Setelah memberikan obat untuk wanita itu, Ziko melenggang pergi meninggalkan kamar pribadi Bosnya. Ia tidak ingin berlama-lama di mansion, ia takut akan nyawanya menjadi taruhan Dave kali ini.
Jika dalam satu malam wanita itu tidak sembuh, maka tamatlah riwayatnya. Ia beharap bahwa Cerin akan segera pulih, karena keselamatan uang dan nyawanya ada pada gadis itu.
Ya, semoga saja ia terbebaskan dari ancaman Dave—raja singa yang dikenal begitu sadis oleh musuh-musuhnya.
Dave berjalan mendekat ke arah gadis yang tengah tertidur di atas ranjangnya.
Selama ini, tidak ada wanita selain Anha yang meniduri ranjangnya. Namun hari ini, seorang wanita pembunuh meniduri ranjangnya. Bearti wanita itu siap untuk melayaninya.
Dave meletakkan tangannya di atas kening wanita itu, tubuhnya sedikit hangat, pakaiannya tidak karuan bentuk, sobek di bagian dada dan roknya yang setengah robek. Kedua matanya terhenti, menatap buah dada itu dengan tatapan tidak biasa. Sangat menggiurkan sekali, pikir Dave.
Sebagai pria normal, tentu Dave memiliki hawa nafsu.
Pria itu menepis pikiran busuk yang sedang mencoba merayunya.
Dave mendudukan bokongnya di tepi ranjang, ia menepuk pelan kedua pipi Cerin, membangunkan wanita itu. Ia tak boleh membuat Cerin bermalas-malasan, rasanya belum begitu puas untuk menyiksa wanita itu dengan tangannya.
"Hei, bangun!" perintah Dave, seraya menepuk kedua pipi Cerin semakin lama, semakin kuat.
Cerin tak kunjung bangun, membuat Dave menggeram marah. Pria itu mencari cara agar gadis itu bangun dari ranjangnya. Wanita itu harus di siksa, bahkan sangat harus. Dave berjalan menuju sofa, ia meraih sebuah botol air mineral yang ada di atas meja.
Lalu membawanya mendekat ke arah Cerin. Pria itu membuka penutup botol dengan cepat, membuang isinya ke wajah Cerin, air mineral itu mengenai wajah Cerin dengan banyak.
Cerin terhenyak, ia kaget. Kedua kelopak matanya membuka paksa mata yang masih hendak tertutup. Bagaimana tidak, ia semalaman kurang bisa tidur, dan sekarang ditambah kondisi tubuhnya kurang sehat.
Gadis itu terbangun, ia menatap Dave dengan tatapan marah sekaligus benci. Kebenciannya terhadap Dave sangatlah besar, seandainya ia bisa lepas dari genggaman tangan pria itu, maka ia akan berpesta ria di rumahnya sendirian.
"Kenapa kau menyiramkan air itu ke wajahku?" tanya Cerin.
Wanita itu menyeka air di wajahnya dengan kasar menggunakan kedua tangannya. Ia sama sekali tak memandang wajah Dave. Untuk apa ia menatap wajah pria yang telah menganggap harga dirinya rendah? Bahkan, menganggap bahwa dirinya adalah seorang wanita j*lang.
"Kau bertanya mengapa?" Dave menggeram marah, kedua tangannya tampak mengepal. "Haruskah aku memberikanmu pelajaran, agar kau mengerti?"
Gadis itu terdiam sesaat, lalu mencoba menatap Dave, "Aku tidak bersalah padamu, jika kau masih menganggap aku lah yang bersalah. Akan kupastikan suatu hari nanti, kau akan menyesali perbuatan itu, Tuan."
"Kau mengancamku?" tanya Dave.
"Tentu tidak, untuk apa aku mengancammu, Tuan? Aku hanya berkata dengan seadanya. Jika hari itu tiba, kau akan sangat menyesali perbuatanmu kepadaku." Cerin menunduk, rasanya air mata telah memenuhi kelopak matanya. Ia tak sanggup untuk melanjutkan pembicaraan, rasanya sangat sakit.
"Aku adalah Dave Matthew Cristian! Tidak ada satupun yang boleh mengancamku dengan bibirnya, kau telah berani mengancamku, wanita j*lang?!" Dave berteriak marah.
Dengan murka, pria itu menarik rambut Cerin dengan kasar, hingga Cerin meringis menahan sakit di kepalanya, Dave beberapa kali melayangkan tangannya mengenai kedua pipi Cerin, hingga darah segar mengalir dari sudut bibirnya.
Penderitaannya tak berhenti di sini, Cerin ditarik hingga jatuh ke atas lantai, kedua lututnya telah lecet terkena goresan lantai. Sungguh malang nasibnya, penyiksaan bagaikan Neraka Dunia bagi Cerin. Namun apalah daya, semua telah menjadi bagian dari takdirnya.
"Dave!"
Dave menoleh ke arah suara itu, berdiri seorang laki-laki gagah dengan gaya khasnya di ambang pintu, kedua matanya seperti marah menatap Dave.
"Apa yang kau lakukan padanya?" suara itu menghentikan gerakan Dave yang tadinya menyiksa Cerin.
"Kau punya mata bukan? Kenapa kau bertanya padaku, Leo?! Dia pantas mendapatkannya!" teriak Dave marah.
Dave membuang wajahnya, ia kembali menyiksa Cerin dengan semaunya. Leo hanya bisa menatap dengan rasa kasihan, ia tak dapat menghentikan Dave saat ini.
"Dave, berhentilah! Bagaimanapun dia adalah wanita!" teriak Leo, mencari cara agar Dave berhenti menyiksa Cerin.
"Berhenti?" tanya Dave sambil mengulangi perkataan Leo, "Kau memintaku untuk berhenti? Kau pikir, aku akan membiarkan wanita yang telah membunuh anakku hidup dengan bahagia?!"
"Dave, tenangkan dirimu. Jika Anha tahu apa yang kau lakukan seperti ini, dia pasti akan sangat kecewa padamu," kata Leo dengan lirih. Ia tidak ingin Bosnya menyiksa perempuan itu lebih lanjut.
"Beraninya kau membawa nama Anha dalam masalah ini, Leo!" teriaknya marah.
Dave menghempaskan kepala wanita itu ke lantai, hingga kepala Cerin terbentur keras ke atas lantai. Pria itu mendatangi Leo dengan emosi menggebu-gebu, ia tak dapat lagi melihat kebenaran setelah kepergian Anha di hidupnya. Dunianya serasa telah mati, dan tiada arti.
Berganti wanita, meniduri wanita manapun telah menjadi hobinya, membunuh-merusak adalah hobinya sekarang.
Kepergian Anha sangat membuat pengaruh besar di kehidupan Dave. Ia begitu menyayangi wanita yang telah menjadi bagian dari hidupnya, kepergian Anha sangat membuat luka menganga yang begitu pedih, hingga tiada obatnya.
Brugh.
Leo terjatuh, Dave menendang perut Leo dengan kakinya secara kasar, ia memukuli wajah Leo dengan tangannya.
"Aku tidak pernah menyuruhmu untuk menyeret nama Anha dalam masalah hidupku sekarang, jangan pernah mulut kotormu mengatakan tentang Anha!" teriaknya di wajah Leo dengan marah.
Dave terus memukul wajah Leo, ia meluapkan kemarahannya kepada pria itu.
Cerin mengangkat wajahnya menatap kedua pria yang tengah bertinju di depan ambang pintu. Kepalanya terasa begitu pusing, ia mencoba berdiri dan menghampiri Dave. Wanita itu tidak ingin melibatkan Leo dalam permasalahannya dengan Dave. Siapa Anha? Pikirnya bertanya-tanya.
"Hei, lepaskan dia! Dia tidak bersalah!" Cerin memukul-mukuli punggung pria itu dengan tangannya.
Sekuat tenaga ia memberikan pertolongan agar Leo tidak terluka akibat Dave.
Laki-laki itu emang gila pikirnya.
Dave menepis tangan kasar wanita itu, hingga kepala Cerin kembali terbentur lemari kaca milik Dave, terlihat sebuah bingkai foto dari kaca terempas hingga pecah menjadi bagian-bagian kecil. Dave menatapnya dengan tatapan marah, emosinya kembali meluap.
"Anha!" teriaknya sesaat melihat fotonya bersama Anha hancur menjadi bagian-bagian halus. "Aku tak membiarkanmu menyentuhnya! Kau beraninya menghancurkan benda yang paling beharga di hidupku!"
Cerin mendongak menatap ke atas, wajah Dave. Kemudian matanya menatap ke lantai, terlihat sepasang foto mesra laki-laki itu dengan seorang wanita.
Siapa wanita itu? Pikiran Cerin bertanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Jauwhana Liem
katanya setia dan syng sm istri lah kog ada kmr pribadi buat anu" sm banyak wanita 🤣🤣🤣
2024-07-04
0
ṿѧʟєṅѧѧ˚˖𓍢ִ໋🧚🏻
kejem banget sih 😣😣😣
tapi suka 🤣🤣🤣🤭🤭
2021-10-26
0
The Taste Of Love👩🍳👨🍳
semakin bikin gregetttt
2021-08-28
3