Irawan mengaduh kesakitan. Ia menatap kesal ke lelaki di depannya. “Iiihh, sakiiittt… Yeiy tega banget ya. Kalo Ira keguguran gimana?!”
“Emang lo hamil?” Lelaki itu menatap galak.
“Kayaknya gitu. Sudah lama Ira gak dapat haid.”
“Lo kan laki! Mau sampe kapan juga lo gak dapat haid! Dasar mulut lo gak dijahit!”
Laki-laki itu mencengkeram mulut Irawan. “Gue tau lo mau nyebarin berita kalo gue jalan sama Tante-tante di mall. Iya kan?!”
“Iya. Eh, enggak. Suwer, enggak…”
PLAAAKK! Wajah Ira ditampar dengan keras.
“Periihh, Babang…!" Irawan memegang pipinya yang sakit. "Babang tamvan gitu amat?! Tega menzolimi mahluk lemah dan tak berdaya.”
“Gue gak perduli, lo mahluk melata atau lo mahluk di dua alam! Gue cuma pesen! Jaga mulut lo!” Lelaki itu menatap mata Irawan dengan galak. “Lo boleh cerita soal lain. Tapi kalo sampe rahasia gue kebongkar, orang- orang di kampus tau kalo gue suka jalan sama tante-tante. Gue habisin lo!”
“Auuw. Masa Ira mau dihabisin? Gak disisain dikit apa gitu?”
“Gue habisin beneran! Pertama, gigi lo gue rontokin semua. Biar lo ompong! Terus biji lo gue bikin penyet kayak biji duren dilindas motor.”
“Auuww..! jangan dong ah.”
“Makanya! Lo janji jangan nyebaran cerita jelek tentang gue!”
“Iya. Eike janji….’
“Bener?!”
“Dengan segenap jiwa raga dan hati yang penuh dusta, eh hati yang tulus. Ira janji gak jelek-jelekin yeiy.”
“Bagus. Gue pegang kata-kata lo! Tapi inget. Kalo lo ingkar janji nyebarin berita jelek tentang gue, Gigi lo pasti gue rontokin. Lo beneran ompong kayak kakek-kakek…!”
Lelaki itu lalu menghempaskan Irawan. Ia menepis-nepiskan kedua telapak tangannya seolah membuang debu dari situ. Kemudian berlalu pergi. “Gue banyak urusan lain. Gak Cuma ngurusin tukang gosip kayak lo.”
“Tapi Ira masih boleh cerita yang bagus-bagus tentang yeiy babang tamvan idolaku?” Irawan menatap lelaki itu yang sudah berjalan menjauh.
“Kalau itu boleh…” Lelaki itu menyempatkan menoleh dan tersenyum ke Irawan. Ia tau senyumnya cukup bisa menghibur Irawan yang tadi sudah dihajarnya.
Kembali ke dalam kantin, Irawan duduk di bangkunya sambil meringis manjaaah.
“Tehnya Mbak Ira, eh Mas Ira sudah dingin.” Mbak Mulan menghampiri Irawan. “Tadi kemana? Kok masuk lagi sudah lemas kesakitan? Mas irawan kenapa?”
Irawan menggeleng. “Gak ada apa-apa kok?”
“Masa?” Mbak Mulan tak percaya.
“Iya. Gak ada apa-apa. Ira sehat-sehat aja, segar bugar dan manis kayak agar-agar.”
“Jadi dong ceritanya? Tadi bilangnya ada gosip baru?” Mbak Mulan penasaran. “Gosip apa?”
“Gak. Gak ada gosip baru. Ira gak mau jadi kakek ompong. Iiih, amit-amit kalo eike jadi kakek ompong. Hilang kecantikan eike, nanti susah eike dapat jodoh.” Irawan lalu minum tehnya dan makan risolesnya. “Sudah sana Mbak Mulan. Gak usah tanya-tanya lagi. Kalo mau tanya search Google aja.” Irawan mengusir Mbak Mulan.
“Mau ngegosip kok gak jadi...” Mbak Mulan pergi sambil cemberut meninggalkan Irawan.
*
Usai kuliah pertama di hari itu, Livia keluar dari ruang kelas bersama Kiki.
Kiki menatap laptop yang dipegang Livia.
“Asik nih ye yang dapat laptop baru. Sudah dibeliin laptop baru, terus belinya bareng sambil meluk Hot man yang tampan. Kebayang deh romantisnya.”
“Kenapa sih semua cewek bilang dia romantis?” Livia heran. “Orang galak, jutek gitu dibilang romantis?!”
“Ya emang sih dia galak. Tapi mukanya itu lho. Cakeeppp bangeett…”
“Cakep dari Hongkong..!” Ketus Livia.
“Cakep beneran dari sini. Dari kampus kita. Coba kalo lo dinikahin si Hot Man…. Oh, pasti rasanya....”
“Mulai deh berhalu…” Livia ketawa menatap Kiki.
Kiki terdiam. Ia lalu menggaruk-garuk bagian bawah pusernya.
Livia kaget. Sudah paham Kiki suka demikian kalau bahas orang mau menikah. “Eh. Lo jangan malu-maluin gitu, Ki. Masa garuk-garuk apem di kampus?!”
“Makanya lo jangan bahas pernikahan. Gatel nih apem gue dengarnya.” Kiki masih menggaruk-garuk bagian depan celana jinsnya. Gadis gemuk itu memang sehari-hari senang mengenakan celana jins kalau ke kampus.
Livia ketawa. “Yang ngomongin orang mau nikah kan elo barusan…?!”
“Eh, gue ya yang tadi bahas orang mau nikah?” Kiki nyadar. “Gue emang paling gak kuat kalo bahas orang nikah.”Kiki asik garuk-garuk lagi.
Livia protes agar Kiki menghentikan aksinya. “Sudah, Ki, Yang bener aja lo? Entar dilihat orang!”
Tapi hand phone Livia berdering. Livia mengambil hand phone dari dalam tasnya. Tumben hand phonenya berdering tanda ada yang menelpon. Biasanya teman Livia hanya kirim pesan whats app kalau ada keperluan. Tentu si penelpon ini ada urusan penting kalau sampai menyempatkan menelpon.
Diliriknya nama yang menelpon di layar hand phone.
“Ibu gue nelpon.” Livia memberi tau Kiki. Gadis gemuk yang masih asik garuk-garuk bawah pusarnya itu membiarkan Livia sedikit menjauh kala bicara di telpon.
“Ya. Ada apa, Bu? Via masih di kampus.” Livia bicara. Lantas mendengarkan ucapan ibunya di seberang.
“Aihh, itu garuk-garuk apemnya asik amat?!” irawan lewat sambil ketawa. Ia menegur Kiki. “Gatel nih? Yeiy pengen kawin ya?”
Kiki terperanjat. Menghentikan aksi garuk-garuknya. “Kok Ira tau?”
“Tau dong. Teman Ira ada juga yang gitu. Namanya Susi. Lengkapnya Susilo Bambang Permata Putra.” Beri tahu Irawan. “Kalau ada orang yang ngomongin mau kawin, Si Susi jadi kegatelan kayak dia yang pengen kawin.”
“Eh, sama…” Kiki takjub. “Kirain Kiki doang yang begini.”
Sementara itu Livia yang mendengarkan ibunya bicara di kampus tiba-tiba terperanjat.
“Apa…?!” Suara Livia keras.
Kiki dan Irawan sampe kaget, mereka menoleh menatap Livia.
“Via harus berhenti kuliah….? Jangan, Bu. Via udah semester 6 ini? Masa via berhenti kuliah begitu aja?” Mata gadis itu berkaca-kaca kala mendengarkan ibunya bicara di telpon.
“Hu hu hu hu, enggak, Bu. Via enggak mau berhenti kuliah…..” Tak tahan akhirnya Livia menangis sambil menelpon.
Irawan dan Kiki saling berpandangan melihat Livia menangis.
*
“Aiih, cyyinn… kenapa sih nangis bombay gitu? Kau penuh kesedihan, berurai air mata."
Irawan menatap Livia yang masih menangis di taman samping kampus. Kiki menyodorkan tisu ke Livia.
“Udah, Via… Udah…. Ini lap air mata lo.”
Livia mengelap air matanya pake tisu yang disodorin Kiki.
“Via cerita dong ke Ira. Kok nangis mulu? Ira kan jadi ikutan sedih merana tersiksa penuh derita kalau ada teman sedih perih….”
Livia malah nangis lagi. “hu hu hu hu … Gue disuruh ibu gue berhenti kuliah.”
“hiihh..! Ibu lo punya otak gak sih nyuruh lo berhenti kuliah?!” Kiki sampe sewot bicara. “Eh, maaf Via. Maksud Kiki, ibu lo kok gitu sih? Kita udah semester 6, masa Via disuruh berhenti kuliah?”
“Karena uang biaya kuliah gue udah gak ada lagi.” Livia kembali menangis. “Ayah gue kan sudah meninggal 5 tahun lalu, Ki. Dia ninggalin cukup banyak harta dan kebun. Terus ibu gue nikah sama lelaki yang lebih muda. Cuma laki ini nganggur. Gak ada kerjaan. Harta orang tua gue habis dia jualin…. Ayah tiri gue ini yang bilang ke ibu nyuruh gue berhenti kuliah.”
Kiki memeluk Livia. “Jahat sekali ayah tiri lo.”
Irawan kesal. “Ayah tiri zolim! Dia sudah berbuat lalim menyuruh yeiy berhenti kuliah!”
Tuk. Tik. Tak. Tik. Tuk. Tik. Tak. Tik. Tuk. Terdengar suara sepatu kuda, eh suara sepatu seorang wanita mendekat.
Wanita berdada besar berlipstik menor itu senyum menatap Livia yang masih menangis. “Oh, jadi lo mau berhenti kuliah." Senyumnya terkembang lebar di bibirnya yang memang sudah lebar. "Ini pasti karena lo zolim sama gue dan Norman kemarin. Kami disuruh dekan berhenti kuliah. Sekarang lo yang bakal berhenti kuliah duluan. Karma is real ya, Beib?!”
Livia menghapus air matanya lalu menatap jengkel perempuan yang baru datang itu. “Ini gak ada hubungannya sama Lo dan Norman?! Gak ada hubungannya sama karma!”
Perempuan itu tak suka ditatap Livia. “Ngapain lo melotot ke gue? Lo nantangin gue?!”
Didekatinya livia. Lalu didorongnya muka Livia sambil ketawa sinis. “Gue doain lo berhenti kuliah beneran. Biar lo jadi gembel di luar kampus!”
Livia meradang mendengar ucapan itu. “Jahat amat lo doain gue?!” Diraihnya si perempuan galak. Lalu Livia menjambak rambut si perempuan dengan geram.
Perempuan itu mengaduh kesakitan. Matanya dipenuhi amarah.
BERSAMBUNG……
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Muhammad Iqbal
ha. ha
Livia bisa ngamuk juga ya
2023-02-04
0
weny
kiki jodohnya susilo tu 😁
2021-05-20
0
CebReT SeMeDi
bagoossss hajar aja si melon via pecahin bila perlu wkwk
2021-04-19
0