"Dave, ada apa denganmu?" tanya Leo memastikan bahwa Dave tidak ada masalah.
"Tidak ada, keluarlah dari kamarku!" teriak Dave marah.
Leo menatap dengan heran, tidak biasanya Dave bersikap dingin padanya. Ia akan mencari tahu dengan segera, apa yang telah terjadi dengan Dave—Bosnya.
Pria itu berjalan menuju halaman belakang, mencari tahu tentang apa yang telah membuat pikiran Bosnya berkecamuk, ia yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres.
Leo terus berjalan menelusuri halaman belakang mansion, matanya terhenti sesaat melihat kamar kecil yang sengaja dibuat oleh Dave itu terbuka lebar, ada apa di dalamnya? Akankah ada yang tidak beres di sana?
Pria itu melangkahkan kakinya pelan, sesaat matanya membulat penuh—terkejut menatap apa yang ada di hadapannya.
Bukankah itu wanita yang tadi menabraknya? Pikirnya bertanya-tanya.
Leo mengedipkan matanya beberapa kali, ia tak percaya dengan pemandangan di hadapannya.
Dave kembali berulah, sudah berapa banyak wanita yang ia tiduri seperti ini?
Kasihan, hanya itu kata yang bisa diucapkan Leo kali ini.
Pria itu tidak ingin mencampuri urusan Dave kali ini, ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu, membiarkan wanita itu terbaring lemah di atas kasur ranjang kamar pribadi yang sengaja dibuat oleh Dave untuk melancarkan aksinya meniduri para wanita. Namun, Anha tidak pernah mengetahui hal itu, karena Dave tidak ingin memberitahu Anha bahwa Dave telah banyak meniduri para j*lang.
...----------------...
Keesokan harinya.
Cahaya mentari terik menyinari bumi dengan kehangatannya, menerobos masuk melalui kaca jendela kamar, membuat Cerin menggeliat kecil, tubuhnya menggigil, suhu tubunya tak teratur, sepertinya gadis malang itu sedang tidak enak badan, dan kondisinya sedikit kurang fit.
Cerin membuka perlahan bola matanya, ia menarik nafas dengan kondisi sesak, air matanya kembali turun, sesaat mengingat kejadian menjijikan yang telah terjadi padanya. Ia tak henti-hentinya mengutuk dirinya sendiri, mengapa begitu bodoh, merelakan kesuciannya direnggut begitu saja. Akankah ia harus meminta pertanggung jawaban kepada pria brengsek itu? Yang telah memberikan Neraka Dunia untuknya?
Hukum alam seperti apa yang telah menimpa dirinya?
Cerin meratapi dirinya, tangisan pecah begitu saja. Ia tak sanggup menahan air mata agar tidak mengalir, air mata itu dengan deras membasahi kedua pipinya.
Hentakan suara kaki terdengar jelas di kedua telinganya, membuat wanita itu sontak kaget segera menutupi dirinya dengan selimut yang ada, gadis itu menekuk kakinya, meski pangkal pahanya terasa begitu amat pedih, namun rasa takutnya mengalahkan rasa sakit yang tengah dirasakan tubuhnya itu.
Gadis itu membenamkan wajahnya di kedua lutut yang ia tekuk, ia takut jika Iblis itu datang lagi. Cerin merasa trauma berat karena laki-laki itu.
"Hei, kau! Bangkitlah, aku ingin berdiskusi denganmu!" serunya.
Membuat bulu kuduk Cerin menegang begitu saja, ia tak berani mengangkat wajahnya menatap pria itu. Ia takut, bahkan sangat takut. Ketakutan yang dirasakannya sangat hebat, seluruh tubuhnya bergemetar hebat, mendengar suara pria itu menggema di seluruh ruangan.
"Aku berbicara padamu!" ujarnya lagi.
Cerin masih tak bergeming, wanita itu sama sekali tidak mengangkat wajahnya.
Dave mulai emosi, ia menarik paksa kedua tangan Cerin dan mengangkat wajah wanita itu menatapnya. Namun, karena suhu tubuh gadis itu terlalu panas membuat tangannya hampir saja melepuh, ini sangat panas. Batin Dave.
Akankah wanita ini sedang sakit? Pikir Dave bertanya-tanya.
"Kau sakit?" tanyanya lirih.
Cerin menundukan wajahnya, ia masih tak ingin mengangkat suaranya berbicara pada Dave. Minatnya sama sekali tidak ada untuk berbicara pada laki-laki itu.
Dave menggeram kesal, "Aku berbicara padamu wanita j*lang!"
Cerin mendongak menatap wajah Dave penuh kebencian, "Aku bukan wanita j*lang, seperti yang kau katakan padaku."
Dave menggeram, ia mencengkram dagu Cerin dengan kuat, "Kau membantahku?!"
Cerin tak banyak bicara, ia memilih untuk diam. Lagian, jika berbicara kepada pria gila ini hanya akan membuatnya sakit kepala. Pandangannya redup, tubuhnya terasa hangat-dingin. Ia mengigil hebat, membuat Dave panik.
"Hei, kau kenapa?" tanyanya panik.
Cerin masih diam, tak bergeming, membuat Dave harus mengambil tindakan cepat.
Mau tak mau, Dave menggendong paksa tubuh gadis itu, ia membawa Cerin di dalam dekapannya menuju mansion, ia akan membawa Cerin ke dalam kamar pribadinya, agar segera diperiksa oleh Dokter Ziko—sang Dokter pribadi keluarganya.
Cerin hanya diam, pasrah dengan apa yang dilakukan oleh pria itu padanya. Dave meletakkan tubuh Cerin di atas ranjang, ia langsung meraih ponsel yang ada di atas nakas dan mencoba menghubungi Dokter Ziko—Dokter pribadinya.
“Ziko, kemarilah!” perintahnya dengan cepat, ketika panggilan telah terhubung.
Setelah memberikan perintah, Dave meletakkan ponselnya kembali di atas nakas, ia melihat gadis itu tertidur lelap di atas ranjangnya. Pria itu mengusap wajahnya kasar, haruskah ia membunuh wanita ini?
Perasaan bersalah, dan emosi kembali menyelimuti hatinya, ia bersalah telah merenggut kesucian Cerin, namun wanita itu jauh lebih bersalah karena telah membunuh putrinya, bahkan menyiksa anaknya, hingga mati.
Dave menarik nafas panjang, mengembuskannya perlahan-lahan. Pasti ada cara lain untuk menghukum wanita itu, agar membalas semua perbuataannya.
Tidak menunggu lama, sang Dokter pribadinya pun telah sampai di mansion, pria muda terlihat arogant itu berjalan masuk ke dalam kamarnya.
"Siapa yang sakit, Bos?" tanyanya, sambil meletakkan tas yang berisi alat-alat medis.
"Periksa wanita ini dengan cepat, setelah itu pergilah!" perintahnya tegas.
Dave berjalan menuju sofa, ia tidak ingin membuat pikirannya semakin kacau, pria itu duduk di sofa, kedua kakinya bersilang di atas meja ruangan.
Ia mengamati Ziko dari kejauhan, yang tidak terlalu jauh. Terlihat Ziko sedang sibuk memeriksa keadaan gadis itu dengan begitu teliti. Ia percaya bahwa Ziko adalah dokter handal yang bisa ia andalkan.
"Gadis ini demam tinggi, Bos," ujar Ziko pelan.
"Sakit? Berikan dia obat, dia harus sembuh dalam satu malam!" tegas Dave.
"Satu malam? Apa kau gila, Bos?" tanya Ziko menatap heran ke arah Dave.
"Ya, aku sudah gila. Kau baru itu, Ziko? Buat dia sembuh dalam satu malam, jika tidak, kau akan membayarnya dengan nyawamu!" ancam Dave tidak main-main.
Tatapannya menatap tajam, seolah ingin memakan Ziko detik ini juga, Ziko menatap Dave dengan tatapan ciut, tentu saja ia takut untuk melawan Dave. Ia tahu betul siapa Dave, permintaan Dave tak dapat ia tolak, apalagi ia bantah. Pria itu hanya bisa menelan saliva dengan berat, menatap dengan dalam.
"Baik, aku akan melakukannya untukmu, Bos. Jika itu bisa membuatmu bahagia, kenapa tidak," ujar Ziko sedikit canggung.
"Oke, kalau kau tidak bisa membuatnya sembuh dalam satu malam, aku akan memotong gajimu, bahkan tubuhmu untuk makanan singa kesayanganku." celetuk Dave sinis.
Bulu kuduk Ziko berdiri, mendengar ancaman dari Dave. Tentu saja ia takut, dengan ancaman itu, membayangkan hal itu terjadi, sungguh membuatnya ingin muntah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Jauwhana Liem
mapia kog oon, 🤣🤣🤣
2024-07-04
1
☠ᵏᵋᶜᶟ 🥚⃟♡ɪɪs▵꙰ᵃⁱˢ𝐘ᵃ🇭⃝⃟♡🍆
aduh 😨😨😨😨
melepuh
2022-03-20
0
Kuro
Zico kasihan ikut kena ...
2021-08-17
0