DENGAN menahan perasaan gembira, Gu Yihao memeluk tubuh kecil itu sedikit lebih erat. Gadis ini adalah miliknya.
Betapa bodohnya dia dulu ketika memilih Nu Qingge sebagai pasangan hidup. Bukankah orang yang seharusnya ditakdirkan ada di hadapannya begitu lama.
Dalam acara perburuan musim semi nanti, dia harus melindunginya dengan baik. Bahkan jika gadis itu membencinya. Ia percaya jika Qing Mao akan mengikuti acara perburuan ini karena Putri Lailan.
Sebelumnya, dia telah berkunjung ke istana Putri Lailan dan meminta dia mengajak Qing Mao berpartisipasi dalam perburuan ini.
Putri Lailan tidak terlalu menyukai Gu Yihao karena membuat Qing Mao memiliki reputasi yang buruk selama empat tahun terakhir. Dia juga mengatakan pada Gu Yihao jika Qing Mao telah kehilangan banyak sentuhan cinta dalam empat tahun terakhir ini.
Kemudian Gu Yihao melihat daftar orang-orang yang mengikuti acara perburuan musim semi. Tidak menyangka jika Qing Mao akan memiliki salinannya.
Daftar itu hanya sementara. Beberapa orang akan mendaftar lagi. Setidaknya, sebeluam hari perburuan tiba, siapapun bisa mendaftar secara gratis. Tidak peduli dari mana Qing Mao memilikinya, ia tak merasa curiga. Gadis ini memiliki banyak rahasia.
Selama empat tahun ini, mungkin Qing Mao telah berguru pada seseorang dan memperdalam ilmu pengobatan hingga seni bela diri.
Ia mampu merasakan napas Qing Mao begitu terlatih sebagai seorang ahli seni bela diri yang tinggi. Tapi dia masih berusia enam belas tahun, terlalu memaksakan diri sungguh tidak baik untuk tubuhnya.
Gu Yihao tanpa sadar mencium keningnya. Namun tidak puas, merasa ada yang kurang. Jadi dia sengaja turun ke bibir merah alaminya yang lembut, kecil dan menggemaskan. Ingin sekali mencicipinya. Sayangnya dia hanya bisa memberi ciuman kecil agar tidak membangunkannya.
Dari awal sampai akhir, Qing Mao tidak tahu kalau Gu Yihao melecehkannya diam-diam.
Saat ini dia bermimpi dikejar seekor serigala abu-abu yang ingin menerkamnya. Dalam mimpi itu, dia menjadi seekor kelinci putih malang, tidak berdaya dan bernasib sial.
Ketika serigala abu-abu besar berhasil menangkapnya, tubuh berbulu putihnya segera dijilat-jilat.
Seperti seekor anjing. Sangat menjijikkan. Tidak apa-apa jika serigala itu menjilati tulang. Tapi dia menjadi kelinci dalam mimpi, bernasib buruk. Ia sama sekali tidak tahu bahwa mimpinya itu mungkin karena kedatangan Gu Yihao yang melecehkannya diam-diam.
Bukan hanya itu saja, tapi pria itu meninggalkan bekas ciuman panjang di dadanya. Menahan diri untuk tidak berbuat lebih banyak.
Ketika pagi tiba. Sosok Gu Yihao sudah tidak ada. Qing Mao terbangun dengan ling lung. Mimpi dikejar serigala abu-abu telah berakhir ketika dia melompat ke sungai.
Lalu ... dia tidak tahu apa yang terjadi setelahnya. Ia hanya merasa jika saat ini tubuhnya tidak benar. Ada tanda merah di dada kirinya, seperti gigitan?
Apakah dia menggaruknya saat tidur karena gigitan nyamuk?
Rasanya sangat tidak mungkin. Tadi dia tidak memikirkan hal lain lagi. Hanya merasa jika malam ini tidurnya begitu nyenyak dan panjang.
Sementara itu ....
Seperti hari-hari biasa, Hyou datang dengan sarapan dan segelas susu. Dia mengerutkan kening saat meliha gadis itu cukup linglung di tempat tidur.
Melihat jam dinding, gadis itu tampaknya terlambat bangun. Namun Hyou tidak ingin menanyakan apapun.
Semalam, dia merasa bahwa sensornya sedikit kacau. Dan baru pulih dini hari tadi. Sungguh aneh.
Ini sudah terjadi hampir beberapa hari. Dia juga tidak berniat untuk memberitahu Qing Mao mengenai keabnormalannya tentang sensor pelacak.
Setelah menyimpan sarapan di meja nakas, dia segera keluar untuk mengecek sesuatu. Qing Mao juga mencuci wajah dan berkumur, lalu sarapan. Barulah setelah itu dia membersihkan diri.
Hari ini, dia harus mengirim surat balasan tentang undangan perburuan musim semi. Setelah memberi cap token bebas kematiannya ke atas kertas undangan, dia meminta Dong Mei untuk mengirim surat itu ke istana. Kemudian dia bisa tenang.
Tak lama, pelayan melapor jika Putri Lailan ada di halaman depan. Meminta untuk bertemu dengannya.
Dia memintanya untuk masuk dan menemuinya di gazebo halaman belakang. Ketika Putri Lailan datang, pelayan menyiapkan dua teh untuk mereka, lalu diam-diam mundur.
Melihat pelayan cantik dengan pakaian di bawah lutut itu mundur dengan sopan, dia semakin penasaran.
“Qing Mao, aku merasa bahwa rumahmu telah berubah total. Ini lebih indah dari yang kubayangkan. Aku pikir masih akan melihat halamanmu yang suram,” katanya memuji, lalu menyesap teh dengan gaya bangsawannya.
“Teh yang enak.”
Qing Mao tersenyum dan bermain dengan buah anggur di tangannya. “Tentu saja. Ini teh yang tidak akan pernah kamu dapatkan di tempat lain selain di sini.”
“Oh, kenapa memangnya?”
“Rahasia.”
“Kamu semakin pintar untuk melawan kata-kata Sang Putri.”
Setelah itu, keduanya tertawa. Lelucon antar teman masa kecil selalu bagus dan tidak serius.
Putri Lailan memiliki temperamen yang baik dan pemberani. Dia juga sangat periang di satu waktu.
Kadang, Qing Mao yang dulu selalu terhibur oleh leluconnya. Memikirkannya sampai di sini, Qing Mao merasa bahwa dia hidup sejak lahir di dunia yang aneh ini. Dia belum bisa menerima kenyataan jika hidupnya akan berubah setelah memakai cincin batu giok hijau.
Kedatangan Putri Lailan ke sini bukan tanpa alasan. Selain ingin mengunjunginya, dia juga ingin membahas perburuan musim semi.
Putri Lailan telah mengikuti perburuan musim semi tahun lalu, dan mendapatkan cedera kaki. Hampir tidak bisa disembuhkan. Untuknya kaisar telah berhasil mengundang Dokter Piao yang konon katanya memiliki keahlian medis yang luar biasa.
Belum lagi, Dokter Piao ini masih menjadi bawahan Gu Yihao di Istana Raja Yi. Kecelakaan Putri Lailan saat itu juga pasti direncanakan.
Di sisi lain, ingin membuatnya putus asa karena kelumpuhan sehingga tidak akan ada seorang pria yang berani menikah dengannya.
Dalam perburuan kali ini, seharusnya akan terjadi sesuatu yang mungkin serupa. Paling tidak, buat salah satu tubuhnya cacat. Orang dibalik layar ini sungguh kejam.
Qing Mao dengan iseng bertanya padanya tentang perburuan satu tahun lalu. Ia hanya ingin tahu seperti apa kemeriahannya.
Tanpa diduga, ekspresi Putri Lailan menjadi jelek. Dia sudah menebak di dalam hatinya jika perburuan tahu merupakan pengalaman yang tak terlupakan bagi Putri Lailan.
Waktu itu Putri Lailan melakukan perburuan secara pribadi. Gu Huiling, An Daiyu, Gu Yihao, Gu Wenlian, Putri Yu Yang serta pangeran tertua, Gu Zhaoxin juga mengikuti perburuan musim semi.
Tidak seperti aturan tahun ini, saat itu para peserta hanya bisa membawa pengawal atau penjaga pribadi. Putri Lailan membawa beberapa pengawalnya. Tapi posisi dia waktu itu tidak berjauhan dengan lokasi An Daiyu.
Ia berhasil memburu beberapa kelinci dan satu ekor rusa menggunakan panahnya. Tanpa diduga, kecelakaan terjadi. Kuda yang dia tunggangi tiba-tiba saja terkejut dan mengamuk, menjatuhkannya.
Ia hampir saja terinjak kuda. Namun juga terpeleset ke tepi lembah. Jika An Daiyu tidak segera datang dan menolongnya, dia mungkin akan mati. Sayangnya, kaki kanan dia terluka parah.
Karena peristiwa itu, perburuan sempat dihentikan sementara. Putri Yu Yang juga menghampiri dia untuk membantunya menuju ruang perawatan.
Tapi putra mahkota sudah membiarkan orang-orangnya untuk datang dan membawa Putri Lailan kembali. Terlukanya Putri Lailan membuat permaisuri tidak bahagia. Kemudian acara perburuan dilanjutkan kembali.
Memang pada waktu itu, Gu Yihao memenangkan posisi pertama dalam perburuan. Yang kedua ditempati oleh Putra Mahkota, Gu Wenlian. Sementara di posisi wanita, Putri Yu Yang mendapatkan posisi pertama. Dan kaisar menghadiahinya sebuah kecapi emas yang telah menjadi turun temurun warisan kekaisaran.
“Seperti apa Putri Yu Yang itu?” tanya Qing Mao penasaran. Kecurigaannya ini tumbuh pada Putri Yu Yang, anak yang lahir dari selir kehormatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
sukses selalu
2022-09-13
1
Oi Min
Kasihan Mao..... G tau klo mimpinya itu kenyataan..... Bhwa ada serigala bernama Yihao sdang menerkamnya
2022-02-24
0
senja
pelecehan dibawah umurrrrr
2022-02-08
0