Kesedihan Alisya dan Bram..

El duduk kembali, ia teringat akan ibu nya.

"Biasanya kalau mau sholat begini, mommy yang teriak teriak memanggilku,"gumam El sedih.

"Hiks... mom, maaf... hiks maafkan El ya, El terpaksa kabur dari rumah, El gak mau di paksa nikah sama Daddy. Mommy jangan nangis, Mommy jangan sedih, El baik-baik aja di sini... "

Eliana memeluk bantal ia menangis di sana.

Dan bener saja seperti dugaan El kalau Alisya menangis. Dan pagi ini Bram begitu kualahan menenangkan istrinya tersebut.

" Sayang jangan nangis lagi ya, El pasti baik-baik aja. Dia gadis yang kuat, gadis yang tangguh,"ujar Bram membujuk.

Alisya menoleh arah Bram dan menatap nya tajam. "ini semua gara-gara kamu mas, anak aku kabur gara-gara kamu. Coba kalau kamu tidak memaksa dia untuk menikah dengan teman bisnis kamu itu, pasti El gak akan kabur dari rumah!" marah Alisya.

Bram terdiam, yang di ucapkan istrinya itu benar. Ini salahnya, salah dirinya yang menjadi ayah tak berguna. Tak seharusnya ia melibatkan anak gadisnya hanya demi perusahaan. Sehingga ia harus kehilangan putrinya dan membuat istrinya menjadi sedih karena ulahnya.

"Maaf..."cicit Bram menyesal.

"Maaf, apa hanya dengan kata maaf anak aku kembali? nggak 'kan? apa yang harus kamu lakukan sekarang, cuma menonton anak kamu di apa-apain sama orang itu? "Alisya benar marah besar pada suaminya.

" Tidak, tidak akan aku biarkan dia menyentuh anak kita? tolong percaya sama aku,"ucap Bram.

"Dia itu anak gadis mas, apa lagi sekarang ini tinggal di rumah orang yang gak dia kenal. Aku takut anakku kenapa -napa, mas. "Alisya terus menangis, Bram langsung memeluk istrinya, hatinya juga sedih. Rasa khawatir itu juga menghantui dirinya.

" Sayang, aku janji. Anak kita pasti akan baik-baik aja, gak akan aku biarin siapapun yang menyentuhnya apa lagi menyakiti nya. Pasto akan aku bawa pulang kembali anak kita."Bram berusaha terus mencoba membujuk istri agak tidak lagi menangis, walaupun dalam hatinya begitu rapuh.

Bram menggertak kan giginya, ia berjanji pada dirinya sendiri. Jika putrinya itu sampai kenapa-napa, tak peduli lagi dengan perusahaan yang sudah bertahun-tahun ia bangun hilang begitu saja, demi putrinya ia akan melakukan apapun bahkan termasuk merelakan hilangnya kebanggaannya selama ini.

Pagi harinya di kediaman Bram. Pagi itu nampak begitu sunyi, tak biasanya sepi. Saqira merasa ada yang aneh ia tidak mendengar suara apa-apa dari luar, biasanya mommy nya itu koar-koar di pagi hari memanggil nama kakaknya menyuruh bangun. Namun tidak di pagi ini. Mengingat kakak, Saqira teringat akan pesan El malam itu, di mana ia rasa bahwa itu hanyalah mimpi saja.

"Tumben rumah sepi, apa kakak udah bangun kali, ya? "gumam Saqira, lalu ia membereskan buku dan memasukannya kedalam tas. Saqira melihat posisi dompet nya berubah.

" Kok ada di sini? kan seharusnya di depan, aneh banget. "Saqira membuka dompet nya tersebut, dan ia kaget melihat isinya hilang.

" Loh, kok duit nya gak ada? apa di ambil mommy? "karena penasaran Saqira pun keluar dari kamar, dan ia melihat ada yang salah dari rumahnya tersebut.

" Pagi abang..."sapa Saqira pada ER.

"Hey, pagi sayang. Duh makin cantik aja adek abang ini, "puji ER mengecup pipi adiknya.

" Pagi, abang Al, "kini Saqira menyapa Al yang baru saja turun.

" Pagi,"jawab nya datar, Saqira memanyunkan bibirnya.

Kedua lelaki kembar itu duduk di meja makan , bagitu jiga dengan Saqira.

"Tumben banget Mommy sama Daddy belum keluar dari kamar? kenapa mereka ya? "Saqira bertanya.

" Entahlah, apa lagi tak biasanya Mommy gak masak? ini masakan Bibi, "saut Er.

" Oh ya, tumben banget. "Saqira pun menjadi heran." eh tau gak? masa tadi malam aku mimpi kakak kabur! dia pamit malah sama aku dan minta duit sam aku gitu, dan anehnya duit aku benaran gak ada, aneh kan. Apa mungkin mommy yang ambil, atau benaran kakak? "ucap Saqira tanpa sadar.

Al dan ER saling pandang mencerna ucapan adik bungsu mereka, keduanya memiliki pemikiran yang sama.

" Jangan-jangan. "

Al langsung berlari menaiki anak tangga, Er menatap kepergian saudara kembarnya.

" Kapan El mengatakan itu sama kamu?"tanya Er pada Saqira.

"Tadi malam, emangnya kenapa? "Saqira masih belum mengerti keadaan.

" Sial. "Er pun berlari juga menyusul Al. Saqira kebingungan dengan kedua abangnya lalu ia pun juga mengikuti kedua abang menuju kamar El.

" El benaran gak ada? "tanya ER pada Al yabg sudah masuk duluan. Lelaki itu mengangguk.

Er mengepal lalu ia memastikan dan membuka lemari baju El, dan melihat di sana sudah berantakan tak seperti biasanya, tas rasnsel kesukaan El juga tidak ada dan ia pun menduga jika adik kembaran nya itu memang kabur dari rumah.

"Dia kabur dari rumah, ucap ER. Saqira mengangga tak percaya, jadi apa yang di dengar nya itu adalah nyata.

Ketiga terdiam, hening dalam pikiran mereka masing-masing.

"Jangan-jangan, Mommy sama Daddy sudah tau, "ketiga kompak lalu mereka tergesah-gesah keluar dari kamar El dan berlari menuju kamar kedua orang tua mereka.

Setelah sampai di sana mereka ramai-ramai mengetuk pintu, dan berteriak memanggil agar segera di bukankan.

" Sepertinya anak-anak sudah menyadarinya,"ucap Bram.

Alisya langsung mengusap air matanya, dan cepat -cepat memakai jilbab. Sedangkan Bram membukakan pintu.

"Daddy, " mata Bram merah dan sembab, ketiga anak-anak itu yakin jika orang tua mereka memang sudah mengetahuinya.

" Mom. "Saqira memeluk ibunya, dan menahan air mata agar tidak menangis melihat raut wajah sedih itu.

" Daddy sudah tau? "tanya Al, Bram mengangguk.

" Apa mommy juga? "cela Er melihat kearah ibu nya sedih. Bram hanya mengangguk sedih.

Siapa yang rela darah dagingnya kabur dari rumah, apa lagi berada di tangan orang asing, bukan keluarga bukan sanak saudara.

" Sejak kapan? "lanjut Al bertanya.

" Tadi malam, Aaron menelpon Daddy dan memberi tahu jika adik kalian ada bersama dia!"cerita Bram lirih. Seperti kehilangan belahan jiwanya, yang membuat hati begitu terpukul atas hilangnya sanga anak dari rumah.

"Brengs*k... "Al memukul dinding hingga tangannya terluka, hatinya marah saat ini.

" Tapi bagaimana mungkin El ada di tangan Aaron, apa dia menculik El? "tanya ER.

" Kurang yakin, tetapi lelaki itu mengatakan kalau El datang sendiri padanya. Dan Aaron juga mengatakan akan menjaga El dengan baik, "jawan Bram, ER memejamkan matanya dan tangannya pun terkepal mencoba menahan amarahnya.

Apa kata-katanya dapat dipercaya! Er harus mencari lebih detail lagi informasi mengenai Aaron walaupun begitu sulit baginya untuk mencari tahu dalam waktu singkat, namun ia harus menyelidiki masalah ini dan membawa El kembali ke rumah.

Tak lama kemudian telpon Bram berdering, Ia pun menjawab panggilan telepon dari kantor tersebut.

"Apa! apa kamu yakin? apa kamu sudah mengecek semuanya? "teriak Bram tak percaya.

Al dan ER saling pandang kebingungan, begitu juga dengan Alisya dan Saqira. Apa sebenarnya yang terjadi?

Terpopuler

Comments

Tri Hartatik

Tri Hartatik

Aron jodohnya el

2021-02-09

0

KomaLia

KomaLia

ko bram jadi lemah ya padahal waktu muda nya dia tuh orang paling tangguh dan di takuti semua orang

2021-01-29

0

Eka Sulistiyowati

Eka Sulistiyowati

lnjut

2021-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Kabur
3 Awal. pertemuan
4 Membawa pulang
5 Membangunkan
6 Kesedihan Alisya dan Bram..
7 Robot cantik
8 Calon istri
9 Penyakit Alergi
10 gara gara supir
11 Ke kantor
12 Gadis itu?
13 Dokter Nazwa
14 Dua wanita ular.
15 Akhirnya dua uler itu pergi
16 Keynan dan seorang gadis
17 Ke rumah sakit barengan
18 Menyamar
19 Eliana palsu
20 Kedekatan
21 Di tempat pengungsian
22 Pergi bersama
23 Hujan turun
24 Tanpa sengaja
25 Ungkapan
26 Di mana Aaron
27 Siapa itu Velari
28 Kedatangan Aaron
29 Adik
30 Kembali ke rumah
31 Ibu mertua
32 Dapat dukungan
33 Lamaran di tolak
34 Aaron galau
35 Jalan jalan
36 Mau menculik
37 Menjadi pengasuh
38 Penasaran
39 Di rumah Arkan
40 Kekesalan Keyra
41 Ayam goreng ku
42 Bertemu orang tua Aaron
43 Mencuri
44 Sikap cemburu Aaron
45 Mengetahui kesalahan
46 Acara lamaran.
47 Mengantar makanan.
48 Masa lalu
49 Eliana di culik
50 Prustasinya Aaron.
51 Terpana
52 Ancaman Lucas pada Bella
53 Ancaman Bram
54 Murka Lucas.
55 Bukan salahnya
56 Penghianatan.
57 Kepergian Lucas
58 Begal
59 Ketakutan
60 Terkejut
61 Kesedihan
62 Khawatirnya Alisya
63 Kepedihan kedua orang tua
64 Berusaha menjadi penyemangat
65 Menghampiri Aaron
66 Mulai membaik
67 Kostum
68 Jawaban Hans
69 Badut Hans.
70 Senyum tak pudar
71 Menjelang pernikahan
72 Sah pada akhirnya
73 Menemani
74 Hanya berdua
75 Dugaan Keynan
76 Menyerah
77 Malam yang panjang
78 Tak bisa di hentikan
79 Hari penuh berkah
80 Tuduhan Hans
81 Menjadi akrab
82 Rabi yang kebingungan
83 Kembali ketakutan
84 Rasa bahagia
85 Kedatangan tamu
86 Tindakan Eliana
87 Lamaran
88 Di kasih hati malah minta jantung
89 Rindu berat
90 Dendam Gebi
91 Kecewa
92 Meminta maaf
93 Saling memaafkan
94 Ijab kabul
95 Selamat untuk pengantin baru
96 Rani
97 Menahan diri
98 Bercerita tentang masa lalu Megan
99 Positif hamil
100 Sangat siap
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Awal
2
Kabur
3
Awal. pertemuan
4
Membawa pulang
5
Membangunkan
6
Kesedihan Alisya dan Bram..
7
Robot cantik
8
Calon istri
9
Penyakit Alergi
10
gara gara supir
11
Ke kantor
12
Gadis itu?
13
Dokter Nazwa
14
Dua wanita ular.
15
Akhirnya dua uler itu pergi
16
Keynan dan seorang gadis
17
Ke rumah sakit barengan
18
Menyamar
19
Eliana palsu
20
Kedekatan
21
Di tempat pengungsian
22
Pergi bersama
23
Hujan turun
24
Tanpa sengaja
25
Ungkapan
26
Di mana Aaron
27
Siapa itu Velari
28
Kedatangan Aaron
29
Adik
30
Kembali ke rumah
31
Ibu mertua
32
Dapat dukungan
33
Lamaran di tolak
34
Aaron galau
35
Jalan jalan
36
Mau menculik
37
Menjadi pengasuh
38
Penasaran
39
Di rumah Arkan
40
Kekesalan Keyra
41
Ayam goreng ku
42
Bertemu orang tua Aaron
43
Mencuri
44
Sikap cemburu Aaron
45
Mengetahui kesalahan
46
Acara lamaran.
47
Mengantar makanan.
48
Masa lalu
49
Eliana di culik
50
Prustasinya Aaron.
51
Terpana
52
Ancaman Lucas pada Bella
53
Ancaman Bram
54
Murka Lucas.
55
Bukan salahnya
56
Penghianatan.
57
Kepergian Lucas
58
Begal
59
Ketakutan
60
Terkejut
61
Kesedihan
62
Khawatirnya Alisya
63
Kepedihan kedua orang tua
64
Berusaha menjadi penyemangat
65
Menghampiri Aaron
66
Mulai membaik
67
Kostum
68
Jawaban Hans
69
Badut Hans.
70
Senyum tak pudar
71
Menjelang pernikahan
72
Sah pada akhirnya
73
Menemani
74
Hanya berdua
75
Dugaan Keynan
76
Menyerah
77
Malam yang panjang
78
Tak bisa di hentikan
79
Hari penuh berkah
80
Tuduhan Hans
81
Menjadi akrab
82
Rabi yang kebingungan
83
Kembali ketakutan
84
Rasa bahagia
85
Kedatangan tamu
86
Tindakan Eliana
87
Lamaran
88
Di kasih hati malah minta jantung
89
Rindu berat
90
Dendam Gebi
91
Kecewa
92
Meminta maaf
93
Saling memaafkan
94
Ijab kabul
95
Selamat untuk pengantin baru
96
Rani
97
Menahan diri
98
Bercerita tentang masa lalu Megan
99
Positif hamil
100
Sangat siap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!