Episode 14. Tiga Ronde

Livia tau yang dikatakan irawan benar. Ia meringis kena tindih lelaki bertubuh besar dan tegap ini. Selain itu ada sesuatu yang hangat dan panas terasa menekan bagian bawah pusar Livia.

“Bangun..! Sakit tau ditindih lo!” ketus Livia.

Lelaki itu bangkit. Ia menatap jengkel Livia yang masih berbaring di lantai.

“Aih, pisangnya bengkak..! Menuh-menuhin bungkusnya. Hi hi hi hi.” Irawan tersipu tapi sambil cekikikan kayak kuntilanak kala memperhatikan bagian depan celana lelaki itu. Ada sesuatu yang menonjol seperti ingin berontak disitu.

Wajah Livia memerah  kala menatap itu. Jadi benda itulah yang tadi terasa hangat dan panas menekan tubuhnya.

Lelaki itu melotot ke Irawan. Ia tak suka Irawan menatap dan membahas pisangnya.

“Aih, jangan melotot ke eike dong ah. Eike kan gak lihat pisang yeiy beneran. Masih dalam bungkusnya gitu.” Irawan ngeri juga dipelototin.

Lelaki itu menatap ke bawah, ke arah Livia yang masih di lantai. Mendadak ia  menunduk. Livia mengira lelaki itu akan membantunya berdiri. Maka  Livia pun mengulurkan tangan. Ternyata  tidak. Lelaki itu mengabaikan tangan Livia yang terjulur karena ia  mengambil hand phonenya yang jatuh di lantai.

Jengkel banget Livia karena lelaki itu cuek saja tidak membantunya berdiri sama sekali. Livia pun bangkit berdiri sambil cemberut.

Mata Livia garang menatap si lelaki. “Lihat-lihat kalo jalan!” Ketus Livia. “Sampe jatuh gue kena tabrak  lo!”

“Lo  yang ngehalangin jalan?!” Lelaki itu memaki Livia. “Gue lagi buru-buru, lo malah main-main disini!”

“Siapa yang main-main?!” Sebel Livia mendengar ucapan lelaki di depannya. Boleh saja wajahnya tampan dan tubuhnya bagus, tapi lelaki ini nyebelin. Sudah gak suka nolong, hobi pula  nyalahin Livia!

“Gue tadi lagi ngambil hand phone si ira. Lo yang muncul mendadak nabrak gue!” Jelas Livia.

“Benar yang dikatakan Livia,  Hot Wheel. Eh, hot wheel  sih mainan mobil-mobilan ponakan eike. Wahai hot man. Livia berkata benar sebenar-benarnya. Jujur sebujur barat dan sebujur timur. Dia ngambilin hand phone Ira yang jatuh.”

“Eh iya. ini hand phone lo.” Livia menunduk kembali mengambil hand phone Ira yang jatuh. Tadi  tak sengaja hand phone Ira yang dipegang Livia ikut terjatuh kala ditabrak lelaki ini.

“Males ngomong ama kalian! Gue banyak urusan lain!” Lelaki itu seolah  gerah berada di depan Livia, Ira dan Kiki berlama-lama. Ia terus pergi begitu saja.

Ira menerima hand phone dari Livia sambil menatap lelaki itu pergi. “Muka cakep body cucok. Sayang ya cyiinn si Norman nyebelin banget.”

“Nolong gue berdiri aja dia gak mau!” Sungut Livia. “Heran ada laki  egois banget kayak dia. Cuma nolong perempuan jatuh aja dia ogah.”

“Tapi, Via…” Ira tiba-tiba tersipu malu-maluin. “Enak gak  waktu body yeiy ditindih body Hot Man?  Pisangnya mantap kan?”

“Apaan ? Gue ketindih ya sakit lah. Gue gak mikirin pisangnya dia!”

Kiki dari tadi diam saja. Mendadak gadis itu bicara. “Tadi gue  merhatiin pisangnya si Norman, Via. Wuihh, gede banget waktu bengkak. Pasti happy tuh  perempuan yang bakal jadi istrinya.”

Kiki mulai menggaruk-garuk bagian pahanya.

“Kenapa lo berdua jadi pada ngeres sih?” Livia menatap kedua temannya. “Udah deh…! Gak usah bahas pisang atau apapun tentang si Norman. Gue laper! Gue mau ke kantin!”

“Aih, Ira juga mau ngopi. Yuukk cyyinn kita ke kantin.” Ira juga setuju.

Bertiga mereka lantas menuju kantin.

*

Di kantin Livia makan nasi rames pake ayam geprek. Sementara Kiki  makan nasi rames pake ikan goreng. Ira hanya ngopi dan makan cemilan tempe mendoan karena takut gemuk.

"Ira gak boleh gendut, karena gak luwes kalo nari." Jelas Ira. "Lagian kalo gendut muka Ira gak  kelihatan cantik di kamera."

Tiba-tiba terdengar bunyi hand phone berdering. Nada deringnya standar seperti yang umum dipakai di hand phone.

Kiki menoleh ke Ira. “Hand phone lo tuh bunyi.”

“Aih, bukan.” Ira malah  nerusin makan tempe mendoan. “Hand phone  eike sih gak gitu nada deringnya. Eike kan berjiwa seni. Nada dering  handphone eike suara  piano yang lembut kayak pisang diemut.”

Suara hand phone terus berdering. “Lah, itu bunyinya dari tas lo, Jubaedaaahh..!” Kiki menunjuk tas Ira.

“Aih, iya. Benar katamu Bambang.” Ira membuka tasnya dan mengambil hand phone.

Ira kaget kala mengambil hand phone itu. “Aih, ini bukan hand phone eike, cyinnn…”

Livia dan Kiki terperanjat menoleh ke Ira.

“Ini  sama hand phonenya doang. Tapi ini bukan hand phone eike. Kalo hand phone eike kan ada bling-blingnya di depan.” Irawan menunjukkan hand phone di tangannya.

Livia mikir. Kiki juga mikir.

“Apa ini hand phone si Norman? Kan tadi handphone nya jatuh juga” Kiki menatap Livia.

“Bisa jadi.” Kata Livia.

Sementara itu hand phone di tangan Ira kembali berdering. “Ini apaan sih bunyi terus? Ada yang nelpon penting kali ya?” Ira iseng mencoba membuka hand phone itu dengan memberi kode 1234 ke layar hape.

Ternyata hand phone bisa dibuka! Irawan mendengarkan suara yang menelpon.

“Ferdi. Kok kamu belum  ke tempat aku sayang?”

“Auuwww!” Ira terpekik mendengar itu. ”ini buat si ferdi.” Kata Irawan. Lantas ia menekan gambar telpon merah menutup pembicaraan.

“Ferdi siapa?” Livia heran.

Irawan pura-pura tak mendengar pertanyaan Livia. Soalnya Ira pernah diancam Ferdi.  “Balikin deh ah, hand phone ini. Ira mau hand phone Ira.”  Irawan bersungut.

Di luar kantin tampak Norman tengah berjalan sambil mencari-cari.

“Itu si Norman. Mungkin dia nyari  hand phonenya yang ketuker.” Kata Kiki.

“Aih, Ira takut sama dia. Via aja deh yang balikin hand phonenya.” Irawan menyerahkan hand phone ke Livia.

Segera  Livia keluar dari kantin menghampiri Norman.

Lelaki itu memegang sebuah hand phone. Ia melihat Livia memegang hand phone yang modelnya sama.

“Resek lo! Bikin hape gue ketuker!” ia menyambut kedatangan Livia dengan jutek.

“Gak sengaja  ketuker sama hand phone si Ira.” Livia menyerahkan hand phone di tangannya ke Norman. “Tadi ada telpon masuk kesitu, nanya Ferdi.”

Alis mata Norman naik sebelah. Cepat Norman merebut hand phone di tangan Livia. Ia lantas memberikan hand phone Ira ke Livia. “Lo tau Ferdi?”

Livia menggeleng. “Gak ngerti gue. Emang si Ferdi siapa?”

Senyum muncul di bibir Norman. “Ya sudah. Gue mau cabut. Ada urusan di luar.”

Lelaki itu terus berlalu begitu saja. Livia menatap heran kepergian Norman.

“Emang siapa si Ferdi?” Livia penasaran nanya ke Ira. “Lo kenal Ferdi?”

“Temannya Norman kali.” Ira menjawab hati-hati. “Eike juga gak kenal.” Ira tak berani buka rahasia karena ia takut Ferdi menghajarnya  sampe giginya ompong.

*

“Kamu tambah gagah aja, Ferdi.”

Seorang perempuan berkaca mata yang lumayan cantik dan wangi berumuran sekitar 45 tahun menatap lelaki gagah itu. Tangannya beraksi masuk ke bagian bawah baju si lelaki.

Ferdi membiarkan perempuan itu beraksi. Perempuan yang ini jarang menelponnya. Tapi dia  sangat liar seperti singa betina. Mungkin dulu kecilnya perempuan ini suka main di hutan sehingga gerakannya sangat liar di ranjang.

Setelah melepas kaca mata, dengan gesit si perempuan melucuti  celana Ferdi. Matanya terbelalak melihat sesuatu yang besar di depannya. Tak bisa menahan gairah perempuan yang sudah tak mengenakan ****** ***** itu lantas duduk di atas Ferdi. Ia beraksi cukup lama dengan seru.

Setengah jam kemudian baru si perempuan berhenti. Ferdi  hendak mengenakan pakaiannya kembali. “Saya mau ke kampus lagi Mbak Siska.” Katanya ke perempuan itu.

“Eh, gak bisa. “ Perempuan yang dipanggil Siska menepis ****** ***** yang hendak dikenakan ferdi. “Saya masih pengen dua ronde.”

Ferdi gak enak hati. “Tapi saya ada masih ada urusan di kampus...”

“Ya sudah kalo kamu mau ke kampus. Tapi saya gak mau bayar  kalau kamu gak melayani dua ronde lagi!” Kata si perempuan itu santuy.

BERSAMBUNG…..

Jangan lupa LIKE, VOTE dan KOMEN kalau suka cerita ini. Kalau gak suka, boleh diabaikan.

Terpopuler

Comments

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

omegattt pisang gedong mode on trs ini mah 😝😝

2021-04-19

0

Umi Achmad

Umi Achmad

kalo rondenya diperjelas Kayaknya lebih seru thor😁😀💪

2021-04-09

0

A.0122

A.0122

astaga tante² tua semua yg dilayani si norman kecuali meli

2021-03-14

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. He's A Real Hot Man
2 Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3 Episode 3. Calon Suami Livia
4 Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5 Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6 Episode 6. Memeluk Hot Man
7 Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8 Episode 8. VISUAL
9 Episode 9. Ferdi Jual Diri
10 Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11 Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12 Episode 12. Permintaan M*ksiat
13 Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14 Episode 14. Tiga Ronde
15 Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16 Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17 Episode 17. So Sweet
18 Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19 Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20 Episode 20. Di Kamar Mandi
21 Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22 Episode 22. Dipaksa Menikah
23 Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24 Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25 Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26 Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27 Episode 27. Takut Perih
28 Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29 Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30 Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31 Episode 31. Romantis Di Cirebon
32 Episode 32. Ular Di Ranjang
33 Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34 Episode 34. Rejeki Besar
35 Episode 35. The Sweetest Gift
36 Episode 36. Romantic Night
37 Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38 Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39 Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40 Episode 40. Dua Garis Biru
41 Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42 Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43 Episode 43. Kemal Wan Basar
44 Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45 Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46 episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47 Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48 Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49 Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50 Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51 Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52 Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53 Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54 Episode 54. Diajak Ke Lampung
55 Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56 Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57 Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58 Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59 Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60 Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61 Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62 Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63 Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64 Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65 Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66 Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67 Episode 67. Ira Ditangkap
68 Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69 Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Episode 1. He's A Real Hot Man
2
Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3
Episode 3. Calon Suami Livia
4
Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5
Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6
Episode 6. Memeluk Hot Man
7
Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8
Episode 8. VISUAL
9
Episode 9. Ferdi Jual Diri
10
Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11
Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12
Episode 12. Permintaan M*ksiat
13
Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14
Episode 14. Tiga Ronde
15
Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16
Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17
Episode 17. So Sweet
18
Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19
Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20
Episode 20. Di Kamar Mandi
21
Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22
Episode 22. Dipaksa Menikah
23
Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24
Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25
Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26
Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27
Episode 27. Takut Perih
28
Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29
Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30
Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31
Episode 31. Romantis Di Cirebon
32
Episode 32. Ular Di Ranjang
33
Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34
Episode 34. Rejeki Besar
35
Episode 35. The Sweetest Gift
36
Episode 36. Romantic Night
37
Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38
Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39
Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40
Episode 40. Dua Garis Biru
41
Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42
Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43
Episode 43. Kemal Wan Basar
44
Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45
Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46
episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47
Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48
Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49
Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50
Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51
Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52
Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53
Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54
Episode 54. Diajak Ke Lampung
55
Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56
Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57
Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58
Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59
Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60
Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61
Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62
Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63
Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64
Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65
Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66
Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67
Episode 67. Ira Ditangkap
68
Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69
Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!