Ternyata kekhawatiran Ira pagi itu tidak terbukti.
Turun dari boncengan motor Norman, Livia terus ke depan gedung A. Sementara Norman terus memarkir motornya ke tempat parkir motor di samping kampus.
Livia segera menemui Ira dan Kiki. Ia heran kedua temannya berwajah cemas. Sementara Livia berwajah cerah.
“Hati-hati Via. Cepat pulang, cepat kembali, jangan pergi lagi… Aih, Ira jadi nyanyi lagu Firasat deh ah jadinya.” Kata Ira.
“Apaan sih?” Livia heran. "Gue baru nyampe sudah disambut lagu kecemasan?!"
“Meli tau lo pacaran sama Norman! Lo jangan ke kampus dulu. Dari pada dihajar si Meli.” Kata Kiki.
Livia melongo. “Kenapa Meli mesti marah sama gue? Lagian siapa yang pacaran sama Norman?”
“Udah deh ah, Via. Jangan bohongin diri yeiy sendiri. Yeiy manis berseri-seri bak melati indah di taman sari. Wajar kalo Norman suka yeiy. Terus Norman suka, yeiy suka juga. Terbukti kalian berdua kemarin malam pacaran di restoran saat eike dan teman-teman Sweet Boys sesama peri bunga menyaksikan adegan berci*man yang membuat kamu merasa iri seperti biri-biri hidup sendiri?” Cecar Ira.
“Itu kan…” Livia agak jengah menjelaskan. “Dengar ya Ira, Kiki.... Gue cuma temenan doang sama Norman.”
“Sudah deh, Via.” Kiki menatap Livia. “Kalo lo dicium Norman terus lo balas cium dan gak marah digrepein, itu artinya lo suka sama dia. Lo gak usah bohongin diri sendiri deh. Lo emang pacaran kan sama Norman?”
“Aduh, Ki. Gimana ya bilangnya.” Livia sampai menghela nafas sebelum lanjut bicara. “Gue kan lagi stres karena dijahatin bapak tiri. Lalu si Norman yang nolongin gue. Terus dia baik ngajakin makan di restoran. Gue berterima kasih dan... ya jujurnya terbawa suasana. Waktu Norman nyium, gue cuma mikir gak enak kalo nolak orang yang sudah baik ke gue. Gitu doang. Kami emang berci*man, Tapi bukan berarti gue sama Noman pacaran!”
Tuk. Tuk. Tuk. Terdengar suara langkah kaki mendekat.
Kiki, Ira dan Livia menoleh. Wajah Livia berseri-seri. Orang yang baru disebut namanya muncul.
“Makasih ya sudah nganterin ke kampus.” Kata Livia.
Norman tersenyum kecil. “Sama-sama… Oke. Gue duluan ya. Mau ketemu dosen pembimbing gue. Bu Luna.”
“Oh, si ibu nakal itu ya?” kata Ira.
Norman Cuma senyum. “Tau juga lo ya. Oke ya. Gue mau nemuin dia dulu.”
Norman terus pergi setelah kasih senyum manis ke Livia. Livia balas senyum namun belagak biasa aja. Gak mau menunjukkan bahwa dia senang banget dikasih senyuman dari lelaki tampan itu.
Kiki lupa mau membahas hubungan Livia dengan Norman. Kiki malah penasaran dengan ucapan Ira tentang Bu Luna. Setelah Norman menjauh, Kiki langsung nanya ke Irawan
“Kok lo bilang Bu Luna nakal? Nakal apaan?” Suara Kiki heran.“Ibu luna mah kalem. Rada jaim malah.”
“Hi hi hi hi.” Ira tertawa bak kuntilanak kurus mandi di papan. “Aih, Kiki sayang. Yeiy terlalu lugu menilai orang. Mungkin karena perut yeiy penuh isi bakwan, nasi uduk, sambel goreng, ayam goreng, eek kocheng goreng…. Jadi yeiy gak tau kalo si ibu dosen Luna itu putri mulia, pendekar kaumnya untuk merdeka. Aih itu ibu kita Kartini kali ah. Bu Luna itu sebenarnya rada-rada lho Ki...”
“Rada-rada apaan?” Kiki beneran bingung.
“Rada-rada gila, Kiki sayang. Eike kasih tau ya wahai wanita berpantat besar tapi lugu. Eike pernah lihat ibu Luna clubbing sama teman-temannya. Pada pake rok mini dan baju ketat. Mereka gendut-gendut kayak buntelan kentut. Jangan tersinggung ya Ki. Mereka lebih gendut dari Kiki kok. Nah, kumpulan wanita iblis itu pada merokok dan minum es batu, maksud eike minum-minuman keras gitu, Ki.”
“Masa Bu Luna gitu?” Livia juga gak percaya.
“Masa Ira bohong? Minumnya jago Bu Luna tuh. Desye minum minuman alkohol kayak orang minum teh manis. Ditenggak terus gak habis-habis. Habis itu mereka ketawa-ketawa ngakak pada mabok gitu. Cuma karena dia dosen aja, ira gak berani negor bu Luna waktu clubbing.”
Livia dan Kiki melongo.
“Baru tau gue…” Livia rada shock. “Bisa gitu ya? Di kampus sama di luaran beda banget?”
“Begitulah iblis." Kata Ira. "Di kampus kan desye mesti jaim. Kalo di luar kampus udah lain lagi ceritanya. Desye berubah jadi wanita liar seperti ular menyambar-nyambar. Siapa tau ada cowok setan kesasar mampir ke dadanya yang besar."
*
“Oke… Jadi kamu sudah bikin Kuesioner untuk pengumpulan data skripsi?” Bu Luna menatap Norman.
Karena sudah tau Norman akan menemuinya pagi ini, Bu Luna bermake up lebih dari biasa. Riasan wajahnya lebih rapi. Rambutnya juga ditata lebih bergaya. Harus diakui Bu Luna lebih cantik dari biasa.
“Iya, Bu.” Norman menyahut sopan. “Kan saya sudah kirim ke ibu 2 hari lalu Kuesioner atau daftar pertanyaannya. Tinggal ibu ACC biar saya langsung penelitian dan ngumpulin data.
“Sudah saya baca kok." Bu Luna senyum. "Sudah bagus dan bener kuesionernya. Saya bisa langsung ACC hari ini juga asal…” Bu Luna menatap Norman. “Kamu ingat yang saya katakan waktu itu kan?”
Norman gelisah. Dia memegang hand phone di tangannya dengan kencang.
Bu Luna bangkit dari duduknya. Ia mendekati Norman. Diusapnya bahu Norman sambil menatap kagum. “Badan kamu bagus…. Gimana kalau nanti malam kita ketemu di Hotel Grand Sky?” Disebutnya nama hotel yang Norman langsung paham. Hotel itu cukup bagus dan mahal. Biasa dipakai kalangan menengah atas yang berjiwa mesum untuk short time melampiaskan nafsu sesaat.
Norman menelan ludah. Tak langsung menjawab.
Bu Luna makin berani. Ia mengusap bagian depan kemeja Norman. Tangannya mengusap dengan pelan tapi bergairah. “Pasti enak kalau kamu di atas saya.” Katanya gak tau malu.
“Ibu ACC dulu questioner saya.” Norman jengah. Mau rasanya ia mendorong ikan paus betina di depannya hingga terjengkang sampai laut Jawa.
“Oh, kamu minta yang pasti juga rupanya? Oke. Ini saya langsung ACC questioner kamu.” Cepat Bu Luna Kalniya kembali ke mejanya. Membuka lembaran skripsi Norman dan membubuhkan tulisan ACC serta menandatangani sambil menulis tanggal hari ini di halaman Kuesioner.
“Ini… Kuesioner kamu sudah di ACC. Setelah Kamu melakukan pengumpulan data. kamu bisa langsung membuat pembahasannya.” Ia menyerahkan berkas skripsi itu kembali ke Norman.
“Terima kasih Bu Luna.” Norman menerima berkas itu dengan wajah berseri.
“Sama-sama. Kita ketemu nanti malam ya di Hotel Grand Sky jam 8.” Bu Luna mengedipkan mata dengan genit.
Norman segera membawa berkasnya. Keluar ruangan tanpa berkata apa-apa.
“Norman?” Bu Luna melongo. “Jawab dong! Nanti malam jadi kan kita ketemu di hotel?!”
Tak ada sepatah kata diucapkan Norman. Ia melangkah buru-buru.
“Heh!! Kamu harus datang ke hotel Grand Sky malam ini!” Teriak bu Luna. “Soalnya saya sudah booking dan bayar kamar hotel itu buat nanti malam!”
Terus saja Norman keluar dari ruangan sang dosen. BRRUUKK! Pintu ditutupnya lagi setelah ia keluar dari ruangan.
Bu Luna Kalniya tertegun.
*
“Aih, sedikit lega peranakan Eike. Ternyata kekhawatiran eike bahwa Meli akan mendamprat Via gak terbukti.” Kata Ira usai kuliah di sore itu. “Eike kira Via bakal dihajar Meli sampe terkapar-kapar terluka terhina bernoda darah, ternyata enggak.”
“Mungkin Meli sudah bosan sama Norman.” Kiki terkikik geli. “Makanya dia rela aja Norman jalan sama Via.”
Tapi omongan kedua teman Livia itu salah. Apa yang dikhawatirkan Ira malah terjadi di sore hari itu.
Pulang dari kampus, Livia naik angkot. Turun di jalan dekat rumah kosnya, Livia berjalan kaki menyusuri jalan kecil yang sepi.
JREEENG! Sebuah mobil sedan muncul dari belakang mendekati Livia.
Livia menoleh.
Ada perempuan berwajah bengis melotot menatapnya dari dalam mobil. Kaca mobil diturunkan. Perempuan itu menatap Livia dengan geram. “Lo harus mampus karena ngerebut Norman dari gue!”
Livia terkesiap. Ia tahu perempuan ini jahat. Segera Livia lari.
BRRRMMM! Mobil itu mengejar. Siap menabrak Livia…..!
BERSAMBUNG…..
Apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah Livia selamat?
Jangan lupa kasih LIKE, VOTE dan KOMEN jika suka novel HOT MAN ON CAMPUS ini. Reader juga bisa mampir baca novel terbaru saya PEMBALASAN SANG CEO, yang merupakan sequel Novel Terpaksa Menikahi Big Boss. Novel baru ini tentu juga untuk pembaca 18++, lebih seru dan lebih lucu dari novel sebelumnya. Yuk, ikuti mumpung novelnya masih hangat. Baru diangkat dari oven. Teman-teman Author yang mau saling promo novelnya silakan mampir dan komen juga disana. Kita saling support terus ya. Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Muhammad Iqbal
aduh terancam dah si Livia gegara rebutan norman
2023-02-04
0
Sanni Abdillah
klo pas ada ira alias irawan jujur aku tuh bacanya sambil nyengir ... hahaaaaa ... lucu
2022-01-18
0
CebReT SeMeDi
heran w mah itu irawati irawan segala hal tau klh CCTV mah wkkwkw budos gt amat yak efek kelamaan x yee
2021-04-20
0