Episode 9. Ferdi Jual Diri

“Oke cyyinn. Kita taruhan pensil alis ya. Eike pilih yang muda. Jagoan eike tuh.”

“Oke. Kita taruhan pensil alis ya.” Dancer yang satu setuju diajak temannya taruhan.

Adapun kedua perempuan di atas umur empat puluhan itu terus berkelahi. Lelaki yang dipanggil Ferdi melerai keduanya dengan geram.

“Stop! Stoppp! Jangan berantem!”

Tapi kedua perempuan itu masih tak mau mengalah. Yang tua malah mengkremus wajah perempuan yang lebih muda dengan kuat.

“Biarin! Ini perempuan sok cantik!”

“Memang aku cantik,  kamu yang keriput!” Si perempuan yang lebih muda balas mendorong wajah perempuan lebih tua di depannya.

Si perempuan tua kesakitan mukanya didorong. ia meronta tapi susah. Memang si perempuan yang lebih muda punya tenaga ekstra. Dia lebih kuat dari yang tua.

“Ini buat apemmu!” Dengkul perempuan yang lebih muda dihantamkan ke bawah perut si perempuan di depannya.

“WAdoouuww!” Perempuan yang lebih tua terpekik. Ia menjerit kesakitan. “Aaarrgghh…! Sakiitt..!”

Irawan dan ketiga temannya terkesima menyaksikan pertarungan kedua perempuan itu.

“Anjiiiir. Apem si ibu pasti sakit ya Cyyinnn…” kata Ira ke temannya.

“Dihajar dengkul pastilah apemnya nyonyor. Periih tu rasanya.”

“Iya. lebih perih dari    cari perhatian tapi dicuekin cowok ya cyyiinnn…”

Sementara pertarungan seru antara kedua gladiator, eh kedua perempuan pemburu nafsu tadi akhirnya terhenti. Perempuan yang lebih tua terduduk kesakitan. “Apemku…. Apemku…. Nyeri…” ia meringis kesakitan sambil memegangi bawah perutnya.

Si perempuan muda tertawa sinis. “Rasain. Makanya jangan coba-coba rebut Ferdi dari aku!”

“Heh, kamu yang rebut Ferdi dari aku!” Si perempuan tua  marah lagi.

“Heh! Urus aja apemmu yang mulai keriput! Ferdi lagi sama aku kok direbut?!” Si perempuan muda mendorong perempuan tua dengan kasar.

Sementara itu pengunjung mall berdatangan. Mereka merubung, pada ingin menonton. Ada pula dua security mall muncul.

Lelaki yang dipanggil Ferdi panik. “Ada security. Cepat pergi dari sini!”

“Kamu kan jalan  sama aku. Ayo ke rumahku…!” Perempuan yang lebih muda segera menarik si pemuda pergi.

Si pemuda semp[at melihat Irawan di antara pengunjul mall yang menonton. Wajahnya geram! Ia mau menghampiri Irawan. Tapi si perempuan yang bersamanya menariknya dengan kasar.

“Ngapain ngurusin orang?! Buruan pergi, entar kita ditangkap security!”

 Si pemuda urung menghampiri Irawan. Ia  segera ambil langkah seribu kabur bersama perempuan di sampingnya.

Kedua security mall yang muncul hanya berhasil menemukan si perempuan tua sedang meringis kesakitan sambil memegangi bagian bawah perutnya.

“Nenek kenapa?” Salah satu security bertanya.

“Panggil gue nenek?! Gue gebok lo!” si perempuan tua bangkit dan mendorong muka si security tadi dengan kesal. “Gue cantik begini dipanggil nenek!”

Ia lantas pergi dengan jengkel dari tempat itu. Si security mau mengejar tapi temannya menggeleng.

“Sudah, biarin dia pergi. Dari pada lo digampar nenek-nenek.”

Akhirnya si perempuan tua dibiarkan pergi.

Irawan dan ketiga temannya yang melihat itu kecewa.

“Pertarungan berakhir ya cyyiinn…”

“Tapi lumayan seru lho…. Eike suka lihat mereka jambak-jambakan kayak kita kalo lagi berantem ya cyyinnn.”

“Aiihh, seru apaan?” Lelaki dancer yang satu cemberut.  “Eike kecewa kalah taruhan. Eike pilih yang tuwir sih.”

“Eike menang. Yeiiyy harus beliin eike pensil alis  ya.”

Ketiga temannya ribut membalas pertarungan yang sudah berakhir. Irawan malah tersenyum simpul. “Sekarang Ira punya bahan gosip yang bisa bikin satu kampus heboh! Kebayang ramenya kalo satu kampus sampe tau…!”

*

KLIK!

Perempuan berumur empat puluh tahun lebih yang masih cantik itu mengunci kamarnya.

Ia menatap lelaki muda nan gagah yang sudah duduk di tepi ranjang dengan kesal. Pembaringan mewah nan romantis itu membuat si lelaki muda semakin terlihat mempesona di ranjang.

“Gimana sih kamu, Ferdi? Kamu sering begitun sama nenek keriput di mall tadi?!” Ia mendekati si pemuda.

Si lelaki muda yang dipanggil Ferdi mengedikkan bahu. “Mau gimana lagi? Aku butuh duit.”

“Tapi uang dari aku kan lebih dari cukup buat kamu bayar kos?!” Perempuan itu mulai melucuti pakaiannya sendiri. Ia melepas baju atasnya.

“Cukup buat bayar kos.” Ferdi mengangguk. “Tapi enggak cukup untuk ngasih ibu dan adikku uang di kampung.”

Si perempuan yang mau melepas roknya  terhenti sejenak. “Kamu kirim uang buat ibu dan adikmu di kampung?”

Si pemuda mengangguk. “Bapakku yang nelayan sudah meninggal.  Ibuku  di Lombok hanya pedagang  miskin. Jualan jagung bakar  di pantai. Penghasilannya jelas gak cukup buat membiayai aku kuliah dan biayain adik perempuanku yang masih SMA.”

Si perempuan berambut pendek terdiam mendengar itu.

“Aku memang kirim uang buat Ibu dan adikku di kampung. Aku bilang sambil kuliah aku kerja sambilan di Jakarta, jual beli hand phone, jadi makelar mobil dan motor…. Yah, semua hal yang mereka pikir aku punya penghasilan cukup besar hingga bisa kirim uang tiap bulan.”

Pelan suara si perempuan bertanya. “Mereka gak tau kamu jadi gigo*o? Jual diri sambil kuliah?”

Lelaki muda itu menggeleng. Senyum sinis terukir di wajahnya. “Aku gak mau mereka tau! Aku harus menyimpan kebanggaan ibu dan adik perempuanku bahwa aku kuliah dengan baik. Sebentar lagi aku jadi sarjana. Kalau sudah dapat kerja yang benar dengan gaji gede! Aku berhenti melakukan pekerjaan ini!”

Tangan si perempuan terulur ke tubuh lelaki gagah itu. Diremasnya bahu nan gagah di depannya.

“Kalau begitu, aku mau puas-puasin dengan kamu sebelum kamu berhenti melakukan pekerjaan ini.”

Lelaki muda di depannya tersenyum.

Perempuan itu beraksi lebih dulu. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Ferdi. Lalu dici*mnya Ferdi dengan ganas. Lantas tangannya beraksi liar ke bagian lain tubuh Ferdi. Lelaki di depannya membalas dengan seru. Perempuan itu makin menggila terbakar gairah. Dilucutinya semua pakaian Ferdi. Menit berikutnya kedua mahluk itu sudah bergelora di pembaringan. Saling berpacu dalam gairah.

*

“Senin telah tiba… Senin telah tiba… hatiku gembira…”

Irawan bernyanyi kecil menyanyikan lagu itu dengan irama lagu anak-anak, ‘Libur Telah Tiba’ yang dulu populer kala dinyanyikan penyanyi cilik tasya.

Irawan  memasuki halaman kampus. Pagi ini jam 10 pagi ia ada kuliah. Tapi jam 9 Irawan sudah tiba. Niatnya mau ngerumpi lebih dulu. Bergosip ke beberapa mahasiswi teman satu angkatannya.

Di tempatnya biasa ngobrol di gedung A, Ira tak menemukan temannya satu angkatan. Mungkin mereka belum datang. Irawan menuju kantin. Ia masuk kantin sambil kembali bersenandung.

“Senin telah tiba… Senin telah tiba… Hati Ira gembira mau ngegosip…”

Mbak Mulan si pelayan kantin sedang menyiapkan makanan dan  kue di etalase. Ia menatap irawan yang datang.

“Ada gosip apa lagi, Ira?”

“Bikinin Ira teh manis anget dulu dong. Tapi jangan kelewat  manis semanis Ira ya Mbak Mulan….”

“Siippp.” Mbak Mulan menyiapkan teh manis pesanan Irawan. Ia pake the celup yang dicelupkan ke gelas berisi air panas.

Irawan duduk di sebuah bangku. “Kasih  kue bolu sepotong  dan risolnya satu, Mbak Mulan. Risolnya kasih cabe rawit satu biar rada pedas kayak mulut eike.” Irawan bersemangat. “Eike  punya gosip termanis tersadis terseram terhoror di kampus ini.” Irawan menatap Jamilah si pelayan kantin yang nyaris dilupakan nama aslinya. “Pasti Mbak Mulan suka dengarnya.”

“Oh, pasti…” Mbak Mulan tertawa sambil  mengambilkan kue pesanan Irawan. Sepotong bolu dan sebuah risol. “Eh, pake cabe rawit ya? Cabe rawitnya masih dipisah.” Ia mencarikan cabe rawit di kantong plastik belanjaannya yang masih bertumpuk di lantai. "Mana sih cabenya?"

Lama juga Mbak Mulan mencari cabe rawit itu karena belanjaannya banyak banget seabrek.

Setelah  menemukan cabe rawit dan menaruhnya di piring kecil di samping risol. Mbak Mulan terpana. Irawan sudah tak ada di kantin. “Kemana tuh orang?”

Mbak Mulan menatap keluar. Ia juga tak melihat Irawan.

Lelaki bertulang lunak itu ternyata ditarik oleh seorang lelaki bertubuh kekar dengan kasar ke lorong di samping kantin.

“Mau diapain Eike? Mau diperk*sa ya?” Irawan senyum menatap lelaki tampan nan kekar di depannya. “Kalau mau diperk*sa jangan disini dong ah.”

Lelaki di depannya menatap Irawan galak. “Kemarin itu lo ngeliat gue di mall kan?!”

Irawan mengangguk.

BUUKKK! Tiba-tiba lelaki itu mendaratkan tinju keras ke perut Irawan.

"AAUUWW! Peranakan eike...! Eike bisa keguguran..!" Pekik Irawan sambil meringis.

BERSAMBUNG…….

Semoga terhibur dengan cerita ini. Boleh kasih LIKE, VOTE  dan KOMEN jika berkenan. Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal

ira silambe turah.... ntar kena karmalo.....

2023-02-04

0

Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal

hm... bangkai busuk nak disimpan ya gak bisa la... Nurman.. kenapa harus marah klo itu emang nyata... biarkan saja .. anjing menggong kapilah berlalu. toh mereka gak kan tanggung makan dan yg lainnya untuk hidupmu... ikhlaskan belajar berubah lebih baik untuk kedepan...

2023-02-04

0

Abimanyu Rara Mpuzz

Abimanyu Rara Mpuzz

ira mulutmu harimaumu🤪

2021-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. He's A Real Hot Man
2 Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3 Episode 3. Calon Suami Livia
4 Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5 Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6 Episode 6. Memeluk Hot Man
7 Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8 Episode 8. VISUAL
9 Episode 9. Ferdi Jual Diri
10 Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11 Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12 Episode 12. Permintaan M*ksiat
13 Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14 Episode 14. Tiga Ronde
15 Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16 Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17 Episode 17. So Sweet
18 Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19 Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20 Episode 20. Di Kamar Mandi
21 Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22 Episode 22. Dipaksa Menikah
23 Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24 Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25 Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26 Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27 Episode 27. Takut Perih
28 Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29 Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30 Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31 Episode 31. Romantis Di Cirebon
32 Episode 32. Ular Di Ranjang
33 Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34 Episode 34. Rejeki Besar
35 Episode 35. The Sweetest Gift
36 Episode 36. Romantic Night
37 Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38 Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39 Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40 Episode 40. Dua Garis Biru
41 Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42 Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43 Episode 43. Kemal Wan Basar
44 Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45 Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46 episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47 Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48 Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49 Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50 Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51 Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52 Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53 Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54 Episode 54. Diajak Ke Lampung
55 Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56 Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57 Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58 Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59 Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60 Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61 Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62 Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63 Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64 Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65 Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66 Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67 Episode 67. Ira Ditangkap
68 Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69 Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Episode 1. He's A Real Hot Man
2
Episode 2. Gosip Hot Menyebar
3
Episode 3. Calon Suami Livia
4
Episode 4. Apakah Livia Siap Jadi Istri?
5
Episode 5. Menggaruk Barang Terlarang
6
Episode 6. Memeluk Hot Man
7
Episode 7. Livia Gak Bakal Mau Menikah Dengan Norman
8
Episode 8. VISUAL
9
Episode 9. Ferdi Jual Diri
10
Episode 10. Livia Disuruh Berhenti Kuliah
11
Episode 11. Siapa Yang Membayari Uang Kos Livia?
12
Episode 12. Permintaan M*ksiat
13
Episode 13. Keenakan Dan Kesakitan
14
Episode 14. Tiga Ronde
15
Episode 15. Livia Cemburu Ke Meli
16
Episode 16. Bapak Tiri Yang Mencurigakan.
17
Episode 17. So Sweet
18
Episode 18. Benarkah Norman Dan Meli Tak Berpacaran?
19
Episode 19. Bu Luna Sudah Booking Kamar Hotel
20
Episode 20. Di Kamar Mandi
21
Episode 21. Sanggupkah Menahan Gairah?
22
Episode 22. Dipaksa Menikah
23
Episode 23. Belum Siap Jadi Istri
24
Episode 24. Merahasiakan Pernikahan
25
Episode 25. Anu Lo Kenapa?
26
Episode 26. Norman Membuat Bu Luna Tak Berdaya
27
Episode 27. Takut Perih
28
Episode 28. Ingat Enaknya Lupa Sakitnya
29
Episode 29. Sisi Lain Norman Yang Tak Diketahui Livia
30
Episode 30. Tidur Dengan Banyak Orang Agar Sukses
31
Episode 31. Romantis Di Cirebon
32
Episode 32. Ular Di Ranjang
33
Episode 33. Saat Ira Jadi Perkasa
34
Episode 34. Rejeki Besar
35
Episode 35. The Sweetest Gift
36
Episode 36. Romantic Night
37
Episode 37. Bisnis Kopi Penguat Stamina Lelaki
38
Episode 38. Keserimpet Bijinya Sendiri
39
Episode 39. Apakah Livia Hamil?
40
Episode 40. Dua Garis Biru
41
Episode 41. Menikmati Lontong Raksasa
42
Episode 42. Suami Perhatian Dan Sayang Istri
43
Episode 43. Kemal Wan Basar
44
Episode 44. Jendolannya Enggak Nahan
45
Episode 45. Meli Tersedak Pisang
46
episode 46. Golden Monkey Alias Kera Mas
47
Episode 47. Meli Duduk Di Atas Botol
48
Episode 48. Bertemu Mbak Ega Telapemnya
49
Episode 49. Semak Belukar Di Bawah Pusar
50
Episode 50. Toko TAMPA BUSANA
51
Episode 51. Livia Marah Dan Cemburu Berat
52
Episode 52. Cewek Bohay Idola Para Cowok Jomblo
53
Episode 53. Kalau Lagi Kepengen Pinter Merayu
54
Episode 54. Diajak Ke Lampung
55
Episode 55. Mertua Lelaki Yang Cacat Tapi Keras Wataknya
56
Episode 56. Alasan Norman Menjadi Gigolo
57
Episode 57. Malam Penuh Bintang Di Pulau Kilauan
58
Episode 58. Bebas Merdeka Seperti Lumba-Lumba
59
Episode 59. Sam Beloncom Naksir Kiki
60
Episode 60. Kiki Tahu Livia Dan Norman Sudah Menikah
61
Episode 61. Melon Gede Tinggal Diperah
62
Episode 62. Kiki VS Mbak Mulan Jamilah
63
Episode 63. Niken Dorbautnya Semaput
64
Episode 64. Sama-Sama Nafsuan
65
Episode 65. Menjaga Rahasia Apem Keriput
66
Episode 66. Semata Urusan Nafsu
67
Episode 67. Ira Ditangkap
68
Episode 68. Pak Gede Pisangmini
69
Episode 69. Berharap Pisang Mini Jadi Pisang Raja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!