Norman terperangah. Ia menatap perempuan berkaca mata di depannya. “Maksud ibu?”
Bu Lu Nakal Niya, eh salah tulis, Bu Luna Kalniya membetulkan posisi baju depannya yang mendadak terasa sesak. Ia senyum menatap Norman. “Kayak kamu gak ngerti aja.”
Norman terdiam.
“Sekarang terserah kamu. Kalau mau dilulusin bab 1 sampe bab 3 nya ya itu syarat dari saya. Kalau mau menunggu satu semester lagi juga gak apa.” Santuy tapi bernada ancaman ucapan sang dosen.
Serba salah Norman mendengar. Lelaki bertubuh tegap itu berpikir.
Bu Luna Kalniya mengusap bahu Norman. Meremas otot besar tegap itu dengan gemas. “Saya gak punya waktu lama cuma ngurusin kamu lho. Mahasiswa bimbingan saya banyak. Saya juga mau ngajar.”
“Ngg… syaratnya apa tadi, Bu?” Norman tersentak. Ia memegang hand phonenya dengan gelisah.
”Kamu harus bikin seribu candi dalam semalam!” Bu Luna Kalniya mendadak jutek. “Dikira saya Roro Jongrang apa! Kalau mau saya lulusin bab 1 sampe bab 3 skripsimu, kamu harus mau tidur sama saya. Kalau enggak, silakan keluar dari ruangan ini!” Bu Luna jengkel menunjuk pintu ruangannya.
Masih resah memegang hand phonenya, Norman menatap sang dosen. Ia baru memperhatikan. Sebenarnya Bu Luna Kalniya manis juga... kalau dikasih gula. Wajah bu dosen ini gak jelek. Bibirnya kecil tapi penuh. Matanya indah di balik kaca mata jeleknya. Rambutnya indah dan bergaya. Cuma ya itu. Bodynya yang super besar bikin Norman ilfil. Tentu enak makan paket super besar di resto fast food. tapi bukan super besar yang ini.
“Jadi gimana kalau saya mau tidur sama Ibu?” Norman nanya lagi.
“Kamu dapat ACC saya. Kamu bisa memulai penelitian kamu. dan kita bisa sama-sama senang.” Bu Luna Kalniya senyum manis, semanis madu palsu dicampur air gula aren.
“Oke. Kalau itu syaratnya.” Norman mengangguk. “Saya mau tidur sama ibu..!”
Berser-seri wajah Bu Luna Kalniya mendengar itu. Dikecupnya pipi Norman.
“Gak salah para mahasiswa cewek dan para emak-emak yang kerja di kampus ini bilang kamu Hot Man On Campus. Kamu sudah bikin saya termehek-mehek waktu tau kamu adalah mahasiswa bimbingan saya. Cuma melihat kamu jalan aja dada saya bergetar lho.”
Sebenarnya Norman ingin mendorong Bu Luna agar menjauh darinya usai mengecup pipinya. Tapi ia belagak sopan. “Bisa ibu tanda tangan dan ngasih ACC bab 1 sampai bab 3 saya sekarang?”
“Oh, bisa. Buat kamu, apa sih yang gak bisa?” Bu Luna kembali ke bangkunya. Dengan gesit membubuhkan tanda tangan dan tulisan ACC diimbuhi namanya dan tanggal hari ini di Bab 3 skripsi Norman.
Norman menatap yang dilakukan dosennya dengan perasaan lega. Ia diam-diam menekan-nekan layar hand phonenya yang masih dipegangnya. Lantas Norman mengantungi kembali hand phone itu.
Skripsi Norman sudah ditanda tangani dan sudah di ACC ibu dosen. Perempuan itu memegang skripsi sambil senyum manis. Sikapnya mau menyerahkan skripsi tapi sambil mau bicara ke Norman.
Norman paham apa yang hendak dikatakan Bu Luna. Segera ia menyergah. “Terima kasih, Bu Luna sudah ACC bab 3 saya.” Norman mengambil skripsi itu. Lantas buru-buru keluar dari ruangan sang dosen.
“Hei, saya masih mau ngomong." Bu Luna teriak. "Kita enaknya tidur dimana? Di hotel? Atau dimana?”
Norman tak menjawab. Ia sudah membuka pintu dan keluar dari ruangan.
Bu Luna Kalniya memburu Norman. Ia keluar dari ruangannya.
“Norman..! Kamu lebih suka…” Bu Luna Kalniya urung menyelesaikan ucapannya. Ia melihat Norman di depan ruangannya bersama Meli.
“Met siang, Bu Luna.” Meli tersenyum, mengangguk ke sang dosen.
“Siang.” Bu Luna menjawab singkat. Ia masih mau bicara ke Norman, tapi melihat lelaki itu ditempel Meli, Bu Luna mengurungkan niatnya.
“Ayo.” Norman menarik Meli menjauh.
“Emang skripsi lo sudah di ACC?” Meli nanya.
“Sudah.” Kalimat Norman menunjukkan ia ingin segera pergi dari situ. “Yuk, cabut.”
Meli rada heran menatap Bu Luna. Bu Luna diam saja. Namun melihat Norman sudah pergi, Meli segera mengikuti Norman yang sudah jalan duluan. “Tunggu, wooii..” Meli mengjar Norman.
Bu Luna senyum kecil. Ia membetulkan bagian depan behanya dengan tangannya lalu kembali masuk ke dalam ruangannya.
*
“Gila! Jadi dia pengen tidur sama lo?” Meli terbelalak.
“Iya.” Sahut Norman pendek.
“Terus lo bilang iya biar dia ACC skripsi lo?”
“Yup.”
DEEGG! Meli kecewa. “Yang bener aja lo mau tidur sama buntelan kentut kayak gitu? Kalau dikempesin tuh badannya si Nakal Ni Ya, isinya cuma angin. Tidur sama dia lo berasa nyangkut di perahu karet Tim SAR buat nyelamatin korban banjir.”
Norman senyum aja.
“Amit-amit tuh dosen! Gak tau malu ngajak lo tidur!” Bibir Meli mencibir. “Lo tau gak? Bu Luna itu nafsuan! Bisa-bisa dia minta tidur beberapa kali sampe skripsi lo kelar.”
Santai saja Norman mendengar itu.
Meli jadi gemas. “Lo kok anteng aja diajak tidur sama kuda nil?”
“Tenang.” Norman merogoh kantung celana. lalu menunjukkan hand phonenya. “Gue punya kartu As. Gue sudah pegang kartunya. Bu Luna gak bisa semena-mena sama gue!”
Terbelalak Meli menatap Norman yang memegang hand phone sambil senyum percaya diri.
“Gue bukan orang bego.” Norman berkata santuy. “Terserah aja kalo Bu Luna ngira dia bisa tidur sama gue!”
*
“Aihhh, Ira pengen banget tidur.”
“Lagian lo gimana sih?” Kiki menatap Irawan. “Masa tidur waktu Bu Wati ngasih kuliah?! Untung lo gak ditimpuk dia pake pulpen!”
“Ira kan jadwalnya padet Ki berapa hari ini. Bener-bener padet banget repet peret seret.” Irawan masih ngantuk. “Dua hari lalu Ira syuting di Anyer jadi penari latarnya Cika Cikarang, buat video clip barunya. Kemarin siang latihan nari buat persiapan konser dangdut Imul Burungdara. Tadi malam nari lagi di TV Indosinga jadi penari latar Kekeyi Putri Cantika yang imut kayak biji jeruk purut.”
“Lo harus jaga kesehatan, Ra.” Livia mengingatkan.
“Iya, Ira paham, Livia sayangku manisku cintaku. Tapi kalo jadwal padet gini Ira emang suka kurang tidur. Udah kurang tidur, kurang ditiduri pula, bikin Ira ngenes.” Mata Irawan merem lagi. Beneran masih ngantuk rupanya.
PLUUKK! Hand phone yang dipegang Ira jatuh ke lantai. Rupanya pegangan tangan Ira melonggar ke hand phonenya.
“Ya, ampun. Hand phone mahal begini sampe jatuh! “ Livia geleng-geleng kepala. Ia segera menunduk mengambil hand phone berlogo buah yang sudah digerogotin codot milik Ira yang jatuh ke lantai. Gadget keren itu jatuh di koridor lorong kampus, dimana orang banyak lalu lalang. Livia takut hand phone mahal milik Ira diinjak orang lewat.
Sudah mendapat hand phone di tangan Livia bangkit dari posisinya yang habis menunduk di lantai.
Tak disangka seorang lelaki bertubuh tegap muncul ke arah Livia.
Livia baru berdiri. Belum seimbang berdiri sepenuhnya. BRRUUKK! Lelaki itu menabrak Livia.
"Uuughh..." Livia terjatuh terjajar ke lantai.
Lelaki yang menabraknya juga jatuh. Sialnya tubuh lelaki itu menindih tubuh Livia tepat di atas perutnya.
Sakit tubuhnya kala jatuh ke lantai, ditambah lagi tubuh lelaki yang menimpanya cukup berat membuat Livia susah nafas. Dan Livia melongo melihat siapa lelaki yang menindih tubuhnya.
“Aiihhh, kalian jadi kayak em el berhimpitan mesra di lantai.” Irawan kaget melihat kedua orang itu bertindihan di lantai. “Ira hanya bisa terpana, tak rela tak rela tak rela, karena hanya bisa melihat tapi tak bisa merasakannya.”
Jengkel banget Livia. Tubuhnya terhimpit. namun si lelaki bertubuh tegap ini tak langsung bangkit berdiri agar tak lagi menindihnya.
Lelaki itu malah kaget kala tau ia berada di atas tubuh Livia.
“Aiiihh, jangan lama-lama gencet di lantai dong ah. Entar kalian keterusan em el.” Irawan terpekik. “Ini yang nindih bisa keenakan, yang ditindih bisa kesakitan. Yang nonton cuma bisa melongo kayak setan belum sarapan...”
BERSAMBUNG….
LANJUTIN GAK NIH CERITANYA? Silakan kasih LIKE, VOTE dan KOMEN jika berkenan. Karena perhatian reader semua yang membuat author semangat meneruskan cerita ini.
Mohon maaf karena baru up lagi. Ini pun nulisnya rada maksa nyelip menyempatkan nambah bab baru. Karena author sedang menulis skenario Jodoh Wasiat Bapak 2 yang sedang tayang di ANTV.
Readers bisa mampir juga baca novel karya Fresh Nazar lainnya di aplikasi Noveltoon Mangatoon ya. Happy reading.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Sudirman Sudirman
mulut ira minta dilakban nih 😁😁😁
2021-06-10
0
CebReT SeMeDi
pengen nguncir bibir ira 😝😝
2021-04-19
0
ءنتي ارشاء مبرق
hahshsh ..aku suka ceritany bikin ngakak ..
2021-04-19
0