Takdir Cinta Di Zaman Kuno

Takdir Cinta Di Zaman Kuno

Mencuri Cincin Batu Giok Hijau (Awal Mula)

SOSOK hitam berlari ringan dalam malam. Sesekali dia bersembunyi di balik pohon atau menaiki dahan tinggi untuk menghindari pengejaran para interpol.

Ada kotak antik di tangannya, berisi sebuah cincin batu giok kuno berusia puluhan ribu tahun. Dia mencari tempat perlindungan yang aman untuk memeriksa keaslian barang. Jika asli, maka akan langsung diserahkan kepada kepala resimen bayaran kuno.

Sebagai anggota khusus paling muda di resimen, ia memiliki kewajiban untuk berbakti dan membunuh semua orang yang menghalanginya.

Sayang, dia tidak bisa membunuh interpol atau pihak yang berwenang. Hanya bisa lari dan bersembunyi.

"Cepat cari! Jangan sampai melarikan diri. Keluarkan anjing pelacak!" seru seorang interpol berpakaian lengkap, bersenjata Laras panjang dan memiliki senter di kepala, memerintahkan anak buahnya.

"Ya!" Para bawahan begitu antusias dengan kasus ini. Mereka segera memasuki hutan.

Untungnya si pencuri kecil sudah pergi jauh saat pihak museum menyadari hilangnya barang paling berharga di sana.

Kotak antik berisi cincin batu giok kuno memang yang paling mahal dan penemuan barang koleksi tertua di seluruh daratan Tiongkok.

Pada akhirnya, dia menemukan sebuah lembah yang sunyi. Kebetulan malam ini, hujan akan turun. Gemuruh sesekali terdengar sebelum akhirnya gerimis.

Ada sebuah gua di sisi lembah. Gelap dan sunyi. Senter kecil dihidupkan, menampilkan seorang wanita berusia kepala tiga. Kecantikan alami serta tubuh rampingnya telah terlatih untuk bergerak cepat.

Qing Mao adalah namanya. Dia memiliki kode tentara Mao, yang mengartikan kucing. Dia terkesan pendiam dan berwajah tegas. Kadang ekspresi dan perbuatannya membuat rekan satu resimen enggan untuk memprovokasi permainan. Dia terlalu serius saat menjalankan tugas.

Namun mereka hanya sedikit tahu jika Qing Mao ahli dalam menyamarkan karakter dan ekspresi. Banyak para targetnya tertipu.

Tentu saja dia tidak menggunakan nama atau penampilan aslinya untuk beraksi. Pasti akan menggunakan topeng kulit manusia.

Saat melihat gerimis telah berubah menjadi hujan, wajahnya berekspresi jelek. Ia tidak bisa tinggal di sini semalaman untuk menunggu bantuan.

"Sial! Sungguh malam yang tidak beruntung," gumamnya.

Sebelum itu, dia harus memeriksa barang ini dulu. Kotak antik yang hampir lapuk tersebut dibuka dengan hati-hati. Terlihat sebuah cincin giok kuno berwarna hijau, begitu indah dan berkilau.

Lingkar cincin terbuat dari perak yang kokoh. Ia tidak menyangka jika di zaman kuno yang mungkin bisa disebut prasejarah itu memiliki kualitas pengrajin yang bagus.

Qing Mao akui jika cincin itu begitu indah. Tanpa sadar memiliki dorongan untuk mencobanya di jari manis. Lagi pula, ini hanya mencoba.

Tak ada yang salah. Ia pun membuka sarung tangannya. Saat cincin batu giok hijau tersemat di jari manis tangan kiri, ada perasaan aneh yang tak bisa dijelaskan. Semacam keengganan untuk melepas.

Menurut para ahli yang pernah meneliti, cincin ini memiliki unsur spiritual yang aneh. Tidak diketahui apa penyebab dari utuhnya benda yang telah tua ini.

Namun satu hal yang pasti, cincin batu giok hijau kadang mengeluarkan cahaya samar sesekali. Waktunya tidak pasti. Yang jelas, hal itu memiliki aura spiritual yang besar.

Selain berharga, cincin batu giok hijau menjadi barang paling spiritual dari semua jenis benda antik yang ada.

Qing Mao awalnya hanya memikirkan ini dengan sederhana. Entah benar atau tidak, ia tidak peduli. Setelah memastikan jika barang ini asli, dia segera melepasnya kembali.

Raut wajahnya berubah ketika cincin sama sekali tidak bisa dilepas. Saat menarik dengan hati-hati, rasanya lingkar cincin itu memeluk jari manisnya dengan erat. Awalnya dia merasa panik.

Jika tidak bisa dilepas, bagaimana dia hidup?

"Bagaimana bisa ini terjadi?"

Saat pikirannya berkecamuk untuk mencoba melepas cincin, cahaya hijau samar-samar keluar dari benda tersebut. Qing Mao mengerutkan kening.

Lalu merasakan jari manisnya sedikit kebas. Kemudian, asap hijau muncul entah dari mana, memenuhi sekitar gua. Ini bukan kabut. Walau hujan cukup lebat, tapi asap biasa tidak berwarna hijau seperti ini.

Dia juga tidak mendeteksi adanya kadar racun yang terkandung. Bahkan pihak interpol juga tidak mengejarnya.

Jadi, dari mana asap hijau ini berasal?

Sebelum dia ingin mengatakan sesuatu, sebuah lubang hitam tiba-tiba terbentuk di belakang. Asap hijau itu seakan-akan menyatu dengan lubang hitam, berputar rendah searah jarum jam.

Qing Mao belum pernah melihat hal seperti ini. Jadi hatinya mengalami kejutan.

“Apa yang sebenarnya terjadi?” gumamnya.

Lalu entah apa yang membuatnya salah, tubuhnya seperti ditarik magnet yang kuat. Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak tersedot ke dalam lubang hitam yang begitu gelap dan aneh.

Naluri sebagai tentara resimen pun bangkit. Hanya saja, semakin ia berjuang, hisapan itu akan semakin kuat.

"Sial!" gerutunya. Mungkinkah dia akan mati di sini?

Pada akhirnya ia menyerah dan terhisap oleh lubang hitam. Setelah itu, lubang hitam tersebut pun memudar. Asap hijau perlahan menghilang sampai akhirnya tak terlihat lagi.

Hal yang tidak Qing Mao ketahui sejak awal, pihak interpol dan anjing pelacak dekat dengan gua. Awalnya mereka seperti patung saat asap hijau tadi muncul. Tapi setelah semuanya normal, mereka pun dapat bergerak.

Waktu seolah diberhentikan untuk sepersekian detik. Ketika mereka mampu bergerak lagi, tidak ada keanehan. Seakan-akan apa yang menimpa mereka itu hanyalah ilusi bagi dunia.

Anjing pelacak segera berlari ke arah gua seraya menggonggong. Para interpol yang bertugas segera menodongkan senjata api untuk mengepung pencuri.

"Jangan bergerak, serahkan barang itu dan ikut kami ke kantor polisi!"

Sayangnya, saat mereka mengepung gua, sosok Qing Mao sudah lenyap seakan ditelan bumi. Mereka kebingungan dan saling melirik. Gua itu tidak memiliki cabang.

Bahkan dalamnya saja hanya sepuluh meter. Namun tidak menemukan Qing Mao sama sekali. Kemudian mereka tersentak dan kebingungan.

“Kenapa kita di sini?” tanya salah satu dari mereka.

“Aku tidak tahu. Sudahlah, ayo kembali.”

Yang lain menyahut. Lalu pergi dari sana. Bagi dunia modern saat ini, nama Qing Mao dan segala tentang dirinya tidak dikenali lagi. Seolah-olah, ia tidak pernah dilahirkan ....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Qing Mao yang tersedot lubang hitam tadi masih melayang tidak jelas. Seluruh pemandangan hanya hitam dan hampa.

Baru, sebuah titik cahaya terlihat, tubuhnya seperti tertarik ke sana. Semakin jelas, cahaya itu menyilaukan. Ia menyipitkan matanya saat sepenuhnya memasuki cahaya.

Merasakan angin menerpa tubuh, ia penasaran dan melihat keadaan dengan baik. Mempelajari lingkungan baru. Tiba-tiba saja dia ada di atas batu tengah danau yang lumayan luas. Airnya jernih.

Ini siang hari yang cerah. Qing Mao tertegun, tidak tahu harus berbuat apa setelah ini. Dia ada di tempat yang tidak dikenalinya.

"Di mana ini?"

Cincin batu giok hijau kembali mengeluarkan cahaya samar. Kali ini kehangatan menyelimuti tubuh Qing Mao.

Dia berteriak kaget saat mengetahui tangannya kecil. Seperti gadis berusia lima belas tahun. Melihat ke permukaan air danau untuk bercermin, hatinya seketika membeku.

"Apa-apaan ini? Siapa yang bermain lelucon denganku?!" teriaknya merasa tidak percaya.

Bagaimana dia bisa kembali ke tubuh saat usianya lima belas?

Belum lagi kali ini, ia memiliki rambut panjang melebihi pinggang. Wajahnya halus dengan sepasang mata yang jernih, agak sipit. Ini memang penampilan masa mudanya dulu. Tapi setahunya, rambut tidak sepanjang ini.

"Tidak, tidak. Aku tidak mungkin kembali ke masa kecilku kan? Aku tidak kenal tempat ini," gumamnya semakin bingung.

Di kejauhan, sebuah perahu kecil mendekat. Seorang laki-laki dengan pakaian cina kuno mendayung pelan. Penampilannya halus dengan fitur muka yang unik.

Awalnya Qing Mao mengira jika itu perempuan, hanya karena rambutnya panjang. Tapi siapa yang tahu jika aslinya adalah seorang pemuda. Mungkin masih berusia dua puluhan.

Qing Mao hanya menunggu. Dia ingin menanyakan sesuatu. Mungkin saja orang itu tahu tempat apa ini. Saat laki-laki itu mendekat, tersenyum kepada Qing Mao.

“Selamat datang di danau dimensi.” Laki-laki itu bersuara. “Pemilik bisa naik ke perahu. Aku akan membantumu menyeberang.”

Qing Mao awalnya ingin bicara sesuatu, tapi mungkin lebih baik untuk pergi dari tengah danau ini. Lagi pula, tak ada jembatan atau pijakan lain untuk menyeberang.

Saat perahu mencapai tepian, keduanya turun. Sebagai seorang tentara resimen bayaran kuno, gadis itu terlatih menjadi waspada terhadap orang yang mencurigakan.

“Siapa kamu? Dan ini di mana?” tanyanya berhati-hati.

“Namaku Hyou. Aku adalah penjaga cincin batu giok hijau.” Laki-laki itu memperkenalkan dirinya dengan baik. “Kamu berada di ruang magis cincin ini.”

...****************...

CATATAN AUTHOR: Bagi pembaca baru, selamat datang. Silakan membaca novel Time travel author yang lain. Klik profil saja. Selamat membaca dan semoga suka dengan novel ketiga Author yang bergenre timetravel ini. Jangan lupa beri dukungan dengan like dan komentar. Satu lagi, jangan lupa follow Author.

Terpopuler

Comments

_cloetfnny

_cloetfnny

baca ulang saking gamonnya😭

2023-09-24

0

°nina°

°nina°

masih di simak
kalau tertarik lanjut
kalau tidak ya maaf

2023-08-29

0

Astri Tri

Astri Tri

baru mampir

2023-08-21

0

lihat semua
Episodes
1 Mencuri Cincin Batu Giok Hijau (Awal Mula)
2 Transmigrasi Cincin Batu Giok
3 Ibu kota Negara Quentian
4 Membeli Budak
5 Racun Bunga Es
6 Putri Lailan
7 Acara Pertunangan Yang Berantakan
8 Serangan Balik Yang Memuaskan.
9 Siapa Yang Membantu?
10 Menyelinap Ke Istana Raja Yi
11 Mendetox Racun Bunga Es
12 Buta Akan Ketulusan Di Masa Lalu
13 Memulai Hari Baru, Satu Bulan Kemudian
14 Pria Dengan Topeng
15 An Daiyu, Pria Cantik Dan Playboy
16 Berbicara Dengan Kaisar
17 Gu Yihao Menyelinap Ke Kediaman Qing Mao
18 Kunjungan Putri Lailan
19 Hari Perburuan Musim Semi
20 Hari Perburuan Musim Semi (2)
21 Memasuki Hutan Perburuan
22 "Di Mana Qing Mao?"
23 Hyou Datang
24 Hyou Membalas Dendam Secara Diam-diam
25 Sesuatu yang Disukai Qing Mao
26 Menghukum Bawahan Gara-gara An Daiyu
27 Gu Yihao Ingin Mengambil Kesempatan
28 Melanjutkan Perburuan
29 Tak Sengaja Berpapasan
30 Berendam Di Sungai
31 Gu Yihao Hilang Kendali Atas Pikirannya
32 Rencana Untuk Di Posisi Ketiga
33 Pengumuman Hasil Acara Perburuan Musim Semi
34 Membuat Marah Putra Mahkota
35 Kebenaran Tentang Rumor Qing Mao Di Masa Lalu
36 Terlarang Untuk Diucapkan
37 Mengalami Mimpi Buruk yang Aneh
38 Hari Festival Topeng
39 Masalah Di Festival Topeng
40 Kerabat Keluarga Perdana Menteri Keuangan Nu
41 Status Qing Mao yang Tidak Bisa Disentuh
42 Gadisku
43 Apakah Hatimu Batu?
44 Akibat Asap Kegelapan
45 Demam Berkepanjangan Tanpa Sebab
46 Hyou Kembali
47 Kunjungan Putri Lailan Dan An Daiyu
48 Selalu Terlihat Familiar
49 Rahasia Masa Lalu yang Terkubur
50 Buku Usang yang Misterius
51 Terpaksa Membiarkan Gu Yihao Menginap
52 "Raja Ini Ingin Mencoba Masakanmu"
53 Mimpi Buruk
54 Fragmentasi Ingatan
55 Reruntuhan Bekas Pertarungan
56 Identitas Asli Gu Yihao, Reinkarnasi?
57 Reinkarnasi Penguasa Benua Quentian
58 Rahasia Hyou yang Sangat Dalam
59 Mengunjungi Istana Kekaisaran
60 Tentang Gu Wei yang Tabu di Negara Quentian
61 Berdiskusi Dengan An Daiyu
62 Ginjal yang Lemah?
63 Gu Yihao Merasa Tertekan
64 Menahan Diri Dari Api Di Perut
65 "Apa Ada yang Salah?"
66 Pengaruh Obat Musim Semi
67 Kebakaran
68 Dianggap Sebagai Kutukan?
69 Mendapatkan Tubuhnya
70 Canggung Di Pagi Hari
71 Mengunjungi Kediaman Wakil Jenderal Pei
72 Tentang Keluarga Qing yang Misterius
73 Mengetahui Jati Dirinya
74 Berpura-pura Tidak Tahu Apapun
75 Dari Mana Aku Harus Memulai?
76 Ke mana Dia pergi?
77 Pangeran Besar Negara Baicheng
78 Bicara Empat Mata
79 Han Baimo Tahu Segalanya
80 Kaisar Memberi Tahu Qing Mao Sebuah Rahasia
81 Buku Usang Tentang Empat Cincin Batu Giok
82 Dekret yang Disiapkan Kaisar
83 Kejujuran
84 Saling Merindukan Satu Sama Lain
85 Berita Kematian yang Tidak Terduga
86 Mendadak
87 Dua Saudari Saling Menampar
88 Pangeran Pertama—Mu Zhaoxin
89 Putri Yu Yang Tidak Bisa Menjelaskan
90 Bertemu Lagi Dengan Han Baimo
91 Bayar Dengan Tubuhmu
92 Kunjungan Tengah Malam Untuk Han Baimo
93 Kebakaran
94 Berpura-pura Tidak Tahu
95 Terluka Parah
96 Melarikan Diri
97 Putri Lailan Hamil
98 Istana Penguasa Benua Quentian
99 Datang Ke Pintu, An Daiyu Panik
100 Pernikahan Putri Lailan
101 Pulang Dengan Tubuh Terluka
102 Menelusuri Ruang Bawah Tanah
103 Menembak Mayat Hidup
104 Han Baimo Datang Kembali
105 Keberadaan Gu Wei
106 Latihan Terakhir
107 Krisis Semakin Dekat
108 Dalam Perjalanan Ke Ibu Kota
109 Pengepungan Mayat Hidup
110 Sebelum Bencana Datang
111 Gerhana Matahari
112 Mulai Bergerak
113 Meninggalkan Istana Kekaisaran Tanpa Izin
114 Akhir yang Tragis
115 Gejala Keracunan
116 Mengeluarkan Racun Dari Tubuh
117 Pertarungan Dimulai
118 Belum Bisa Menandingi Kekuatannya
119 Gu Wei Masuk Dalam Perangkap
120 Gempa Bumi Mengguncang Negara Quentian
121 Mengorbankan Diri Demi Perdamaian
122 Menghancurkan Gu Wei Untuk Selamanya
123 Terbangun Dengan Jalan Hidup yang Telah Berubah
124 Akhirnya Menikah
125 Kembalinya Artefak Cincin Batu Giok
126 Bertemu Hyou Lagi (Ending)
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Mencuri Cincin Batu Giok Hijau (Awal Mula)
2
Transmigrasi Cincin Batu Giok
3
Ibu kota Negara Quentian
4
Membeli Budak
5
Racun Bunga Es
6
Putri Lailan
7
Acara Pertunangan Yang Berantakan
8
Serangan Balik Yang Memuaskan.
9
Siapa Yang Membantu?
10
Menyelinap Ke Istana Raja Yi
11
Mendetox Racun Bunga Es
12
Buta Akan Ketulusan Di Masa Lalu
13
Memulai Hari Baru, Satu Bulan Kemudian
14
Pria Dengan Topeng
15
An Daiyu, Pria Cantik Dan Playboy
16
Berbicara Dengan Kaisar
17
Gu Yihao Menyelinap Ke Kediaman Qing Mao
18
Kunjungan Putri Lailan
19
Hari Perburuan Musim Semi
20
Hari Perburuan Musim Semi (2)
21
Memasuki Hutan Perburuan
22
"Di Mana Qing Mao?"
23
Hyou Datang
24
Hyou Membalas Dendam Secara Diam-diam
25
Sesuatu yang Disukai Qing Mao
26
Menghukum Bawahan Gara-gara An Daiyu
27
Gu Yihao Ingin Mengambil Kesempatan
28
Melanjutkan Perburuan
29
Tak Sengaja Berpapasan
30
Berendam Di Sungai
31
Gu Yihao Hilang Kendali Atas Pikirannya
32
Rencana Untuk Di Posisi Ketiga
33
Pengumuman Hasil Acara Perburuan Musim Semi
34
Membuat Marah Putra Mahkota
35
Kebenaran Tentang Rumor Qing Mao Di Masa Lalu
36
Terlarang Untuk Diucapkan
37
Mengalami Mimpi Buruk yang Aneh
38
Hari Festival Topeng
39
Masalah Di Festival Topeng
40
Kerabat Keluarga Perdana Menteri Keuangan Nu
41
Status Qing Mao yang Tidak Bisa Disentuh
42
Gadisku
43
Apakah Hatimu Batu?
44
Akibat Asap Kegelapan
45
Demam Berkepanjangan Tanpa Sebab
46
Hyou Kembali
47
Kunjungan Putri Lailan Dan An Daiyu
48
Selalu Terlihat Familiar
49
Rahasia Masa Lalu yang Terkubur
50
Buku Usang yang Misterius
51
Terpaksa Membiarkan Gu Yihao Menginap
52
"Raja Ini Ingin Mencoba Masakanmu"
53
Mimpi Buruk
54
Fragmentasi Ingatan
55
Reruntuhan Bekas Pertarungan
56
Identitas Asli Gu Yihao, Reinkarnasi?
57
Reinkarnasi Penguasa Benua Quentian
58
Rahasia Hyou yang Sangat Dalam
59
Mengunjungi Istana Kekaisaran
60
Tentang Gu Wei yang Tabu di Negara Quentian
61
Berdiskusi Dengan An Daiyu
62
Ginjal yang Lemah?
63
Gu Yihao Merasa Tertekan
64
Menahan Diri Dari Api Di Perut
65
"Apa Ada yang Salah?"
66
Pengaruh Obat Musim Semi
67
Kebakaran
68
Dianggap Sebagai Kutukan?
69
Mendapatkan Tubuhnya
70
Canggung Di Pagi Hari
71
Mengunjungi Kediaman Wakil Jenderal Pei
72
Tentang Keluarga Qing yang Misterius
73
Mengetahui Jati Dirinya
74
Berpura-pura Tidak Tahu Apapun
75
Dari Mana Aku Harus Memulai?
76
Ke mana Dia pergi?
77
Pangeran Besar Negara Baicheng
78
Bicara Empat Mata
79
Han Baimo Tahu Segalanya
80
Kaisar Memberi Tahu Qing Mao Sebuah Rahasia
81
Buku Usang Tentang Empat Cincin Batu Giok
82
Dekret yang Disiapkan Kaisar
83
Kejujuran
84
Saling Merindukan Satu Sama Lain
85
Berita Kematian yang Tidak Terduga
86
Mendadak
87
Dua Saudari Saling Menampar
88
Pangeran Pertama—Mu Zhaoxin
89
Putri Yu Yang Tidak Bisa Menjelaskan
90
Bertemu Lagi Dengan Han Baimo
91
Bayar Dengan Tubuhmu
92
Kunjungan Tengah Malam Untuk Han Baimo
93
Kebakaran
94
Berpura-pura Tidak Tahu
95
Terluka Parah
96
Melarikan Diri
97
Putri Lailan Hamil
98
Istana Penguasa Benua Quentian
99
Datang Ke Pintu, An Daiyu Panik
100
Pernikahan Putri Lailan
101
Pulang Dengan Tubuh Terluka
102
Menelusuri Ruang Bawah Tanah
103
Menembak Mayat Hidup
104
Han Baimo Datang Kembali
105
Keberadaan Gu Wei
106
Latihan Terakhir
107
Krisis Semakin Dekat
108
Dalam Perjalanan Ke Ibu Kota
109
Pengepungan Mayat Hidup
110
Sebelum Bencana Datang
111
Gerhana Matahari
112
Mulai Bergerak
113
Meninggalkan Istana Kekaisaran Tanpa Izin
114
Akhir yang Tragis
115
Gejala Keracunan
116
Mengeluarkan Racun Dari Tubuh
117
Pertarungan Dimulai
118
Belum Bisa Menandingi Kekuatannya
119
Gu Wei Masuk Dalam Perangkap
120
Gempa Bumi Mengguncang Negara Quentian
121
Mengorbankan Diri Demi Perdamaian
122
Menghancurkan Gu Wei Untuk Selamanya
123
Terbangun Dengan Jalan Hidup yang Telah Berubah
124
Akhirnya Menikah
125
Kembalinya Artefak Cincin Batu Giok
126
Bertemu Hyou Lagi (Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!