Menyelinap Ke Istana Raja Yi

SALJU kecil turun ketika menjelang tengah malam. Di ruang cincin, Qing Mao sibuk dengan membuat eliksir. Dengan bantuan Hyou tentang kemampuan ruang artefak cincin batu giok hijau, ia mampu membuat khasiat obat menjadi lima puluh persen memiliki efek yang cepat.

Selain itu juga, eliksir masih merupakan obat cair lengendaris yang dipercaya memiliki energi spiritual yang baik.

Walaupun Qing Mao tidak terlalu mempercayai hal seperti itu, tapi hasil uji lab obat telah diklarifikasi dengan ketat. Dan hasilnya memang tidak terduga.

Beberapa hari di ruang cincin batu giok hijau, dia hanya menghabiskan beberapa jam saja di dunia luar. Hyou sudah memberi tahu dia bahwa saat ini hampir tengah malam. Tanpa sadar, sebenarnya gadis itu sudah berkutat dengan obat-obatan di labolatorium.

Di dekatnya, sebuah bunga berwarna merah api tergeletak begitu saja. Kelopaknya menyerupai bunga azalea, sedikit lancip pada setiap ujungnya.

Jika Dokter Piao melihat ini, dia akan berteriak senang sambil memeluk bunga itu. Karena apa yang sedang Qing Mao kerjakan saat ini, tentu saja membuat penawar racun bunga es. Racun dilawan dengan racun.

Qing Mao memiliki bunga api ini karena ada bidang obat di halaman tak jauh dari danau air roh.

Dan banyak tanaman roh yang terpelihara dengan baik di sana. Hyou hanya bercerita jika ruang cincin ini dulu dimiliki oleh tuan yang hebat.

Di mana, energi spiritual dan seni bela diri sangatlah kuat. Dan kemampuan mengelola hidup umur panjang juga tidak diragukan lagi. Cuaca di ruang artefak juga stabil dan serba fungsi. Sehingga tanaman musim apapun akan tetap tumbuh dengan baik.

Eliksir berwarna jingga kemerahan itu dimasukan ke dalam beberapa botol kaca kecil. “Hyou, kali ini kamu berkontribusi besar.”

“Jangan khawatir. Untuk mengucapkan terima kasih, kamu hanya tinggal memberiku banyak makanan yang memiliki banyak olahan udang.”

“....”

Jangan terlalu percaya diri! Pikir gadis itu. Sudut bibirnya sedikit berkedut ringan. Dia tidak ingin mengurus ini lagi dan segera meninggalkan cincin ruang.

Qing Mao muncul di kamar dan seorang pelayan telah datang untuk memberinya jubah bertudung serta topeng berbentuk kepala rubah.

Hyou tidak ikut. Dia sudah memiliki rencana untuk memakan udang saus tiram yang lezat sebagai cemilannya di tengah malam. Sebagai penjaga ruang cincin batu giok, dia tentu saja bukan manusia normal seperti yang lain. Namun, ini hanyalah misteri.

Qing mao meninggalkan kediaman dan menuju ke sebuah kota yang menjadi ikon Raja Yi.

Tengah malam ini, salju yang turun tidak membuat sebagian warga yang berseliweran tetap berada di rumah.

Seperti halnya di dunia modern, kehidupan malam di jaman kuno ini juga tak berbeda jauh. Beberapa tempat pelac*ran masih beroperasi sampai sekarang dan merupakan surga bagi para pria untuk mencari selir.

Dengan dua penjaga gelapnya, Qing Mao berhasil memasuki halaman istana Gu Yihao. Ada beberapa penjaga tersembunyi yang sebagiannya lagi bukan milik pria itu.

Tampaknya, putra mahkota tetap mengawasi gerak-gerik istana ini. Karena begitu, dia meminta keduanya untuk membunuh dua penjaga gelap kiriman putra mahkota dan mengirimnya ke istana tempat pria iitu tinggal. Dia ingin tahu bagaimana reaksinya jika Gu Wenlian mendapati dua penjaga gelapnya mati dengan membingungkan.

Sementara dirinya sendiri menyelinap ke dalam dengan sangat hati-hati. Setahunya, Gu yihao ini bukan pangeran yang sembarangan. Dia selalu menempatkan banyak penjagaan di mana-mana.

Terlebih lagi setelah insiden hari itu, dia menggandakan penjagaannya. Dengan kemampuannya sebagai prajurit resimen bayaran kuno, menyelinap seperti ini bukanlah masalah.

Hanya saja, istana ini begitu sepi dan cukup gelap. Tidak banyak lentera yang dipasang. Tampaknya begitu suram dan penuh aura yang dingin.

Qing Mao membuka tudungnya dan mencari keberadaan Gu Yihao saat ini. Tanpa melepaskan topeng, dia berjalan pelan secara tersembunyi menuju ruangan yang memiliki cahaya remang-remang.

Dia sedikit aneh. Identitasnya di dunia yang kuno ini hanya pajangan. Gara-gara cincin batu giok hijau itu, dia menjadi pindah ke dunia yang aneh. Ini juga kesalahannya karena sembarangan memakai cincin. Jika tidak, bukankah dia kan kembali ke resimen dan mendapatkan penghargaan dari atasannya?

Walau sudah mulai membiasakan diri dengan identitas baru di zaman ini, ada beberapa hal yang membuat dia sedikit tidak nyaman. Terutama tentang Raja Yi, Gu Yihao.

Mengingat gambaran masa lalu yang muncul di pikirannya, ia terbilang menyukai pri ini sejak empat tahun lalu. Tapi rasa sukanya ini ditolak mentah-mentah.

Langkah kakinya terhenti. Ia berpikir, kenapa harus menyelamatkannya?

Bukankah dia sudah bukan lagi Qing Mao bodoh yang sesuai dalam karakter dalam takdir cincin batu giok hijau. Hanya saja perasaannya selalu mendorong dia untuk pergi dan menyelamatkannya.

Dia akhirnya tersenyum pahit. Baik dirinya dengan kepribadian di jaman modern, atau di dunia kuno ini, semuanya hampir sama.

Kadang, dia berpikir jika mati dan bereinkarnasi mungkin akan lebih tenang. Dari pada bertransmigrasi dengan menyesui kehidupan barunya sebagai Qing Mao yang ada.

Apa karena dia dulunya seorang prajurit yang sombong dan tak kenal ampun terhadap musuh, dewa memutuskan untuk mengirimnya ke dunia lain?

Setelah menghela napas, Qing Mao akhirnya bisa mengintip ke dalam kamar Gu Yihao.

Di tempat tidur dengan tirai tipis yang ringan, sosok pria berwajah halus itu seperti sedang menahan rasa sakit. Keringat dingin terus keluar dan Dokter Piao berusaha membuat kondisinya lebih membaik.

“Raja, saya akan merebus beberapa herbal untuk mandi obat,” kata Dokter Piao sopan.

“Kamu bisa pergi.”

Suara Gu Yihao sedikit serak. Sebenarnya dia sudah tidak tahu di mana Dokter Piao duduk. Pandangannya sudah mulai kabur. Hanya saja dia tidak bisa pingsan.

“Perlukah memanggil pelayan untuk menjaga Raja?”

“Tidak! Biarkan aku sendiri. Orang-orang itu tak akan membuat serangan malam ini. Kamu bisa santai di luar ....”

“Kalau begitu saya akan mundur dulu.” Dokter Piao memberi bungkuk hormat dan meninggalkan ruangan.

Setelah itu, kamar menjadi sunyi lagi. Dengan teknik menyelinap yang tinggi, Qing Mao masuk melalui jendela dan diam-diam menutupnya begitu pelan. Tapi Gu Yihao masih bisa merasakan napas orang lain datang. Tidak ada meniat membunuh, tampaknya sangat halus.

Pria itu melihat ke sisi lain di mana Qing Mao berdiri dengan jubah hitam dan topeng berbentuk wajah rubah. Seberapa inginnya Gu Yihao melihat jelas sosok itu, hanya sia-sia.

“Siapa kamu?” tanyanya datar.

Tidak ada jawaban. Qing Mao sama sekali tidak berniat untuk membuka suara. Ia hanya mendekat dan melihat penampilan Gu Yihao yang tampan.

Seandainya saja kaki itu bisa berjalan, dia akan begitu sempurna seperti elang yang menembus langit. Hanya saja kesombongannya tak mampu orang lain beli. Dan Qing Mao tidak tahu kenapa cincin batu giok hijau memberinya masa lalu yang begitu memalukan.

Gu Yihao ingin menggerakkan tangannya untuk menangkap sosok itu, tapi tubuhnya lemas. Racun bunga es ini sudah menyebar ke seluruh tubuhnya. Melihat bahwa sosok kecil yang ada di samping mengeluarkan sesuatu, dia berwaspada. Tanpa sadar, tangan yang cukup dingin meremas dagunya. Memaksa dia untuk meminum sesuatu.

Apa itu racun?

Pria itu memejamkan matanya dengan enggan. Bahkan di saat dirinya kesakitan dan sekarat seperti inipun, pihak lain ingin menggunakan cara lain untuk membunuhnya.

Jikalaupun Dokter Piao datang, mungkin bukan lawan dari orang kecil ini. Seberapa keras dia menggertakkan gigi, tubuhnya masih sangat lemah dan cairan dalam botol kaca masuk ke mulut. Ada sensasi hangat di tenggorokan serta agak panas ketika memasuki perut.

Dia terbatuk dan terlambat untuk memuntahkannya. Sementara itu, Qing Mao cemberut di balik topengnya. Pria ini begitu malang dan tampak begitu kesepian.

Dulu, dalam bayangan Qing Mao, pria itu selalu berwajah dingin dan arogan. Seakan-akan dunia adalah miliknya. Belum lagi, ketenaran dan statusnya sebagai Raja Yi, sangat dihormati oleh semua orang.

Untuk sesaat, Qing Mao menyentuh wajah itu. Ada sedikit kesedihan yang tak terduga. Pria ini, dulu dia sangat menyukainya. Anggap saja saat ini, dia masih menaruh hati padanya.

Walaupun Gu Yihao tidak pernah melirik dia. Pria itu dapat merasakan tangan halus yang dingin menyentuh wajahnya. Tangan seorang gadis.

Ia tidak tahu siapa. Tapi yang jelas bukan Nu Qingge. Dan dia dapat mendengar gadis itu bergumam. “Setidaknya, kamu tidak boleh mati.” Suara itu begitu halus. Seolah-olah, ia pernah mendengarnya di suatu tempat.

Ada pergerakan di luar pintu. Tampaknya Dokter Piao sudah kembali untuk mandi obat Gu Yihao.

Gadis itu segera bangkit dan mengeluarkan sesuatu dari ruang cincin batu giok hijau, meletakannya di meja sebelah ranjang. Lalu dia pergi dengan cepat seolah-olah tak pernah ada. Gu Yihao tak bisa menahannya dan melihat sosok itu menghilang di ambang jendela.

Terpopuler

Comments

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡

emmmm masih ada rasa 🤭🤭🤭

2022-09-23

1

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

semangat selalu

2022-09-13

0

💖syakilah💖

💖syakilah💖

up lanjut..

2022-04-17

1

lihat semua
Episodes
1 Mencuri Cincin Batu Giok Hijau (Awal Mula)
2 Transmigrasi Cincin Batu Giok
3 Ibu kota Negara Quentian
4 Membeli Budak
5 Racun Bunga Es
6 Putri Lailan
7 Acara Pertunangan Yang Berantakan
8 Serangan Balik Yang Memuaskan.
9 Siapa Yang Membantu?
10 Menyelinap Ke Istana Raja Yi
11 Mendetox Racun Bunga Es
12 Buta Akan Ketulusan Di Masa Lalu
13 Memulai Hari Baru, Satu Bulan Kemudian
14 Pria Dengan Topeng
15 An Daiyu, Pria Cantik Dan Playboy
16 Berbicara Dengan Kaisar
17 Gu Yihao Menyelinap Ke Kediaman Qing Mao
18 Kunjungan Putri Lailan
19 Hari Perburuan Musim Semi
20 Hari Perburuan Musim Semi (2)
21 Memasuki Hutan Perburuan
22 "Di Mana Qing Mao?"
23 Hyou Datang
24 Hyou Membalas Dendam Secara Diam-diam
25 Sesuatu yang Disukai Qing Mao
26 Menghukum Bawahan Gara-gara An Daiyu
27 Gu Yihao Ingin Mengambil Kesempatan
28 Melanjutkan Perburuan
29 Tak Sengaja Berpapasan
30 Berendam Di Sungai
31 Gu Yihao Hilang Kendali Atas Pikirannya
32 Rencana Untuk Di Posisi Ketiga
33 Pengumuman Hasil Acara Perburuan Musim Semi
34 Membuat Marah Putra Mahkota
35 Kebenaran Tentang Rumor Qing Mao Di Masa Lalu
36 Terlarang Untuk Diucapkan
37 Mengalami Mimpi Buruk yang Aneh
38 Hari Festival Topeng
39 Masalah Di Festival Topeng
40 Kerabat Keluarga Perdana Menteri Keuangan Nu
41 Status Qing Mao yang Tidak Bisa Disentuh
42 Gadisku
43 Apakah Hatimu Batu?
44 Akibat Asap Kegelapan
45 Demam Berkepanjangan Tanpa Sebab
46 Hyou Kembali
47 Kunjungan Putri Lailan Dan An Daiyu
48 Selalu Terlihat Familiar
49 Rahasia Masa Lalu yang Terkubur
50 Buku Usang yang Misterius
51 Terpaksa Membiarkan Gu Yihao Menginap
52 "Raja Ini Ingin Mencoba Masakanmu"
53 Mimpi Buruk
54 Fragmentasi Ingatan
55 Reruntuhan Bekas Pertarungan
56 Identitas Asli Gu Yihao, Reinkarnasi?
57 Reinkarnasi Penguasa Benua Quentian
58 Rahasia Hyou yang Sangat Dalam
59 Mengunjungi Istana Kekaisaran
60 Tentang Gu Wei yang Tabu di Negara Quentian
61 Berdiskusi Dengan An Daiyu
62 Ginjal yang Lemah?
63 Gu Yihao Merasa Tertekan
64 Menahan Diri Dari Api Di Perut
65 "Apa Ada yang Salah?"
66 Pengaruh Obat Musim Semi
67 Kebakaran
68 Dianggap Sebagai Kutukan?
69 Mendapatkan Tubuhnya
70 Canggung Di Pagi Hari
71 Mengunjungi Kediaman Wakil Jenderal Pei
72 Tentang Keluarga Qing yang Misterius
73 Mengetahui Jati Dirinya
74 Berpura-pura Tidak Tahu Apapun
75 Dari Mana Aku Harus Memulai?
76 Ke mana Dia pergi?
77 Pangeran Besar Negara Baicheng
78 Bicara Empat Mata
79 Han Baimo Tahu Segalanya
80 Kaisar Memberi Tahu Qing Mao Sebuah Rahasia
81 Buku Usang Tentang Empat Cincin Batu Giok
82 Dekret yang Disiapkan Kaisar
83 Kejujuran
84 Saling Merindukan Satu Sama Lain
85 Berita Kematian yang Tidak Terduga
86 Mendadak
87 Dua Saudari Saling Menampar
88 Pangeran Pertama—Mu Zhaoxin
89 Putri Yu Yang Tidak Bisa Menjelaskan
90 Bertemu Lagi Dengan Han Baimo
91 Bayar Dengan Tubuhmu
92 Kunjungan Tengah Malam Untuk Han Baimo
93 Kebakaran
94 Berpura-pura Tidak Tahu
95 Terluka Parah
96 Melarikan Diri
97 Putri Lailan Hamil
98 Istana Penguasa Benua Quentian
99 Datang Ke Pintu, An Daiyu Panik
100 Pernikahan Putri Lailan
101 Pulang Dengan Tubuh Terluka
102 Menelusuri Ruang Bawah Tanah
103 Menembak Mayat Hidup
104 Han Baimo Datang Kembali
105 Keberadaan Gu Wei
106 Latihan Terakhir
107 Krisis Semakin Dekat
108 Dalam Perjalanan Ke Ibu Kota
109 Pengepungan Mayat Hidup
110 Sebelum Bencana Datang
111 Gerhana Matahari
112 Mulai Bergerak
113 Meninggalkan Istana Kekaisaran Tanpa Izin
114 Akhir yang Tragis
115 Gejala Keracunan
116 Mengeluarkan Racun Dari Tubuh
117 Pertarungan Dimulai
118 Belum Bisa Menandingi Kekuatannya
119 Gu Wei Masuk Dalam Perangkap
120 Gempa Bumi Mengguncang Negara Quentian
121 Mengorbankan Diri Demi Perdamaian
122 Menghancurkan Gu Wei Untuk Selamanya
123 Terbangun Dengan Jalan Hidup yang Telah Berubah
124 Akhirnya Menikah
125 Kembalinya Artefak Cincin Batu Giok
126 Bertemu Hyou Lagi (Ending)
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Mencuri Cincin Batu Giok Hijau (Awal Mula)
2
Transmigrasi Cincin Batu Giok
3
Ibu kota Negara Quentian
4
Membeli Budak
5
Racun Bunga Es
6
Putri Lailan
7
Acara Pertunangan Yang Berantakan
8
Serangan Balik Yang Memuaskan.
9
Siapa Yang Membantu?
10
Menyelinap Ke Istana Raja Yi
11
Mendetox Racun Bunga Es
12
Buta Akan Ketulusan Di Masa Lalu
13
Memulai Hari Baru, Satu Bulan Kemudian
14
Pria Dengan Topeng
15
An Daiyu, Pria Cantik Dan Playboy
16
Berbicara Dengan Kaisar
17
Gu Yihao Menyelinap Ke Kediaman Qing Mao
18
Kunjungan Putri Lailan
19
Hari Perburuan Musim Semi
20
Hari Perburuan Musim Semi (2)
21
Memasuki Hutan Perburuan
22
"Di Mana Qing Mao?"
23
Hyou Datang
24
Hyou Membalas Dendam Secara Diam-diam
25
Sesuatu yang Disukai Qing Mao
26
Menghukum Bawahan Gara-gara An Daiyu
27
Gu Yihao Ingin Mengambil Kesempatan
28
Melanjutkan Perburuan
29
Tak Sengaja Berpapasan
30
Berendam Di Sungai
31
Gu Yihao Hilang Kendali Atas Pikirannya
32
Rencana Untuk Di Posisi Ketiga
33
Pengumuman Hasil Acara Perburuan Musim Semi
34
Membuat Marah Putra Mahkota
35
Kebenaran Tentang Rumor Qing Mao Di Masa Lalu
36
Terlarang Untuk Diucapkan
37
Mengalami Mimpi Buruk yang Aneh
38
Hari Festival Topeng
39
Masalah Di Festival Topeng
40
Kerabat Keluarga Perdana Menteri Keuangan Nu
41
Status Qing Mao yang Tidak Bisa Disentuh
42
Gadisku
43
Apakah Hatimu Batu?
44
Akibat Asap Kegelapan
45
Demam Berkepanjangan Tanpa Sebab
46
Hyou Kembali
47
Kunjungan Putri Lailan Dan An Daiyu
48
Selalu Terlihat Familiar
49
Rahasia Masa Lalu yang Terkubur
50
Buku Usang yang Misterius
51
Terpaksa Membiarkan Gu Yihao Menginap
52
"Raja Ini Ingin Mencoba Masakanmu"
53
Mimpi Buruk
54
Fragmentasi Ingatan
55
Reruntuhan Bekas Pertarungan
56
Identitas Asli Gu Yihao, Reinkarnasi?
57
Reinkarnasi Penguasa Benua Quentian
58
Rahasia Hyou yang Sangat Dalam
59
Mengunjungi Istana Kekaisaran
60
Tentang Gu Wei yang Tabu di Negara Quentian
61
Berdiskusi Dengan An Daiyu
62
Ginjal yang Lemah?
63
Gu Yihao Merasa Tertekan
64
Menahan Diri Dari Api Di Perut
65
"Apa Ada yang Salah?"
66
Pengaruh Obat Musim Semi
67
Kebakaran
68
Dianggap Sebagai Kutukan?
69
Mendapatkan Tubuhnya
70
Canggung Di Pagi Hari
71
Mengunjungi Kediaman Wakil Jenderal Pei
72
Tentang Keluarga Qing yang Misterius
73
Mengetahui Jati Dirinya
74
Berpura-pura Tidak Tahu Apapun
75
Dari Mana Aku Harus Memulai?
76
Ke mana Dia pergi?
77
Pangeran Besar Negara Baicheng
78
Bicara Empat Mata
79
Han Baimo Tahu Segalanya
80
Kaisar Memberi Tahu Qing Mao Sebuah Rahasia
81
Buku Usang Tentang Empat Cincin Batu Giok
82
Dekret yang Disiapkan Kaisar
83
Kejujuran
84
Saling Merindukan Satu Sama Lain
85
Berita Kematian yang Tidak Terduga
86
Mendadak
87
Dua Saudari Saling Menampar
88
Pangeran Pertama—Mu Zhaoxin
89
Putri Yu Yang Tidak Bisa Menjelaskan
90
Bertemu Lagi Dengan Han Baimo
91
Bayar Dengan Tubuhmu
92
Kunjungan Tengah Malam Untuk Han Baimo
93
Kebakaran
94
Berpura-pura Tidak Tahu
95
Terluka Parah
96
Melarikan Diri
97
Putri Lailan Hamil
98
Istana Penguasa Benua Quentian
99
Datang Ke Pintu, An Daiyu Panik
100
Pernikahan Putri Lailan
101
Pulang Dengan Tubuh Terluka
102
Menelusuri Ruang Bawah Tanah
103
Menembak Mayat Hidup
104
Han Baimo Datang Kembali
105
Keberadaan Gu Wei
106
Latihan Terakhir
107
Krisis Semakin Dekat
108
Dalam Perjalanan Ke Ibu Kota
109
Pengepungan Mayat Hidup
110
Sebelum Bencana Datang
111
Gerhana Matahari
112
Mulai Bergerak
113
Meninggalkan Istana Kekaisaran Tanpa Izin
114
Akhir yang Tragis
115
Gejala Keracunan
116
Mengeluarkan Racun Dari Tubuh
117
Pertarungan Dimulai
118
Belum Bisa Menandingi Kekuatannya
119
Gu Wei Masuk Dalam Perangkap
120
Gempa Bumi Mengguncang Negara Quentian
121
Mengorbankan Diri Demi Perdamaian
122
Menghancurkan Gu Wei Untuk Selamanya
123
Terbangun Dengan Jalan Hidup yang Telah Berubah
124
Akhirnya Menikah
125
Kembalinya Artefak Cincin Batu Giok
126
Bertemu Hyou Lagi (Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!