Episode 17. So Sweet

Pak Salman, bapak tiri Livia, tertawa  puas melihat gadis itu tak sadarkan diri.

“Ha ha ha ha ha. Anak yang cantik. Masih peraw*n pula. Aku bisa dapat uang banyak dengan menjualmu ke sindikat perdagangan wanita di luar negeri.” Seringai jahat membingkai wajah culasnya.

Lantas lelaki itu merapikan  seat belt di tubuh Livia. Dirapikannya juga posisi duduk Livia seolah gadis itu nyaman bersandar ke bangku mobil. Dilihat dari luar, orang akan mengira Livia hanya sedang tidur pulas di mobil.

Pak Salman hendak menyalakan mesin mobil kembali. Tiba-tiba terdengar bunyi dering hand phone. Pak Salman tau itu bukan nada dering hand phonenya. Itu adalah bunyi hand phone Livia yang berada di dalam tas.

Hendak diabaikannya  dering itu. Tapi hand phone terus berbunyi. Semakin diabaikannya, bunyi hand phone terus terdengar.

“Brengsek! Mungkin teman Via  yang nelpon!” Lelaki itu segera mengambil hand phone  di dalam tas Livia.  Ia langsung menekan logo telpon berwarna merah di layar. Menolak menerima telpon yang masuk.

Di jalan Norman tersentak. Barusan Ia  yang menepon Livia. Ia heran kenapa Livia menolak menerima telponnya? Sebelumnya Norman juga kirim pesan whats app ke Livia. Menanyakan apakah Livia baik-baik saja di dalam mobil bapak tirinya? Pesan itu terkirim. Tapi tidak dibaca Livia. Boro-boro dibalas.

Hati Norman dipenuhi prasangka buruk. Melihat penampilan dan cara bicara Bapak tiri Livia saat bertemu tadi Norman langsung tau bahwa lelaki itu orang brengsek. Tipe lelaki yang banyak beredar di tempat hiburan malam untuk mencari kepuasan dari wanita yang bisa ditidurinya.

Saat mobil bapak tiri Livia meninggalkan tempat kos, Norman mengawasi dari ujung sebuah  jalan sepi. Ia diam diam mengikuti mobil itu dari jauh dengan motornya. Prasangka buruk mendera Norman melihat mobil itu berhenti di dekat sebuah komplek ruko yang sepi. Itu sebabnya Norman tadi  menelpon Livia.

BRRMMM! Pak Salman menyalakan mesin mobil kembali. Lantas ia berkonsentrasi di belakang setir. Mobilnya melaju meninggalkan ruko.

BRRRMMM! Motor Norman melaju di jalan. Ia mengejar mobil Pak Salman yang pergi.

Tadinya Pak Salman nyetir dengan ekspresi santai  saja meski ngebut. Namun ia menengok spion dan kaget melihat ada motor di belakang melaju mengejar mobilnya.

“Siapa orang itu?!” Pak Salman curiga. Ia mengingat-ingat. “Sialan anak ini!” Pak Salman akhirnya ingat  bahwa lelaki di motor adalah teman  yang mengantar Livia pulang ke rumah kos.

Dengan gesit Pak Salman menambah kecepatan.  Mobilnya pun melaju kencang membelah jalan raya.

Namun, Norman  jago naik motor. Ia tak kalah gesit ngebut mengejar mobil yang melaju.

Jangan salahkan kota Jakarta jika selalu macet. Di lampu merah depan mobil-mobil berjalan pelan. Mobil yang dikendarai pak Salman  ikut  terhambat lajunya. Mobil itu semakin melambat mendekati lampu merah.

BRRRMM! Dengan lincah motor Norman berhasil mengejar mobil Pak Salman. Ia bahkan melaju di depan.

DEGGGG!  Kaget Norman kala menoleh ke  mobil. Di samping Pak Salman yang menyetir ada Livia seolah tertidur di bangkunya.

“Kunyuk!” Maki Norman. Ia lega kala mobil Pak Salman terpaksa berhenti di lampu merah. Segera Norman berhenti di jalan.  Dipinggirkannya motor ke trotoar.

BUUUKK! BUUUKK! BUUUKKKK! Norman memukuli kaca mobil. ia melotot galak ke arah Pak Salman di dalam mobil!

“Turunkan Livia!” Teriaknya galak sambil menunjuk gadis  sebelah pak Salman.

Tadinya pak Salman tak mau menggubris permintaan Norman. Dibiarkannya saja Norman berteriak-teriak geram sambil memukul-mukul kaca mobilnya. Orang-orang di kendaraan atau yang lewat di pinggir jalan memperhatikan tingkah Norman dan Pak Salman.

Norman mendekati jendela mobil di samping Pak Salman. DDUUGGG!! Toba-tiba Norman meninju kaca mobil di sebelah Pak Salman dengan sangat keras. Kaca itu sampai retak, meski tak pecah. Tapi tangan Norman sempat memar dan terluka.

Norman berusaha tak perduli meski tangannya sakit. Sambil meringis kesakitan  ia berteriak geram ke Pak Salman.

“Buka pintu mobil! Turunkan Livia! Atau saya suruh semua orang disini menangkap Bapak?!”

Orang-orang di jalan memperhatikan mereka. Pak Salman tau, ia tak punya pilihan lain. Segera dibukanya kaca mobil di sebelah Livia dengan menekan sebuah tombol pembuka otomatis yang terletak di dekat tangan kanannya.

Norman segera ke arah samping Livia. Membuka pintu dan membangunkan gadis itu.

“Via..! Viaa…! Banguun, Via…!”

Tapi gadis itu tak menyahut. Ia masih dalam keadaan tak sadarkan diri.

“Setan lo! Lo ngebius Via?!” Norman memaki Pak Salman.

Lelaki itu tak menjawab. Malah bersiap  melajukan mobil lagi karena lampu jalan sudah menyala kuning.  Sebentar lagi lampu hijau berkedip dan mobil akan melaju cepat.

Norman sadar ia hanya punya waktu beberapa detik. Sigap ia melepaskan tubuh Livia dari seat belt. Lalu ditariknya tubuh Livia turun dari mobil ke trotoar. Disambarnya pula tas gadis itu.

Lampu lalu lintas menyala hijau! BRRRMMMM! Mobil Pak Salman melaju mengikuti mobil lain yang  meninggalkan lampu merah.

"Setan lo!" Norman memaki sambil menatap mobil Pak Salman yang berlalu.

Livia masih tak sadarkan diri di pinggir jalan. Beberapa orang merubung memperhatikan gadis itu. kembali Norman mencoba membangunkan Livia,.

“Via, bangun Via…! Banguunn….!”

Tapi Livia masih belum juga sadar.

“Sepertinya dia dibius….” Kata seorang lelaki yang ikut merubung. “Kalau dibius, dia memang gak langsung sadar. Butuh waktu sampai dia bisa sadar lagi….”

*

“Via… Yeiy kenapa Via sayang? Siapakah lelaki durjana yang sudah meraja lela membuat dirimu tersiksa tak berdaya?” Ira khawatir menatap Via. "Katakanlah pada eike Cyyinn. Katakanlah, katakan hai katakan..."

“Via, lo kenapa? Hu hu hu.. Via…?” Kiki menangis.

Kedua orang itu ditambah Norman dan Bu Hartini menatap Livia yang masih berbaring lemas di kamar kosnya. Livia sudah sadar namun kepalanya masih pusing dan berat.

“Kenapa gue disini?” Livia mencoba mengingat apa yang terjadi.

“Yeiy dijahatin Norman si lelaki durjana terus dibawa bapak tiri yeiy.” Jelas ira.

“Terbalik, setan!” Kata Kiki.

Norman  melotot ke Ira.

“Aih, iya terbalik. Mungkin karena Ira hari ini pake CD warna pink berenda kayak punya Kiki. Ira ralat deh ah.  Via mau dijahatin Bapak tiri yeiy si lelaki durjana tiada tara, terus ditolongin Norman. Gitu Via.”

Livia menatap Norman. Mulai ingat apa yang terjadi. “Terus  dimana Bapak tiri gue?”

“Gak tau. Dia pergi. Gue gak sempat ngurusin dia.  Gue tadi khawatirin lo karena lo belum sadar!” Jujur Norman. “Gue harus nyelamatin lo lebih dulu!”

Ira menoleh ke Norman. “Aih, so sweeet... Yeiy meski kasar gahar sangar liar ternyata perhatian juga ya ke Via?”

Livia menyadari kebenaran kata-kata Ira.

“Cuma kebetulan. Kebetulan aja gue masih di jalan. Kebetulan juga gue bisa nolong.” Norman berkata netral. Soalnya Kiki ikut menatap terpesona kepada Norman. “Siapa pun orangnya, kalo ada cewek yang mesti dia selamatkan pasti dia mau menyelamatkan cewek itu.”

*

“Hu hu hu hu. Hand phone ibu diambil Salman.” Tangis Ibunya Livia di Cirebon. “Sekarang ibu belum punya hand phone lagi. Salman sudah seminggu pergi dari rumah. Dia bilang mau menceraikan ibu….”

Livia terenyuh. Tadi ia menelpon Ninis, tetangganya.  Kini ia bisa bicara dengan ibunya yang meminjam hand phone Ninis. “Lelaki seperti itu memang lebih bagus dibuang ke laut, Bu!” kata Livia kesal. “Dia tadi membius Via, pasti karena ada niat jahat.”

“Iya, Via. Salman tahun lalu ditangkap polisi karena perdagangan wanita. Dia membawa  perempuan  dari kampung-kampung dekat sini. Pura-pura diminta kerja di luar negeri. Padahal dijualnya ke sindikat perempuan penghibur.”

“Untung Via selamat...." Via bergidik. "Hati-hati ke dia, Bu. Kalau dia berani pulang, ibu laporin aja dia ke polisi biar dia masuk penjara!”

“Iya, Via. Ibu malah mikir, biar ibu yang ngajuin cerai. Ibu sudah gak mau ada hubungan lagi dengan lelaki jahat itu!”

Agak tenang Livia setelah bisa menelpon  ibunya. Itu sebabnya malam ini ia mau diajak Norman makan di sebuah restoran yang indah dan romantis dengan taman yang cantik.

‘“Makasih banyak. Kalau gak ada kamu mungkin aku sudah celaka.” Kata Livia tulus. Ia menatap mata Norman.

Tatapan Livia membuat Norman terpukau. Norman melihat sosok Livia yang lain. Biasanya Livia berani dan rada jutek padanya. Kini Livia  berubah menjadi sosok manis yang wajib dilindunginya. Gadis ini terlihat cantik dan lembut di mata Norman. Jauh berbeda dengan gadis-gadis atau perempuan lain yang pernah singgah di pelukannya.

Ah, sungguh Norman ingin memeluk perempuan ini.

Restoran bersuasana kebun itu mempunya taman yang indah. Tak banyak pengunjung  yang datang. Meja tempat Norman dan Livia makan pun agak terlindung di balik pot-pot tanaman hias yang segar.

Livia terkesima kala Norman bangkit dari duduk\, berdiri  mendekatinya dan tiba-tiba memeluknya. Lalu lelaki itu mendekatkan wajahnya. Bib*rnya menyentuh b*bir Livia dengan lembut. Memberikan kehangatan yang manis namun bergelora.

Tanpa sadar Livia membalas kecup*n itu sambil memejamkan mata.…

BERSAMBUNG

 Hallo readers. Maafkan author karena baru bisa up baru lagi hari ini. Harap maklum author sedang menulis skenario Jodoh Wasiat Bapak 2 yang tayang setiap hari jam 9 malam di ANTV. Jangan lupa nonton sinetron itu ya. Reader juga boleh kasih LIKE, VOTE dan KOMEN kalau suka cerita ini.

Sambil menunggu up episode baru, Reader juga bisa mampir membaca buku Fresh Nazar lainnya di Noveltoon.

1. TERPAKSA MENIKAHI BIG BOSS

(tamat, ceritanya super seru dan lucu)

2. ISTRI YANG TERSIKSA

(tamat, novel yang banyak adegan dewasa  dan rada gokil)

3. BABY MY LOVE

(segera tamat,  ceritanya seru dan gila, lucu pake banget)

Happy reading. Semoga sehat, bahagia dan berlimpah rejeki buat pembaca semua.

 

Terpopuler

Comments

weny

weny

lgsg nyosor tu

2021-05-20

0

ALMOZA KITA

ALMOZA KITA

waduuhh udah main sosor aje bang😄😄

2021-04-23

0

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

awwwww adyaahhhh lgsg aja disosor beb

2021-04-19

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. He's A Real Hot Man
2 Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3 Episode 3. Calon Suami Livia
4 Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5 Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6 Episode 6. Memeluk Hot Man
7 Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8 Episode 8. VISUAL
9 Episode 9. Ferdi Jual Diri
10 Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11 Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12 Episode 12. Permintaan M*ksiat
13 Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14 Episode 14. Tiga Ronde
15 Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16 Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17 Episode 17. So Sweet
18 Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19 Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20 Episode 20. Di Kamar Mandi
21 Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22 Episode 22. Dipaksa Menikah
23 Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24 Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25 Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26 Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27 Episode 27. Takut Perih
28 Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29 Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30 Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31 Episode 31. Romantis Di Cirebon
32 Episode 32. Ular Di Ranjang
33 Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34 Episode 34. Rejeki Besar
35 Episode 35. The Sweetest Gift
36 Episode 36. Romantic Night
37 Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38 Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39 Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40 Episode 40. Dua Garis Biru
41 Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42 Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43 Episode 43. Kemal Wan Basar
44 Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45 Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46 episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47 Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48 Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49 Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50 Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51 Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52 Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53 Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54 Episode 54. Diajak Ke Lampung
55 Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56 Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57 Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58 Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59 Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60 Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61 Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62 Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63 Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64 Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65 Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66 Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67 Episode 67. Ira Ditangkap
68 Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69 Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Episode 1. He's A Real Hot Man
2
Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3
Episode 3. Calon Suami Livia
4
Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5
Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6
Episode 6. Memeluk Hot Man
7
Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8
Episode 8. VISUAL
9
Episode 9. Ferdi Jual Diri
10
Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11
Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12
Episode 12. Permintaan M*ksiat
13
Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14
Episode 14. Tiga Ronde
15
Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16
Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17
Episode 17. So Sweet
18
Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19
Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20
Episode 20. Di Kamar Mandi
21
Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22
Episode 22. Dipaksa Menikah
23
Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24
Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25
Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26
Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27
Episode 27. Takut Perih
28
Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29
Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30
Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31
Episode 31. Romantis Di Cirebon
32
Episode 32. Ular Di Ranjang
33
Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34
Episode 34. Rejeki Besar
35
Episode 35. The Sweetest Gift
36
Episode 36. Romantic Night
37
Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38
Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39
Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40
Episode 40. Dua Garis Biru
41
Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42
Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43
Episode 43. Kemal Wan Basar
44
Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45
Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46
episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47
Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48
Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49
Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50
Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51
Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52
Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53
Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54
Episode 54. Diajak Ke Lampung
55
Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56
Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57
Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58
Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59
Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60
Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61
Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62
Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63
Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64
Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65
Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66
Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67
Episode 67. Ira Ditangkap
68
Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69
Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!