Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah

Irawan mengaduh kesakitan.  Ia menatap kesal ke lelaki di depannya.  “Iiihh, sakiiittt… Yeiy tega banget ya. Kalo Ira keguguran gimana?!”

“Emang lo hamil?” Lelaki itu menatap galak.

“Kayaknya gitu. Sudah lama Ira gak dapat haid.”

“Lo kan laki! Mau sampe kapan juga lo gak dapat haid! Dasar mulut lo gak dijahit!”

Laki-laki itu mencengkeram mulut Irawan. “Gue tau lo mau nyebarin berita kalo gue jalan sama Tante-tante di mall. Iya kan?!”

“Iya. Eh, enggak. Suwer, enggak…”

PLAAAKK! Wajah Ira ditampar dengan keras.

“Periihh, Babang…!" Irawan memegang pipinya yang sakit. "Babang tamvan gitu amat?!  Tega menzolimi mahluk lemah dan tak berdaya.”

“Gue gak perduli, lo mahluk melata atau lo mahluk di dua alam! Gue cuma pesen! Jaga mulut lo!” Lelaki itu menatap mata Irawan dengan galak. “Lo boleh cerita soal lain. Tapi kalo sampe rahasia gue kebongkar, orang- orang di kampus tau  kalo gue suka jalan sama tante-tante. Gue habisin lo!”

“Auuw. Masa Ira mau dihabisin?  Gak disisain dikit apa gitu?”

“Gue habisin beneran! Pertama, gigi lo gue rontokin semua. Biar lo ompong! Terus biji lo gue bikin penyet kayak biji duren dilindas motor.”

“Auuww..! jangan dong ah.”

“Makanya! Lo janji jangan nyebaran cerita jelek tentang gue!”

“Iya. Eike janji….’

“Bener?!”

“Dengan segenap jiwa raga  dan hati yang penuh dusta, eh hati yang tulus. Ira janji gak jelek-jelekin yeiy.”

“Bagus.  Gue pegang kata-kata lo! Tapi inget. Kalo lo ingkar janji nyebarin berita jelek tentang gue, Gigi lo pasti gue  rontokin. Lo beneran ompong kayak kakek-kakek…!”

Lelaki itu lalu menghempaskan Irawan. Ia menepis-nepiskan kedua telapak tangannya seolah membuang debu dari situ.  Kemudian berlalu pergi. “Gue banyak urusan lain. Gak Cuma ngurusin tukang gosip kayak lo.”

“Tapi Ira masih boleh cerita yang bagus-bagus tentang yeiy  babang tamvan idolaku?” Irawan menatap lelaki itu yang sudah berjalan menjauh.

“Kalau itu boleh…” Lelaki itu menyempatkan menoleh dan tersenyum ke Irawan. Ia tau senyumnya cukup bisa menghibur Irawan yang tadi sudah dihajarnya.

Kembali ke dalam kantin, Irawan duduk di bangkunya sambil meringis manjaaah.

“Tehnya Mbak Ira, eh  Mas Ira sudah dingin.” Mbak Mulan menghampiri Irawan. “Tadi kemana? Kok masuk lagi sudah lemas kesakitan? Mas irawan kenapa?”

Irawan menggeleng. “Gak ada apa-apa kok?”

“Masa?” Mbak Mulan tak percaya.

“Iya. Gak ada apa-apa. Ira sehat-sehat aja, segar bugar dan manis kayak agar-agar.”

“Jadi dong ceritanya? Tadi bilangnya ada gosip baru?” Mbak Mulan penasaran. “Gosip apa?”

“Gak. Gak ada gosip baru. Ira gak mau jadi kakek ompong. Iiih, amit-amit kalo eike jadi kakek ompong. Hilang kecantikan eike, nanti susah eike dapat jodoh.” Irawan lalu minum tehnya dan makan risolesnya. “Sudah sana Mbak Mulan. Gak usah tanya-tanya lagi. Kalo mau tanya search Google aja.” Irawan mengusir Mbak Mulan.

“Mau ngegosip kok gak jadi...” Mbak Mulan  pergi sambil cemberut meninggalkan Irawan.

*

Usai kuliah pertama di hari itu, Livia keluar dari ruang kelas bersama Kiki.

Kiki menatap laptop yang dipegang Livia.

“Asik nih ye yang dapat laptop baru. Sudah  dibeliin laptop baru, terus belinya bareng sambil meluk Hot man yang tampan. Kebayang deh romantisnya.”

“Kenapa sih semua cewek bilang dia romantis?” Livia heran. “Orang galak, jutek gitu dibilang romantis?!”

“Ya emang sih dia galak. Tapi mukanya itu lho. Cakeeppp bangeett…”

“Cakep dari Hongkong..!” Ketus Livia.

“Cakep beneran dari sini. Dari kampus kita. Coba kalo lo dinikahin si Hot Man…. Oh, pasti rasanya....”

“Mulai deh berhalu…” Livia ketawa menatap Kiki.

Kiki terdiam. Ia lalu menggaruk-garuk bagian bawah pusernya.

Livia kaget. Sudah paham Kiki suka demikian kalau bahas orang mau menikah. “Eh. Lo jangan malu-maluin gitu, Ki. Masa garuk-garuk apem di kampus?!”

“Makanya lo jangan bahas pernikahan. Gatel nih apem gue dengarnya.” Kiki masih menggaruk-garuk bagian depan celana jinsnya. Gadis gemuk itu memang sehari-hari senang mengenakan celana jins kalau ke kampus.

Livia ketawa. “Yang ngomongin orang mau nikah kan elo barusan…?!”

“Eh, gue ya yang tadi bahas orang mau nikah?” Kiki nyadar. “Gue emang paling gak kuat kalo bahas orang nikah.”Kiki  asik garuk-garuk lagi.

 Livia  protes agar Kiki menghentikan aksinya. “Sudah, Ki, Yang bener aja lo? Entar dilihat orang!”

Tapi hand phone Livia berdering.  Livia mengambil hand phone dari dalam tasnya. Tumben hand phonenya berdering tanda ada yang menelpon. Biasanya teman Livia hanya kirim pesan whats app kalau ada keperluan. Tentu si penelpon ini ada urusan penting kalau sampai menyempatkan menelpon.

Diliriknya nama yang menelpon di layar hand phone.

“Ibu gue nelpon.” Livia memberi tau Kiki. Gadis gemuk yang masih asik garuk-garuk bawah pusarnya itu membiarkan Livia sedikit menjauh kala bicara di telpon.

“Ya. Ada apa, Bu? Via masih di kampus.” Livia bicara. Lantas mendengarkan ucapan ibunya di seberang.

“Aihh, itu garuk-garuk apemnya asik amat?!” irawan lewat sambil ketawa. Ia menegur Kiki. “Gatel nih? Yeiy pengen kawin ya?”

Kiki terperanjat. Menghentikan aksi garuk-garuknya. “Kok Ira tau?”

“Tau dong. Teman Ira ada juga yang gitu. Namanya Susi. Lengkapnya Susilo Bambang Permata Putra.” Beri tahu Irawan. “Kalau  ada orang yang ngomongin mau kawin, Si Susi  jadi kegatelan kayak dia yang pengen kawin.”

“Eh, sama…” Kiki takjub. “Kirain Kiki doang yang begini.”

Sementara itu Livia yang mendengarkan ibunya bicara di kampus tiba-tiba terperanjat.

“Apa…?!” Suara Livia keras.

Kiki dan Irawan sampe kaget, mereka menoleh menatap Livia.

“Via harus berhenti kuliah….? Jangan, Bu. Via udah semester 6 ini? Masa via berhenti kuliah begitu aja?” Mata gadis itu berkaca-kaca kala mendengarkan ibunya bicara  di telpon.

“Hu hu hu hu, enggak, Bu. Via enggak mau berhenti kuliah…..” Tak tahan akhirnya Livia menangis sambil menelpon.

Irawan dan Kiki saling berpandangan melihat Livia menangis.

*

“Aiih, cyyinn… kenapa sih nangis bombay gitu? Kau penuh kesedihan, berurai air mata."

Irawan menatap Livia yang masih menangis di taman samping kampus. Kiki menyodorkan tisu ke Livia.

“Udah, Via… Udah…. Ini lap air mata lo.”

Livia mengelap air matanya pake tisu yang disodorin Kiki.

“Via cerita dong ke Ira. Kok nangis mulu? Ira kan jadi ikutan sedih merana tersiksa penuh derita kalau ada teman sedih perih….”

Livia malah nangis lagi. “hu hu hu hu … Gue disuruh ibu gue berhenti kuliah.”

“hiihh..! Ibu lo punya otak gak sih nyuruh lo berhenti kuliah?!” Kiki  sampe sewot bicara. “Eh, maaf Via. Maksud Kiki, ibu lo kok gitu sih? Kita udah semester 6, masa Via disuruh berhenti kuliah?”

“Karena uang biaya kuliah gue udah gak ada lagi.” Livia kembali menangis. “Ayah  gue kan sudah meninggal 5 tahun lalu, Ki. Dia ninggalin cukup banyak harta dan kebun. Terus ibu gue nikah sama lelaki yang lebih muda. Cuma laki ini nganggur. Gak ada kerjaan. Harta orang tua gue habis dia jualin…. Ayah tiri gue ini yang bilang ke ibu nyuruh gue berhenti kuliah.”

Kiki  memeluk Livia. “Jahat sekali ayah tiri lo.”

Irawan kesal. “Ayah tiri zolim! Dia sudah berbuat lalim menyuruh yeiy berhenti kuliah!”

Tuk. Tik. Tak. Tik. Tuk. Tik. Tak. Tik. Tuk. Terdengar suara sepatu kuda, eh suara sepatu seorang wanita mendekat.

Wanita berdada besar berlipstik menor itu senyum menatap Livia yang masih menangis. “Oh, jadi lo mau berhenti kuliah." Senyumnya terkembang lebar di bibirnya yang memang sudah lebar. "Ini pasti karena lo zolim sama gue dan Norman kemarin. Kami disuruh dekan berhenti kuliah. Sekarang  lo yang  bakal berhenti kuliah duluan. Karma is real ya, Beib?!”

Livia menghapus air matanya lalu menatap jengkel perempuan yang baru datang itu. “Ini gak ada hubungannya sama Lo dan Norman?! Gak ada hubungannya sama karma!”

Perempuan itu tak suka ditatap Livia. “Ngapain lo melotot ke gue? Lo nantangin  gue?!”

Didekatinya livia. Lalu didorongnya muka Livia sambil ketawa sinis. “Gue doain lo berhenti kuliah beneran.  Biar lo jadi gembel  di luar kampus!”

Livia meradang mendengar ucapan itu. “Jahat amat lo doain gue?!” Diraihnya si perempuan galak. Lalu Livia menjambak rambut si perempuan dengan geram.

Perempuan itu mengaduh kesakitan. Matanya dipenuhi amarah.

BERSAMBUNG……

Terpopuler

Comments

Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal

ha. ha
Livia bisa ngamuk juga ya

2023-02-04

0

weny

weny

kiki jodohnya susilo tu 😁

2021-05-20

0

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

bagoossss hajar aja si melon via pecahin bila perlu wkwk

2021-04-19

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. He's A Real Hot Man
2 Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3 Episode 3. Calon Suami Livia
4 Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5 Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6 Episode 6. Memeluk Hot Man
7 Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8 Episode 8. VISUAL
9 Episode 9. Ferdi Jual Diri
10 Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11 Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12 Episode 12. Permintaan M*ksiat
13 Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14 Episode 14. Tiga Ronde
15 Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16 Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17 Episode 17. So Sweet
18 Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19 Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20 Episode 20. Di Kamar Mandi
21 Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22 Episode 22. Dipaksa Menikah
23 Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24 Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25 Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26 Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27 Episode 27. Takut Perih
28 Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29 Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30 Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31 Episode 31. Romantis Di Cirebon
32 Episode 32. Ular Di Ranjang
33 Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34 Episode 34. Rejeki Besar
35 Episode 35. The Sweetest Gift
36 Episode 36. Romantic Night
37 Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38 Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39 Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40 Episode 40. Dua Garis Biru
41 Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42 Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43 Episode 43. Kemal Wan Basar
44 Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45 Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46 episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47 Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48 Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49 Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50 Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51 Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52 Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53 Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54 Episode 54. Diajak Ke Lampung
55 Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56 Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57 Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58 Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59 Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60 Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61 Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62 Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63 Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64 Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65 Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66 Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67 Episode 67. Ira Ditangkap
68 Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69 Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Episode 1. He's A Real Hot Man
2
Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3
Episode 3. Calon Suami Livia
4
Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5
Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6
Episode 6. Memeluk Hot Man
7
Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8
Episode 8. VISUAL
9
Episode 9. Ferdi Jual Diri
10
Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11
Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12
Episode 12. Permintaan M*ksiat
13
Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14
Episode 14. Tiga Ronde
15
Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16
Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17
Episode 17. So Sweet
18
Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19
Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20
Episode 20. Di Kamar Mandi
21
Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22
Episode 22. Dipaksa Menikah
23
Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24
Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25
Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26
Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27
Episode 27. Takut Perih
28
Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29
Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30
Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31
Episode 31. Romantis Di Cirebon
32
Episode 32. Ular Di Ranjang
33
Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34
Episode 34. Rejeki Besar
35
Episode 35. The Sweetest Gift
36
Episode 36. Romantic Night
37
Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38
Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39
Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40
Episode 40. Dua Garis Biru
41
Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42
Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43
Episode 43. Kemal Wan Basar
44
Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45
Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46
episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47
Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48
Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49
Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50
Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51
Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52
Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53
Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54
Episode 54. Diajak Ke Lampung
55
Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56
Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57
Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58
Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59
Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60
Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61
Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62
Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63
Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64
Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65
Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66
Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67
Episode 67. Ira Ditangkap
68
Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69
Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!