“Lo berani ngelawan gue?!” Perempuan itu mendelik ke Livia.
TRAAPPP! Dipukulnya tangan Livia yang menjambak rambutnya. Livia kesakitan hingga tak sadar melepaskan jambakan rambutnya ke perempuan itu.
PLAAKK! PLAAKK! PLAAKK!
Dengan sengit perempuan itu mendaratkan tamparan bertubi-tubi ke pipi Livia.
“Auuuww…! Kok Ira yang perih kesakitan?!” Irawan berjengit seolah ia yang kena tampar.
Livia mau melawan. Sayang sekali perempuan di depannya lebih kuat. Perempuan itu mendorong tubuh Livia hingga jatuh.
BUUUKK! Livia terjatuh ke lantai.
“Rasain! Biar mampus lo sekalian!” Maki perempuan itu tanpa kenal kasihan. Ia hendak menendangi Livia.
Namun dari bagian lorong kampus muncul seorang lelaki. Ia melihat kejadian itu.
“Hei, sudah Meli! Sudah..! Stoppp! Stoopp..!!”
Ia mencegah Meli yang hendak menendangi Livia. Sambil bersungut Meli menghentikan aksinya.
“Kenapa kalian ini? Kenapa kalian berantem?” lelaki itu menatap heran.
“Meli menghina Livia! Bilang Livia berhenti kuliah biar jadi gembel!” Kiki yang menjawab dengan sewot.
Heran lelaki itu mendengar ucapan Kiki. Ditatapnya Livia. “Emang kamu mau berhenti kuliah?”
Livia tak menjawab pertanyaan itu. Ia malah menangis. “Hu hu hu hu…”
“Sudah ah, mendingan kalian pergi. Livia lagi sedih kalian malah resek!” Kiki makin jengkel menatap lelaki itu dan Meli.
“Udah, sayang. Ngapain ngurusin mereka? Ayo, kita makan siang di mall aja!” Meli menarik lelaki itu pergi.
Irawan menatap keduanya yang sudah pergi menjauh. “Cocok tuh dua orang.”
“Cocok gimana?” tanya Kiki.
“Cocok marucok, Bo…” Kata Ira. “Yang satu iblis S*ksi, yang satunya setan gagah.”
Sejak dihajar Ferdi (pembaca tentu sudah paham siapa ferdi, wkwkwk) Ira tak terlalu memuja lelaki gagah tersebut. Ia malah rada sewot meski juga takut pada lelaki itu.
“Iya ya. Iblis sama setan emang pasangan. Orang rese dapat jodohnya orang rese juga.” Kata Kiki. “Makanya Kiki yang manis budi dan baik hati ini bakal dapat pangeran tampan dan berhati mulia sebagai suami.”
“Kayak Ira dong calon suami yeiy nantinya.” Ira senyum dikulum.
“Iihh. Amit-amit gue punya suami kayak belalang sembah.” Kiki cemberut.
“Aih. Masa eike dibilang belalang sembah. Eike kan jangkrik genggong.” Rajuk Ira.
“Sudah ah, Livia lagi nangis lo malah ngomongin yang lain.” Kiki menatap Via. “Yuk, gua traktir lo makan bakso dan minum jus alpokat. Biar hati lo adem dikit.”
“Ira ditraktir juga dong, Ki?” Ira berharap.
“Lo banyak duitnya. Tiap minggu pasti nari di TV. Mestinya lo yang nraktir gue sama Via.”
“Iya, deh. Yuk Via, biar Ira traktir makan bakso. Biar kalain merasakan keringat Ira.”
“Iih, apaan gue merasakan keringat lo?!” Kiki protes.
“Maksud eike, biar Yeiy sama Via merasakan hasil keringat eike menari. Kemarin kan eike jadi penari latar Lesti Kejora. Aih, eke kasih tau deh Cyinn. Cantikan muka Ira daripada muka Lesti Kejora. Beneran deh.” Kata ira kepedean.
"Suka-suka lo deh, Ra ngomong apa. Yang penting gue ditraktir bakso." Sahut Kiki.
*
Di bawah pepohonan di depan kampus ada tukang bakso dan mie ayam mangkal. Di sebelahnya ada penjual minuman. Kesanalah ketiga mahluk kampus itu datang.
Tempat itu seperti biasa dipenuhi para mahasiswa. Semuanya memenuhi bangku yang tersedia.
“Aiih. Gimana mau makannya cyinn? Ini full manusia dan iblis semua bangkunya.” Ira menatap dari balik gerobak abang bakso.
“Tunggu bentar lah.” Kata Kiki. “Dari pada makan di kantin melulu. Gue lagi ogah makan nasi.”
Mereka beruntung. Baru menunggu sebentar, ada 3 orang cewek yang sudah selesai makan di meja ujung segera pergi.
“Ayo, Via. Tuh ada bangku yang kosong.” Cepat-cepat Kiki menarik Via ke bangku itu.
Sementara ira menuju bangku di depan Kiki. Ia segera menduduki bangku itu. Namun. TLAAPP. Ada seorang cewek hendak duduk juga. Tapi si cewek kalah cepat dengan ira. Akibatnya si cewek menduduki paha Ira.
“Aih, biji eike didudukin.” Kata Ira.
“Sori, gue kira bangku ini kosong.” Kata cewek itu. ”Ternyata lo punya biji juga ya, Ra?”
“Ya punya lah, eike kan termasuk tumbuhan Dikotil. Berbiji dua.” Kata Ira. “Sana deh yeiy. Entar yeiy dudukin biji rambutan eike lagi.”
Cewek itu pergi.
“Ayo pada pesan. Via, Kiki. Entar Ira yang bayarin.” Irawan baik hati. “Ira pesan mie ayam aja deh. Sama jus jeruk.”
“Gue, bakso pake mie kuning. Minumnya jus alpokat.” kata Kiki.
Livia diam saja. Masih sedih.
“Via, pesan aja.” Kata Ira.
Namun Livia menggeleng. “belum laper.”
“Aih, jangan dikau berdusta Livia sayangku cantikku cintaku. Dikau pasti laper lah Cyynn.”
“Sudah pasti laper lah dia.” Kiki menatap Livia yang diam saja. “Sudah, pesanin kayak Kiki aja, Ra, buat Via. Bakso pake mie kuning sama jus alpokat.”
Sambil menunggu pesanan mereka disajikan, Kiki menatap livia. “Kiki tau Via. Lo pasti sedih ibu lo nyuruh berhenti kuliah. Tapi gue bilang lo tetap kuliah aja. Entar lo sambil jualan online, Lo usaha apa gitu biar dapat duit buat nerusin kuliah”
“Iya sih. Gue juga mikir gitu.” Akhirnya Livia bersuara. “Tapi gue pusing, Ki. penjualan online gue sepi banget. Mana lusa udah awal bulan. Gue mesti bayar kos dari mana kalau kiriman dari kampung udah gak ada lagi?”
Kiki dan ira terdiam.
Di sebelah mereka ada seorang mahasiswa diam-diam mendengarkan obrolan mereka. Mahasiswa berkulit putih dengan rambut ikal yang dicepak pendek itu diam-diam menatap Livia. Ia melihat wajah Livia yang sangat sedih, nyaris menangis.
*
“Gila lo! Teman sendiri disuruh bayar!” Perempuan cantik berdada besar itu cemberut.
Ia bangkit dari duduknya di pembaringan. Tubuhnya polos tak berpakaian. Ternyata si perempuan tadi duduk di atas tubuh seorang lelaki muda yang tanpa pakaian di ranjang yang sama.
“Gue kan cari duit. Dari awal udah gue bilang, kalo lo mau em el ama gue, lo harus bayar!” Kata lelaki itu cuek.
“Huhh!” Si perempuan mendengus. Meski demikian ia menuju ke arah tasnya yang diletakkan di meja. Diambilnya dompet dari dalam tas. Beberapa lembar uang ratusan ribu diserahkannya ke lelaki tadi. “Nih…!”
“Thanks.” Lelaki itu mengecup uang yang diberikan. Ia bangkit dari pembaringan dan tampak pisangnya yang berukuran jumbo dibandingkan ukuran lelaki pada umumnya.
“Gue mau ke kampus lagi.” Si lelaki lantas mengenakan pakaiannya kembali.
*
Di rumah kos, Bu Hartini bingung dan kasihan karena Livia menangis. Suami Bu Hartini yang bernama Hartono ikut iba melihat Livia bersimbah air mata.
“Hu hu hu, bukan saya gak mau bayar kos, Bu. Tapi…. Saya gak punya uang. Beneran, Bu. Uang di dompet saya cuma 65 ribu. Gak cukup buat bayar kos.”
“Ya sudah, gak apa. Nanti aja kamu bayarnya. Kalo ibu kamu sudah kirim uang lagi dari kampung.” Kata Pak Hartono bermaksud menenangkan Livia.
Yang ditenangkan malah menangis makin keras. “Hu hu hu… Ibu saya bilang dia gak bisa ngirim uang lagi, Pak. Dia malah nyuruh saya berhenti kuliah.”
Pak Hartono dan Bu Hartini saling berpandangan.
Namun, hidup mempunyai kejutan tersendiri. Kita tak tau saat dewa penolong muncul dalam kehidupan. Saat Livia masih menangis bombay terdengar pintu depan rumah diketuk.
Pak Hartono membukakan pintu.
Ada seorang lelaki muda berkulit putih dengan rambut ikal yang dipotong cepak pendek di depan pintu. “Livia ada, Pak?” Sopan lelaki muda itu berkata. “Saya mau mengantarkan sesuatu buat Livia.”
Livia dipanggil. Tentu Livia heran karena ia tak mengenal lelaki yang datang itu. Hanya pernah ingat wajahnya.
“Saya teman kampus kamu. Ini saya kemari nganterin uang dari seseorang. Buat kamu bayar kos katanya.” Lelaki itu menyerahkan sebuah amplop cukup tebal.
Livia bingung. ia tak langsung menerima amplop itu. “Siapa yang ngasih aku uang?”
Lelaki itu tersenyum. “Orangnya gak mau kamu tau kalau dia yang ngasih uang. Cuma dia berharap kamu mau menerimanya. Terima lah. Kamu kan butuh duit…? Ayo, ambil.”
Livia semakin bingung. Akankah ia menerima uang pemberian dari seseorang yang tak diketahuinya?
BERSAMBUNG……
Semoga suka dengan cerita sederhana ini. Silakan kasih LIKE, VOTE dan KOMEN kalau berkenan.
Reader juga bisa mampir membaca buku Fresh Nazar lainnya di Noveltoon.
1. TERPAKSA MENIKAHI BIG BOSS
(tamat, ceritanya super seru dan lucu)
2. ISTRI YANG TERSIKSA
(tamat, novel yang bikin baper dan rada gokil)
3. BABY MY LOVE
(yang ini ceritanya seru dan gila, lucu pake banget)
Happy reading.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
ALMOZA KITA
norman apa dosen yg nglamar itu ya?😁
2021-04-22
0
CebReT SeMeDi
hartini hartono 😝 emg jodoh
2021-04-19
1
🌻Ruby Kejora
Like disini💐💐
Sukses trus ya thor
Salam dr
JANJI suci
2021-03-22
0