Arkan duduk di samping Aaron, ia memepetkan tubuhnya dan berbisik, "apa dia gadis itu..."
"Hem... "jawab Aaron berdehem sambil terus mengetik di laptop.
" Jadi.... jadi dia anaknya si itu... "
" Hem... "lagi, Aaron hanya menjawab dengan gumaman.
" Oalah, jadi gadis itu.... "
" Iye... "kali ini mengubah jawaban nya.
" Ah elo, gue aja belum selesai ngomong dah main jawab aje. "kesel Arkan.
" Gak. perlu di jelasin gue udah tau! "jawab Aaron datar, Arkan mendengus sebel.
" Tapi, apa dia tau... "tanya Arkan, kembali berbisik. Aaron menggeleng pelan.
" Hah! kok bisa? lo gak kasih tau dia? "semakin penasaran Arkan dengan kisah sahabatnya.
" Nggak "
" Lah kenapa? "
Aaron menoleh pada Arkan yang semakin kepo dengan urusannya.
El memperhatikan dari jauh, alisnya tertarik keatas melihat keduanya tengah berisik -bisik dengan serius." apa yang mereka bicarakan? "
Tak mau ambil pusing, Sera kembali cuek hingga perutnya berbunyi terasa lapar.
" Om... "panggil El.
Kedua lelaki itu menoleh kearahnya.
" Om, aku lapar... beliin makan dong? "pinta El dengan nada perintah.
Arkan mendekatkan kepalanya kembali berbisik pada Aaron," dia ngomong sama siapa sih? "
Aaron menggidikkan kedua bahunya.
" Om, denger gak sih? "geram El karena tak ada jawaban sama sekali.
" Kamu lagi ngomong sama siapa?di sini ada dua orang loh, El? "ujar Aaron menjawab.
" Siapa aja lah, yang mau beliin aku makan. Gak mau kan, aku mati dalam keadaan lapar di sini?"
Aaron menghela, ia melihat arah jam di tangannya. Sekarang sudah hampir setengah siang, wajar saja kalau gadis itu kelaparan.
"Belikan makan. "perintah Aaron pada Arkan dengan nada datar.
Arkan tercengang," lo nyuruh gue? "rasa tak percaya kalau sahabatnya itu menyuruh dirinya hanya demi seorang gadis.
" Menurut, lo? "
" Ah, bener. Dari pada om suka ngegosip mending beliin aku makan. Lebih berfaedah dan dapet pahala lagi! "timpal El menyela.
Arkan berdiri, dengan sewot." fine, lo berdua memang pasangan cocok. Serasi! sama-sama suka menindas dan menyuruh -nyuruh."celetuknya menggerutu kesal cemberut.
"Dih, ngambek "gumam El geleng-geleng.
Arkan menutup pintu dengan suara keras, tak lama kemudian balik lagi dan menghampiri Aaron.
" Duitnya mane woy, jangan bilang lo minya gue juga buat bayar beli makan? gak modal banget idup lo. "
Aaron berdecak malas, lalu ia mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan uang lembaran kertas. Arkan pun menggosok-gosok tangannya girang berharap lelaki itu memberikan duit lebih itung -itung ongkos jalan.
" Nie, jangan lupa makanannya yang enak. Beliin ayam goreng, ikan goreng udang, cumi dan minuman nya yang dingin. Dan sisanya lo kantongin aja. "ujar Aaron menyerahkan selembar duit pada Arkan.
" Apa-apaan ini? lo-lo yang bener aja dong, Ron. Lo pikir nie duit 2000 bisa nambah sendiri 0 nya? kira-kira dong! "kesel Arkan membeberkan duit 2000 dengan kesal.
El pun tertawa melihat nya, dan itu membuat semakin geram si Arkan.
" Tawa aje lo, seneng banget liat orang sengsara."
"Ngutang om, bilangin bayarannya nyicil. "ujar El ngeledek sembari tertawa.
What the....
Arkan menghempaskan kakinya kesel, ia pun keluar tak dapat berkata apa-apa lagi. Lebih baik ia mengeluarkan duit dari pada meminta tetapi dapat tindasan oleh sahabat laknatnya itu.
" Ck, menyebalkan. "
El tak ada habisnya tertawa, dan Aaron hanya tersenyum terus memandangi El secara diam diam.
Tak lama kemudian Arkan kembali dnegan wajah masam sambil membawa 3 kotak makanan dan minuman. Ia pun menaruhnya di meja El yang melihat langsung menghampiri dengan mata berbinar.
"Terima kasih, om. "
" Setidaknya lo tau berterima kasih, gak kayak orang itu! "sindir nya melirik Aaron. Yang di sindir hanya acuh.
Setelah usai makan, dan Arkan kembali berkerja. Dan kini hanya tinggal El dan Aaron saja di sana. Bosan, itulah yang El rasakan saat ini, apa lagi Aaron benar-benar sibuk dalam pekerjaannya.
" Ngantuk? "tanya Aaron melihat El sedang menguap. Gadis itu mengangguk, bosan membuatnya jadi mengantuk.
" Kemarilah..."ajak Aaron mengulurkan tangan, "tidur di sini, nanti kalau aku udah selesai aku bangunin kamu!"
El patuh, ia duduk di samping Aaron, dan Aaron meminta El merebahkan tubuhnya dan menjadikan kedua pahanya bantal untuk kepala El.
Awalnya ragu, El tidak berani apa lagi pada lelaki yang baru saja ia kenal.
"Tidak apa? Kemarilah dan tidur di sini!" Aaron menyakinkan. El pun mengangguk lu merebahkan tubuhnya dan kepalanya ia letakan di kedua paha Aaron .
"Tenanglah, aku tidak akan berbuat macem -macem sama kamu! tidurlah. "
El memejamkan mata, ada perasaan tenang di hatinya. Ia tertidur dengan nyenyak tanpa takut sama sekali. Aaron tersenyum lalu mengusap pucuk kepala El lembut dan mengecupnya pelan.
" Kamu sangat manis kalau lagi tidur begini? "
Di suatu tempat yang berbeda... sepenjuru kota sedang ramai dari keributan. Salah satu anggota polisi tertembak dan itu adalah komandan.
" Cepat telpon ambulans. "teriak yang lain mencoba menghentikan pendarahan.
Seorang gadis berjalan mendekat, matanya melotot melihat sosok lelaki paruh baya terkujur lemas di lantai dengan bersumpah darah di tubuhnya. Gadis itu berjalan mendekati.
" Jangan mendekat! "teriak salah satu anggota polisi menodongkon senjata kearah gadis itu.
" Aku seorang dokter, izinkan aku memberikan pertolongan pertama... alat medisku lengkap di sini, setidaknya mempertahankan darahnya agar tidak habis. "jawabannya tegas dengan tenang.
Polisi itu memandangi pakaian yang di kenakan memakai jas putih ala dokter dan jilbab di kepala serta celana panjang putih dan pasti begitu cantik.
" Cepat, bawa dia kesini? "teriak yang satunya.
" B-baik, pak. "
Anggota polisi itu berlari dan menuntun gadis itu berjalan, namun salah satu Napi yang sedang memberontak itu menodongkan senjata yang ia pegang kearah gadis itu dan berteriak," berhenti, atau ku tembak kau? "
Tanpa pikir panjang, gadis itu merebut senjata di tangan polisi itu dan langsung menebak tepat di tangan Napi yang mengancam nya hingga ia tergelunsur ke lantai dan polisi yang lainnya dapat membekuknya dengan mudah.
" Maaf, pinjam tanpa permisi. "ucapnya mengembalikan kembali senjata itu kepada polisi yang tercengang melihat kearahnya.
Gadis itu menepuk lengan polisi lalu melewati dan mendekati komandan yang terluka, baru lah ia memberikan pertolongan pertama hingga ambulans datang.
Dan ternyata aksinya di perhatikan oleh seseorang, ada seringai tipis di sana tertarik dengan gadis itu.
"Cari informasi tentang gadis itu, saya mau secepatnya! "
" Siap, kapten "
" Gadis yang menarik. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
𝓢𝓐𝓓🌷NieR@
diepisode ini habis senyum2 eh ujung2nya timbul penasaran dengan seorang dokter cantik namun dia lihai menembak 🤔
2021-03-09
1
uhuuuyyy
anaknya dokter reyhan
2021-02-21
0
Tri Hartatik
waduh siapa lgi ini🤔🤔
2021-02-09
0