HOT MAN ON CAMPUS
Kamar itu ada di lantai dua sebuah rumah yang besar dan mewah. Di balkon luar kamar, seorang perempuan cantik berumur empat puluhan menatap ke luar, ke arah kolam renang di bawahnya.
Di kolam renang tampak seorang lelaki tinggi bertubuh kekar berenang dengan gesit. Tubuh kekarnya mencecah air dengan lincah. Tangannya mengayun ke depan dengan mantap membuat tubuhnya melaju di air dengan cepat. Lelaki itu berenang beberapa kali putaran, dari ujung ke ujung kolam.
Perempuan di balkon bertepuk tangan.
Lelaki muda kekar di kolam renang itu baru tiba di ujung kolam. Ia menoleh ke atas. Tersenyum melihat perempuan berumur empat puluhan itu melambaikan tangan. Lelaki itu paham. Si perempuan memberinya kode agar segera ke atas, menuju kamar.
Segera lelaki muda itu naik ke pingggir kolam. Tampak tubuhnya kekar dan berotot tanda rajin berolah raga. Celana renangnya yang ketat tak bisa menutupi kegagahannya. Diambilnya handuknya di meja di pinggir kolam. Lantas sambil handukan ia masuk rumah lewat pintu samping. Mengeringkan rambut dan tubuhnya dengan handuk sambil berjalan. Terus menaiki tangga menuju kamar perempuan tadi.
Ia tiba di depan pintu kamar. Dibukanya pintu.
Kamar itu indah dan mewah. Bernuansa warna krem dengan banyak sentuhan warna pink. Perabotannya pilihan semua membuat kamar semakin indah.
Sebuah ranjang berukuran besar menyita perhatian si lelaki muda. Di ranjang besar itu perempuan berumur empat puluhan tadi sudah tak mengenakan apa-apa.
“Kemarilah…” Suara perempuan itu dibuat-buat agar terkesan menggoda. Matanya menatap liar tak bisa menyembunyikan hasratnya.
Lelaki muda tadi mendekat sambil tersenyum. Ia melemparkan handuk yang tadi dipakai mengelap tubuhnya ke lantai.
Perempuan berumur empat puluhan itu terbelalak menatap tubuh kekar di depannya. Ia segera menghampiri lelaki tersebut. Menyerbu tubuhnya dengan ganas dan menghempaskan tubuh si lelaki ke pembaringan. Lalu kamar itu menjadi saksi pergumulan mereka yang seru penuh gairah.
Sejam kemudian lelaki itu sudah berpakaian. Ia mengenakan celana jins, T shirt berwarna merah dan menutupi kepalanya dengan topi sehingga wajah tampannya tak terlalu kelihatan.
“You are a real hot man.” Perempuan berumur 40an itu menatap kagum ke si pemuda. “Ini. Buatmu bayar kos.” Ia mengeluarkan dompet dan menyerahkan lembaran uang seratus ribuan ke si lelaki muda.
“Thankyou.” Lelaki tampan itu menerima uang dari si perempuan. Lantas mengecup pipinya kiri kanan.
Si perempuan tersenyum senang. “Dua minggu lagi, suamiku dinas ke luar kota. Kamu akan kukabari kalau dia sudah berangkat,” Beri tahu perempuan itu.
“Siipp.” Si lelaki mengangguk. “whats apa aja ke nomerku.”
*
Suasana kampus siang itu agak sepi. Sebagian besar mahasiswa sedang ada di ruangan mengikuti perkuliahan.
“Gawat! Gue belum bikin tugas!” Livia terperanjat kala berjalan di koridor ruangan.
“Gila lo. Bentar lagi jam 3 sore harus sudah dikumpul tugasnya.”
“Lo sudah bikin?”
“Gue sih udah,” Cewek gendut di depannya mengangguk. “Udah kelar dari tadi pagi.”
“Gue boleh lihat tugas lo ya? Pasti gue bedain kok. Gak sama persis sama tugas lo. Gue gak ada waktu lagi kalau harus mikir bikin sendiri. Boleh ya?”
“Boleh.”
“Thankyou, Ki. Ngg… Tolong dong, buruan kirim file tugas lo ke email gue. Biar nanti gue tinggal rombak dikit.”
’‘Siiipp. Ini langsung gue email. Tapi lo mau ngetik di mana? Kan harus lo rombak dikit biar tugas lo gak sama persis sama tugas gue?”
Livia menatap tasnya. “Laptop sih gue bawa. Tapi biar tenang gue ngetik di ruang mana ya? Yang ada colokan listriknya ke laptop?”
“Ruang kegiatan mahasiswa aja. Biasanya disitu kosong.” Kata Kiki si cewek gendut tadi. “Paling lo ngetik disitu 15 menit kelar.”
“Oh. Iya. Gue kesana deh.” Livia lantas pergi ke ruangan dimaksud. Sementara Kiki pergi ke kantin
Ruangan itu terletak agak di ujung gedung. Di lantai dasar. Karena sekarang sedang jarang kegiatan mahasiswa, biasanya ruang itu kosong.
Livia membuka pintu ruangan. Agak susah. Biasanya ruangan itu tidak dikunci.
GGRRKKK! Livia kembali memaksakan membuka pintu. Belum terbuka juga. Livia mengerahkan tenaga mendorong pintu sambil memutar handelnya. GRRKK! Akhirnya, meski agak susah pintu bisa dibuka.
Segera Livia masuk. Ia menaruh laptop di meja yang ada di ruangan. Dicarinya colokan listrik. Itu dia. Livia hendak mencharger laptopnya kala mendengar suara.
KREEKK! Ada suara pelan di ruangan itu. Lalu ada suara desahan nafas menggebu.
Terperanjat Livia mendengarnya. Ia menoleh. Memang ruangan itu seperti disekat. Ada bagian yang tertutup oleh emari dan rak penyimpanan. Biasanya tempat itu jadi tempat tidur bagi mahasiswa yang kalau sedang ada kegiatan di kampus harus tidur di kampus.
Livia penasaran. Ia menuju ke balik lemari.
JREENGG!
Livia terkesima.
Di depannya ada sepasang manusia berpakaian tak lengkap. Si perempuan yang cantik sudah tak berpakaian sementara lelakinya sudah tak mengenakan celana. Kedua orang itu melakukan aktivitas yang membuat Livia terbelalak. Si perempuan beraksi dengan wajahnya di depan tubuh si lelaki.
Livia kenal kedua orang itu. Keduanya senior mereka di kampus.
GUBRRAAKKK! Livia kaget sampai tak sengaja mendorong jatuh sebuah folder berkas file di meja di dekatnya.
Kedua orang yang sedang sibuk beraktivitas menoleh.
“Setan! Ngapain lo ngintip?!” Si perempuan menoleh galak.
Livia kaget. “Sorry. Gue gak sengaja lihat. Gue pikir ruangan kosong.”
Si perempuan segera mengenakan baju buru-buru. Sementara si lelaki mengenakan celananya kembali. Livia sempat melihat jelas bagian tubuh bawah lelaki itu.
Memerah wajah Livia. Ia segera kembali ke tempatnya menaruh laptop. Diambilnya lap top. Ia hendak keluar ruangan itu.
Tapi si perempuan tadi mengejarnya. “Mau kabur lo?!”
Cepat perempuan itu mengejar tubuh Livia. Ditariknya tubuh Livia yang sudah hendak membuka pintu.
PLAAKKK! Ditamparnya wajah Livia.
Livia kesakitan. Tamparan cewek itu keras dan menyakitkan mendarat di wajahnya.
“Aaarrrgghh..!” Livia terpekik.
BUUUKK! Lap top yang dipegang Livia jatuh ke lantai.
“Jangan berani-berani lagi lo ngintip gue?!” Si cewek beringas.
“Siapa yang ngintip?” Livia geram juga. “Gue masuk ruangan ini. Taunya kalian berdua begituan.”
“Pintu ini udah gue kunci, monyong!” Cewek tadi menatap galak. “Gimana lo bisa masuk kalo lo gak niat ngintip kami?!”
Livia tertegun. Ia menatap bagian handel pintu. Ternyata di samping handel pintu memang ada bagian yang maju dan menandakan pintu dalam posisi terkunci. Rupanya pintu tertarik karena dibuka paksa. Mungkin pintu memang sudah tak bagus karena orang yang keluar masuk ruangan suka sembrono buka tutup.
“Tadi pintunya terbuka sendiri. Suwer. Gue gak niat ngintip kalian!” Livia membela diri. Gak suka dituduh mengintip.
“Udahlah, gak usah banyak alasan!” Cowoknya menatap kesal ke Livia. “Jelas-jelas lo masuk karena pengen ngintip! Masih aja gak ngaku.”
“Emang beneran gue gak niat ngintip kok!” Livia ngengkel. Sebal.
Cewek tadi mengkremus wajah Livia dengan jengkel. Matanya melotot galak. “Nyebelin bener lo ya! Emang minta ditampol beneran lo ini!”
PLAAKK! Ia kembali menampar Livia.
“Awas lo?” Si cewek melanjutkan mengancam. “Kalo sampe ada yang tau di kampus ini gue sama Norman begituan. Gue hajar lo!”
JREEENGG! Pintu ruangan itu dibuka dari luar.
Tampak Kiki si cewek gendut bersama 3 mahasiswi lainnya di depan pintu.
“Ada apa sih ribut-ribut?” Wajah Kiki penuh tanda tanya.
BERSAMBUNG……
Suka cerita ini? lanjutin gak ceritanya? kasih LIKE, VOTE dan KOMEN kalau kalian suka cerita ini dilanjutkan. Kalian juga bisa baca novel karya Fresh Nazar lainnya di Noveltoon.TERPAKSA MENIKAHI BIG BOSS (tamat), ISTRI YANG TERSIKSA (tamat), dan BABY MY LOVE. happy reading.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Muhammad Iqbal
bayaran prianya murah amat....
2023-02-04
0
Ndhe Nii
mampir. ..keren euy🙏🏻👍🤣🤣
2022-03-29
0
@Ani Nur Meilan
mampir... Livia kenapa ngga hajar balik.😠😠😠😠
2021-06-10
0