Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?

Lelaki berkaca mata itu menatap mereka bertiga. Ia kelihatan marah kepada Meli.

“Pak Bagus?” Meli mundur menjauh dari Livia.

Meli, Norman dan Livia tau lelaki itu. Bagus  Ardiyanto adalah seorang dosen muda di Fakultas Ekonomi. Semua mahasiswa Fakultas ekonomi, apalagi jurusan Bisnis dan Marketing, pernah mengambil mata kuliahnya. Karena Bagus Ardiyanto adalah dosen mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran. Sebuah mata kuliah wajib yang sangat penting.

“Livia, kemari.”  Lelaki itu memerintahkan.

Segera Livia mendekat ke lelaki itu.

“Kenapa kamu dihajar mereka?! Jawab yang jujur!” Bagus Ardiyanto menatap Livia.

Livia gak enak hati. Ia menatap Meli dan Norman. Sikapnya enggak enak mau bercerita.

Meli menatap geram ke Livia. Norman menggertakkan gigi tak suka dan siap ngamuk kalau Livia berani cerita. Mata Norman melotot galak.

Keder juga Livia menatap sikap kedua orang itu. Dari dulu kedua seniornya ini terkenal sangar. Dan kini keduanya tengah menunjukkan taringnya.

Sikap Livia menunjukkan ia gak berani cerita. Pak Bagus paham.

“Saya sudah tau apa yang terjadi.” Ia menatap jengkel ke Meli dan Norman. “Tadi di kantin saya dengar Mbak Mulan dan pelayan lain cerita kalian berdua melakukan perbuatan gak pantas di kampus!”

Muka Meli dan Norman memerah. Mereka seperti tertangkap basah dilihat perbuatannya langsung oleh si dosen.

“Sekarang kalian semua masuk ke ruangan dekan! Dekan fakultas ekonomi akan menyidang kalian!”

Meli dan Norman mati kutu. Mereka berubah dari pasangan galak menjadi pasangan ayam sayur, kehilangan nyali.

“Saya …. Saya juga ikut ke ruangan dosen?” Livia terbata. Ia menatap Bagus Ardiyanto.

“Iya. Saya tau kamu segan menceritakan apa yang terjadi. Nanti katakan semua apa yang terjadi di depan dekan dengan jujur! Biarkan dekan yang menilai! Mereka ini bisa dikeluarkan dari kampus karena sudah melakukan perbuatan tercela!”

JREEENGG! Meli dan Norman semakin gelisah.

*

Ruangan dekan Fakultas Ekonomi tampak rapi dan sejuk. Di ruang yang cukup lebar dan ada kursi tamunya itu, Meli dan Norman menunduk.  Di depannya ada Pak Bagus dan Livia. Di samping mereka ada Pak Fadillah, dekan Fakultas Ekonomi, seorang lelaki setengah baya yang tampan dan agak gemuk tubuhnya.

“Memalukan!” Pak Fadillah yang biasanya tenang dan kalem tiba-tiba berkata dengan geram. “Kalian berdua sudah mencoreng nama Fakultas Ekonomi! Sepantasnya nama kalian dicoret sebagai mahasiswa Universitas Megajaya!” Ia melotot ke Meli dan Norman.

“Jangan, Pak!” Norman dan Meli menjawab serempak.

“Saya sekarang semester 8, Pak. Sebentar lagi lulus. Masa Bapak tega memecat kami sebagai mahasiswa disini?” Meli menghiba.

“Iya, Pak.” Norman juga bicara. “Orang tua saya di kampung sangat mengharapkan saya lulus! Tolong, Pak. Tolong. Saya jangan dikeluarkan dari universitas ini.”

“Tapi perbuatan kalian bikin malu! Tidak senonoh! Semua orang di universitas ini sudah tau apa yang kalian lakukan!”

“Ini karena si Livia  mulutnya bocor, Pak. Dia yang menceritakan itu ke semua orang.” Meli geram. Masih menyalahkan Livia.

“Enggak, Pak. Saya enggak cerita.” Livia membela diri.

“Livia benar, Pak.” Pak Bagus membela Livia di hadapan dekan. Tadi ia sempat menginterogasi Livia dan gadis itu  menceritakan secara jujur kronologi kejadiannya. “Sehabis kejadian itu ada beberapa mahasiswa muncul. Bisa jadi salah satu dari mereka yang cerita ke mahasiswa lain sehingga berita ini menyebar. Dan esensi masalahnya, bukan siapa yang menceritakan. Tapi perbuatan Meli dan Norman ini yang sudah membuat cemar nama fakultas Ekonomi!” .

Pak Fadillah mengangguk setuju. “Iya, Pak Bagus. Esensinya tetap Meli dan Norman ini yang bersalah! Livia hanya muncul di tempat dan waktu yang enggak tepat. Jadi Meli dan Norman  harus dihukum!” Suara sang dekan tegas.

“Please, Pak. Jangan dipecat saya, Pak. Orang tua saya pasti malu dan kecewa kalau saya dipecat.” Meli menatap penuh harap ke Pak Dekan. Orang tua Meli adalah seorang pengusaha yang cukup kaya.   “Papa saya galak! Saya bisa dibunuh Papa saya kalau saya sudah semester 8 tinggal nunggu   tamat kuliah malah bapak tendang dari sini!”

“Orang tua saya di kampung  miskin, Pak.” Norman bicara rada emosi. “Saya gak mau bikin mereka kecewa karena anaknya yang diharap jadi sarjana  dipecat dari kampus ini. Tolong, Pak. Saya jangan dipecat.”

Kasihan juga rupanya Pak Dekan kepada Meli dan Norman. Ia terdiam. Berpikir.

Livia  tadinya jengkel sekali ke Meli dan Norman. Namun kala mendengar ucapan keduanya, terbayang  di benak Livia. Bagaimana kalau ia yang berada dalam posisi Meli dan Norman? Apakah dia sanggup mengecewakan orang tua  yang tentu sudah mengharapkan anaknya segera wisuda. Tapi kenyataannya mereka akan dipecat dari universitas.

“Maaf, Pak Dekan.” Livia tak tau dari mana keberaniannya bicara tiba-tiba muncul. “Saya pikir, Meli dan Norman benar. Mereka memang melakukan hal yang gak pantas. Tapi saya harap mereka gak dipecat! Kasihan orang tua mereka kalau mengharap mereka tinggal wisuda tapi malah dihentikan sebagai mahasiswa!”

Pak Bagus dan Pak Dekan mendengarkan. Demikian juga Meli dan Norman. Ekspresi meli dan Norman  setengah takjub melihat Livia membela mereka.

Sambil menekan mulutnya dengan telunjuk Pak Dekan berpikir. “Benar juga. Saya bisa membayangkan betapa kecewanya orang tua kalian kalau kalian berdua sampai dipecat! Dan perbuatan ini untungnya bukan berupa video yang semua orang bisa melihatnya.”

Lantas Pak Dekan menatap Meli dan Norman. “Saya kurangi hukuman kalian! Kalian berdua akan diskors satu semester! Jadi kalian harus mengulang semua mata kuliah semester terakhir ini.”

Meli dan Norman terdiam. Meli kembali mau bicara. Namun urung.  Ia terdiam pasrah.

“Kalian juga harus mengganti laptop Livia!” Tambah Pak Bagus. “Laptop Livia terjatuh dan rusak saat kejadian itu!”

Livia menatap Bagus Ardiyanto. Si dosen tersenyum padanya. “Tanpa laptop kamu bisa apa? Semua tugas kuliah butuh laptop. Mereka harus mengganti laptop kamu yang rusak!”

“Ya. Kalian harus ganti laptop Livia yang rusak.” Tandas Pak Dekan.

Norman mengangguk. “Iya, Pak. Kami akan mengganti laptop Livia yang rusak!”

Livia melihat Norman menatap padanya sambil mengangguk. Sementara Meli diam saja. Wajah Meli masih kesal.

*

“Terima kasih Pak Bagus sudah menolong saya.” Kata Livia.

Ia bersama Pak Bagus keluar dari ruang dekan. Berjalan bareng di koridor gedung A.

“Sama-sama. Saya harus menyelamatkan kamu dari kelakuan gak bener si Meli dan Norman.”

“Sekali lagi makasih, Pak.  Tapi kok bapak tadi bilang ke mereka kalau saya calon istri Bapak?” Wajah Livia bersemu merah kala menanyakan hal itu.

Bagus Ardiyanto tersenyum. “Saya keceplosan waktu bilang gitu! Tapi sejujurnya itu yang terlintas di pikiran saya. Saya merasa kamu ini memang calon istri saya.”

Wajah Livia memerah.

Dosen itu menatap Livia. “Kamu tau kan kalau saya suka kamu? Masa kamu gak pernah merasa kalau saya selama ini  perhatian ke kamu?”

Mendengar ucapan itu Livia menunduk. Ia tau memang Pak Bagus sering memberikan perhatian lebih kepadanya. Bahkan Kiki dan beberapa mahasiswi yang akrab dengan Livia sering menyebut Livia pacar Pak Bagus.

“Sekarang umur saya sudah 31 tahun lho. Saya serius sedang mencari calon istri.” Pak Bagus menatap Livia. “Kalau kamu gak keberatan, saya akan tunggu kamu tamat kuliah.  Kamu sudah semester 6 kan? Insya Allah setahun lagi saya siap melamar kamu jadi istri saya. Gimana? Kamu setuju?”

DEEGG! Livia kaget.

Ditatapnya lelaki berkaca mata itu. Terlihat jelas Pak Bagus menunggu jawaban dari Livia.

BERSAMBUNG…..

Seperti apa jawaban Livia? Kalau berkenan dengan cerita ini silakan kasih LIKE, VOTE dan KOMEN.

Sambil menunggu up selanjutnya, reader juga bisa membaca karya Fresh Nazar di aplikasi Noveltoon Mangatoon.

1. TERPAKSA MENIKAHI BIG BOSS (tamat\, ceritanya super seru dan lucu)

2. ISTRI YANG TERSIKSA (tamat\, ceritanya bikin baper dan rada gokil)

3. BABY MY LOVE (yang ini ceritanya seru dan gila\, lucu pake banget)

Happy reading.

Terpopuler

Comments

Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal

😀😄😁😆😅😂🤣😊😇🙂😉🙃😌😍😘

2023-02-04

0

Ufika

Ufika

semangat kak author ceritanya seru salam dari antara cinta dan rasa🥰

2022-06-13

0

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

duhh dilamar oak dosen bikin keder wkkw

2021-04-18

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. He's A Real Hot Man
2 Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3 Episode 3. Calon Suami Livia
4 Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5 Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6 Episode 6. Memeluk Hot Man
7 Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8 Episode 8. VISUAL
9 Episode 9. Ferdi Jual Diri
10 Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11 Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12 Episode 12. Permintaan M*ksiat
13 Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14 Episode 14. Tiga Ronde
15 Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16 Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17 Episode 17. So Sweet
18 Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19 Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20 Episode 20. Di Kamar Mandi
21 Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22 Episode 22. Dipaksa Menikah
23 Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24 Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25 Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26 Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27 Episode 27. Takut Perih
28 Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29 Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30 Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31 Episode 31. Romantis Di Cirebon
32 Episode 32. Ular Di Ranjang
33 Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34 Episode 34. Rejeki Besar
35 Episode 35. The Sweetest Gift
36 Episode 36. Romantic Night
37 Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38 Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39 Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40 Episode 40. Dua Garis Biru
41 Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42 Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43 Episode 43. Kemal Wan Basar
44 Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45 Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46 episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47 Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48 Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49 Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50 Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51 Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52 Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53 Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54 Episode 54. Diajak Ke Lampung
55 Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56 Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57 Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58 Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59 Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60 Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61 Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62 Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63 Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64 Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65 Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66 Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67 Episode 67. Ira Ditangkap
68 Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69 Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Episode 1. He's A Real Hot Man
2
Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3
Episode 3. Calon Suami Livia
4
Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5
Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6
Episode 6. Memeluk Hot Man
7
Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8
Episode 8. VISUAL
9
Episode 9. Ferdi Jual Diri
10
Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11
Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12
Episode 12. Permintaan M*ksiat
13
Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14
Episode 14. Tiga Ronde
15
Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16
Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17
Episode 17. So Sweet
18
Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19
Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20
Episode 20. Di Kamar Mandi
21
Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22
Episode 22. Dipaksa Menikah
23
Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24
Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25
Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26
Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27
Episode 27. Takut Perih
28
Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29
Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30
Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31
Episode 31. Romantis Di Cirebon
32
Episode 32. Ular Di Ranjang
33
Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34
Episode 34. Rejeki Besar
35
Episode 35. The Sweetest Gift
36
Episode 36. Romantic Night
37
Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38
Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39
Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40
Episode 40. Dua Garis Biru
41
Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42
Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43
Episode 43. Kemal Wan Basar
44
Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45
Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46
episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47
Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48
Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49
Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50
Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51
Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52
Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53
Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54
Episode 54. Diajak Ke Lampung
55
Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56
Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57
Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58
Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59
Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60
Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61
Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62
Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63
Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64
Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65
Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66
Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67
Episode 67. Ira Ditangkap
68
Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69
Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!