Qing Mao mengunjungi istana setelah sore tiba. Kedatangannya membuat para penjaga istana kebingungan. Mereka tidak percaya jika dirinya adalah Qing Mao yang dulu tergila-gila kepada Gu Yihao.
Karena mereka tidak mempercayainya, token bebas kematian itu segera ditunjukkan. Para penjaga segera berwajah pucat. Lagi pula siapa yang begitu berani akan meniru token yang diberikan oleh kaisar.
Salah satu penjaga segera pergi untuk melaporkan hal ini pada Putri Lailan. Saat ini, sang putri sedang melukis dengan media cat air. Masih pemandangan halaman belakang yang ada dalam goresan kuasnya.
Ketika penjaga istana melaporkan kedatangan Qing Mao, ia tertegun. Putri Lailan telah berusia tujuh belas tahun, dua tahun lebih tua dari Qing Mao. Sang permaisuri sudah berupaya untuk menjodohkannya dengan beberapa pria yang baik. Termasuk dari negara tetangga.
Hanya saja gadis itu tidak menginginkannya. Ia belum mau menikah. Jadi, hanya menghabiskan hari-hari bosannya di istana. Dia segera menyimpan kuasnya dan bangkit dari duduk, merapikan rok putih angsa dengan motif burung finiks kecil yang lucu.
“Qing Mao? Apa kamu yakin itu dia?” tanyanya sedikit aneh.
Sudah lama sekali Qing Mao tidak menemuinya. Setidaknya sejak ditolak oleh kakak kesebelas, Gu Yihao.
Penjaga istana yang melaporkan hal ini dengan cepat mengklarifikasi token bebas kematian itu. Dan Putri Lailan segera pergi ke halaman untuk memastikannya sendiri.
Qing Mao masih di luar gerbang sambil memegang tali kuda putih kesayangannya. Lagi pula, kuda itu ada di dalam ruang cincin batu giok hijau sejak dia datang. Lalu Hyou mengeluarkannya untuk bermain.
Tapi dia tidak menyangka jika kuda itu begitu patuh dan mampu mengerti ucapan manusia. Mungkin terdengar cukup gila, tapi bisa dikatakan jika ruang cincin batu giok hijau sedikit mengandung energi spiritual.
Setelah menunggu beberapa saat, Putri Lailan akhirnya muncul dengan riasan ringan. Fitur wajahnya sudah menunjukkan tanda-tanda remaja yang matang. Begitu pula tinggi badannya telah bertambah sedikit.
Tampaknya, Putri Lailan baik-baik saja selama ini. Ketika sang putri melihatnya, senyum yang begitu bahagia terlihat. Dia dengan cepat berlari kecil dan memeluknya.
“Mao Mao, sudah lama sejak kau datang. Aku pikir kau marah padaku,” katanya dengan lirih. “Kamu tidak pernah datang ke acara apapun selama empat tahun terakhir. Apakah kamu baik-baik saja?”
Putri Lailan melepaskan pelukan dan memperhatikan Qing Mao dengan baik. Gadis ini masih cukup kurus untuk merawat dirinya selama ini. Dia selalu khawatir jika Qing Mao melakukan sesuatu yang salah sehingga sering mengundangnya datang.
Tapi Putri Lailan tahu, gadis itu terpukul dan sakit hati dengan perkataan Gu Yihao. Ia juga marah pada kakaknya yang satu ini.
Dan ketika dia mengadakan pesta atau istana kekaisaran memiliki acara, Qing Mao tidak pernah datang. Beberapa gadis bangsawan selalu menggosipkannya dengan buruk, mengatakan jika Qing Mao itu malu dan tidak memiliki muka untuk bertemu seorang.
Gu Yihao sendiri cuek dengan masalah ini. Jadi, Putri Lailan turun tangan untuk membela Qing Mao. Tak jarang juga akan menembak Nu Qingge. Lalu permaisuri tidak mengatakan apa-apa. Baginya, sang putri selalu mendapatkan kebahagiaannya.
Sekarang Qing Mao datang tak lama setelah Nu Qingge ketahuan bersama putra mahkota. Dan Gu Yihao mengalami kejatuhan besar. Gadis ini seharusnya senang dengan sialnya pria itu.
Putri Lailan selalu peduli dengan Qing Mao. Mereka telah berteman sejak kecil. Secara, ia melihatnya datang hari, merupakan sesuatu yang besar.
Keduanya bicara di gazebo halaman belakang. Tirai lembut terpasang di setiap sudut tiang untuk mencegah hawa yang terlalu dingin.
Jadi, meski sekarang ini musim dingin, di gazebo tetap hangat. Pelayan menyiapkan tungku perapian berisi arang khusus dan diberi sedikit wewangian yang halus.
Qing Mao secara sopan menuangkan secangkir teh untuk Putri Lailan. Gerakannya sangat baik dan penuh etika, membuat putri itu terkejut.
Ternyata, Qing Mao yang dulu ceroboh, kini begitu banyak belajar. Dia tidak mempermasalahkan hal sekecil ini. Jarang sekali Qing Mao mau melayaninya.
“Berapa banyak kamu belajar? Yakinlah, di ibu kota seperti ini, ada banyak pria hebat. Jika kamu tidak mau menikahi salah satu saudara seayahku, maka aku akan mendukungmu mencari pria yang baik.”
“Aku hanya menghabiskan semua masa bosanku di rumah. Tidak belajar untuk mencari suami.” Dia tersenyum sopan sebelum akhirnya menyesap teh.
“Kamu baik-baik saja ‘kan?” tanyanya gugup.
“Jangan khawatir. Aku sangat baik. Kupikir sudah lama aku tidak keluar, jadi datang mengunjungimu.”
“Kupikir karena kakak kesebelas," tebaknya.
Namun gadis itu menggelengkan kepalanya dengan santai. “Tidak. Aku sudah tidak mau bertindak bodoh dengan mengejarnya seperti dulu lagi. Ini sudah cukup.”
“Aku tahu bahwa kakak kesebelas itu ditipu oleh Nu Qingge! Dan sekarang dia mendapatkan balasannya.” Putri lainlan mencibir.
“Qing Mao, aku mendukung keputusanmu di masa depan. Bahkan jika nanti aku menikah, datanglah untuk mencari bantuanku," imbuhnya.
“Kamu sangat baik. Tapi aku sungguh tidak apa-apa.”
“Apakah kamu datang hanya untuk mengunjungiku?”
Melihat bahwa langit sudah mulai gelap, Putri Lailan masih belum melihat jejak terburu-buru di wajah Qing Mao. Ia akui jika temperamen gadis itu telah berubah.
Bahkan tampaknya menyembunyikan banyak hal. Tentu saja, Qing Mao datang bukan hanya untuk mengunjungi Putri Lailan, tapi juga menyaksikan kegembiraan.
Putri Lailan tidak datang ke acara pertunangan putra mahkota karena merasa dia membenci mereka.
Terutama Nu Qingge, berpura-pura memiliki wajah lemah lembut, padahal begitu licik untuk terbang menjadi burung finiks.
Kelicikannya ini sepertinya sudah berkomplot dengan putra mahkota. Sama-sama ingin menghancurkan Gu Yihao dan berkuasa sepenuhnya.
Sebelum pergi, Qing Mao memberi Putri Lailan beberapa botol masker kecantikan. Wajah sang putri begitu lelah dan memiliki tanda-tanda mengerut. Padahal dia masih sangat muda. Hanya ada satu kemungkinan hal ini terjadi, seseorang meracuni makanan atau minuman Putri Lailan.
Dia hanya memperingatinya untuk hati-hati dengan sesuatu yang dibuat di dapur istana. Masker itu berfungsi untuk mendetox racun di wajah secara perlahan. Harus rutin dipakai seminggu dua kali.
Setelah berpamitan, Qing Mao membiarkan kuda itu untuk kembali ke rumah lebih awal. Biarkan salah satu penjaga gelapnya yang menanggapi hal ini. Dia sendiri pergi dengan menggunakan kekuatan seni bela dirinya, berbaur dengan lingkungan.
Dari dahan ke dahan, Qing Mao mampu melewatinya tanpa mengeluarkan bunyi-bunyian yang mencurigakan. Ia berdiri di salah satu dahan pohon rindang, menghadap ke kediaman perdana menteri keuangan, nu.
Ketika malam itu tiba, semua tamu mulai datang lebih ramai. Banyak dari mereka adalah bangsawan dan pejabat pemerintah setempat. Bahkan kaisar memberinya hadiah pertunangan yang mewah.
Ada putra mahkota dan Nu Qingge saling berdampingan di kursi utama. Keduanya adalah tokoh utama malam ini. Nu Qingge memiliki paras yang cantik, poni tipis itu menutupi garis alisnya.
Malam ini, dia telah merias dirinya dengan sangat baik. Bahkan putra mahkota begitu terhipnotis dengan kecantikannya.
Belum lagi, gaun merah muda seperti peoni mekar di musim semi. Ia hanya satu tahun lebih muda dari Putri Lailan, tapi gerak-gerik tubuhnya telah terlatih untuk menggoda pria. Tak heran jika banyak para pria bangsawan mengidamkan dia menjadi seorang istri.
Dan untuk putra mahkota ini, Gu Wenlian, terlihat jangkung dan tegap. Perawakannya hampir sama seperti Gu Yihao ataupun Gu Huiling.
Qing Mao berada di kegelapan pun mencibir. Ia tak berani melakukan sesuatu yang mencurigakan saat ini, karena ada banyak penjaga gelap putra mahkota dan juga perdana menteri keuangan tengah mengintai.
Sebagai mantan anggota resimen bayaran kuno, hal ini begitu mudah dilihat olehnya.
Para penjaga gelap itu mungkin kuat, tapi tak akan mampu menahan kantuk dari obat yang disebarkan di udara.
Obat tidur ini secara otomatis akan membaur dengan udara dan tidak memiliki sisa. Qing Mao sendiri sudah meminum penawarnya, jadi tidak terpengaruh. Begitu pula dengan penjaga gelap yang dia bawa.
Lalu, dia melihat sosok Gu Huiling di kejauhan ... dan senyumnya kembali melebar. Kesempatan yang tepat!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Na
Cowok Mengidam ❓⁉️
2023-04-09
2
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
mari beraksi 😈😈😈😈
2022-09-23
0
fifid dwi ariani
sukses selalu
2022-09-13
1