Awal. pertemuan

El mengerjap waspada, ia spontan langsung berdiri tegak berusaha bersikap tenang dalam keadaan situasi genting seperti sekarang.

"Ada urusan apa? "tanya nya dingin, sambil melipatkan kedua tangan di dada.

" Bukan kunti, bro. Tapi manusia? "ucap salah satu anggota geng motor itu.

" Tau dari mana lo?"tanya temannya.

"Lah itu, kakinya menginjak ke tanah. Berarti dia bukan kunti dong! "

" Jangan mau ketipu, kali aja dia pakai ilmu sihir. "

Beberapa dari mereka debat masalah Eliana, antara manusia atau kunti.

" Diam. "bentak ketua geng tersebut merasa berisik.

" Neng, lo ini manusia atau kunti? "tanya nya langsung pada El.

" Sundel bolong, kenapa?"jawab El datar.

"Pantes cantik, mau dong di bolong-bolong. Hahahaha, "ucapnya menggoda.

" Oh, lo mau main bolong -bolong. Ambil bor sana biar gue bolongin tuh mata lo!"jawabnya sinis.

"Cantik -cantik galak, wajar sih? sendal bolong hahahaha,"ledek yang lainnya.

Eliana diam, namun matanya mengamati diam-diam mencari celah agar dapat kabur dan melarikan diri dari gerombolan para berandalan ini.

"Ngapain si eneng, malam -malam begini duduk sendirian di sini? lagi nungguin abang tukang sate ya? mending sama abang aja, kita bisa main tusuk-tusukan, "lelaki itu bertanya sembari menggoda, matanya memperhatikan dari atas sampai bawah, begitu menggoda menurutnya.

Eliana tetep tenang, rasa takut sedikit pun tidak ia tunjukan sama sekali seolah yakin jika dirinya bukalah manusia.

" Eh pak RT, mari pak gabung ma kita-kita di sini, "ucap Eliana sopan.

Para geng motor itu spontan langsung menoleh kearah belakang. Ada kesempatan bagi Eliana, ia pun tak menyia-nyiakannya dan langsung berlari sekencangnya tanpa peduli tas yang tertinggal.

" Sial, kita di bohongi. Ayo kejar, jangan sampai lolos. "para anggota geng motor itu langsung menaiki motor mereka masing-masing dan langsung menyalakan nya kemudian mengejar El yabg sedang berlari.

" Ya Allah, mereka datang. "

Dengan nafas tersengal, El terus berlari. Sesaat ia hendak menyebrang tiba-tiba sebuah mobil dengan melaju kecepatan dan dalam hitungan detik tabrakan pun terjadi, dan untungnya tidak parah hanya goresan luka ringan di tangan Eliana serta kaki terkilir saja karena sang mengemudi sempat menginjak rem mobil nya.

"Woy, kau mau mati, hah! "bentaknya berteriak menyembulkan kepala hanya dari kaca jendela mobil yang terbuka.

Eliana bangkit, ia menatap tajam lelaki yang sedang mengemudi tak merasa bersalah itu. Lalu ia menghampiri dan membuka paksa pintu mobilnya lalu masuk kedalam dan duduk santai di kursi depan.

"Jalan. "perintah El, dingin.

What! lelaki itu terhayak tak percaya.

" Malah bengong, ayo jalan. Lo mau mati atau masih mau tetep hidup? kalau mau mati sana keluar, biar gue yang bawa mobil lo, tapi kalau masih mau tetep idup ayo cepetan jalan. Dan kabur dari sini, "ucap El tegas, sebab anggota geng motor itu sudah berada di depan tak jauh dari mobil seakan sedang menantang sambil terus mengegas kendaraan nya.

Lelaki itu menatap kedepan, ia tau apa yang di maksud oleh gadis di sebelah nya ini.

" Ada urusan apa kamu sama mereka? dan kenapa harus bawa-bawa, saya? "tanya nya dingin.

" Ceh ilah, nie om-om masih nanya lagi?"gumam El males.

"Gue mau di perkosa sama mereka? karena lo sudah bikin gue celaka dan gak bisa lari lagi, sebagai gantinya lo harus menolong gue, kasih gue makan, minum dan tempat tinggal. Kalau perlu kasih kerjaan juga boleh, dan sekalian tuh biayanya'in kuliah gue. "Eliana berucap dengan santai, dan meminta seraya tanpa dosa seenaknya jidat.

"Kau...."

"Ayo cepetan jalan, gak liat apa mereka udah pada ngeluarin celurit? gue gak mau mati dalam keadaan jomblo ya, "

Lelaki itu menghela nafasnya, bisa -bisanya gadis ini masih memikirkan hidupnya yang jomblo ngenes, dirinya sendiri yang jomblo sepanjang jagat aja diam aja.

" Om, ayo jalan, "tegur El sekali lagi.

Lelaki itu pun tak ada pilihan, ia harus menghindar dari geng motor itu dulu baru berurusan dengan gadis setengah sinting ini, menurutnya. Lalu memutar balik mobilnya kemudian melaju dengan kecepatan dan para geng motor itu mengejar hingga mereka saling kejar-kejaran di jalan raya yang sepi dan hanya ada beberapa kendaraan lewat namun mereka tak perduli.

Lelaki itu menekan telpon darurat yang ada di jam tangannya.

"Kirim beberapa orang, dan urus tikus -tikus itu sekarang juga."

Setelah mengucap itu, lelaki itu langsung memutuskan sambungan telepon nya tanpa menunggu jawaban, lalu terus mengemudi sampai orang -orang kirimannya tiba dan langsung mengurus tuntas tanpa sisa para brandalan geng motor tersebut.

"Laki-laki ini sebenarnya siapa? gue yakin pasti bukanlah orang biasa, "batin El memperhatikan lelaki di sampingnya yang sedang fokus mengemudi itu.

" Turun! "perintahnya dingin menghentikan mobilnya di tepi jalan.

" Apa! "

" Saya yakin kamu gak tuli, dan saya tidak akan mengulangi ucapan saya, "tuturnya ketus.

" Hah, om! jangan gila dong? masa tega sih sama gue. Cewek cantik kayak gue masa di biarin sendirian di jalan, kalau ada berandalan kayak meraka lagi gimana? "

" Bukan urusan saya, keluar. "

" Nggak mau! om, jangan jahat banget dong jadi orang. Tangan gue terluka, kaki gue terkilir. Masa lo gak tanggung jawab sama gue, "teriak nya kekeh mempertahankan agar tetep berada di dalam mobil.

" Kamu sendiri yang menabrakkan diri ke mobil saya, jadi buat apa saya harus bertanggung jawab?"

Eliana menatap tajam pada lelaki itu, tangannya mengepal kuat di sabuk pengaman mobil. Ingin rasanya menjambak habis wajah lelaki yang menyebalkan itu.

"Apa? mau marah sama saya? tidak terima,"ucapnya enteng melihat wajah merah Eliana.

"Huuuuwaaaaaaaa, nggak mau keluar, pokonya om harus tanggung jawab. Setidaknya tampung gue selama sebulan kek, huuaaaaaa, duit udah gak ada baju-baju pun ilang, masa gue harus ngemis di jalan. Mau tarok di aman muka cantik gue... huaaaaaa."

Eliana menangis bombay di dalam mobil merengek sejadi jadinya berharap lelaki itu dapat memenuhi permintaannya untuk memberi nya tumpangan geratis tempat tinggal, makan dan minum.

Lelaki itu menutup kedua kubang kuping nya seakan gendang telinga mau pecah.

"Oke-oke, tapi hentikan suara tangisan kamu itu. Berisik! "ucapnya setengah berteriak.

Spontan El langsung mengubah ekspresi nya duduk santai sambil bersandar tersenyum penuh kemenangan. Masa bodoh dengan lelaki yang tak ia kenal ini, setidaknya malam ini ia dapat tidur dengan nyenyak barulah memikirkan hari esok.

"Om, kalau sudah sampai tolong bangunkan ya, aku mau tidur dulu, ngantuk. "

Lelaki itu menganga, baru pertama kali ada orang yang tidak takut dan sungguh berani padanya, namun ia menyunggingkan senyumnya lalu mengelus lembut wajah Eliana.

" Kamu sendiri yang datang padaku, dan jangan harap merengek meminta lepas dari jeratku.... "

Terpopuler

Comments

uhuuuyyy

uhuuuyyy

wkeekekeek eliana itu lucu

2021-02-20

0

KomaLia

KomaLia

jodoh emang engga kemana,mau menghindar malah nyamperin sendiri

2021-01-29

0

Eka Sulistiyowati

Eka Sulistiyowati

lnjut

2021-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Kabur
3 Awal. pertemuan
4 Membawa pulang
5 Membangunkan
6 Kesedihan Alisya dan Bram..
7 Robot cantik
8 Calon istri
9 Penyakit Alergi
10 gara gara supir
11 Ke kantor
12 Gadis itu?
13 Dokter Nazwa
14 Dua wanita ular.
15 Akhirnya dua uler itu pergi
16 Keynan dan seorang gadis
17 Ke rumah sakit barengan
18 Menyamar
19 Eliana palsu
20 Kedekatan
21 Di tempat pengungsian
22 Pergi bersama
23 Hujan turun
24 Tanpa sengaja
25 Ungkapan
26 Di mana Aaron
27 Siapa itu Velari
28 Kedatangan Aaron
29 Adik
30 Kembali ke rumah
31 Ibu mertua
32 Dapat dukungan
33 Lamaran di tolak
34 Aaron galau
35 Jalan jalan
36 Mau menculik
37 Menjadi pengasuh
38 Penasaran
39 Di rumah Arkan
40 Kekesalan Keyra
41 Ayam goreng ku
42 Bertemu orang tua Aaron
43 Mencuri
44 Sikap cemburu Aaron
45 Mengetahui kesalahan
46 Acara lamaran.
47 Mengantar makanan.
48 Masa lalu
49 Eliana di culik
50 Prustasinya Aaron.
51 Terpana
52 Ancaman Lucas pada Bella
53 Ancaman Bram
54 Murka Lucas.
55 Bukan salahnya
56 Penghianatan.
57 Kepergian Lucas
58 Begal
59 Ketakutan
60 Terkejut
61 Kesedihan
62 Khawatirnya Alisya
63 Kepedihan kedua orang tua
64 Berusaha menjadi penyemangat
65 Menghampiri Aaron
66 Mulai membaik
67 Kostum
68 Jawaban Hans
69 Badut Hans.
70 Senyum tak pudar
71 Menjelang pernikahan
72 Sah pada akhirnya
73 Menemani
74 Hanya berdua
75 Dugaan Keynan
76 Menyerah
77 Malam yang panjang
78 Tak bisa di hentikan
79 Hari penuh berkah
80 Tuduhan Hans
81 Menjadi akrab
82 Rabi yang kebingungan
83 Kembali ketakutan
84 Rasa bahagia
85 Kedatangan tamu
86 Tindakan Eliana
87 Lamaran
88 Di kasih hati malah minta jantung
89 Rindu berat
90 Dendam Gebi
91 Kecewa
92 Meminta maaf
93 Saling memaafkan
94 Ijab kabul
95 Selamat untuk pengantin baru
96 Rani
97 Menahan diri
98 Bercerita tentang masa lalu Megan
99 Positif hamil
100 Sangat siap
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Awal
2
Kabur
3
Awal. pertemuan
4
Membawa pulang
5
Membangunkan
6
Kesedihan Alisya dan Bram..
7
Robot cantik
8
Calon istri
9
Penyakit Alergi
10
gara gara supir
11
Ke kantor
12
Gadis itu?
13
Dokter Nazwa
14
Dua wanita ular.
15
Akhirnya dua uler itu pergi
16
Keynan dan seorang gadis
17
Ke rumah sakit barengan
18
Menyamar
19
Eliana palsu
20
Kedekatan
21
Di tempat pengungsian
22
Pergi bersama
23
Hujan turun
24
Tanpa sengaja
25
Ungkapan
26
Di mana Aaron
27
Siapa itu Velari
28
Kedatangan Aaron
29
Adik
30
Kembali ke rumah
31
Ibu mertua
32
Dapat dukungan
33
Lamaran di tolak
34
Aaron galau
35
Jalan jalan
36
Mau menculik
37
Menjadi pengasuh
38
Penasaran
39
Di rumah Arkan
40
Kekesalan Keyra
41
Ayam goreng ku
42
Bertemu orang tua Aaron
43
Mencuri
44
Sikap cemburu Aaron
45
Mengetahui kesalahan
46
Acara lamaran.
47
Mengantar makanan.
48
Masa lalu
49
Eliana di culik
50
Prustasinya Aaron.
51
Terpana
52
Ancaman Lucas pada Bella
53
Ancaman Bram
54
Murka Lucas.
55
Bukan salahnya
56
Penghianatan.
57
Kepergian Lucas
58
Begal
59
Ketakutan
60
Terkejut
61
Kesedihan
62
Khawatirnya Alisya
63
Kepedihan kedua orang tua
64
Berusaha menjadi penyemangat
65
Menghampiri Aaron
66
Mulai membaik
67
Kostum
68
Jawaban Hans
69
Badut Hans.
70
Senyum tak pudar
71
Menjelang pernikahan
72
Sah pada akhirnya
73
Menemani
74
Hanya berdua
75
Dugaan Keynan
76
Menyerah
77
Malam yang panjang
78
Tak bisa di hentikan
79
Hari penuh berkah
80
Tuduhan Hans
81
Menjadi akrab
82
Rabi yang kebingungan
83
Kembali ketakutan
84
Rasa bahagia
85
Kedatangan tamu
86
Tindakan Eliana
87
Lamaran
88
Di kasih hati malah minta jantung
89
Rindu berat
90
Dendam Gebi
91
Kecewa
92
Meminta maaf
93
Saling memaafkan
94
Ijab kabul
95
Selamat untuk pengantin baru
96
Rani
97
Menahan diri
98
Bercerita tentang masa lalu Megan
99
Positif hamil
100
Sangat siap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!