih dengan posisi yang sama, tak sedikitpun melonggarkan pelukannya kepada Cerin.
“Kau ingat perjanjian kita bukan?” Dave terpaksa harus membuka kelopak matanya, ia berusaha untuk mendudukan dirinya, menatap Cerin dengan dalam, tatapannya sayu, menggambarkan hatinya yang terluka saat ini.
“Tentu aku ingat itu, tapi kau harus pergi sekarang!” ketusnya kesal.
“Sttt … jangan berisik lagi.” Dave membungkam bibir Cerin dengan bibirnya, membuat kedua bola mata Cerin membulat penuh.
Detak jantung Cerin berdetak dua kali lipat dari biasanya, mungkin Dave bisa mendengarkan detak jantungnya yang berdegup kencang. Dave tersenyum jahil, rasanya ia ingin sekali menggoda wanita yang ada di hadapannya.
“Cerin, apakah kau sedang sakit jantung?” goda Dave tertawa kecil, ia menatap Cerin tersenyum usil.
“Tidak, jantungku sehat-sehat saja! Kau tahu? Aku termasuk wanita yang pandai untuk menjaga kesehatan tubuh, jadi mana ada aku terkena penyakit jantung!” Cerin kesal, ia memajukan bibirnya cemberut.
“Jika kau seperti ini, kau sangat imut, Cerin.” Dave semakin menjadi menggoda wanita itu. Entah mengapa menggoda Cerin jauh lebih asik.
“Berhentilah menggodaku, Dave!” teriak Cerin keras, suaranya menggema di ruangan. Membuat Dave refleks menutup telinganya dengan kedua tangan.
“Tubuhmu yang kecil, mengapa bisa menghasilkan suara sebesar itu?” tanya Dave menaikan alisnya heran.
“Keluarlah dari dalam kamarku, atau kau—”
“Atau kau akan apa?” dengan cepat, Dave memotong pembicaraan Cerin.
Dave mengamati wajah cemberut wanita itu, sangat lucu dan menggemaskan, membuat dirinya semakin ingin menggoda Cerin lebih lama lagi.
Lelaki itu tersenyum tipis. Lalu ia memegangi kedua pipi Cerin dengan kedua tangannya, “Imut seperti kelinci.”
“Kau menyamakanku dengan hewan, Dave?” tanya Cerin mulai emosi.
“Ya, kau adalah hewan peliharaan kesayanganku.” Dave tertawa kecil, membuat Cerin semakin naik darah.
Lelaki satu ini sangat suka membuatnya emosi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Winsulistyowati
Santay Say Ojo Emosi..😀🤭
2023-03-31
0
Lanai Sigelgel
klk cerin gk pergi dari hidup Dave gk suka ah toooor kpn dia tersiksanya
2022-05-01
0
💟💟rianti lope 💟💟💟
visualnya dong thor
2021-07-25
1