Lelaki itu tak suka disambut jutek oleh Livia.
“Lo pikir gue kemari karena senang nemuin lo?!” Ia membalas tak kalah jutek.
DEEGG! Livia kaget juga melihat lelaki itu kesal.
“Kalo gak dipaksa harus ganti laptop lo, gak bakal gue kemari. Meli aja ogah nemuin lo!”
“Oh, jadi lo kemari mau gantiin laptop gue yang rusak?” Livia tak suka berbasa-basi dengan orang jutek. “Oke. Mana laptop baru gue?”
Ditanya demikian, cowok itu malah melotot. “Emang gue tau kayak apa laptop lo yang rusak? Gimana gue mau gantiin kalo gue gak tau laptop lo merk apa, tipe apa?!”
Benar juga ucapannya.
“Terus lo kemari cuma mau ngomong. Lo mau gantiin laptop gue tapi gak gantiin gitu?!” Livia ketawa.
“Bawel lo!” Cowok itu kesal. “Gue sudah niat baik mau gantiin laptop lo yang rusak! Yang nginjek laptop lo juga entah siapa! Kalo gak diancam dekan dikeluarin dari kampus, gue gak perduli harus gantiin laptop lo!” Wajah tampannya kelihatan galak kalo ngamuk. “Sudah. Gini aja. Kita ke toko komputer. Gue anterin lo cari laptop yang sama! Entar gue yang bayar!”
Ia menatap Livia yang masih pegang gunting pangkas. “Buruan! Gue ada urusan lain. Gak cuma ngurusin lo!”
Livia menatap dirinya yang pake baju biasa. “Tapi gue belum mandi…”
“Masa bodo!” Cowok itu gak perduli. “Gue gak punya waktu nungguin lo mandi! Kalo lo mau gue gantiin laptop lo, sekarang kita jalan! Kalo lo gak mau, ya sudah!”
Laptop itu sangat dibutuhkan Livia. Apalagi di weekend ini ia sibuk mengurusi penjualan on line. “Oke. Oke. Gue nyisir sebentar, kita langsung jalan.”
Buru-buru Livia masuk ke dalam rumah. Di kamar ia bercermin. Penampilannya awut-awutan karena belum mandi. Baju yang dipakainya pun masih baju yang dipakai tidur. Livia mencium keteknya sendiri. “Hoeekk. Aseemm…”
Segera livia ganti baju. Ia menyisir rambut. Lalu menyemprotkan parfum ke bagian ketiak. Lumayan lah. Ia rada rapi sekarang.
Livia keluar rumah sambil pamit ke Bu Hartini. ”Saya mau jalan beli laptop baru, Bu.”
“Hati-hati ya. Itu pacar kamu gak disuruh masuk dulu? Biar ibu buatin minum?”
DEEGG! Kaget juga Livia mendengar ucapan Bu hartini.
Lalu dua cewek fakultas lain yang juga kos disitu keluar dari kamar mereka.
“Cowok Lo kemari?” Yang satu nanya ke livia.
“Bukan. Bukan cowok gue.” Livia menjawab pertanyaan teman kosnya. lantas menatap Bu Hartini. “Bukan pacar kok, Bu. Cuma teman satu kampus.”
Kedua cewek terpana menatap keluar. “Gila. Itu kan cowok idola seluruh kampus Mega jaya.”
Yang satunya juga terpekik. “Itu Norman! Hot man on campus.”
Kedua cewek terkesima. Mereka beralih menatap Livia setengah gak percaya. “Lo mau kencan sama Norman?”
“Kencan apaan? Dia ngerusak laptop gue. Terus dia mau gantiin laptop gue!” Livia segera pergi. “Sori, gue buru-buru.”
Kedua cewek masih ternganga mulutnya kala Livia keluar menemuin Norman di motornya.
Norman menyodorkan sebuah helm saat Livia mendekat. “Nih, pake. Entar ditangkap polisi kalo lo gak pake helm.”
Livia mengenakan helm itu di kepalanya. Lantas naik motor.
BRRMM! Motor langsung melaju!
Uupppss… Livia yang posisi duduknya belum mantap di boncengan motor Norman nyaris jatuh. Untung ia berpegangan ke tubuh Norman.
Kedua cewek di rumah kos sempat melihat kejadian itu. Keduanya ngakak tertawa.
Sementara di jalanan, motor Norman terus melaju.
Livia kesal. “Bisa pelan gak sih?!” Livia berteriak agar didengar Norman. “Gue hampir jatuh!”
“Pegangan makanya!” teriak Norman.
Motor itu melaju cepat. Terpaksalah Livia berpegangan ke tubuh Norman. Ia pun menyentuh tubuh kekar itu.
Oh. Meski lelaki itu mengenakan jaket. Namun Livia bisa merasakan lelaki itu menguarkan aroma maskulin yang membakar. Tubuh lelaki itu membuat tangan Livia yang menyentuhnya merasakan kehangatan. Dan kehangatan itu tak hanya terasa di tangan Livia tapi juga menjalar ke seluruh tubuh.
Upppss…! Motor melewati polisi tidur di jalan.
Livia terlonjak nyaris jatuh!
BUUKK! Livia memukul punggung Norman dengan geram. “Pelan dikit kenapa bawa motornya?!”
“Gue buru-buru! Ini weekend, gue ada urusan lain. Bukan cuma ngurusin lo!” suara Norman jutek.
Livia paham. Di hari Sabtu tentu orang yang punya pacar punya acara sendiri. Pasti Norman sudah punya agenda tersendiri dengan Meli.
“Makanya pegangan yang kuat! Entar jatuh beneran kalo lo gak pegangan!” Norman teriak lagi mengatasi suara motor yang melaju.
Terpaksalah Livia memegang erat pinggang itu. Livia terperanjat menyadari posisi duduknya yang rapat ke Norman. Ia malah memeluk si hot man on campus. Dadanya menempel ke punggung Norman.
“Aaiiihh…… mesra ni yee…!” Terdengar teriakan sengau laki-laki.
Livia dan Norman menoleh. Di samping tampak ada sebuah mobil sedan. isinya 4 lelaki kemayu. Tampak Irawan duduk di depan di sebelah lelaki yang menyetir. Jendela mobil di samping Irawan terbuka. Irawan tengah mengamati Norman yang membonceng Livia di motornya.
“Hayooo, pacaran ya!” kata Irawan. "Bikin Ira jealous aja."
Norman diam saja. Livia juga tak menanggapi.
“Cucok ya Cyyinn. Itu lho Hot man di kampus Ira.” Irawan memberi tahi, eh memberi tahu teman-teman di mobilnya. Mereka semua dancer yang akan berlatih menari karena nanti malam akan muncul di TV Indosinga sebagai penari latar seorang penyanyi dangdut.
“Haii, Hot man…!!” Ketiga teman Irawan menggerakkan tangan bak Miss Universe menyapa penonton.
“Muaahhh…” Seorang dancer kemayu itu kasih kiss bye ke Norman.
Norman kesal melihatnya.
BRRRMMM! Motor Norman melaju kencang meninggalkan mobil itu. Livia terpaksa memeluk Norman lebih erat karena takut jatuh.
*
Motor Norman diparkir di depan sebuah toko komputer.
Norman sudah melepaskan helm yang dikenakannya. Ia menatap Livia yang tengah melepaskan helm.
“Lo tadi sengaja nempelin melon lo ke punggung gue rapat-rapat ya? Bikin gue konak!”
DEEGG!
Livia kaget mendengar itu.
Norman membetulkan posisi bagian depan celananya. “Gue konak gara-gara lo tadi nempelin melon lo rapet banget ke punggung!”
Livia terperanjat. Menatap bagian depan Norman. Ternyata bagian depan celana lelaki itu besar dan membengkak.
“Amit-amit!” Livia memalingkan wajah. “Siapa yang sengaja nempelin dada ke lo? Dasar otak lo aja yang ngeres!”
Norman malah ketawa. “Lo yang nempelin melon, gak ngaku.”
Livia cemberut. Pengen rasanya Lia nampol lelaki berotak mesum di depannya.
Dan Livia masih cemberut kala Norman masuk ke toko komputer. Ia masuk mengikuti lelaki itu.
“Cari apa Mbak, Mas?” Pelayan lelaki di toko komputer itu menyambut ramah mereka.
“Cari persis yang kayak laptop lo!” Norman menatap Livia tajam. “Punya lo yang rusak itu laptop murahan kan! Entar lo minta ganti yang bagus lagi!”
Livia kesal menimpali. “Siapa juga yang minta ganti lebih bagus. Gue tau lo gak punya duit!” Livia ingat sewaktu Norman bilang ke dekan bahwa keluarganya di kampung, orang miskin.
Norman senyum cuek.
“Oh, yang ini.” Pelayan mengeluarkan laptop yang ditunjuk Livia di etalase. Jenis laptop itu persis sama seperti Laptop milik Livia yang rusak kemarin. “Ini harganya tiga juta sembilan ratus.”
“Ya udah, saya ambil mas.” Norman mengeluarkan dompet. “Buatin notanya.”
Livia terbelalak kala Norman membuka dompet. Ternyata banyak uang lembaran seratus ribu disitu. Norman mengambil sebagian. Dihitungnya dan langsung membayar.
“Eh. Gue coba dulu laptopnya. Main bayar aja lo!” kata Livia.
Lantas laptop itu dicoba oleh Livia disaksikan si pelayan toko. Ternyata oke. Laptopnya bagus dan berjalan baik.
Kembali ke motor Norman usai membeli laptop, Livia tak tahan untuk tidak bicara. “Banyak duit ternyata lo. Jadi lo bohong ya kemarin ke dekan?”
Norman menatap heran. “Bohong apaan?”
“Lo bilang kemarin ke dekan. orang tua lo miskin di kampung? Nah itu tadi gue lihat lo banyak duitnya?!”
Norman menatap Livia. Wajahnya jengkel mendengar pertanyaan itu.
Uupps. Livia ngeri. Apakah ia mengatakan sesuatu yang salah?
BERSAMBUNG…..
LANJUTIN GAK NIH CERITANYA? Kalau berkenan silakan kasih LIKE, VOTE atau KOMEN ke cerita ini. Happy reading.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Muhammad Iqbal
bener bener ngeri tu Nurman cuma nempel melon aja dah naik aja pantas tante tante juga dilayani.... selain melepas sikonat juga tu cari uang
2023-02-04
0
Ufika
hahaha bikin ngakak ampun deh😅
2022-06-13
0
CebReT SeMeDi
ira mau dancer diacara dangdut indosinga buhahaha gustiii
2021-04-19
0