Membangunkan

Pagi pagi sekali bahkan matahari saja belum terbit, sebelum waktunya sholat subuh tiba, Aaron keluar dari kamar lalu ia langsung berjalan menuju arah kamar miliknya yang sekarang ini sedang di tempati oleh El.

Untungnya kunci kamar tersebut memiliki kucing cadangan yang di simpan di ruang kerjanya dan hanya dirinya dan Baron pelayan kepercayaan Aaron saja yang tahu di mana letak kucing -kunci cadangan seluruh rumah tersebut.

Dengan cepat Aaron membuka pintu kamarnya, ia melihat ternyata gadis itu masih dalam keadaan tidur nyenyak seolah tak ada beban sama sekali. Ia berjalan mendekat lalu memperhatikan dengan seksama gadis itu.

"El, bangun. Sudah hampir subuh! "ucap Aaron membangunkan.

" 5 ment lagi, mom, "El bergumam, yang selalu ia lakukan setiap kali Alisya membangunkan dirinya.

" Saya bukan ibu kamu, cepetan bangun saya mau mandi, "ucapnya sekali lagi.

" 5 Menit lagi, pleace. Oke, "jawab El, lagi-lagi tak membuka matanya.

Aaron menarik nafasnya memandangi El yang masih tidur dengan penuh ilelar di bibirnya. Lelaki itu memijit pelipisnya. Apa bener gadis di hadapannya ini dapat mengubah masa depannya yang suram? Aaron harus berpikir ulang mengingat kelakuan El yang ceroboh serta barbar, ia tahu semuanya, selama ini ia selalu mengintai dari kejauhan mengenai tentang kehidupan El. Akan tetapi, jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis kecil itu tak dapat mengubah hati dan perasaannya hingga 11 tahun lamanya menanti.

Aaron mendekatkan tubuhnya kearah tubuh El yang sedang tidur dengan posisi terlentang. Dari jarak begitu dekat, Aaron dapat melihat wajah El sangat jelas, dan begitu terlihat sangat cantik alami. Aaron mengelusnya lembut, senyum kecil terukir di bibirnya.

"Emmmm...... nyam...nyam..enak,"El tiba-tiba bergumam sembari mengunyah seakan sedang memakan sesuatu.

Spontan Aaron langsung menjauhkan tubuhnya kembali, dan meniakkan sebelah alisnya memandangi El jeli.

"gadis ini lagi mimpi makan? apa dia kelaparan?"ucapnya pelan hendak menyentuh pucuk kepala El.

Namun tiba-tiba tangannya langsung di tangangkap oleh El, dan mengunyahnya.

" Ayam goreng ku, awas kau mengambil milikku, ER! "Lagi-lagi El bergumam,entah apa dalam mimpinya itu, lalu ia kembali mengunyah lengan Aaron dengan rakus.

" Apa-apaan gadis ini? Hey aku bukan makanan."ucap Aaron terhayak, ia baru tahu begini rupanya seorang gadis yang ia sukai itu kalau sedang dalam keadaan tidur.

"El, bangun. "Aaron kembali membangunkan El.

" Yam... yam... "gadis itu masih saja mengunyah tangannya seolah begitu nikmat.

" Eliana, bangun. Apa kau ini seekor bintang?"Aaron kehabisan kesabarannya, ia memencet hidung El.

"Emmmmm, woy. "El berontak, lalu ia melihat kearah Aaron yang sedang melihat tangannya yang sudah membekas bekas gigitan El yang sudah terlepas.

" Hah, om. Kamu ngapain ada di dalam kamar aku? "El terkejut, bangun dari tidur tiba-tiba melihat penampakan laki-laki asing di hadapanya.

" Kamar mu? hey, sejak kapan kamarku manjadi hak milik kamar mu? "jawab Aaron, mengingatkan.

El mengerkabkan kelopak matanya, manik nya tersebut menyapu seisi ruangan. Banyakan kejadian semalam teringat dalam benaknya. Gadis itu mengembangkan senyum lebarnya pada Aaron.

" Hehehehe, tapi om sendiri yang bilang ini kamar aku 'kan? "El mencoba mengelak.

" Kau salah paham, nona. Kamarmu ada di sebelah, tapi kau dengan PD nya masuk kedalam kamar orang? jadi hak milik pula!"ucapnya menyindir.

"Oh, salah ya."El kembali tercengir sambil garuk-garuk tengkuk nya, lalu ia menatap Aaron dengan seksama kemudian waspada dengan meyilangkan kedua tangannya di dada.

"Tapi, kenapa om, bisa masuk ke sini? bukanya pintu sudah aku kunci. "selidik El menaruh curiga.

" Ini rumahku, bodoh! tidak ada yang dapat melarangku masuk kemanapun aku mau. Lagi pula masalah pintu, kau pikir aku tidak memiliki kunci cadangan? "

El membelakkan matanya saat Aaron memamerkan puluhan kunci tersebut padanya.

" Tapi, walaupun ini rumahmu, setidaknya om tau kalau di dalam kamar ini ada seorang gadis. Masuk kedalam kamar sembarangan itu tidak sopan namanya, "omel El marah.

" Terserah aku lah, ini kamarku. Siapa suruh kamu tidur di dalam kamarku, seorang laki laki. Masih untung aku tidak melakukan sesuatu padamu!"ucapnya santai.

El mengepalkan kedua tangannya geram, greget dengan lelaki di hahadapannya ini yang benar-benar menyebalkan menurutnya.

"Keluar sana, dasar ngeselin, "teriak El melempar bantal pada Aaron.

" Enank aja, ini kamarku. Yang seharusnya keluar itu kamu. Sana pergi, hus... hus..."

Aaron menarik paksa El turun dari tempat tidur, lalu menariknya keluar.

"Nggak mau, pokoknya aku gak mau keluar. Om, jangan usir aku ya, aku minta maaf deh kalau salah. Tapi jangan usir aku.. "

Dengan cepat El berlutut memeluk erat kaki Aaron memohon agar tidak mengusirnya, bahkan jurus andalannya pun ia keluarkan. Apa lagi kalau bukan menangis bombay merengek bak anak kecil meminta permen.

Aaron memijit pelipisnya, tangan yang satunya lagi berdecak pinggang. Rasa pening tiba mendengar suara tangisan di buat-buat itu benar-benar memekakkan pendengarannya.

"Dasar gadis bodoh, aku hanya menyuruhmu keluar dari kamar dan pindah ke kamarmu di sebelah. Aku mau mandi mau sholat!"ucap Aaron menarik nafasnya.

Spontan El langsung diam dan melepaskan tangannya dari kaki Aaron kemudian berdiri, menjadi salah tingkah. "Oh, pindah kamar ya? hehehe. "

Aaron melangkah mendekat," atau, kau ingin mandi bersama denganku dan mau menjadi makmum ku? "bisik nya menggoda.

El melangkah mundur, jantungnya langsung berdetak kencang. Aroma tubuh Aaron dapat ia cium sesaat lelaki itu berada di dekatnya.

" A-apa yang kamu katakan? S-siapa juga yang mau, "El langsung kabur, berlari cepat keluar dari kamar. Jantung benar-benar tak dapat di kendalikan saat ini.

Aaron tersenyum memandangi El yang tersipu. Hatinya merasa puas dapat menggoda gadis itu. Sudah lama ia tidak merasakan kehangatan ini sebelumnya. Dan Aaron tidak ingin melepaskan kehangatan ini lagi dan akan melakukan apapun asal gadis itu ada di sisinya.

El berlari, lalu ia masuk kedalam kamar yang sudah di sediakan untuk nya. Dengan cepat tangan gadis itu mengunci pintu, lalu ia bersandar di di balik pintu sambil memegangi dadanya.

"Sial, jantungku kenapa gak mau diam, sih? atau jangan- jangan aku memiliki riwayat penyakit jantung? "gumam El menepis pikirannya karena tak mungkin bagi dirinya berdebar-debar saat Aaron menggodanya tadi.

" Tapi om-om itu benar-benar nyebelin, barani-beraninya dia menggodaku. Siapa juga yang mau mandi dengannya, apa lagi manjadi makmum nya! huuuf, lagi pula umurnya jauh lebih tua dari aku, kali aja dia sudah punya anak bini, iya kan. Dasar lelaki hidung belang."gerutu El, lalu berjalan duduk di tepi kasur kemudian menghempaskan tubuhnya lalu memeluk bantal guling.

"Tapi, om itu sebenarnya siapa? kenapa wajahnya aku merasa gak asing, ya? "

Terpopuler

Comments

KomaLia

KomaLia

el engga mau pakai hijab padahal keluarga nya berhijab semua

2021-01-29

0

Eka Sulistiyowati

Eka Sulistiyowati

next

2021-01-28

0

Tri Hartatik

Tri Hartatik

semangat El,ingat" siapa itu om beruang

2021-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Kabur
3 Awal. pertemuan
4 Membawa pulang
5 Membangunkan
6 Kesedihan Alisya dan Bram..
7 Robot cantik
8 Calon istri
9 Penyakit Alergi
10 gara gara supir
11 Ke kantor
12 Gadis itu?
13 Dokter Nazwa
14 Dua wanita ular.
15 Akhirnya dua uler itu pergi
16 Keynan dan seorang gadis
17 Ke rumah sakit barengan
18 Menyamar
19 Eliana palsu
20 Kedekatan
21 Di tempat pengungsian
22 Pergi bersama
23 Hujan turun
24 Tanpa sengaja
25 Ungkapan
26 Di mana Aaron
27 Siapa itu Velari
28 Kedatangan Aaron
29 Adik
30 Kembali ke rumah
31 Ibu mertua
32 Dapat dukungan
33 Lamaran di tolak
34 Aaron galau
35 Jalan jalan
36 Mau menculik
37 Menjadi pengasuh
38 Penasaran
39 Di rumah Arkan
40 Kekesalan Keyra
41 Ayam goreng ku
42 Bertemu orang tua Aaron
43 Mencuri
44 Sikap cemburu Aaron
45 Mengetahui kesalahan
46 Acara lamaran.
47 Mengantar makanan.
48 Masa lalu
49 Eliana di culik
50 Prustasinya Aaron.
51 Terpana
52 Ancaman Lucas pada Bella
53 Ancaman Bram
54 Murka Lucas.
55 Bukan salahnya
56 Penghianatan.
57 Kepergian Lucas
58 Begal
59 Ketakutan
60 Terkejut
61 Kesedihan
62 Khawatirnya Alisya
63 Kepedihan kedua orang tua
64 Berusaha menjadi penyemangat
65 Menghampiri Aaron
66 Mulai membaik
67 Kostum
68 Jawaban Hans
69 Badut Hans.
70 Senyum tak pudar
71 Menjelang pernikahan
72 Sah pada akhirnya
73 Menemani
74 Hanya berdua
75 Dugaan Keynan
76 Menyerah
77 Malam yang panjang
78 Tak bisa di hentikan
79 Hari penuh berkah
80 Tuduhan Hans
81 Menjadi akrab
82 Rabi yang kebingungan
83 Kembali ketakutan
84 Rasa bahagia
85 Kedatangan tamu
86 Tindakan Eliana
87 Lamaran
88 Di kasih hati malah minta jantung
89 Rindu berat
90 Dendam Gebi
91 Kecewa
92 Meminta maaf
93 Saling memaafkan
94 Ijab kabul
95 Selamat untuk pengantin baru
96 Rani
97 Menahan diri
98 Bercerita tentang masa lalu Megan
99 Positif hamil
100 Sangat siap
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Awal
2
Kabur
3
Awal. pertemuan
4
Membawa pulang
5
Membangunkan
6
Kesedihan Alisya dan Bram..
7
Robot cantik
8
Calon istri
9
Penyakit Alergi
10
gara gara supir
11
Ke kantor
12
Gadis itu?
13
Dokter Nazwa
14
Dua wanita ular.
15
Akhirnya dua uler itu pergi
16
Keynan dan seorang gadis
17
Ke rumah sakit barengan
18
Menyamar
19
Eliana palsu
20
Kedekatan
21
Di tempat pengungsian
22
Pergi bersama
23
Hujan turun
24
Tanpa sengaja
25
Ungkapan
26
Di mana Aaron
27
Siapa itu Velari
28
Kedatangan Aaron
29
Adik
30
Kembali ke rumah
31
Ibu mertua
32
Dapat dukungan
33
Lamaran di tolak
34
Aaron galau
35
Jalan jalan
36
Mau menculik
37
Menjadi pengasuh
38
Penasaran
39
Di rumah Arkan
40
Kekesalan Keyra
41
Ayam goreng ku
42
Bertemu orang tua Aaron
43
Mencuri
44
Sikap cemburu Aaron
45
Mengetahui kesalahan
46
Acara lamaran.
47
Mengantar makanan.
48
Masa lalu
49
Eliana di culik
50
Prustasinya Aaron.
51
Terpana
52
Ancaman Lucas pada Bella
53
Ancaman Bram
54
Murka Lucas.
55
Bukan salahnya
56
Penghianatan.
57
Kepergian Lucas
58
Begal
59
Ketakutan
60
Terkejut
61
Kesedihan
62
Khawatirnya Alisya
63
Kepedihan kedua orang tua
64
Berusaha menjadi penyemangat
65
Menghampiri Aaron
66
Mulai membaik
67
Kostum
68
Jawaban Hans
69
Badut Hans.
70
Senyum tak pudar
71
Menjelang pernikahan
72
Sah pada akhirnya
73
Menemani
74
Hanya berdua
75
Dugaan Keynan
76
Menyerah
77
Malam yang panjang
78
Tak bisa di hentikan
79
Hari penuh berkah
80
Tuduhan Hans
81
Menjadi akrab
82
Rabi yang kebingungan
83
Kembali ketakutan
84
Rasa bahagia
85
Kedatangan tamu
86
Tindakan Eliana
87
Lamaran
88
Di kasih hati malah minta jantung
89
Rindu berat
90
Dendam Gebi
91
Kecewa
92
Meminta maaf
93
Saling memaafkan
94
Ijab kabul
95
Selamat untuk pengantin baru
96
Rani
97
Menahan diri
98
Bercerita tentang masa lalu Megan
99
Positif hamil
100
Sangat siap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!