Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang

Sungguh Livia tak menyangka Pak Bagus akan mengatakan itu.

Ditatapnya lelaki putih bersih, bertubuh kecil dan berkaca mata di depannya. Pak Bagus seorang lelaki yang serius. Kiki dan teman-temannya bilang Pak Bagus 'garing'. Dan lelaki garing ini tiba-tiba membicarakan pernikahan dengan livia. Dia ingin Livia jadi istrinya!

Livia tergagap. “Nggg….”

Sungguh Livia tak tahu harus berkata apa.

“Saya serius! Setahun lagi saya akan datang ke orang tuamu buat melamar kamu jadi istri saya!” Bagus Ardiyanto membetulkan kaca matanya. Sikapnya penuh percaya diri.

*

“Terus lo jawab apa?” Kiki penasaran.

Cewek gendut itu pulang mengantarkan Livia ke rumah kosnya. Tempat tinggal Livia yang tak terlalu jauh dari kampus bukanlah rumah kos-kosan dengan banyak kamar. Hanya sebuah rumah biasa dengan 3 kamar yang disewakan oleh sepasang suami istri pensiunan. Selain Livia, ada 2 cewek fakultas lain dari Universitas Megajaya kos disitu.

Dan Kiki tertahan ngobrol di kamar Livia gara-gara ingin mendengar langsung dari  Livia tentang kejadian di ruang dekan.  Kiki melongo kala Livia cerita tentang Pak Bagus yang seusai kejadian   mengajak Livia menikah.

“Lo bilang iya ke Pak Bagus? Lo mau jadi istrinya?” Kiki mencecar karena Livia tak langsung menjawab.

“Enggak.”

“Hah?” Kiki terbelalak. “Lo langsung nolak dia?!”

“Bukan. Maksud gue gak  gue jawab pertanyaannya.” Jujur Livia. “Gue diam aja. Gue gak bilang ‘iya’ke Pak Bagus. Gue juga gak bilang ‘enggak’.”

“Padahal nikah kata orang enak lho….” Mendadak Kiki menggaruk bagian pangkal pahanya yang tiba-tiba terasa gatal.

“Kenapa lo? Masa ngegaruk-garuk barang terlarang gitu?” Livia kaget memperhatikan kelakuan Kiki.

“Gak tau kenapa. Kalo dengar orang ngomongin nikah atau mau nikah, apem gue gatel.” Kiki menjawab polos. “Sebenarnya gue rada jealous kalo orang lain mau menikah. Di otak gue kepikir, enak bener yang mau nikah. Mungkin karena itu apem gue berasa gatel. Berasa cenat-cenut.”

Asli. Livia mau  ngakak mendengar jawaban Kiki. Tapi ditahannya.

“Aneh lo, Ki.” Livia masih menahan ketawa dengan susah payah.

“Emang gitu.” Gadis gemuk itu menjawab lugu. ”Kemarin sepupu gue ngomongin dia sudah mau nikah. Dia dilamar sama pacarnya. Eh, gue langsung jealous. Ngiri ngebayangin dia bakal nikah terus ***-*** sama suaminya. Apem gue mendadak gatel banget, cenat-cenur terus sampe lama gue garuk baru hilang cenat-cenutnya!”

“Ha ha ha ha….!” Livia kini tak bisa menahan tawanya. Ia tak menyangka Kiki yang terkesan polos ternyata menyimpan fantasi tersendiri tentang orang yang menikah.

“Iiih, lo malah ngetawain teman lo sendiri!” Kiki kesal.

“Habis lo aneh. Perasaan orang lain gak gitu deh.”

“Ya kan orang  bawaannya beda-beda.  Eh, lo gak usah bilang-bilang ke orang lain kalo apem gue suka gatel  kalo dengar orang lain bahas pernikahan!” Kiki serius.

Livia menghentikan tawanya. “Enggak lah. Kayak kurang kerjaan aja gue bahas itu ke teman lain.” Dia menatap Kiki. “Lo tadi bahas Pak Bagus malah jadi ngomongin apem.”

“Eh iya.” Kiki  ingat topik pembicaraan semula. “Lo kan diam aja gak jawab waktu Pak Bagus bilang setahun lagi bakal ngelamar. Nah, dia pasti ngartiin lo setuju dengan omongan dia, Via. Pak Bagus kan garing orangnya. Tipe orang dari masa lalu. Dia anggap kalo lo diam artinya lo bilang iya.”

“Gue juga mikir gitu,” kata Via.

“Tapi gak ada salahnya sih lo nerima Pak Bagus jadi calon suami lo. Orangnya cakep, pinter, bakal jadi suami yang baik gitu. Kebayang lah gue kalo dia jadi suami lo." Kiki mendadak terdiam. "Nah kan, apem gue mulai cenat-cenut lagi.”

Kiki mulai garuk-garuk kembali bagian pangkal pahanya.

“Sudah ah jangan garuk!” Livia menunjuk ke tangan Kiki yang asik garuk-garuk. “Entar gue pikirin nikah kalo gue udah tamat kuliah! Sekarang sih gak kepikiran gue mau jadi istri orang.”

*

Irawan tengah ngobrol dengan 2 orang mahasiswi di koridor  gedung A. Mereka sudah mau pulang.

“Eh, cyyinn, tau gak? Meli Melon sama Babang Tamvan Norman habis disidang di ruang dekan. Mereka mau dipecat jadi mahasiswa disini!”

“Tau dari mana lo?”

“Aiihh, Ira kan pusat segala data. Pusat informasi terkini dan terpercaya. Pokoknya Ira tauuuu aja. Mereka sudah  dipecat lho sebenarnya Cyyinn! Tapi  Meli Melon nangis-nangis minta jangan dipecat. Sampe nangis lebay gitu dia. Nyembah-nyembah Pak Dekan. Minta gak diberhentiin kuliah!”

“Nggg… jangan ngomong gitu, Ra. Entar orangnya dengar…” Salah satu cewek melirik ke samping. Ada Meli dan Norman lagi ngomong serius disitu.

“Aih, orangnya sudah pulang kaleee…” Irawan terus nyerocos. “kalo Eike sih malu kayak Meli Melon gitu. Sama Livia galak, zolim tiada tara. Bengis kayak iblis. Eh, di depan dekan ngemis-ngemis nangis kayak pengemis!”

JREEENGGG! Tiba-tiba ada seseorang perempuan berdada besar menghadang Irawan.

Irawan terkesiap.

“Mulut lo kayak mulut bawah perempuan ya? Bawel bener!” Meli memaki Irawan.

“Aih, beda lah. Kalau mulut bawah yeiy kan bau ikan asin. Mulut eike mah harum pake pengharum nafas…”

“Ngomong lo!!”

PLAAAKKK! Irawan ditampar Meli.

“Aiiihh, sadisnya dikau wanita iblis.”

PLAAAKK! PLAAAKK! PLAAAKKK!

Muka irawan ditempeleng kiri kanan beberapa kali oleh Meli kayak mainan. Irawan sampe keliyengan. Pusing dan kesakitan.

“Masih kurang?!” Meli menatap garang ke Irawan.

“Sudah, sudah. Kita ada urusan lain. Ngapain ngurusin mahluk bertulang lunak kayak dia!” Norman yang dari tadi diam aja menarik Meli menjauh.

“Habis nyebelin bener tuh benc*ng! Gue pites entar bijinya biar dia jadi perempuan beneran.” Meli masih sewot.

“Udah lah. Kita kan harus ganti lap top si Livia biar gak dipecat kuliah disini. Pikirin gimana caranya kita ganti lap top itu!”

“Lo aja yang  gantiin laptop dia. Ogah gue ngurusin cewek nyebelin itu. Sudah jelas  Livia ngintip kita. Malah kita disuruh ganti laptopnya. Ogah gue…! Meli cemberut.

*

Keesokan harinya adalah hari Sabtu. Livia gak ke kampus. Biasanya ia sibuk mengurusi penjualan online sebagai reseller  baju muslimah dan hijab.

Bu Hartini, Ibu kosnya yang sudah berumur enam puluhan sedang memangkas tanaman pagarnya di halaman rumah.  Livia menghampirinya.

“Sini, Bu. Biar Via yang mangkasin.”

“Lho. Kamu gak ngurusin jualan online mu?” Bu Hartini heran. “Biasanya Sabtu  kamu sibuk karena banyak pesanan.”

“Laptop saya rusak, Bu. Makanya bingung ini gak bisa jualan.”  Livia sedih. “Sudah Bu. biar Via bantu mangkasin tanamannya.”

“Ya sudah kalo kamu mau bantuin. Ibu mau nyapu di dalam. Eh, itu mawar jangan dipangkas juga ya. Cukup tanaman pagar  aja yang dipangkas.”

“Iya, Bu.” Livia menerima gunting tanaman dari Bu Hartini. Ia lalu memangkas tanaman pagar berdaun rimbun. Bu Hartini lalu masuk rumah.

Livia sibuk memangkas tanaman.

BRRRMMM! Ada seorang lelaki berjaket jins naik motor. Lelaki itu mengenakan helm sehingga wajahnya tak terlihat. Lelaki itu memelankan motornya memperhatikan beberapa nomer rumah didekat rumah ibu kos. Sepertinya ia mencari nomer rumah tertentu.

Livia kaget kala mengenali sosok itu. Ia hapal tubuh kekar itu. Livia yang masih memangkas tanaman sampe gak sadar sudah bergeser ke kiri. TRRAAPP! Gunting tanaman di tangan Livia memotong batang mawar.

“Lho? Bunga mawarnya kok dipangkas?!” Suara Bu Hartini terdengar.

“Maaf, Bu. Gak sengaja.” Livia jadi gak enak hati.

Lalu motor itu mendekat ke rumah kos Livia. Lelaki di motor melepas helmnya.

“Ngapain kamu kemari?!” Sambut Livia dengan jutek.

BERSAMBUNG…..

Lanjutin gak nih ceritanya? Kalau berkenan kasih LIKE, VOTE dan KOMEN di cerita ini ya. Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal

cerita anak kampus.... hm bagus... penulisan 👍👍👍👍👍👍👍👍.

2023-02-04

0

weny

weny

waduh kiki 😂

2021-05-20

0

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

ya awoh kiki ngakak w mah apalgi ma ira wkwkwk

2021-04-19

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. He's A Real Hot Man
2 Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3 Episode 3. Calon Suami Livia
4 Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5 Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6 Episode 6. Memeluk Hot Man
7 Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8 Episode 8. VISUAL
9 Episode 9. Ferdi Jual Diri
10 Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11 Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12 Episode 12. Permintaan M*ksiat
13 Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14 Episode 14. Tiga Ronde
15 Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16 Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17 Episode 17. So Sweet
18 Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19 Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20 Episode 20. Di Kamar Mandi
21 Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22 Episode 22. Dipaksa Menikah
23 Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24 Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25 Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26 Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27 Episode 27. Takut Perih
28 Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29 Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30 Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31 Episode 31. Romantis Di Cirebon
32 Episode 32. Ular Di Ranjang
33 Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34 Episode 34. Rejeki Besar
35 Episode 35. The Sweetest Gift
36 Episode 36. Romantic Night
37 Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38 Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39 Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40 Episode 40. Dua Garis Biru
41 Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42 Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43 Episode 43. Kemal Wan Basar
44 Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45 Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46 episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47 Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48 Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49 Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50 Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51 Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52 Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53 Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54 Episode 54. Diajak Ke Lampung
55 Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56 Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57 Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58 Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59 Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60 Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61 Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62 Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63 Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64 Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65 Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66 Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67 Episode 67. Ira Ditangkap
68 Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69 Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Episode 1. He's A Real Hot Man
2
Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3
Episode 3. Calon Suami Livia
4
Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5
Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6
Episode 6. Memeluk Hot Man
7
Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8
Episode 8. VISUAL
9
Episode 9. Ferdi Jual Diri
10
Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11
Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12
Episode 12. Permintaan M*ksiat
13
Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14
Episode 14. Tiga Ronde
15
Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16
Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17
Episode 17. So Sweet
18
Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19
Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20
Episode 20. Di Kamar Mandi
21
Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22
Episode 22. Dipaksa Menikah
23
Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24
Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25
Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26
Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27
Episode 27. Takut Perih
28
Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29
Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30
Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31
Episode 31. Romantis Di Cirebon
32
Episode 32. Ular Di Ranjang
33
Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34
Episode 34. Rejeki Besar
35
Episode 35. The Sweetest Gift
36
Episode 36. Romantic Night
37
Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38
Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39
Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40
Episode 40. Dua Garis Biru
41
Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42
Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43
Episode 43. Kemal Wan Basar
44
Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45
Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46
episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47
Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48
Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49
Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50
Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51
Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52
Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53
Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54
Episode 54. Diajak Ke Lampung
55
Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56
Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57
Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58
Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59
Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60
Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61
Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62
Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63
Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64
Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65
Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66
Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67
Episode 67. Ira Ditangkap
68
Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69
Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!