Di dalam sebuah ruangan gelap gulita, terdapat dua orang pria di dalamnya.
Dave duduk di atas sebuah kursi di depan meja yang menyediakan banyak minuman ber-alkohol. Dave meneguknya perlahan, menikmati setiap tetesan alkohol itu mengalir pelan ke tenggorokannya.
Pikirnnya berkecamuk, masalah datang bertubi-tubi ke kehidupannya.
Sekarang ia harus menikahi wanita pembunuh anaknya. Bagaimana bisa ia mengucapkan janji pernikahan kepada seorang pembunuh?
Kenyataan tak dapat dihindari oleh Dave. Ia harus bisa menerima kenyataan yang telah terjadi.
Dari beberapa banyak wanita yang ia tiduri tanpa status yang jelas. Baru kali ini, seorang wanita memberikan hasil, yaitu anak.
"Kau akan menikahinya, Dave?" tanya Leo, ikut duduk di hadapan Dave.
"Entahlah, aku rasa aku tidak akan menikahinya. Bagaimana bisa aku menerima bayi dari rahim pembunuh anakku dengan Anha?" tanyanya balik kepada Leo. Ia menatap Leo dengan serius.
"Firasatku mengatakan bukanlah Cerin pelakunya, Dave. Kau harus lebih teliti lagi untuk mencari tahu kebenaran yang ada," saran Leo memberikan ide yang mungkin tidak terpikir oleh Dave.
"Sudah kulakukan itu, Leo. Tapi tidak ada bukti sedikitpun tentang kebenaran bahwa wanita itu tidak bersalah," tutur Dave pelan, menatap Leo dengan dalam.
"Jika kau mencarinya dalam waktu terburu-buru, itu tidak akan menemukan titik terang. Cobalah mencari tahu dengan perlahan tapi hasilnya menjanjikan, Dave," tegur Leo tersenyum menatap Dave.
"Setiap kali menatapnya, rasa emosi berbalut kepedihan menyelimuti hatiku. Rasanya tidak menyangka, wanita berparas cantik dan imut itu membunuh anakku," ungkap Dave.
"Dave, jangan sampai penyesalan menyelimuti hatimu, jangan sampai itu terjadi di dalam hidupmu. Saranku, cobalah dengarkan Cerin Siapa tahu, memang benar adanya bahwa dia tidak membunuh bayimu." saran Leo kepada Dave.
Rasanya, saran yang ia katakan cukup bagus. Tidak ada salahnya perlahan-lahan, merubah sikap Dave yang kejam itu terhadap Cerin.
"Musuh terdekatmu adalah dirimu, berjarak antara ego dan logika, berhentilah menghakimi orang lain tanpa tahu arti kebenaran. Jangan sampai suatu hari kau menyesali perbuatanmu. Ketika waktu itu tiba, kau hanya bisa mengutuki dirimu sendiri, betapa bodohnya dirimu. Aku tidak ingin hal itu terjadi padamu." jelas Leo panjang kali lebar, ia serius mengatakan itu kepada Dave.
Dave terdiam, pikirannya kembali kacau. Pria itu meneguk alkohol di tangannya, lalu menyalakan api rokok di tangannya. Dihisapnya perlahan, lalu membuang asap rokok itu perlahan. Rasanya begitu damai.
...----------------...
Cerin terbangun dari tidurnya, ia menatap ke arah punggung tangannya terdapat selang infus melekat di sana. Pikirannya bertanya-tanya, ada apa dengan dirinya? Mengapa bisa selang infus itu ada di tangannya?
Tak lama bergulat dengan pikirannya, seseorang masuk ke dalam kamar. Membuat Cerin memasang wajah datarnya tanpa minat, seseorang itu tidak lain adalah Dave.
"Ada apa lagi kau kemari?" tanya Cerin dengan geram.
"Aku akan menikahimu." ujar Dave lirih.
Pria itu berjalan mendekat ke arah Cerin, ia duduk di tepi ranjang di samping tubuh Cerin.
Cerin mengerutkan dahinya heran, atas dasar apa ia dinikahi seorang iblis berwujud manusia itu?
"Aku tidak akan pernah mau menikah denganmu, atas dasar apa kau hendak menikahiku?" selidik Cerin merasa heran, apakah laki-laki yang ada di hadapannya ini sedang kerasukan?
Kerasukan setan apa? Sehingga berniat untuk menikahinya?
"Menikahlah denganku, Cerin." pintanya lembut, menatap kedua mata Cerin dengan dalam.
Cerin menatap kembali kedua mata Dave, kedua bola mata itu tampak banyak penderitaan dan kepedihan di sana. Kekecewaan yang besar menggambarkan dari netra matanya yang cokelat itu.
"Menikah dengan iblis sepertimu?" nada suaranya meninggi, tak dapat dipungkiri bahwa Cerin masih begitu marah kepada pria yang ada di hadapannya.
"Tolong jangan membuat niat baikku hancur karena sikapmu," tegur Dave lirih. Ia masih menatap Cerin dengan tatapan sendu.
"Terus? Apakah kau akan menyakitiku lagi? Silakan sakiti! Aku tak peduli mau hidup ataupun mati! Hidupku penuh penderitaan dari aku lahir sampai aku tumbuh besar!" pekiknya marah, kesabarannya telah habis.
"Aku akan tetap menikahimu hanya karena satu alasan, bukan bearti aku mencintaimu!" tegas Dave.
Pria itu bangkit dari ranjang hendak meninggalkan kamar yang ditempati oleh Cerin.
"Satu alasan?!" teriaknya lagi.
Belum sempat keluar dari dalam kamar itu, langkah kakinya terhenti mendengar teriakan Cerin. Dave memutarbalikan tubuhnya.
"Ya, karena kau mengandung anakku." ungkapnya dengan tegas.
Cerin terdiam, pernyataan yang keluar dari sudut bibir pria itu membuat hatinya remuk, hancur berkeping-keping, rahimnya sekarang telah terisi seorang bayi dari iblis itu?
Bibirnya tak mampu berbicara, detak jantungnya berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya, kenyataan pahit apa lagi yang harus diterimanya?
Air mata dengan deras membasahi kedua pipinya, ia tidak terima bahwa rahimnya terisi seorang bayi di dalamnya.
Wanita itu melepas paksa jarum infus yang terpasang di punggung tangannya, tetesan darah keluar dari punggung tangannya. Ia berjalan mendekat ke arah Dave.
"Bagaimana bisa aku menerima bayimu di dalam rahimku, B*jingan!" teriak Cerin marah, ia memukul-mukuli dada bidang milik Dave.
Perkataan dari bibir Dave bagaikan sebuah belati yang ditancapkan ke hatinya, begitu sakit dan perih, bagaimana bisa ia menerima kenyataan itu dengan lapang dada?
Ia tidak ingin rahimnya diisi oleh benih pria itu.
Cerin mundur beberapa langkah, ia menangsi terisak di hadapan Dave, tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya sekarang mengandung anak dari pria itu.
"Aku tidak ingin hamil anakmu, arkghh!" pekik Cerin menangis. "Aku benci ... aku benci dirimu!"
Cerin memukul-mukuli perutnya yang masih amat datar, ia terus memukul perutnya sambil menangis. Dave tidak bisa melihat hal itu, langsung menangkap kedua tangan Cerin.
"Jika kau benci diriku, tolong jangan sakiti anakku yang ada di dalam rahimmu," pinta Dave kepada Cerin.
Cerin mendongak menatap Dave dengan tajam, "Anak kau bilang? Haruskah aku membesarkannya untukmu?!"
Cerin histeris, bagaimana tidak, mendapati kenyataan yang begitu membuatnya syok.
"Aku tak sudi mengandung anakmu!" pekik Cerin dengan kuat, ia menagis histeris.
Dave tak kuasa melihat wanita itu tidak dapat menerima kenyataan, tapi begitupula dengannya. Ia juga tak dapat menerimanya, namun karena saran dari Leo, membuatnya harus mengambil tindakan untuk menikahi Cerin.
Pria itu bingung harus menenangkan Cerin bagaimana lagi, ia menarik paksa wanita itu masuk ke dalam pelukannya.
Ia memejamkan matanya perlahan, mengelus lembut punggung Cerin, ia tahu atas kesalahannya telah merenggut kesucian yang dimiliki Cerin.
Cerin menangis di dalam pelukan Dave, tanpa membalas pelukan pria itu.
"Tolong jangan sakiti anakku, biarkan dia berada di dalam rahimmu sampai dia lahir. Setelah dia lahir, aku berjanji akan melepaskanmu tanpa ikatan apapun. Semua kesalahanmu akan aku maafkan." lirih Dave di telinga Cerin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
ṿѧʟєṅѧѧ˚˖𓍢ִ໋🧚🏻
kalau aku jadi cerin mah pasti bilang "Aku akan membunuh bayi mu hahaha bukan kah kau menuduhku membunuh bayi mu!? iya maka sekarang akan aku lakukan itu!"
🤣🤣🤣 kan udah dituduh sayang banget gk dilakuin, kan sekalian buat ngancem Dave 😂😂🤣🤣🤭🤭
2021-10-27
0
Kuro
saat aq baca judulnya jangan sakiti anakku aq kira itu cerin...ternyata aq salah ...dan twrnyata itu dave
2021-08-17
1
Irawati Sinta Uli
up
2021-07-18
1