Seorang gadis tergesah-gesah mendorong brankar dorong yang di atasnya ada seorang pasien terluka akibat terkena tembakan di bagian perut. Dengan tangan penuh darah, gadis itu tidak merasa jijik sama sekali dan tak peduli. Ia terus mendorong lurus memasuki lorong rumah sakit dan di bantu beberapa anggota polisi yang mengikuti.
Beberapa dokter lain nya dan suster datang membantu.
"Dokter, Nazwa? "sapa mereka.
" Siapkan ruangan operasi sekarang juga. "ucap Nazwa dingin dengan wajah datar yang terus fokus menantap pasien dan jalanan.
" Baik, dok. "
Suster dan dokter magang atau pendamping Nazwa siap melaksakan perintah dari atasan mereka dan berlari lebih cepat untuk menyiapkan segala keperluan operasi di ruangan ICU. Dan Nazwa terus mendorong masuk sampai kedalam ruangan. Anggota polisi melepaskan tangan mereka dari brankar tersebut lalu berhenti tepat di depan pintu karena tidak di izin kan masuk kedalam dan batu lah pintu segera di tutup oleg suster agar tugas mereka berjalan dengan lancar.
Anggota polisi yang laun menunggu di tempat tunggu, mereka tak lupa berdoa demi keselamatan atasan mereka.
"Kapten! "beberapa anggota yang terdiri dari 2 orang itu berdiri tegak memberi hormat pada kapten mereka saat baru saja tiba di rumah sakit. Lelaki itu menganggukkan kepalanya.
" Bagaimana? apa komandan di operasi? "tanyanya.
" Iya, kapten. "menjawab begitu tegak.
" Kita tidak lagi bertugas, bersikaplah seperti biasa! "ujar sang kapten kepada bawahnya.
" Baik, kapten... "
Lelaki berseragam itu berdiri dan bersandar di dinding dengan tangan di lipat kan ke dada. Kemudian telepon nya berdering, lalu ia pun menjawab panggilan itu.
" Bagaimana? apa kau sudah mendapatkan informasi. "
" Sudah kapten, dia adalah dokter Nazwa Reyhana Wijaya, putri kedua dari dokter Reyhan pemilik rumah sakit. Dan dokter Nazwa juga memiliki saudara kembar laki -laki yaitu Adam Reyhan Wijaya! "jelas salah satu bawahnya memberi informasi.
" Nazwa... nama yang cantik, "gumam sang kapten sedikit menyunggingkan senyumnya mengingat wajah Nazwa.
" Hem, kapten mengatakan sesuatu? "sambungan telpon masih terhubung.
" T-tidak... baiklah lanjutkan tugas kamu! dan terus pantau keadaan. "
" Siap, kapten. "di seberang sana sang bawahan memberi hormat dnegan berdiri tegak tangan di kepala. Walaupun tidak terlihat tetapi mereka tetep memberi hormat kepada sang atasan.
" Wijawa ya? pantes saja aksinya begitu keren. Tidak salah, cucu dari orang -orang hebat! "senyum kembali terlihat di wajah tampannya. Walaupun terlihat tipis namun tak menutupi wajahnya yang tampan.
" Kak, Hans. "
Lelaki itu menoleh kearah sumber suara, ia tersenyum lebar melihat siapa yang memanggil namanya.
Hansdirga Aditya Pratama, 29 tahun. Ajun Komisaris Polisi adalah perwira pertama tingkat tiga di kepolisian Republik Indonesia. Pangkat ini disebut Kapten, sama dengan pangkat yang setara di milter. Tanda kepangkatan yang dipakai adalah tiga balok berwarna emas. Sering digunakan penyebutan AKP untuk pangkat ini. Kapten Hansdirga atau kapten Hans adalah anggota termuda dari yang lainnya. Dengan kemampuan dan tingkat kecerdasannya ia mampu meraih mendali dan meraih bermacam penghargaan.
"Hay gadis kecil, "sapa nya ramah.
" Ayolah kak, aku bukan gadis kecil lagi? usiaku sudah 20 tahun!" rajuknya cemberut pada sang kakak.
"Hans, bagaimana keadaan papah kamu?
" Kita doakan saja mah, semoga papah baik-baik saja! "
Sang mamah mengangguk dengan perasaan campur aduk, khawatir tentunya.
Kini keluarga sang komandan atau papahnya Hans sedang menunggu hingga 3 jam lamanya. Tak luput juga dari doa untuk keselamatan sang papah di dalam. Hans menarik lembut ibunya bersandar kedalam pelukan mencoba memberi ketenangan dan mengatakan semuanya baik-baik saja. Rasa percaya dengan Nazwa menangani papahnya begitu yakin, pasti akan selamat berada di kendali wanita yang telah membuatnya tertarik itu.
Tak lama kemudian, pintu ruangan operasi terbuka. Seorang wanita berpakaian hijau keluar dengan wajah tertutup maskar. Keluarga Hans mendekat.
"Dokter, bagaimana keadaan suami saya? "tanya ibu Linda dengan tak sabaran.
Dokter wanita itu membuka master yang menutupi wajahnya, ia tersenyum menatap sang ibu.
Deg...
Jantung sang kapten berdetak dapat melihat dari dekat wajah dokter wanita itu, siapa lagi kalau bukan dokter Nazwa.
" Alhamdulillah operasinya berjalan lancar, "ucapnya dengan senyuman begitu ramah.
Kapten Hans terus memandangi wajahnya.
" Alhamdulillah,"jawab Linda merasa lega dan tersenyum mengusap wajahnya penuh syukur.
" Tapi... "
" T-tapi apa, dok? "seketika senyum di wajah Linda sirna.
Nazwa menghembuskan nafasnya sejenak menatap sendu sang ibu," beliau masih belum sadarkan diri. "
Linda kembali menitikkan air matanya, ia nyaris terhuyung kebelakang dan dengan cepat Hans menangkap ibunya.
" Ibu tidak apa-apa? "tanya Nazwa mendekat, lagi-lagi jantung Hans kembali bergetar. Ia nyaris saja gagal fokus,untungnya sang ibu tidak jatuh dari tangannya.
" Ibu yang sabar ya, kita doakan saja semoga bapak cepat siuman dan berkumpul dengan ibu dan keluarga lagi! "ujar Nazwa menenangkan Linda. Hans tersenyum, lagi -lagi ia di buat kagum dengan gadis di hadapannya ini.
" Iya dok, terima kasih banyak. Anda sudah bekerja keras! "
Nazwa tersenyum, ia melirik sekilas pada Hans lalu sedikit menganggukkan kepalanya.
" Baiklah kalau begitu saya permisi sebentar ya bu, kalau ada apa-apa cepet hubungi kami! "pamit Nazwa pada Linda. Dan hanya di jawab dengan anggukan saja olehnya.
Hans menatap kepergian Nazwa sampai menghilang dari pandangannya," cantik! "gumamnya.
" Hah, kakak ngomong sesuatu? "kata sang adik.
" Apaan sih? nggak ada! "elaknya.
" Bohong, tadi juga Rani liat kakak senyum gak jelas gitu liatin dokter cantik tadi. Kakak suka ya? "ledek adiknya menggoda.
" Diam gak? sekali lagi ngomong gue colok matamu! "
" Ck, menyebalkan. "
Hans beranjak menjauh dari ibu dan adiknya, ia berjalan tak tentu arah di lorong rumah sakit. Sesaat kemudian matanya tak sengaja menatap seorang dokter sedang berjalan kearahnya. Jantungnya pun kembali berdegup kencang, dan salah tingkah. Namun Hans selalu padai menyembunyikan perasaannya dengan bersikap dingin dan mengubah ekspresinya menjadi datar tak ada tau dengan dirinya yang tengah gerogi di hadapan wanita cantik.
Nazwa terus berjalan, ia tersenyum kepada siapa saja yang tengah menyapa dirinya. Dan di saat itu pula ponsel Nazwa berdering, bergegas gadis itu merogoh kantong nya dan melihat siapa yang memanggil.
"Assalamualaikum. "
" Waalaikumsalam, Naz! bagaimana keadaan kamu? aku dengar kalau kamu ada di tengah -tengah penembakan itu? "suara terdengar begitu khawatir membuat Nazwa tersenyum.
" Tidak apa, aku baik-baik saja. "jawabnya. Ia terus melangkah sampai berpapasan dengan Hans yang terus menatap dirinya. Nazwa sedikit menundukkan kepalanya lalu tersenyum manis kepada Hans.
Deg... deg... deg...
Hans membutuhkan dokter ahli bedah jantung sekarang ini untuk memulihkan kembali keadaan detak jantungnya yang tak karuan berdetak. Wajahnya memerah, ia merasa kepanasan.
Nazwa sudah melangkah menjauh, dan Hans memutar balik tubuhnya dan terus menatap punggungnya. Garis di bibir berbentuk seketika, ada rona di sana.
Nazwa tersenyum dengan seseorang, dan tak luput dari pandangan Hans hingga senyum di bibirnya hilang seketika melihat Nazwa bertemu dengan seorang laki-laki dan terlihat begitu akrab.
"Kebiasaan deh, kalau udah di sini pasti selalu telpon. "ujar Nazwa kepada lelaki itu.
" Emangnya gak boleh... tapi aku bersyukur kamu gak kenapa-napa! aku sempat kaget dan khawatir banget tadi. "ujar lelaki itu.
" Ayolah Key, aku bukanlah gadis lemah. Aku bisa mengalahkan mereka dengan satu pukulan tau! "ucap Nazwa mengangkat satu tangganya. Dan lelaki yang bernama Key itu tersenyum lalu mengusap pucuk kepala Nazwa lembut.
Hans terus menatap dengan tatapan sulit di artikan, dalam hati bertanya?" apa hubungan mereka? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Kasma Kharisma
key anknya brian kan.. nazwa sama key sj thor
2021-02-22
0
KomaLia
waduh belum kenalan udah patah hati
sakiiit
2021-02-16
0
Tri Hartatik
wahhhh makin seru👍👍👍
2021-02-09
0