Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?

Kehangatan itu berlanjut. Norman sudah ahli dalam melakukan itu. Bibirnya mencecah lembut  bibir Livia. M*magut terus menerus.

Livia bukan seorang perempuan yang pandai dalam hal demikian. Tapi urusan keahlian dan kepandaian ternyata kalah oleh perasaan. Yang terjadi pada Livia saat itu ia suka dan menikmati apa yang dilakukan Norman. Gejolak bawah sadarnya membiarkan Norman melakukan itu karena tak bisa dipungkiri ada bagian dari jiwanya yang menyambut  kehangatan itu dengan bergairah. Tubuh Livia pun seolah terbakar kehangatan. Ia lanjut membalas apa yang dilakukan Norman.

Lalu tangan Norman beraksi ke tubuh gadis itu. Livia memejamkan mata. Tak sadar membiarkan Norman melakukannya.

“Auuuwww. Ini sih adegan 18 plus plus deh ah.” Sebuah suara terpekik.

“Seru, cyiiinn… Lanjutkan!”

“Ow, ow. Eike terbakar nafsu deh lihatnya.”

“Aihhh. Kenapa berhenti?”

DEEGG! Norman dan Livia berhenti melakukan aksi mereka. Kaget keduanya menoleh. Ternyata ada Irawan dan 3 lelaki temannya datang ke restoran itu. Rupanya mereka sedang mencari meja hendak makan dan melihat Norman serta Livia berci*man mesra.

“Kacrut! Ngapain lo ganggu gue?!” Norman melotot ke Irawan. “Pake bawa rombongan lenong lagi!”

“Aih. Siapa yang ganggu deh ah?!” Irawan kesal. “Tak sudi tak sudi tak sudi Ira dibilang ngeganggu. Ira sama teman-teman mau makan disini. Emang gak boleh?!”

“Kami bukan rombongan lenong!” Sungut seorang teman Ira.

“Kami adalah Sweet Boys! Group dancer terkenal dunia akhirat.”

Norman males banget mendengar mereka bicara. Tapi mahluk-mahluk itu malah memperkenalkan diri.

“Selamat bertemu dengan personil Sweet Boys. Nama eike, Ika.”

“Nama eike, Ita.”

“Nama eike, Ida.”

“Dan eike mestinya gak usah dikenalin lagi deh ah. Nama eike, Ira. Yang paling manis tapi paling beracun di group Sweet Boys.”

“Bukan hanya disukai manusia. Banyak setan dan iblis menyukai Sweet Boys, group dancer ternama!” Tambah ika dengan gemulai.

Norman mau muntah  mendengar mereka memperkenalkan diri. “Masa bodo!” Norman jengkel menatap  teman-teman Ira. “Gue gak nanya dan gak pengen tau kumpulan keong racun!”

Livia pernah ketemu dengan teman-teman Irawan ini karena  pernah dikenalin saat mereka pernah menjemput Ira di kampus. Livia sudah berapa kali ngobrol dengan mereka. Jadi Livia kenal dengan mahluk-mahluk manis asem asin ini.

“Hai Ika, Ida, Ira,   Ita…” Livia kasih tangan ke mereka sebagai say hi.

“Hai juga Via.” Kata Ida. “Ternyata yeiy pacaran sama Hot Man ya?”

DEEGG! Livia kaget ditanya begitu.

“Ah, enggak.” Livia menatap Norman dengan gak enak hati. “Kami cuma teman.” Buru-buru livia menjelaskan ke Sweet Boys.

“Dengan kemesraan seperti tadi yang membuat bunga-bunga seperti kami tersipu malu? Ita gak percaya meski yeiy  bilang dia bukan pacar yeiy?”

“Bener katamu wahai Ita sang bunga bangkai.” Sahut dancer lainnya. “Sudah pasti mereka ini berpacaran!”

“Eike setuju ucapanmu wahai Ika sang bunga berduri.” Kata dancer lainnya. “Tentulah wanita dan pria di depan kita ini memadu kasih.”

“Setuju dengan ucapanmu wahai Ida sang bunga pasir.” Tambah lainnya.

“Aih, kok eike dibilang bunga pasir? Bunga pasir mah eek kucing kali ah.”

“Ngomong apa sih kalian ini? Pergi! Pergi lo semua!” Norman kesal. “Ganggu orang aja!  Gue pengen makan! Sana pergi lo semua!”

“Aih kita diusir.” Ita cemberut.

“Cepat pergi lo semua! Atau mau gue hajar?!” Norman melotot.

“Aih, ogah eike kalo dihajar. Kalau dibelai-belai belalai eike mau!”

“Eike juga mau dibelai-belai belalai.”

“Gue siram  juga lo pada!”Norman mengambil gelas berisi jus jeruk di depannya. Siap disiramkan ke para mahluk gak jelas itu.

“Aihh, kabuur, cyinn!” Ira terpekik. “Mari kawan-kawan para peri bunga. Selamatkan diri kalian masing-masing!”

“Cap cuuuss, cyyiinn…!” Lantas keempat orang itu berlarian dengan kemayu melarikan diri ke neraka, eh melarikan diri ke bagian lain restoran.

Livia memperhatikan Ira dan kawan-kawan pergi tanpa komentar.

“Resek mereka!” Norman bersungut. “Enggak bisa lihat orang asik apa?! Pake diganggu segala.”

Livia menunduk. Wajahnya memerah.  “Mereka gak salah. Kita yang salah.”

“Kok kita yang salah?” Norman menatap Livia dengan pandangan menyelidik. Seolah mencari jawaban di mata gadis itu.

“Karena kita gak pantas melakukan tadi di tempat umum.” Livia mengusap bibirnya pake tisu. Seperti  hendak menghapus bekas bibir Norman yang  mampir cukup lama di tempat itu. Entah kenapa kehangatan bibir Norman seolah masih terasa menempel disitu.

“Maaafin, gue.” Norman berkata lembut. Cara bicaranya membuat hati Livia bergetar. “Gue yang terbawa suasana sampe gak sadar nyium lo. Mestinya gue bisa nahan diri.”

“Gak apa. Gue juga gak sadar sampai membiarkan lo melakukan itu.” Livia mencoba memaksakan diri tersenyum. Padahal senyumnya  jelek banget karena terpaksa. Suara Livia pahit. “Gue lupa lo udah punya pacar.”

DEEGG! Norman kaget livia bilang demikian.

“Pacar? Siapa pacar gue?!” Suara Norman kayak mau ketawa.

Livia berjengit. “Pake nanya lagi. Ya Meli lah Semua orang di kampus tau kalo lo pacaran sama Meli.” Suaranya dibuat melunak agar tak terkesan cemburu.

Norman tertawa beneran. “Oh, si Meli?” Norman garuk-garuk kepala. “Gimana ya? Jadi bingung gue ngejelasinnya. Tapi yang jelas, Gue kasih tau lo! Meli bukan pacar gue!”

“Whaat??!” Livia kaget beneran. Ganti dia yang menatap Norman dengan pandangan menyelidik. “Lo gak usah ngeles lah. Lo sama Meli kemana-mana berdua sampe dibilang pasangan paling hot di kampus. Semua orang di kampus tau kalian pacaran. Kenapa lo tiba-tiba gak ngaku  Meli pacar lo?”

“Ya karena gue sama Meli emang gak pacaran!” Tandas Norman.

Livia semakin bingung.

Norman senyum kecil. “Entar deh. Kapan-kapan gue ceritain ke lo. Tapi gak sekarang.”

Sebenarnya  Livia kepo mendengar itu. Pengen tahu pake banget kenapa Norman bilang Meli bukan pacarnya. Tapi sikap Norman menunjukkan keengganan lelaki itu untuk bercerita lebih banyak.

“Chicken cordon bleu lo udah dingin.” Norman menunjuk hidangan di piring di depan Livia. “Makanlah. Kurang enak kalo ayamnya sudah dingin.”

Livia pun menyantap ayam yang diolah gurih itu. “Masih enak kok ayamnya….” Ia mengunyah pelan sambil masih memikirkan kalimat Norman yang sebelumnya.

Apa benar Norman dan Meli enggak berpacaran?

*

“Yang bener lo, Ra?” Kiki menatap Ira.

Pagi di hari senin itu, Kiki dan Ira ada di pojokan kiri depan gedung A. Di dekat taman. Sedang ngobrol sambil menunggu jam masuk kuliah yang masih 20 menit lagi. Meski masih pagi tapi sudah cukup banyak mahasiswa seliweran di kampus.

“Bener, Ki. Masa Ira bohong.” Tandas Ira. “Bukan cuma Ira yang lihat Norman c*uman terus grepe-grepein Via. Teman-teman Ira para peri bunga lihat semua. Hot banget deh Ki adegannya. Rahim Ira sampe cenat-cenut lihat mereka terpacu nafsu. Terus si Vianya juga kayak nikmatin banget gitu, Ki.”

“Woww.” Suara Kiki  aneh. “Asli gue  kagum bercampur jealous kalo gini. Bisa-bisanya Norman mesra  berani grepe-grepein Via.”

“Norman gak bakal keasikan main grepe kalo Vianya nolak kan Ki? Ira yakin Vianya juga  suka deh. Mereka sama sama suka,  saling suka. Suka suka saling mesra.”

“Wuiihh. Sebenarnya gue emang curiga si Via suka sama Norman. Makanya si Via suka  Norman grepe-grepein dia!” Kiki mengambil kesimpulan sendiri.

DOEENGG! Sebuah tangan tiba-tiba terjulur ke arah kepala Kiki dan mendorongnya. Kaget Kiki  karena tangan itu  mendorong keras membuatnya nyaris tersungkur.

“Lo ngomong apa kesemek busuk?!” Sebuah suara jutek terdengar.

Kiki dan Ira menoleh. Ada cewek membusungkan dadanya di depan mereka.

Kiki menghela nafas. Gak suka melihat siapa yang datang.

“Gue tanya sama lo  gendut!” Cewek itu melotot ke Kiki. “Siapa yang grepe-grepein si Via?!”

“Si Nor….” Kiki mau nyaut tapi gak diterusin. “Gak tau ah, Kiki juga cuma dengar cerita.”

“Eike juga gak tau.” Ira mengangkat kedua tangan. "Jangan tanya eike soal itu." Ira takut cewek di depannya marah. “Ayo, Ki. Lebih baik kita pergi dari singa betina buas ini. Dari pada  diterkam singa, lebih baik Ira diterkam buaya. Apalagi buaya darat.”

Buru-buru Kiki dan Ira pergi meninggalkan cewek berdada besar itu. Si cewek gemuruh dadanya menahan amarah.

Kiki dan Ira terus jalan ke bagian depan dekat lobby gedung A.

Dari arah gerbang kampus terlihat sebuah motor muncul. Motor memperlambat lajunya lantas berhenti di depan gedung A. Tampak Norman dan Livia berboncengan di motor itu. Livia lantas turun dari motor Norman. ia menatap manis ke Norman.

Ada mata yang melotot ganas melihat Livia turun dari motor itu.

Kiki menoleh. Ia mencolek Ira. “Si Meli ngelihat Via dibonceng Norman…”

“Aihhh…” Irawan terpekik. “Bakal terjadi pertarungan seru ini. Akan terjadi kekacauan di kampus kita.… Ya  Tuhan selamatkan hambaMu yang indah  ini dari kekacauan yang akan timbul jika singa betina itu menyerang Via.”

BERSAMBUNG….

Hallo readers semuanya. Maafin lagi author ya karena baru bisa up episode baru  hari ini. Maklumlah author sedang menulis skenario Jodoh Wasiat Bapak 2 yang tayang setiap hari jam 9 malam di ANTV.  Jangan lupa nonton sinetron itu ya.

Oh, iya. Hampir lupa.  Reader juga boleh kasih LIKE, VOTE dan KOMEN kalau suka cerita ini.

Sambil menunggu up episode baru, Reader juga bisa mampir membaca buku Fresh Nazar lainnya di Noveltoon.

1. TERPAKSA MENIKAHI BIG BOSS

(tamat, ceritanya super seru dan lucu)

2. ISTRI YANG TERSIKSA

(tamat, novel yang banyak adegan dewasa  dan rada gokil)

3. BABY MY LOVE

(tamat,  ceritanya seru dan gila, lucu pake banget)

 Happy reading. Semoga sehat, bahagia dan berlimpah rejeki buat pembaca karya Fresh Nazar semua.

Terpopuler

Comments

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

herman deh ira dimna2 ada wkkwk jengkel2 dah si norma

2021-04-19

0

Bagus Effendik

Bagus Effendik

novel T O H dan Novel Rudi & Rindu

hadir kembali pak maaf telat

2021-03-31

0

Sang Dewi

Sang Dewi

dua like balasan hihi

2021-03-24

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. He's A Real Hot Man
2 Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3 Episode 3. Calon Suami Livia
4 Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5 Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6 Episode 6. Memeluk Hot Man
7 Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8 Episode 8. VISUAL
9 Episode 9. Ferdi Jual Diri
10 Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11 Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12 Episode 12. Permintaan M*ksiat
13 Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14 Episode 14. Tiga Ronde
15 Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16 Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17 Episode 17. So Sweet
18 Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19 Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20 Episode 20. Di Kamar Mandi
21 Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22 Episode 22. Dipaksa Menikah
23 Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24 Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25 Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26 Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27 Episode 27. Takut Perih
28 Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29 Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30 Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31 Episode 31. Romantis Di Cirebon
32 Episode 32. Ular Di Ranjang
33 Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34 Episode 34. Rejeki Besar
35 Episode 35. The Sweetest Gift
36 Episode 36. Romantic Night
37 Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38 Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39 Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40 Episode 40. Dua Garis Biru
41 Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42 Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43 Episode 43. Kemal Wan Basar
44 Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45 Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46 episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47 Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48 Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49 Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50 Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51 Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52 Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53 Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54 Episode 54. Diajak Ke Lampung
55 Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56 Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57 Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58 Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59 Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60 Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61 Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62 Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63 Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64 Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65 Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66 Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67 Episode 67. Ira Ditangkap
68 Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69 Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Episode 1. He's A Real Hot Man
2
Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3
Episode 3. Calon Suami Livia
4
Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5
Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6
Episode 6. Memeluk Hot Man
7
Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8
Episode 8. VISUAL
9
Episode 9. Ferdi Jual Diri
10
Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11
Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12
Episode 12. Permintaan M*ksiat
13
Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14
Episode 14. Tiga Ronde
15
Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16
Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17
Episode 17. So Sweet
18
Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19
Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20
Episode 20. Di Kamar Mandi
21
Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22
Episode 22. Dipaksa Menikah
23
Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24
Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25
Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26
Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27
Episode 27. Takut Perih
28
Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29
Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30
Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31
Episode 31. Romantis Di Cirebon
32
Episode 32. Ular Di Ranjang
33
Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34
Episode 34. Rejeki Besar
35
Episode 35. The Sweetest Gift
36
Episode 36. Romantic Night
37
Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38
Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39
Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40
Episode 40. Dua Garis Biru
41
Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42
Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43
Episode 43. Kemal Wan Basar
44
Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45
Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46
episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47
Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48
Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49
Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50
Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51
Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52
Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53
Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54
Episode 54. Diajak Ke Lampung
55
Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56
Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57
Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58
Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59
Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60
Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61
Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62
Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63
Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64
Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65
Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66
Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67
Episode 67. Ira Ditangkap
68
Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69
Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!