Episode 12. Permintaan M*ksiat

Lelaki muda berkulit putih dengan rambut ikal yang dipotong cepak itu melihat kegalauan di wajah Livia. Ditaruhnya amplop berisi uang  di tangan gadis di depannya.

“Ambil. Kamu gak sekedar perlu uang buat bayar kos. Kamu juga perlu uang buat makan dan keperluan sehari-hari kan?”

“Tapi….” Masih rada enggan Livia menerimanya. Padahal memang mikir kalau dia butuh. “Kenapa orang ini ngasih uang ke saya? Apa dia kenal baik sama saya?”

“Mungkin aja. Saya  cuma disuruh nganter uang ini.”

“Dia yang ngasih uang ini? Lelaki atau perempuan?” Livia mencecar. Kepo banget siapa orang yang sudah berbaik hati mau menolongnya.

“Saya gak boleh bilang." Lelaki itu tersenyum simpul menjaga rahasia. "Oke, ya. Saya  masih ada urusan lain. Semoga uang ini bermanfaat.” Lantas dia keluar dari halaman rumah.

“Heiii….!” Livia memanggil.

Lelaki itu sudah di atas motornya.  BRRMMM.  Ia menoleh ke Livia. Melambaikan tangan. lalu motornya melaju pergi meninggalkan rumah kos.

Termangu Livia di teras rumah. Padahal ia mau ngomong. 'Tolong bilang terima kasih ke yang ngasih duit.' Tapi lelaki itu sudah jauh pergi.

Lantas iseng Livia membuka amplop. Ternyata uang di dalam amplop ada lembaran seratus ribuan. Ada juga lima puluh ribuan. Kala dihitung jumlah totalnya lima juta rupiah. Persis.

“Banyak sekali uang ini bagi orang yang butuh kayak aku?” Livia tertegun. “Siapa orang baik hati itu?”

“Wuiiihh, yang lagi tajir.” Mimi berteriak. “Bagi duitnya dong.”

Mimi  bersama Susi muncul dari dalam rumah. Seperti biasa belum mandi. Memang kedua perempuan ini kompak. Sama-sama kuliah di Fakultas Hukum. Sama-sama dari Sukabumi. Sama-sama banyak jerawat di wajahnya. Dan sama-sama jomblo.

“Banyak duit lo, Via.” Susi terkesima melihat Livia pegang amplop berisi duit. “Ibu lo panen raya di kampung?”

“Ibu gue, malah udah gak bisa panen. Kebun orang tua gue pada dijualin.” Jujur Livia. “Ini ada orang baik hati, gak tau siapa tiba-tiba  ngasih duit ke gue.”

“Wow. Pasti orang itu pengagum rahasia lo?” Tebak Mimi.

“Pastinya. Gue tebak itu orang  suka banget sama lo. Dia cinta sama lo makanya bela-belain ngasih lo duit banyak.” Timpal Susi.

“Nah, siapakah orang itu?” Goda Mimi. “Pastilah dia yang sudah pernah blang cinta atau diam-diam cinta pada adik Livia yang manis ini.”

Masuk di akal juga omongan kedua mahluk berjerawat ini. Tiba-tiba Livia melihat wajah Mimi Susu, eh Mimi Susi kinclong bersinar tanpa jerawat. Flawless.

“Thanks. Berkat kalian akhirnya… Gue tau siapa yang ngasih gue uang ini.” Livia senyum kepada Mimi dan Susi.

*

“Siapa tuh orangnya?” Wajah Ira penuh harap bertanya. “Katakan padaku hai tukang kayu. Bagaimana caranya menebang kayu? Aih, itu lagu anak-anak jaman Nenek Eike masih perawan kegatelan. Kasih tau Ira dong Via. Siapa yang ngasih Via duta sebegindang?”

Livia senyum aja.

“Kasih tau gue dong?” Kata Kiki. “Gue juga kepo siapa orang yang ngasih duit ke lo?’

Livia kembali senyum. Gak mau jawab.

“Lima jeti, Bo. Hari gini, orang pada susah cari duit. Ada yang rela ngasih duit banyak ke lo.” Kata Kiki lagi.

“Aaiihh. Ira jadi khawatir? Mungkinkah yang ngasih yeiy duit sebanyak ini pemilik tuyul maruyul, Via?”

“Ah, lo. Otak lo serem bener.” Kiki protes ke Ira. “Hari gini masih bilang tuyul.”

“Ye kan, pemilik tuyul  yang cari duit paling mudah, Cyiin. Dia tinggal suruh tuyulnya beraksi cari duit. Sementara dia  di rumah,  ongkang-ongkang kaki di ranjang. Mau bugil seharian  em el sama pacarnya dia bisa.”

“Jorok lo ah!”

“Aiihh, got kalee yang jorok.” Ira senyum gak tau malu. Ia beralih menatap Via. Bosan melihat muka Kiki yang bulat kayak bakpao. “Ayo dong, Via. Kasih tau siapa yang ngasih duit ke yeiy? Ira kepo banget ini lho sampe rahim Ira cenat-cenut nahan kentut.”

“Nanti lo sama Kiki bisa lihat sendiri orangnya.” Akhirnya Livia ngasih tau. “Ini gue mau bilang terima kasih ke dia.”

“Oh, akhirnya teka-teki misterius ini akan terjawab.” Ira girang. “Tanda tanya besar di kepala eike akan menghilang berganti tanda dilarang merokok. Aih, merokok pisang kalee ah dilarang. Kan merokok pisang gak ada asapnya. makanya dilarang. Hi hi hi hi.” Ira geli sendiri.

“Ngomong jorok terus lo, Ra. Sudah sana, Via. Lo bilang makasih ke orang yang sudah ngasih lo duit.” Kiki rada maksa Livia. “Biar dia tau kalo lo orangnya  tau berterima kasih.”

Livia mengangguk. “Oke. Gue datangin orang baik hati ini.”

Livia segera pergi.

SRRTTT. Irawan dan kiki membuntuti di belakangnya. “Jangan cepat-cepat jalannya kayak emak-emak mau dikasih suaminya pisang, Ki. Kita harus lambat dikit kayak emak-emak di tanggal tua. Mau jalan-jalan kemana aja berat karena duitnya cekak.”

Itulah sebabnya Irawan dan Kiki berjalan pelan-pelan, membiarkan Livia berjalan lebih dulu.

Kedua orang mahluk ajaib itu, Kiki yang gendut pendek rada galak dan Irawan yang kurus tinggi langsing dada rata, tinggi dan kemayu,  terbelalak melihat Livia berjalan ke arah ruang dosen.

“Oh, jadi si Bapak itu yang ngasih Livia duit.” Kiki menganggguk paham.

Orang yang mau didatangi Livia, keluar dari ruang dosen. Ia berjalan sambil membawa setumpuk berkas.

“Selamat siang, Pak Bagus.” Livia tersenyum ke lelaki itu.

“Oh, kamu.” Pak Bagus senang didatangi Livia. ”Ada apa? Tumben kamu nyari saya?”

“Saya mau ngucapin terima kasih , Pak. Uang dari Bapak sudah saya terima.” Livia berkata hormat. Walau lelaki ini suka padanya tapi Pak Bagus tetaplah dosennya. Itu sebabnya Livia berkata dengan nada formal.

Mendengar ucapan Livia, Pak Bagus melongo. Wajahnya yang biasa serius tiba-tiba jadi aneh. Dibetulkannya kaca mata. Ditatapnya Livia. “Kamu ngomong apa?”

“Saya bilang terima kasih. Uang 5 juta dari bapak sudah saya terima. Sudah saya bayarin kos sekaligus 3 bulan. Sisanya masih banyak saya simpan.”

Pak Bagus menatap Livia seperti menatap Kekeyi Putri Cantika. Dibilang aneh ya emang aneh.

“Kamu ngigau atau apa? Kamu gak sakit kepala atau apa kan?”

“Maksud Bapak?” heran Livia karena Pak Bagus kebingungan.

“Saya gak ngasih kamu duit. Kenapa kamu bilang terima kasih ke saya?”

DEEGG! Livia kaget. Ia menatap Pak Bagus seperti tak percaya.

”Aih, kaget eike.” pekik  Irawan yang mengintip di samping Kiki. Sampe kejedot kepala Ira kena tembok. “Aih, sakit deh kepala eike. Tembok kok jahat sama Ira.” Ira mukulin tembok dengan manjaaah.

Sementara itu wajah Livia memerah bak tomat kematengan diinjak sampe pecah. “Maaf, Pak. Saya kira Bapak yang ngasih saya duit. Permisi, Pak.” Livia buru-buru pergi sambil menahan malu.

Pak Bagus masih menatap Livia pergi dengan bingung.

“Siapa yang ngasih Via duit?” Gantian Pak Bagus yang penuh tanda tanya.

*

Sementara itu di depan  sebuah ruangan di lantai 5 ada Meli tengah bicara bersama  Norman.

“Gue doain lo berhasil. Skripsi lo dilancarin sama Bu Luna Kalniya.” Kata Meli. Ia lantas mengecup pipi Norman

“Siipp. Semoga berhasil.”

Norman masuk ke ruangan itu. Sebuah ruang kerja dosen yang agak terpisah dari ruang lainnya.

“Selamat siang, Bu Luna Kalniya. Saya mau nanyain skripsi saya yang sudah  sampe bab tiga.” Norman berkata hormat kepada perempuan di dalam ruangan itu. Seorang perempuan gendut berkaca mata berambut sebahu berdada super besar. Umurnya sudah 41 tahun, belum menikah.

“Oh, skripsi kamu? Sudah. Sudah saya baca kok.” Kata perempuan itu ramah. Ia membetulkan kaca matanya menatap Norman. Ia mengagumi. “Bagus kok skripsi kamu. saya oke aja bab satu sampe bab 3 kamu. Tapi, kamu kan dapat sanksi dari fakultas. Harus nunggu satu semester lagi baru boleh lanjutin skripsi.”

“Iya, Bu Luna.” Norman menangguk. “Tapi kelamaan, Bu kalau saya nunggu satu semester. Padahal sambil nunggu  saya bisa melakukan penelitian kalo ibu okein bab satu sampe 3 saya.”

“Oh. Jadi kamu mau nego dengan saya?” Bu Luna Kalniya paham. Ia tersenyum. Didekatinya Norman. Dipegangnya bahu Norman yang tegap.

“Kalau saya lulusin bab satu sampe bab 3 kamu, kamu mau tidur sama saya gitu?”

BERSAMBUNG…..

Semoga suka dengan cerita sederhana ini. Kasih LIKE, VOTE dan KOMEN jika berkenan.

Maaf, kalau up nya gak lancar. soalnya Author sedang konsen menulis skenario Jodoh wasiat Bapak 2 yang tayang di ANTV. Sambil menunggu up episode berikutnya, reader bisa membaca karya Fresh Nazar lainnya di Noveltoon.

Terpopuler

Comments

weny

weny

buset dah

2021-05-20

0

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

bongkoooooo

2021-04-19

0

🌻Ruby Kejora

🌻Ruby Kejora

Like om 🍁🍁

2021-03-26

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. He's A Real Hot Man
2 Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3 Episode 3. Calon Suami Livia
4 Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5 Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6 Episode 6. Memeluk Hot Man
7 Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8 Episode 8. VISUAL
9 Episode 9. Ferdi Jual Diri
10 Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11 Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12 Episode 12. Permintaan M*ksiat
13 Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14 Episode 14. Tiga Ronde
15 Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16 Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17 Episode 17. So Sweet
18 Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19 Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20 Episode 20. Di Kamar Mandi
21 Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22 Episode 22. Dipaksa Menikah
23 Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24 Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25 Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26 Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27 Episode 27. Takut Perih
28 Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29 Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30 Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31 Episode 31. Romantis Di Cirebon
32 Episode 32. Ular Di Ranjang
33 Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34 Episode 34. Rejeki Besar
35 Episode 35. The Sweetest Gift
36 Episode 36. Romantic Night
37 Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38 Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39 Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40 Episode 40. Dua Garis Biru
41 Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42 Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43 Episode 43. Kemal Wan Basar
44 Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45 Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46 episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47 Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48 Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49 Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50 Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51 Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52 Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53 Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54 Episode 54. Diajak Ke Lampung
55 Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56 Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57 Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58 Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59 Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60 Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61 Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62 Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63 Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64 Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65 Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66 Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67 Episode 67. Ira Ditangkap
68 Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69 Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Episode 1. He's A Real Hot Man
2
Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3
Episode 3. Calon Suami Livia
4
Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5
Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6
Episode 6. Memeluk Hot Man
7
Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8
Episode 8. VISUAL
9
Episode 9. Ferdi Jual Diri
10
Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11
Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12
Episode 12. Permintaan M*ksiat
13
Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14
Episode 14. Tiga Ronde
15
Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16
Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17
Episode 17. So Sweet
18
Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19
Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20
Episode 20. Di Kamar Mandi
21
Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22
Episode 22. Dipaksa Menikah
23
Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24
Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25
Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26
Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27
Episode 27. Takut Perih
28
Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29
Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30
Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31
Episode 31. Romantis Di Cirebon
32
Episode 32. Ular Di Ranjang
33
Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34
Episode 34. Rejeki Besar
35
Episode 35. The Sweetest Gift
36
Episode 36. Romantic Night
37
Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38
Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39
Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40
Episode 40. Dua Garis Biru
41
Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42
Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43
Episode 43. Kemal Wan Basar
44
Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45
Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46
episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47
Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48
Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49
Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50
Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51
Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52
Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53
Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54
Episode 54. Diajak Ke Lampung
55
Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56
Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57
Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58
Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59
Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60
Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61
Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62
Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63
Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64
Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65
Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66
Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67
Episode 67. Ira Ditangkap
68
Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69
Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!